Anda di halaman 1dari 19

Memaksimalkan Badan Eksekutif Mahasiswa Sebagai

Media Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan


Kesadaran Mahasiswa Terhadap Sustainable
Development Goals

Diusulkan Oleh :
Puspita Kirana
NIM. 14030116140111

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis :

Penulis
a. Nama Lengkap : Puspita Kirana
b. NIM : 14030116140111
c. Program Studi : Ilmu Komunikasi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Cendana RT 09/RW 03, Mlangsen,
Blora/08994031166
f. Alamat email : kirana@xlfutureleaders.com
Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Hapsari Dwiningtyas M.A
b. NIP/NIK : 17507231998022001

. .Semarang, 22 Februari 2019

. .
Dosen Pendamping, Penulis,

Dr. Hapsari Dwiningtyas M.A (Puspita Kirana)


NIP. 175072319980222001 NIM. 14030116140111

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNya, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi
persyaratan dalam pemilihan mahasiswa berprestasi tahun 2019 Ilmu Komunikasi
FISIP Undip .

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat positif agar penulisan karya ilmiah lebih baik lagi di masa
yang akan datang.

Penulis berharap, semoga karya ilmiah yang sederhana ini dapat memberikan
kesadaran tersendiri bagi generasi muda terutama mahasiswa sebagai agent of
change yang dapat turut berkontribusi langsung kepada masyarakat demi
memajukan bangsa Indonesia di masa mendatang.

Semarang, 22 Februari 2019


Penulis,

Puspita Kirana

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ……………………………………………………………. 2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 2
1.5 Metode Penelitian........................................................................... 2
BAB II TELAAH PUSTAKA...........................................................................
2.1 Sustainable Development Goals..................................................... 3
2.2 Badan Eksekutif Mahasiswa........................................................... 4
2.3 Komunikasi Efektif......................................................................... 4
BAB III ANALISIS DAN SINTESIS................................................................. 6
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI.................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demi mewujudkan masa depan lebih cerah untuk seluruh negara di dunia,
melalui Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dilaksanakan di New
York, Amerika Serikat pada 25-27 September 2015, menyepakati pembentukan
program baru yang disebut dengan Sustainable Development Goals dengan
periode 2015-2030. Disepakati melalui aklamasi yang diikuti oleh 193 negara dari
seluruh dunia yang terdaftar dalam keanggotaan PBB, Indonesia yang kala itu
diwakili oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, turut menyepakati dokumen yang
berjudul “Transforming Our World”: The 2030 Agenda for Sustainable
Development Goals atau yang sekarang lebih sering kita sebut dengan SDGs.
Lahirnya SDGs resmi menggantikan program yang sebelumnya dikampanyekan
oleh PBB yakni Millenium Development Goals.

Untuk mencapai tujuan dari program SDGs yang telah dirumuskan dengan
sangat kompleks oleh PBB, maka perlu dorongan yang massive dari sebuah
negara melalui pemerintah maupun rakyatnya sendiri. Sebagai negara demokrasi
yang masih berstatus negara berkembang, Indonesia memiliki banyak potensi
untuk mengembangkan program tersebut menuju ke arah yang lebih baik. Tak
lama lagi, Indonesia akan mengalami fase bonus demografi dimana anak muda
diharapkan dapat memiliki peran besar bagi perkembangan kemajuan Indonesia.

Kemajuan bangsa ini tentu tak luput dari peran mahasiswa sebagai agent
of change yang dipercaya negara mampu menyongsong bonus demografi. Namun,
masih banyak mahasiswa yang bahkan tidak mengerti dengan baik program SDGs
yang dikampanyekan oleh PBB. Inilah mengapa, diperlukan penggerak yang
mampu menyadarkan mahasiswa betapa pentingnya mengetahui, belajar, dan
menggerakan program SDGs tersebut.

Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai Lembaga eksekutif tertinggi di


Universitas merupakan representasi pergerakan mahasiswa sebagai agent of
change yang tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga langsung bersentuhan
dengan masyarakat luas. Dengan berlandaskan 4 pilar organisasi dan Tri Dharma
2

Perguruan Tinggi, BEM memiliki power yang cukup kuat untuk mengajak dan
menggerakan rekan sejawatnya melalui berbagai program kerja yang mereka
bawa di setiap kepengurusannya.

Pembahasan dalam penelitian ini adalah untuk memaksimalkan Badan


Eksekutif Mahasiswa sebagai media komunikasi yang efektif untuk meningkatkan
kesadaran mahasiswa sebagai agent of change untuk turut menyukseskan dan
mencapai tujuan Sustainable Development Goals. Dengan metode studi pustaka,
diharapkan penelitian ini dapat memperoleh hasil, dimana mahasiswa menjadi
lebih aware dan mau turut berkontribusi dalam penerapan program SDGs
Bersama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa di Universitasnya.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana sistem kerja Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas?


 Bagaimana Badan Eksekutif Mahasiswa dapat menjadi media
komunikasi efektif untuk membuat mahasiswa sadar akan program
SDGs?
 Bagaimana kesadaran mahasiswa dapat berpengaruh dalam
menjalankan dan mencapai tujuan SDGs?
1.3 Tujuan
Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai media komunikasi efektif
untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap Sustainable
Development Goals
1.4 Manfaat
 Meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap program SDGs
 Meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap program SDGs
 Mendorong mahasiswa melaksanakan program kerja yang memiliki
nilai-nilai SDGs
1.5 Metode
Penelitian menggunakan metode studi pustaka dimana studi ini
menggunakan referensi pendukung isi penelitian, yang berasal dari buku, website,
atau artikel yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.
BAB II. TELAAH PUSTAKA

2.1 Sustainable Development Goals


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), atau dikenal sebagai Tujuan
Global yang merupakan sebuah gerakan yang bertindak untuk mengakhiri
kemiskinan, melindungi bumi, dan memastikan bahwa semua orang merasakan
kedamaian, perdamaian, dan kemakmuran.
SDGs ini dibangun di atas keberhasilan Millenium Development Goals
(MDG), dengan menambahkan bidang baru seperti perubahan iklim, inovasi,
konsumsi berkelanjutan dan lain sebagainya. Program ini adalah agenda inklusif
UNDP. Mereka berupaya untuk mengatasi akar penyebab kemiskinan dan
menyatukan kita bersama untuk membuat perubahan positif bagi seluruh bangsa.
SDG mulai berlaku pada Januari 2016, dan mereka akan terus memandu
kebijakan dan pendanaan UNDP untuk selama 15 tahun ke depan di sekitar 170
negara dan wilayah.
Rencana strategis dari SDGs sendiri berfokus pada bidang-bidang utama
termasuk pengentasan kemiskinan, pemerintahan yang demokratis dan
pembangunan perdamaian, perubahan iklim dan risiko bencana, dan
ketidaksetaraan ekonomi. UNDP memberikan dukungan kepada pemerintah untuk
mengintegrasikan SDGs ke dalam rencana dan kebijakan pembangunan nasional
mereka. Keberjalanan program SDGs sendiri tidak dapat membutuhkan kemitraan
pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil dan warga negara untuk memastikan
program ini berhasil dan berlanjut di masa mendatang.

2.2 Badan Eksekutif Mahasiswa


Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah organisasi mahasiswa intra
kampus yang merupakan lembaga eksekutif di tingkat Universitas atau Institut.
Dalam melaksanakan program-programnya, umumnya BEM memiliki beberapa
departemen. Dengan semangat mahasiswa sebagai agent of change (agen
pengubah) , BEM mencoba menjadi sebuah lembaga yang bisa mewadahi aspirasi
mahasiswa yang memiliki semangat untuk melakukan perubahan, dalam
paradigma, emosional, intelektual sekaligus nilai-nilai religius. Badan Eksekutif
4

Mahasiswa terdiri dari beberapa pengurus dari berbagai latar belakang


mahasiswa. Baik dari jurusan maupun fakultas yang berbeda.
Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM adalah wadah dari seluruh
mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki agar
menjadi mahasiswa untuk memiliki kekayaan dibidang pengetahuan, kesenian dan
lain sebagainya. BEM dapat diibaratkan sebagai jembatan peenghubung antara
mahasiswa dan lembaga, sehingga BEM berfungsi sebagai sarana mahasiswa
untuk menyalurkan sumbang saran dan aspirasinya kepada pihak lembaga untuk
mewujudkan kesejahteraan di lingkungan kampus.

2.3 Komunikasi Efektif

Komunikasi merupakan hal penting dalam keberlangsungan hidup


manusia. Untuk menyampaikan pesan, bekerja sama, mewujudkan suatu gagasan,
tujuan dan lain-lain kita perlu berkomunikasi. Para ahli mendefinisikan
komunikasi berdasarkan sudut pandang mereka. Sarah Trenholm dan Arthur
Jensen (1996) dalam Wiryanto (2004) mendefinisikan komunikasi sebagai “A
process by which a source transmits a message to a receiver through some
channels” (Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan
pesan kepada penerima melalui beragam saluran).

Komunikasi yang efektif biasanya memiliki tujuan untuk memudahkan


orang lain dalam memahami pesan yang disampaikan oleh seorang pemberi pesan
(komunikator). Selain itu, komunikasi yang efektif juga bertujuan supaya
informasi yang disampaikan dapat menimbulkan feedback dari si penerima pesan
(komunikan). Karena alasan-alasan tersebut, maka proses komunikasi yang efektif
haruslah dilakukan dengan menggunakan bahasa yang jelas dan dapat dipahami
oleh orang lain.

Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp, komunikasi yang efektif dapat
dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya
antara komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi. Komunikasi yang
efektif hanya dapat terjadi jika komunikator dan komunikan memiliki persamaan
dalam pengertian, sikap dan bahasa. Sebuah komunikasi dikatakan efektif apabila:
5

 Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana


yang dimaksud oleh pengirimnya.
 Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh
penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh
pengirim.

 Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang


seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.

Makna komunikasi yang efektif menurut Effendy (2005) adalah


komunikasi yang berhasil menyampaikan pikiran dengan menggunakan perasaan
yang disadari. Sementara itu Walter Lippman dalam Effendy (2005) juga
menjelaskan komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berusaha memilih
cara yang tepat agar gambaran dalam benak dan isi kesadaran dari komunikator
dapat dimengerti, diterima bahkan dilakukan oleh komunikan. Rakhmat (2008)
menyebutkan bahwa komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian,
dapat menimbulkan kesenangan, memengaruhi sikap, meningkatkan hubungan
sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan. Selanjutnya
Rakhmat (2008) menyatakan bahwa syarat-syarat untuk berkomunikasi secara
efektif antara lain :

 Menciptakan suasana yang menguntungkan.


 Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.

 Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di


pihak komunikan.

 Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang


dapat menguntungkannya.

 Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di


pihak komunikan.

Di dalam kelompok ataupun organisasi selalu terdapat bentuk


kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup
6

kelompok yang terdiri dari atasan dan bawahannya. Oleh karena itu komunikasi
efektif dianggap sebagai elemen penting untuk keberhasilan suatu organisasi.

Komunikasi yang efektif dalam organisasi menjadi hal sangat penting,


seperti halnya aliran darah bagi suatu organisasi, dan miskomunikasi memberi
kontribusi yang dapat disamakan dengan rusaknya sistem peredaran darah dalam
lebih dari satu organisasi. Komunikasi menjadi faktor terpenting bagi organisasi
dalam mendapatkan informasi. Kemudian dengan komunikasi yang baik maka
suatu organisasi akan dapat berjalan lancar dan begitu juga sebaliknya, kegagalan
dalam organisasi banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi
yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut. Ditambah lagi dengan
perbedaan budaya masing-masing sehingga menghambat dalam proses
komunikasi dan menimbulkan efek kurang baik yaitu tidak adanya kerjasama
sesama pengurus.
BAB III. ANALISIS DAN SINTESIS

Agenda tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals


(SDGs) belum sepenuhnya bisa terlaksana karena 17 agenda SGDs masih menjadi
sebatas program rencana pembangunan. Belum optimalnya implementasi SDGs
ini ditengarai karena belum adanya kebijakan yang kuat secara nasional serta
dukungan anggaran, baik di tingkat pusat dan daerah serta belum ada sinkronisasi
konsep pembangunan SDGs antar kementerian. Oleh karena itu, dukungan swasta
dan masyarakat diperlukan untuk implementasi pembangunan SDGs.

SDGs memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan,


perdamaian, dan kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030
berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi perubahan
iklim. Untuk mencapai tiga tujuan mulia tersebut, disusunlah 17 Tujuan Global.

1. Tanpa Kemiskinan

Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia.

2. Tanpa Kelaparan

Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi,


serta mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.

3. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan


8

Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan hidup


untuk seluruh masyarakat di segala umur.

4. Pendidikan Berkualitas

Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan


kesempatan belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif
dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi
semua orang.

5. Kesetaraan Gender

Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan.

6. Air Bersih dan Sanitasi

Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk


semua orang.

7. Energi Bersih dan Terjangkau

Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya,


berkelanjutan dan modern untuk semua orang.

8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak

Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,


lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk
semua orang.

9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur

Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan industri


yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.

10. Mengurangi Kesenjangan

Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah negara maupun di antara


negara-negara di dunia.
9

11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas

Membangun kota-kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas, aman,


berketahanan dan bekelanjutan.

12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab

Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.

13. Aksi Terhadap Iklim

Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.

14. Kehidupan Bawah Laut

Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber


daya laut untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.

15. Kehidupan di Darat

Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan


pemakaian ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan,
mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah, memerangi penggurunan,
menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan
kerugian keanekaragaman hayati.

16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian

Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk pembangunan


berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang
termasuk lembaga dan bertanggung jawab untuk seluruh kalangan, serta
membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh
tingkatan.

17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global


untuk pembangunan yang berkelanjutan.
10

Saat mendengar kata mahasiswa, yang terbayang di benak kita adalah


sekelompok generasi muda berilmu dengan semangat perbaikan dan perubahan.
Semangat dan energi positif yang dimiliki generasi muda, khususnya mahasiswa
adalah modal sosial (social capital) yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan
peningkatan kualitas dan kesejahteraan sebuah bangsa.

Pada era modern seperti sekarang, energi positif dan semangat perjuangan
mahasiswa tidak lagi begitu elegan jika hanya dilakukan dengan aksi turun ke
jalan, tetapi perlu dengan inovasi gagasan dan karya nyata baik dalam ilmu
pengetahuan maupun pengabdian masyarakat. Energi berlebih tersebut dapat
menjadi social capital yang luar biasa jika digunakan untuk mengisi ruang-ruang
pembangunan di negara ini. Kita tidak boleh lupa bahwa masyarakat Indonesia
merupakan bagian dari masyarakat dunia yang sama-sama memiliki kewajiban
untuk menjaga kesejahteraan dan keberlanjutan pembangunan di dunia. Salah satu
program pembangunan berkelanjutan yang ada di dunia dan melibatkan berbagai
negara adalah SDGs.

Jika berbicara tentang kuantitas, mahasiswa hanya bagian kecil dari


masyarakat dunia yang memiliki kewajiban mewujudkan tujuan SDGs. Walaupun
secara kuantitas jumlahnya cukup kecil, tetapi secara kualitas, mahasiswa
merupakan modal sosial yang dapat diperhitungkan dan dapat “diandalkan” untuk
dapat mewujudkan percepatan tujuan SDGs di Indonesia. Mahasiswa harus
mampu menjadi “agen percepatan” perwujudan SDGs yang dapat menyentuh
langsung lingkungan disekitarnya. Langkah-langkah yang dapat dilakukan
mahasiswa sebagai agen percepatan perwujudan SDGs diantaranya dapat dimulai
dari memberi pemahaman mengenai tujuan SDGs kepada orang-orang di
sekitarnya. Dimulai dari lingkungan terkecil di kampus seperti kelas, kelompok
belajar, organisasi kemahasiswaan seperti Badan Eksekutif Mahasisawa.
11

Dengan berlandaskan Tridharma Perguruan Tinggi, mahasiswa diharapkan


mampu menjadi kaum intelektual yang bergagasan, berpikir kritis, dan bercita-cita
membawa perubahan pada negeri tercinta kita ini ke arah yang lebih baik. Dalam
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 pasal 1, disebutkan bahwa Tridharma
Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban
Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, Penelitian, dan
Pengabdian kepada masyarakat.

Sudah tidak terbantahkan, pendidikan merupakan prioritas negara dalam


membangun mahasiswa yang cerdas dan berkualitas. Disebutkan dalam Undang-
Undang Dasar, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan pendidikan,
mahasiswa diharapkan lebih siap dalam menghadapi zaman yang modern dan
penuh tantangan ini, lebih peduli dan mampu menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang terjadi pada bangsa dan negara.

Mahasiswa juga diharapkan untuk mendalami bidang keilmuan yang


diambilnya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dapat bermanfaat untuk masyarakat. Selain itu, pengabdian masyarakat juga dapat
berupa sosialisasi, bakti sosial, mengajar di sekolah-sekolah pedalaman, dan
penyelenggaraan acara-acara lainnya yang dapat meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Pola pikir yang kritis diperlukan bagi mahasiswa untuk melakukan
pengabdian masyarakat.
12

Untuk dapat menggerakkan mahasiswa mewujudkan hal tersebut demi suksesi


pencapaian SDGs program, maka diperlukan BEM sebagai representasi
mahasiswa dan ujung tombak pergerakan mahasiswa di setiap Universitas dalam
berbagai kegiatan. Sebegai contoh, seperti yang telah dirintis oleh BEM
Universitas Brawijaya.

Mereka menggunakan SDGs sebagai landasan bagi seluruh program kerja


yang dilaksanakan di periode kepengurusan 2018. Salah satunya adalah kegiatan
earth hour yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup BEM
Universitas Brawijaya pada 31 Maret 2018. Earth Hour Brawijaya dilaksanakan
satu minggu lebih mundur dari Earth Hour yang dilaksanakan di seluruh dunia.
Hal ini dikarenakan agar minat dan sasaran terhadap tujuan Earth Hour Brawijaya
itu sendiri tetap dapat terlasksana dengan baik. Tahun lalu, Earth Hour Brawijaya
hanya mematikan lampu di Rektorat Universitas Brawijaya saja, namun pada
tahun ini, yang dimatikan adalah seluruh wilayah Universitas Brawijaya mulai
pukul 20.30-21.30. Program ini pula diharapkan dapat turut serta dalam
perwujudan poin dari Sustainable Development Goals yang dicanangkan oleh
PBB yaitu pada poin ke -7 yaitu Affordable And Clean Energy dan poin ke-12
Responsible Consumption And Production.

Komunikasi efektif yang dilakukan oleh BEM Unbraw yang dilakukan


secara massive melalui satu tahun program kerja berhasil meningkatkan kesadaran
dan partisipasi mahasiwa Brawijaya untuk turut mendukung SDGs dan
mengimplementasikannya sesuai dengan kewajiban menjalankan tridharma
perguruan tinggi sebagai agent of change. Mengapa ini penting untuk juga
dialakukan olegh BEM Universitas lainnya di Indonesia, karena melalui
mahasiswa lah kita menyongsong masa depan yang cerah bagi bangsa ini. Dengan
kesadaran mahasiswa terhadap program pembangunan berkelanjutan ini maka
nantinya mahasiwa akan tidak hanya menerapkan hal tersebut pada diri sendiri,
namun juga bagi masyarakat luas tempat mereka mengabdi sehingga di masa
13

mendatang, Indonesia akan lebih maju dalam suksesi Sustainable Development


Goals.
BAB IV. SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Komunikasi efektif berperan penting dalam menyosialisasikan dan


mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pemerintah pusat dan daerah,
pihak-pihak yang kompeten seperti institusi pendidikan dan para ahli dalam
bidang ekonomi, lingkungan, pendidikan, dan bidang-bidang lainnya yang ada
dalam 17 global goals perlu menyosialisasikan SDGs pada masyarakat.
Masyarakat Indonesia perlu memahami dengan baik tentang SDGs sehingga
mereka dapat dengan efektif berperan aktif untuk mewujudkannya.
Sebagai Lembaga eksekutif tertinggi di lingkup mahasiswa, BEM
memiliki daya empowering untuk menjadi poros penggerak utama pergerakan
mahasiswa di universitas. Dengan memaksimalkan program kerja yang
berlandaskan SDGs sesuai dengan apa yang dijalankan dan manfaat yang
disebarkan, maka diharapkan BEM dapat menjadi media komunikasi efektif untuk
meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang Sustainable Development Goals demi
kebaikan masa depan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grasindo

Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Johnson, Daniel; Peter Sutton dan Neil Harris. 2001. “Extreme Programming
Requires Extremely Effective Communication: Teaching Effective
Communication Skills to Students in an IT Degree.”
http://www.ascilite.org.au/conferences /melbourne01/pdf/papers/johnsond.pdf
(diakses tanggal 20 Februari 2019)

https://www.solid.or.id/v1/2018/04/06/poin-sdgs-dalam-earth-hour-brawijaya/
(diakses tanggal 21 Februari 2019)

http://www.4muda.com/mengenal-17-tujuan-global-global-goals-sebagai-
kelanjutan-dari-tujuan-pembangunan-millenium-millenium-development-goals/
(diakses pada 21 Februari 2019)

http://www.id.undp.org/content/indonesia/en/home/sustainable-development-
goals.html (diakses pada 20 Februari 2019)

Anda mungkin juga menyukai