Kelas: 8.1
Nama:
~ Annisa Yusyiffa Setiawan (04)
~ Astrid Cynthia Maureen (05)
~ Ghassani Adelia Andini (17)
~ Heppy Keylah (21)
Biografi Chairul Tanjung
Nama Chairul Tanjung muncul ke dalam jajaran konglomerat terkaya Indonesia. Pengusaha
sukses ini pada 2018 telah dinobatkan sebagai satu dari sepuluh orang terkaya negeri ini.
Namanya tentu sudah tidak asing lagi karena perjalanan hidupnya memberikan inspirasi bagi
banyak orang. Tidak sedikit orang yang penasaran dengan biografi Chairul Tanjung tersebut.
Lalu setelah menginjak dewasa ia menikah dengan Anita Ratnasari Tanjung. Kemudian
dikaruniai dua orang anak bernama putri Indahsari Tanjung dan Rahmat DwiputraTanjung.
Masa kecil Chairul Tanjung sangat jauh dari gelimangan harta. Dulu, ayahnya kebetulan
bekerja sebagai wartawan media cetak pada era Orde Lama. Kondisi keuangan keluarga
Chairul Tanjung semakin buruk ketika perusahaan tempat ayahnya bekerja ditutup
pemerintah saat itu.
Keadaan ekonomi yang susah membuat keluarga Chairul Tanjung memutuskan untuk
menjual rumah guna mencukupi kebutuhan. Mereka pun tidur di suatu losmen kecil dan
penuh sesak. Tekanan tersebut tidak lantas membuat semangatnya menurun.
Selain berjualan buku dan kaos, Chairul Tanjung juga pernah membuka toko yang menjual
alat kedokteran serta alat laboratorium. Namun, karena suatu hal bisnis tersebut bangkrut.
PT yang didirikan pada 1987 tersebut lambat laun mulai memberikan hasil memuaskan.
Bahkan, pernah mendapatkan pesanan dari Italia sebanyak 160 ribu pasang sepatu. Akan
tetapi, pada akhirnya Chairul Tanjung memutuskan untuk keluar dari perusahaan yang telah
dibangun tersebut lantaran problem internal.
Bahkan, perusahaan ini mampu membeli Bank Karman yang pada tahun 1996 yang saat ini
namanya berubah menjadi Bank Mega. Tidak hanya itu, Chairul Tanjung juga berhasil
membuka bisnis toko di Bandung Supermall. Menariknya lagi, Chairul Tanjung juga berhasil
membeli Bank Tugu yang kini menjadi Bank Mega Syariah Indonesia. Di tangannya, Bank
Mega perlahan-lahan mulai menguntungkan.
Akhirnya, pada 2001 bank tersebut berhasil menawarkan saham di Bursa Efek Jakarta.
Berikutnya, Bank Mega pun menjadi tulang punggung Para Group.
Pendiri Trans TV
Chairul Tanjung tidak hanya berhasil di sektor keuangan, namun juga mendirikan bisnis
media. Ia pun mendirikan Trans TV. Pada Agustus 1998, salah satu stasiun televisi swasta
Nasional ini mendapat izin siaran. Kemudian, pada 2006 perusahaannya berhasil
mengakuisisi TV7 milik kompas Gramedia. Sejak saat itu, nama Trans TV berubah menjadi
Trans7.
Lalu, Chairul Tanjung kemudian memisahkan perusahaannya di sektor media pada tahun
2013 dengan mendirikan Trans Media. Lalu, di tahun 2018 Trans Media melalui Trans7,
Trans TV dan Trans Vision mendapat hak siaran Piala Dunia di negeri ini.
Chairul Tanjung terus memajukan bisnisnya di media, salah satunya dengan bekerja sama
dengan SM Entertainment yang merupakan salah satu agensi terbesar untuk Kpop Korsel.
Komitmen Seorang Chairul Tanjung
Chairul Tanjung tidak hanya sukses berbisnis di sektor bank dan media, tetapi juga
merambah ke aneka usaha lain seperti asuransi dan pembiayaan. Di samping itu, ia juga
membuka usaha di bidang properti. Itulah yang membuat Para Group milik Chairul Tanjung
menjadi perusahaan konglomerat di Indonesia.
Ia adalah sosok yang memiliki semangat serta komitmen tinggi. Menurutnya, pebisnis
haruslah memiliki target kelas dan pantang menyerah. Prinsip ini harus tetap menjadi
pegangan sekalipun dalam keadaan sulit.
Komitmen seorang Chairul Tanjung dapat dilihat dari bagaimana ia menghadapi krisis 1998.
Kala itu, mayoritas pengusaha memindahkan investasi ke Singapura. Namun, ia tetap
bertahan di Bank Mega.
Namun, hal itu bahkan bisa membuat Bank Mega mampu meminjamkan uang ke bank lain
saat ekonomi Indonesia sedang tidak stabil. Salah satunya adalah Bank BCA milik Salim
Group dengan total pinjaman mencapai 1,3 triliun rupiah.
Ternyata, dari kejadian 1998 dan komitmennya untuk tetap berinvestasi di Indonesia berhasil
memberinya jalan untuk bekerja sama dengan Salim Group dalam pengelolaan proyek Batam
dan Singapura.
Di samping itu, juga bekerja sama dengan Sinar Mas Group. Tidak hanya itu, Chairul
Tanjung juga berhasil membeli mayoritas saham Astra serta mengakuisisi mayoritas saham
Carefour Indonesia yang bernilai 40%.
Kekayaan Chairul Tanjung diperkirakan sebesar $4,9 Miliar Dollar. Jika dihitung dalam
rupiah, nominalnya sekitar Rp. 65.3 triliun rupiah.
Selain sukses dalam dunia bisnis, Chairul Tanjung juga pernah menjadi Menko
Perekonomian pada 2014 saat masa kepemimpinan presiden SBY (Susilo Bambang
Yudhoyono). Tidak hanya itu, ia juga terjun di dunia pendidikan. Salah satunya dengan
menjadi guru besar di Universitas Airlangga.
Ia juga ikut andil dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan bidang olahraga dengan menjadi
ketua umum PBSI. Akan tetapi, mayoritas waktunya ia gunakan untuk mengelola bisnis di
CT Corp.
Dari sepenggal biografi Chairul Tanjung dan perjalanan hidupnya, Kita menjadi tahu bahwa
kesuksesan tidak bisa didapat dengan mudah. Ada banyak hal yang harus dikorbankan dan
diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.
Chairul Tanjung tidak berasal dari keluarga yang terpandang. Namun, kegigihannya telah
merubah nasib dan kini ia menjadi orang terdepan sebagai sosok terkaya negeri ini.
Pada tahun 1981, ia lulus dan melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di Fakultas Kedokteran
Gigi UI. Ia berhasil meraih gelar sarjana pada 1987. Tidak berhenti di situ, ia pun
melanjutkan jenjang magister di Institut Pendidikan serta Pembinaan Manajemen pada 1993.
Chairul Tanjung adalah pemuda yang berprestasi. Karena kecerdasan dan keteladannya, ia
berhasil terpilih sebagai mahasiswa teladan Nasional tahun 1984 sampai 1985.