Anda di halaman 1dari 3

BIOGRAFI CHAIRUL TANJUNG

Chairul Tanjung lahir pada 18 Juni tahun 1962 di Gang Sepur, Kemayoran, Jakarta. Chairul adalah
putra dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah. Ayahnya yaitu Abdul Ghafar berasal dari
Sibolga, Sumatera Utara dan berprofesi sebagai seorang wartawan pada orde lama dengan
menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Sementara itu, ibunya berasal dari Cibadak, Jawa Barat,
seorang ibu rumah tangga.

Chairul Tanjung adalah enam bersaudara, pada masa Orde Baru, usaha sang ayah dipaksa untuk
berhenti dan tutup karena dianggap berseberangan secara politik dengan penguasa pada saat itu.

Keadaan tersebut memaksa kedua orang tua Chairul Tanjung untuk menjual rumahnya, lalu mereka
pun harus tinggal di kamar losmen yang sempit. Tak terlahir dari keluarga kaya raya, Chairul Tanjung
berhasil dan sukses membuktikan bahwa siapa saja dapat mencapai kesuksesan yang diidamkan.

Ia memiliki julukan ‘Si Anak Singkong’. Julukan tersebut sangat melekat pada diri Chairul Tanjung,
julukan tersebut melekat pada diri Chairul bukan karena makanan favoritnya adalah singkong, tetapi
karena julukan tersebut dikenal untuk mendeskripsikan orang pinggiran yang ada pada masa
tersebut.

Chairul Tanjung sempat mengenyam pendidikan di SD Van Lith, Jakarta kemudian lulus pada tahun
1975. Chairul pun kembali melanjutkan sekolahnya di SMP Van Lith Jakarta kemudian lulus pada
tahun 1978 dan ia melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, Jakarta kemudian lulus
pada tahun 1981.

Usai lulus SMA, Chairul Tanjung kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Gigi di
Universitas Indonesia dan lulus di tahun 1987. Selama menjalani kuliah di Kedokteran Gigi, Chairul
Tanjung sempat menjalani bisnis yaitu berjualan buku, usaha fotokopi bahkan hingga berjualan kaos.

Selain itu, Chairul Tanjung pun sempat menjadi penyedia peralatan laboratorium serta kedokteran di
kawasan Pasar Senen. Namun, usahanya tersebut berakhir bangkrut. Sejak kuliah, ia telah memulai
bisnis sehingga munculah naluri untuk berwirausaha. Chairul juga merasa bangga karena berhasil
meniti karier yang sangat berbeda dari pendidikan yang ia tempuh.

Perjalanan Bisnis dan Karier Chairul Tanjung

Chairul Tanjung telah memulai karier bisnisnya sejak ia masih kuliah. Pada mulanya, ia hanya
berjualan untuk membiayai kuliah saja. Bisnis yang ia lakukan adalah berjualan kaos hingga
membuka jasa fotokopi.

Selain berjualan buku dan kaos, Chairul juga sempat membuka toko yang menjual berbagai macam
alat kedokteran serta alat-alat laboratorium, akan tetapi bisnis tersebut pada akhirnya jatuh dan
bangkrut.
Setelah lulus dan menyelesaikan pendidikannya di Universitas Indonesia, Chairul Tanjung mulai fokus
untuk merintis bisnisnya. Pada mulanya, Chairul Tanjung kemudian mendirikan PT Pariarti
Shindutama bersama dengan ketiga rekannya pada tahun 1987. Dengan modal awal sebesar Rp 150
juta dari Bank Exim, Chairul dan rekannya pun memproduksi sepatu anak-anak untuk kemudian
diekspor.
Chairul berhasil mendapatkan pesanan sebanyak 160 pasang sepatu dari Italia, namun karena
adanya perbedaan visi mengenai ekspansi usaha, Chairul kemudian memilih untuk berpisah dari
rekannya dan kemudian mendirikan usahanya sendiri.

Kemahiran Chairul dalam membangun jaringan sebagai seorang pengusaha membuat bisnis yang ia
bangun berhasil ia arahkan ke konglomerasi. Dalam bisnis, ia mereposisikan dirinya dalam tiga bisnis
inti yaitu bidang keuangan ia mengambil alih Bank Karman pada tahun 1996 dan kini bernama Bank
Mega.

Selain itu, Chairul Tanjung juga berhasil membuka bisnis toko di Bandung Supermall dan berhasil
membeli Bank Tugu yang kini namanya berubah menjadi Bank Mega Syariah Indonesia. Di tangan
Chairul Tanjung, Bank Mega perlahan-lahan mulai mendapatkan keuntungan.

Lalu pada tahun 2001, bank tersebut berhasil menawarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.
Berikutnya, Bank Mega pun menjadi ‘tulang punggung; bagi Para Group, sebuah perusahaan yang
didirikan oleh Chairul.

Chairul juga menamakan perusahaan tersebut dengan nama Para Group. Perusahaan konglomerasi
tersebut memiliki Para Inti Holdindo sebagai father holding company yang pada akhirnya membawa
beberapa sub holding yaitu Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan
investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).

Di bawah Para Group, Chairul memiliki beberapa perusahaan yang bergerak di bidang finansial antara
lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital
Indonesia, Mega Finance dan Bank Mega Syariah.

Sementara itu, pada bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung
Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo dan Mega Indah Propertindo. Pada
bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans7, Trans TV, Trans Fashion, Mahagaya
Perdana, Trans Lifestyle dan Trans Studio.

Khusus pada bisnis di bidang properti, Para Group memiliki Bandung Supermall, yaitu sebuah mal
dengan luas kurang lebih 3 hektar yang menghabiskan dana sebesar Rp 99 miliar.

Para Group juga meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada tahun 1999.
Sementara itu, pada bidang investasi di awal 2010, Para Group melalui anak perusahaan yaitu Trans
Corp membeli sebagian besar saham Carrefour Indonesia yaitu sebanyak 40%.
Seperti yang telah Grameds ketahui bahwa Chairul Tanjung adalah sosok di balik berdirinya Trans TV.
pada Agustus tahun 1998, stasiun televisi swasta nasional yang didirikan oleh Chairul berhasil
mendapatkan izin siaran. Lalu pada tahun 2006, perusahaan berhasil mengakuisisi TV7 milik Kompas
Gramedia, lalu sejak saat itu, nama Trans TV pun berubah menjadi Trans7.

Kemudian, Chairul Tanjung memisahkan perusahaan dari sektor media di tahun 2013 dengan
mendirikan Trans Media. Lalu pada tahun 2018, Trans Media melalui Trans7, Trans TV dan
TransVision mendapatkan hak siaran Piala Dunia di Indonesia.

Tidak berhenti disitu, Chairul Tanjung terus memajukan bisnisnya di media, salah satunya dengan
bekerja dengan agensi terbesar di Korea Selatan yaitu SM Entertainment

Kemudian, pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung telah meresmikan perubahan Para Group
menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding yaitu Mega Corp, Trans Corp dan
CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, ritel, media, hiburan, gaya hidup dan sumber
daya alam.

Selain dikenal sebagai pebisnis sukses, Chairul Tanjung juga sempat menjabat sebagai Menko
Perekonomian pada 16 Mei 2014 ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat sebagai
Presiden Indonesia.

Pada masa itu, SBY menunjuk Chairul Tanjung sebagai Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) sebagai
Menko Perekonomian. Chairul saat itu menggantikan Hatta Rajasa yang resmi mengundurkan diri.

Pelantikan Chairul Tanjung dilaksanakan oleh SBY di Istana Negara pada Senin, 19 Mei 2014
berdasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 2014. Sementara itu, Hatta Rajasa
mengundurkan diri karena maju menjadi calon wakil presiden dan mendampingi Prabowo Subianto
dalam pilpres tahun 2014 dengan dukungan dari Partai Gerindra, PKS, PAN, PPP dan Golkar.

Selain sempat menjabat sebagai Menko Perekonomian, Chairul Tanjung juga dikukuhkan sebagai
guru besar pada bidang ilmu Kewirausahaan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya pada 18 April
tahun 2015. Pengukuhan tersebut dilaksanakan di ruang Garuda Mukti, Gedung Rektorat, kampus C
Unair. Dari pengukuhan tersebut, Chairul Tanjung pun menjadi guru besar ke 438 Unair.

Sumber: https://www.gramedia.com/best-seller/biografi-chairul-tanjung/

Anda mungkin juga menyukai