Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ELEKTROANALISIS

KOLUMETRI ARUS KONSTAN

Disusun Oleh :

Kelompok 3 :

1. Muhammad Hafiz Feza (1710413001)

2. Delfitra Ahmad (1710412010)

Dosen Pengampu : Yefrida, M.S

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun makalah
tentang kolumetri arus konstan ini. Makalah ini dibuat untuk memahami lagi apa itu
kolumetri arus konstan, sehingga kita dapat mengaplikasikanya dalam makalah ini
bermanfaat bagi yang membacanya.
Kami juga mengucapkan terima kaisih kepada dosen ibu Yefrida, M.S yang
telah membimbing kami, serta teman – teman yang ikut menyumbangkan ide serta
kritik saran yang membangun sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami merasa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Makalah kolumetri arus konstan ini disusun dari berbagai sumber, baik
dari buku, artikel–artikel dan juga dari internet guna memperjelas lagi materi yang
bersangkutan. Makalah ini berisi tentang uraian–uraian yang berhubungan dengan
kolumetri arus konstan baik kelemahan dan kekuranganya serta aplikasinya dalam
kehidupan sehari – hari. Semoga kekurangan karena kami masih dalam tahap
pembelajaran, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca demi
kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.

Padang, 11 Februari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah
dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda
(elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif) dan anoda (elektroda yang
dihubungkan dengan kutub positif). Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu
anion (ion negatif) ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang sehingga
bilangan oksidasinya bertambah. Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation
(ion positif) ditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron, sehingga
bilangan oksidasinya berkurang. Proses elektrolisis dalam industri misalnya: a.
Penyepuhan (melapisi logam dengan logam lebih mulia misal Ni, Cr, atau Au). b.
Pemurnian logam (misal Ag, Cu, Au). c. Pembuatan senyawa (misal NaOH) atau
gas (misal O2, H2, Cl2).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Elektrodeposisi
Teknik coulometri merupakan telaahan dan aplikasi analitik dari proses
elektrolisis. Sedangkan elektrolisis merupakan proses penguraian suatu elektrolit
akibat dialirkannya arus ke dalam elektrolit tersebut melalui dua buah elektroda
yang terpolarisasi. Gambar 2.1 memperlihatkan bagan peralatan elektrolisis;
mula-mula dengan pemberian tegangan dari luar, tidak ada arus teramati sampai
suatu saat arus mulai terekam pada ampermeter (G) pada saat potensial
dekomposisi salah satu spesies elektroaktif dalam larutan tercapai. Dalam contoh
pada Gambar 2.1 tersebut, hal ini diperlihatkan dengan mulai mengendapnya Cu
pada katoda dan pembebasan O2 pada anoda.

Gambar 2.1 Elektroda CuSO4


Meskipun pengendapan terjadi pada katoda, namun kita tidak dapat
mengabaikan peranan anoda. Anoda dipilih sedemikian rupa sehingga produk
oksidasi tidak mengganggu proses katoda. Anion-anion seperti NO3-, SO42-,
PO43- akan menghasilkan oksigen pada anoda. Sedang Cl- akan menghasilkan
Cl2, gas ini dapat menyerang elektroda Pt, sehingga perlu ditambahkan N2H4;
atau menggunakan anoda Ag untuk menghindarkan komplikasi. Bila elektroda
Ag tersebut bereaksi membentuk AgCl, endapan ini dapat dibersihkan dengan
meletakkannya semalaman daiam larutan ZnCl2 yang mengadakan kontak listrik
dengan logam Zn.
B. Coulometri
Coulorimetri adalah metode perbandingan menggunakan perbedaan warna.
Metode kolorimetri mengukur warna suatu zat sebagai perbandingan. Biasanya
cahaya putih digunakan sebagai sumber cahaya untuk membandingkan absorpsi
cahaya relatif terhadap suatu zat. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur
perbandingan warna yang tampak adalah kolorimeter. Coulometri adalah suatu
metode analisis yang didasarkan pada prinsip kuantitas kelistrikan (pengukuran
coulomb), yang mempelajari hubungan antara konsentrasi dengan muatan listrik
atau suatu metode analisis untuk mengukur konsentrasi yang tidak diketahui dari
analit dalam larutan dengan menentukan jumlah materi yang berubah selama
elektrolisis reaksi dengan mengukur jumlah listrik (dalam coulomb) yang
dikonsumsi atau diproduksi. Coulometri menunjukkan ke pengukuran coulomb
(yaitu banyaknya listrik). Coulumb adalah unit untuk kuantitas listrik. Dalam
kimia analitik, bentuk yang mengimplementasikan pengukuran jumlah coulumb
terkait dengan proses transfer elektron yang terjadi secukupnya untuk
penyelesaian akan dihitung secara kuantitatif sehingga banyaknya yang diukur
berhubungan dengan suatu reaksi elektrokimia tertentu. Kuantitas analit
kemudian dihitung menggunakan hukum faraday. Apabila suatu arus 1 ampere
lewat selama 1 detik, maka banyaknya listrik yang tersangkut adalah 1 coulomb.
Q=I.t
Di mana Q adalah jumlah listrik dalam coulomb, I adalah kuat arus listrik
yang mengalir dalam ampere, dan t adalah waktu dalam detik.
Prosedur analisis coulometri dapat diklasifikasikan menurut tipe reaksi
elektroda berupa disolusi, elektrodeposisi, oksidasi, reduksi dan sebagainya. Bila
reaksi pada elektroda menyangkut zat yang akan ditentukan, maka ini dikenal
sebagai proses langsung, sedangkan proses tidak langsung terjadi bila reaksi pada
elektroda menyangkut suatu zat lain yang dapat bereaksi dengan zat yang
ditentukan secara kualitatif. Pada analisis coulometri, langkah penimbangan
digantikan dengan pengukuran listrik. Metode klasik untuk mengukur banyaknya
listrik adalah suatu coulometer yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Apabila
endapannya tidak dapat diukur beratnya secara tepat, maka pengurangan berat
setelah deposisilah yang ditentukan.
Gambar 2.2 Coulorimetri perak

Metode coulometri memiliki kelebihan dimana konsentrasi analit yang


sangat kecil dapat diukur secara tepat. Selain itu, metode ini lebih akurat, cepat
dan mudah untuk dilakukan dibandingkan dengan metode gravimetri.
C. Teknik-Teknik Dasar Coulometri
Terdapat dua jenis teknik dasar coulorimetri, yaitu elektrolisis potensial
tetap atau disebut dengan coulorimetri potensiostatik dan coulorimetri arus tetap
atau disebut dengan titrasi coulorimetri.
1. Elektrolisis Potensial Terkendali
Metode coulometri ini melibatkan pengaturan potensial listrik
elektroda yang bekerja (elektroda yang menyebabkan terjadinya reaksi
analisis) pada tingkat yang tetap, sehingga menyebabkan analit bereaksi
secara kuantitatif dengan arus tanpa melibatkan komponen lain di dalam

Gambar 2.3 Elektroda potensial terendah


cuplikan. Jika dua ion mempunyai potensial elektroda standar (E°) yang berdekatan,
biasanya elektrolisisnya dilakukan dengan suatu metode yang dikenal dengan
elektrolisis potensial terkendali. Prinsip rangkaian peralatannya terlihat pada Gambar
2.3, yaitu suatu gabungan antara SCE dan suatu potensiometer, di mana antara kedua
elektroda potensiometer ini diberi potensial kerja scbesar Ec.

Gambar 2.4 menunjukkan skema peralatan suatu elektrolisis dengan menggunakan


katoda Hg, yang dikenal dengan elektrodeposisi. Setiap logam dengan potensial
deposisi lebih rendah dari merkuri dapat terendapkan pada permukaan Hg seperti AI,
Sc, Tl, V, W, U. Untuk mengendapkan alkali dan alkali tanah, larutan harus bersifat
basa. Metode elektrodeposisi biasanya digunakan untuk pemurnian logam, misalkan
memurnikan U dari Fe.

Gambar 2.4 Elektrolisis dengan potensial terkendali menggunakan Hg sebagai


elektroda
Analisis ini mempunyai semua keuntungan yang dimiliki oleh metode
elektrogravimetri dan tidak terbatas pada hasil yang ditimbang. Peralatan yang
diperlukan pada analisis secara coulometri terbagi menjadi 3 yaitu sel elektrolisis,
coulometer (untuk menetapkan kuantitas listrik) dan sumber arus terkendali.

2. Coulometri Arus Tetap (Titrasi Coulometrik)


Titrasi koulometri merupakan suatu metode yang lebih efektif dan penggunaannya
lebih meluas dibandingkan koulometri potensial terkendali. Titrasi koulometri dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu titrasi koulometri langsung dan titrasi koulometri tak
langsung. Dalam titrasi koulometri langsung, zat yang akan ditetapkan bereaksi
secara eksklusif pada elektroda kerja, sedangkan dalam titrasi koulometri tak
langsung, elektrolisis akan menurunkan reagensia yang kemudian akan bereaksi
secara kimiawi dengan konstituen yang diinginkan. Titrasi coulometri banyak
digunakan secara meluas bahkan pada zat yang tidak bereaksi secara kuantitatif pada
sebuah elektroda dapat juga ditentukan. Kuantitas dari zat yang bereaksi dapat
dihitung dengan menggunakan bantuan hukum Faraday dan kuantitas listrik yang
mengalir dapat dihitung dengan menggunakan waktu elektrolisis pada arus yang
konstan. Metode ini mempunyai kepekaan yang tinggi karena dengan arus yang kecil
dan waktu yang sangat cepat dapat digunakan untuk mengukur unsur atau senyawa
dengan cepat walaupun konsentrasi senyawa tersebut kecil. Di dalam titrasi
coulometri, arus tetap dijaga secara hati-hati dan diketahui secara tepat dengan
bantuan amperestat, kemudian hasil arus (dalam ampere) dan waktu (dalam detik)
dicatat untuk menentukan titik akhir titrasi yang hasilnya adalah jumlah coulomb.
Jumlah coulomb berbanding lurus dengan jumlah analit yang terlibat dalam
elektrolisis. Dengan metode ini reaksi reduksi atau oksidasi analit secara kuantitatif
tidak sempurna karena pemolaran kepekatan (perubahan konsentrasi) terjadi sebelum
elektrolisis selesai. Titrasi coulometri kebanyakan menggunakan metode volumetri,
potensiometri, amperometri dan pengukuran daya hantar listrik. Persamaan diantara
titrasi volumetric dan coulometri adalah titik akhir yang dapat diamati. Dalam kedua
metode, jumlah analit ditentukan melalui pengujian gabungan kapasitasnya, di satu
pihak larutan baku dan di lain pihak elektron. Kebutuhan yang serupa adalah reaksi
yang terjadi harus cepat, sempurna, dan bebas dari reaksi sampingan. Instrumentasi
yag digunakan pada metode ini antara lain adalah alat pengukur arus, pengukur
waktu, dan sel coulometrik.

Instrumentasi yag digunakan pada metode ini antara lain adalah alat pengukur arus,
pengukuran waktu, dan sel coulometrik. Masing – masing penjelasan dari instrumen
tersebut dijelaskan di bawah. ini :

a. Alat pengukur arus


Arus yang digunakan pada titrasi coulometri biasanya dalam rentang 1
hingga 50 mA. Arus-arus yang konstan dapat diperoleh dengan mudah .
Arus yang digunakan pada titrasi coulometri biasanya dalam rentang 1 hingga
50 mA. Arus-arus yang konstan dapat diperoleh dengan mudah
menggunakan baterai dengan suatu tahanan pengatur seri. Penyesuaian
tahanan seri ini secara berkala diperlukan untuk menjaga agar arus tetap
konstan. Alat yang lebih teliti dan seksama untuk pengukuran arus adalah
dengan menggunakan sebuah potensiometer.
b. Pengukuran waktu
Sebuah stop-clock listrik dijalankan dengan cara membuka dan menutup
rangkaian elektrolisis; untuk pengendalian secara baik maka perlu
dilengkapi dengan rem magnetik dimana dimulai berjalan dan berhentinya
serempak dengan dimulai dan dihentikannya arus. Pengukuran waktu listrik
harus dikendalikan dengan saklar yang sama yang menjalankan dan
menghentikan arus listrik.
c. Sel coulometrik
Sel coulometrik terdiri dari elektrode generator (elektrode kerja) sebagai
tempat dihasilkannya titran secara listrik dan elektrode pembantu. Elektrode
kerja yang umum digunakan adalah dari bahan platinum, emas, perak dan
merkurium. Elektrode pembantu umumnya dari platinum. Bagian lainnya
adalah elektrode indikator yang terdiri dari sepasang lembaran tipis platinum
atau terdiri dari sebuah platinum dan lainnya adalah sebuah elektrode
pembanding kalomel jenuh.

Prosedur umum pada titrasi coulometri adalah sebagai berikut:


Sel elektrolisis dipasang, diikuti dengan elektrode generator dan
elektrode indikator pada tempatnya. Sel titrasi diisi dengan larutan dimana titran
akan dibentuk secara elektrolisis bersama-sama dengan larutan yang akan
dititrasi. Bagian dari elektrode pembantu diisi dengan suatu larutan elektrolit yang
sesuai. Elektrode indikator dihubungkan dengan alat yang digunakan untuk
mendeteksi titik akhir titrasi berupa pH-meter atau galvanometer. Selama
proses elektrolisis dilakukan pengadukan dengan menggunakan sebuah
pengadukan magnetik. Arus disesuaikan dengan harga yang tepat, dihidupkan dan
reaksi antara titran yang dibentuk secara internal sehingga larutan uji dibiarkan
berlangsung. Pembacaan dilakukan secara berkala (lebih sering dilakukan
pada saat hampir mencapai titik akhir titrasi) dari instrumen indikator (misal
pH-meter). Titik akhir titrasi dapat dengan mudah ditentukan dari gambar grafik
dimana kurva turunan yang pertama atau kedua dibuat untuk mencari letak titik
ekivalen dengan tetap.

Keuntungan titrasi coulometri antara lain adalah :


 Tidak memerlukan larutan standar karena yang diukur adalah perubahan
Coulomb dengan besarnya arus yang dibuat konstan
 Senyawa atau unsur yang kurang atau tidak stabil dapat digunakan
karena senyawa atau unsur tersebut begitu ditambahkan akan secepatnya
bereaksi
 Waktu analisis yang cepat.
 Dapat dilakukan secara otomatis sehingga memungkinkan untuk
digunakan dalam penentuan unsur radioaktif.
BAB III
KESIMPULAN

1. Coulorimetri adalah metode perbandingan menggunakan perbedaan warna.


Coulometri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada prinsip kuantitas
kelistrikan (pengukuran coulomb)
2. Terdapat dua jenis teknik dasar coulorimetri, yaitu elektrolisis potensial tetap atau
disebut dengan coulorimetri potensiostatik dan coulorimetri arus tetap atau
disebut dengan titrasi coulorimetri.
3. Mengetahui manfaat penggunaan coulorimetri dan kekurangannya
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A., Underwood, A.L., 1994. Analisa Kimia Kuantitatif


Khopkar,S.M., 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press.
http://indonesiakimia.blogspot.com/2011/05/coulometry.html
http://harisr3nzo.blogspot.com/2011/06/konduktometri.html
http://chaca-chemist.blogspot.com/2011/09/reaction-in-aqueous-solution-i-
hexaquo.html

Anda mungkin juga menyukai