Anda di halaman 1dari 28

BAB I : KARGO, JENIS KARGO

48 Management freight 1
LATAR BELAKANG ADANYA
MUATAN
• Kalangan Pelayaran Internasional sudah lama
merasakan hambatan yang disebabkan oleh
rendahnya kemampuan bongkar muat kargo
atau muatan yang disebabkan adanya
pergerakan barang keluar (ekspor) dan barang
masuk (impor).

• Didalam kegiatan ekspor-impor, terdapat lima


kelompok yang disebut sebagai pelaksana
ekspor-impor, lima kelompok tersebut adalah
sbb:
48 Management freight 2
JENIS MUATAN KARGO
Dalam prakteknya banyak barang ataupun muatan yang diangkut dengan kapal,
baik itu barang hasil pertanian, peternakan, hasil tambang maupun hasil
pengolahan. Untuk memudahkan dalam pemuatan di kapal maupun peti kemas,
muatan dibagi menjadi 5 (lima) kategori atau bentuk yang disesuai dengan sifat
dari muatan/kargo tersebut antara lain :

• Muatan sejenis (bulk cargo)


Muatan sejenis ini dapat berupa muatan minyak bumi, kelapa sawit atau
muatan kering seperti batu bara maupun kopra.
• Muatan campuran (general cargo)
Jenis muata yang beraneka ragam baik bentuk dan pembungkusnya seperti
dalam peti, drum, kaleng, besi beton, karung dlsb.
• Muatan yang didinginkan (refregerited cargo)
Muatan ini dibagi atas dua bagian yang bersuhu dingin dan yang bersuhu
beku (freeze) seperti sayuran, daging, ikan, obat-obatan dlsb.
• Muatan hewan hidup (life stock)
Muatan ini biasanya menggunakan tempat khusus untuk pengangkutannya
seperti hewan sapi, kambing, domba, babi, kuda dlsb.
• Muatan Unit (unitize cargo).
Muatan ini adalah muatan yang mempunyai pembungkus asli artinya telah
dimasukan dalam peti kemas tersendiri.
48 Management freight 3
INI CARGO ????

48 Management freight 4
MUATAN KAPAL ( CARGO ) MENURUT SIFATNYA

1. MUATAN BASAH ( WET CARGO ), muatan muatan cair yang disimpan di botol
drum. Apabila tempatnya pecah / bocor akan membasahi muatan lainnya.
Contoh : Susu kaleng, Bir dalam botol, Buah buahan kaleng, Cat, Minyak lumas
dan Minyak goreng

2. MUATAN KERING ( DRY CARGO ), muatan kering dan rusak bila basah tidak
merusak jenis muatan lain / mudah dirusak muatan lain ( muatan kotor ).
Bila dimuat dalam satu palkah yang sama dengan muatan basah, harus
ditempatkan diatas muatan basah.
Contoh : Tepung, Beras, Biji-bijian, Bahan pangan kering, Kertas rokok dalam
bungkusan, Kopi, Teh dan Tembakau

3. MUATAN KOTOR / BERDEBU ( DIRTY / DUSTY CARGOES ), muatan kotor /


berdebu. Menimbulkan debu yang dapat merusak muatan lain, meninggalkan
debu atau sisa yang harus dibersihkan.
Contoh : Semen, Arang, Batu bara, Batu kapur dan Biji timah.

48 Management freight 5
MUATAN KAPAL ( CARGO ) MENURUT SIFATNYA

4. MUATAN BERSIH ( CLEAN CARGO ), muatan dari golongan ini tidak merusak
muatan lain dan tidak meninggalkan sisa kotoran
Contoh : Textil, Perkakas rumah tangga dan Barang kelontong

5. MUATAN BERBAU ( ODOROUS CARGO ), golongan muatan ini dapat


merusak / membuat bau jenis barang lain
Contoh : Kerosin, Terpentin, Amoniak dan Ikan asin

6. MUATAN BAGUS / ENAK ( DELICATE CARGOES ), golongan muatan ini


umumnya dari jenis bahan bahan pangan
Contoh : Beras, Tepung terigu dan Teh.

7. MUATAN BAHAYA ( DANGEROUS CARGO ), golongan muatan yang mudah


menimbulkan bahaya ledakan, pemuatannya harus ditempatkan tersendiri dan
pemadatannya harus sesuai dengan petunjuk yang ada ( blue book )
Contoh : Dinamit, Fire work dan Carbon disulfida

48 Management freight 6
SETELAH MENGETAHUI GOLONGAN MUATAN, MAKA DALAM
PELAKSANAAN PEMUATAN HARUS MEMPERHATIKAN SBB :

1. Jangan menempatkan muatan basah diatas muatan kering


2. Jangan menempatkan muatan berat diatas muatan ringan
3. Jangan mencampur dalam satu ruang muat antara muatan berbau
Dengan muatan bersih
4. Jangan mencampur dalam satu ruang muat antara muatan kotor
Dengan muatan bersih
5. Jangan menempatkan muatan yang dapat rusak karena panas di
Ruang muat yang bersebelahan langsung dengan kamar mesin
kapal
6. Menyusun muatan dengan sama tinggi dan rata sehingga tidak
menyulitkan bila dilashing
7. Jauhkan muatan yang mengandung bahan kimia dengan muatan
bahan Pangan
8. Menempatkan muatan berbahaya menurut petunjuk ( blue book )

48 Management freight 7
MUATAN BERDASARKAN BENTUK
PENGAPALANNYA:

A. MUATAN KARUNGAN ( BAGS )


B. MUATAN BAL-BALAN ( BALS )
C. MUATAN TONG/DRUM ( DRUMS )
D. MUATAN BAREL ( BARELLS )
E. MUATAN CURAH ( BULK )
F. MUATAN BIJI-BIJIAN ( GRAIN )
G. MUATAN PETI ( CASES )
H. MUATAN PETI KEMAS ( CONTAINER )

48 Management freight 8
CARA PEMADATAN / PEMUATAN
A. MUATAN KARUNGAN ( BAGS )
- Pemuatan dan penyusunan sangat tergantung dari isi karung
- Harus diberi dunnage ( alas ) , dan bebas dari dinding kapal
- Dibebaskan dari tiang dengan cara menutupi dengan kertas atau
tikar yang kedap air, agar bila bagian besi berkeringat tidak
membasahi
- diatas muatan karung yang letaknya dibawah mulut palkah harus
Ditutup dengan sasak
- Dapat disusun saling menindih ( bag on bag ) memperkecil bs
tapi ventilasi kurang baik agar ventilasi baik disusun setengah
karung
- sak harus diterima dalam keadaan bersih dan tidak bocor
- Bila terdapat bermacam macam muatan dalam karung, dipisahkan
Dengan terpal
- Pemutan dan pembongkaran dihindari memakai ganco

48 Management freight 9
MUATAN KARUNGAN ( BAGS )

PENYUSUNAN PENUH ( BAG ON BAG ) PENYUSUNAN SEPAROH (½ KARUNG )

48 Management freight 10
B. MUATAN BAL-BALAN ( BALS )
Umumnya berbentuk segi empat atau persegi panjang pengepakan
muatan bal-balan biasanya diperuntukan bagi muatan yang mempunyai
sifat besar al : kapas, kapok, wool prinsip pemadatannya disusun rapi
menghemat ruang muat mengurangi bs

C. MUATAN TONG / DRUM ( DRUMS )


Dipadatkan secara tegak dalam satu lapisan datar, diatas tiap lapisan
diberi terapan agar permukaan tetap datar

48 Management freight 11
D. MUATAN BAREL ( BARELLS )
- Dipadatkan dengan cara mendatar atau rebah, sumbatnya menghadap keatas dan
tepi tepinya berada pada satu garis lurus

- Lapisan pertama dari perut barrel harus bebas dari dasar dan sisi ruangan, dan diberi
4 baji sebagai bantalan

- TINGGI DAN JUMLAH LAPISAN TERGANTUNG ISI BARREL AL :


Barel dengan 65 GALLON, 6 LAPISAN
65 – 105 GALLON, 5 LAPISAN
106 – 180 GALLON, 4 LAPISAN
> 180 GALLON, < 3 LAPISAN

- Di lower hold jangan dipadatkan secara tegak, di tween deck dan upper deck dapat
dipadatkan secara tegak tapi tidak ada lapisan lainnya diatasnya, kecuali muatan yang
ringan

48 Management freight 12
CARA PENYUSUNAN BAREL :

1. Pada seperempat panjang, disisi satu barel bertumpu pada 4 buah barel cara ini
hilang ruangan setengah barel yang didepan / dibelakang, ruang ini harus diisi
dengan dunnage agar tidak geser

2. Pada setengah panjang atau setengah barel ( in the tier ) cara ini tidak hilang
ruang setengah panjang barel, diantara tiernya digunakan baji kayu

48 Management freight 13
3. Pada susun keatas digunakan bagi barel yang tidak mempunyai perut ( rata )

4. Pada seluruh panjang diterapkan pada barel yang berisi +/- 600 liter, setiap
tier disangga baji kayu besar

48 Management freight 14
E. MUATAN CURAH ( BULK/GRAIN )
( Biji besi, gula curah, batu bara, gandum dll )
Saat ini diangkut oleh kapal khusus pengangkut muatan curah (
bulk carrier ship ) yang dilengkapi dengan tanki balast samping (
wing tank )yang berfungsi mengatur stabilitas kapal ( gm )

Persiapan ruang muat kapal :

- Ruang muat disapu bersih secara keseluruhan


- Got kapal harus bersih dan kering dan sistem pompa got baik
- Penutup lubang got ditutup terpal bila perlu disemen supaya
kedap

48 Management freight 15
BULK CARRIER DIAGRAM

48 Management freight 16
MUATAN CURAH ( BULK/GRAIN )

GYPSUM IN BULK

COAL IN BULK GRAIN IN BULK


48 Management freight 17
G. MUATAN PETI ( CASES)

MUATAN PETI TUJUANNYA UNTUK MELINDUNGI MUATAN YANG ADA DIDALAMNYA


Contoh antara lain :
Kaca, mesin ckd, makanan kaleng dan buah buahan

Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan muatan peti adalah


Dengan tidak menumpuk peti yang berat diatas muatan lemah

48 Management freight 18
H. MUATAN PETI KEMAS ( CONTAINER )

48 Management freight 19
SIFAT SIFAT DARI PADA MUATAN

1. BERAS
- Mudah memanas dan berkeringat
- Mudah rusak oleh bau bauan yang keras
- Mengandung banyak air
- Bila terkena basah menimbulkan panas & mengeluarkan bau apek
- Mengeluarkan gas carbon acid

PENANGANAN PEMUATAN BERAS :

- Sf 48 / 51 dalam karung
- Perlu peranginan tegak dan horisontal
- Hindari menyentuh langsung dengan dasar ruang muat & dinding
kapal
- Pada dasar ruang muat diberi dunnage doubel
- Ruang muat harus bersih, kering, bebas bau bauan yang merusak
- karung beras dipadatkan dari muka kebelakang melintang kapal

48 Management freight 20
2. GULA
- Lembab, mengandung sirup gula
- Tidak boleh kena air laut / asin atau udara lembab
- Peka terhadap minyak dan bau bauan
- Mudah menjadi panas dan mudah terbakar sendiri

PENANGANAN PEMUATAN GULA :

- Dalam karung, tong atau keranjang


- Ruang muat harus bersih, kering, bebas bau bauan yang merusak
- Hindari menyentuh langsung dengan dasar ruang muat & dinding kapal
- Bila ada karung bocor supaya dijahit

48 Management freight 21
3. KOPI
- PEKA TERHADAP BAU BAUAN
- MENGELUARKAN BAU YANG DAPAT MERUSAK MUATAN LAIN

PENANGANAN PEMUATAN KOPI :


- DIKAPALKAN DALAM KARUNG / SAK SF 60 / 70
- RUANG MUAT HARUS BERSIH DAN DIBERI DUNNAGE
- KOPI MUDAH RUSAK OLEH MUATAN YANG BERBAU TAJAM

4. TEH
- KATAGORI MUATAN HALUS
- PEKA TERHADAP BAU BAUAN
- DIHINDARI UDARA LEMBAB

PENANGANAN PEMUATAN TEH :


- DIKAPALKAN DALAM PETI, SF 110 / 113 / 115
- RUANG MUAT HARUS BERSIH DAN BEBAS DARI BAU BAUAN
- PEMUATAN MENGGUNAKAN SLING JALA JALA DENGAN ALAS PALLET
- PENYUSUNAN HARUS RATAManagement
48 DAN TIAP 3 TIER DIBERI DUNNAGE FLOOR
freight 22
5. SEMEN
- MUATAN KOTOR
- DEBUNYA MELEKAT PADA BARANG LAIN
- MENGERAS BILA TERKENA AIR ATAU UAP AIR

PENANGANAN PEMUATAN SEMEN :


- DIKAPALKAN DALAM SAK SF 33 / 36 ATAU BULK SF 22 / 23
- PEMUATAN MENGGUNAKAN SLING JALA JALA / SLING TERPAL
- PALKAH HARUS BERSIH DAN KERING
- JANGAN DICAMPUR DENGAN MUATAN BASAH

6. KOPRA
- MENGANDUNG BANYAK MINYAK
- MENGELUARKAN BAU
- MEMPUNYAI SIFAT MEMANAS DAN DAPAT TERBAKAR SENDIRI

PENANGANAN PEMUATAN KOPRA :


- DIKAPALKAN DALAM KARUNG, SF 95 / 110 ATAU BULK SF 90 / 100
- RUANG MUAT HARUS BERSIH DAN VENTILASI BAIK
48- PEMUATAN HARUS JAUH DARI
Management
API freight 23
7. KAPAS
- RESIKO KEBAKARAN TINGGI

PENANGANAN PEMUATAN KAPAS :


- DIKAPALKAN DALAM BENTUK BAL BALAN YANG DIPRES SF 120 / 70
DAN SF 60 / 65
- RUANG MUAT HARUS BERSIH, KERING DAN BEBAS BEKAS MINYAK

8. BATU BARA
- MENGELUARKAN GAS TAMBANG YANG DAPAT MENIMBULKAN
LEDAKAN
- CEPAT MENANGAS BILA TERDAPAT CUKUP O2, SEHINGGA ADA
BAHAYA KEBAKARAN
- DAPAT RUNTUH SEHINGGA MEMBAHAYAKAN STABILITAS KAPAL

48 Management freight 24
MUATAN DECK

MUATAN DIATAS DECK KAPAL ( ON DECK ) HARUS DIPERHATIKAN :

1. Kapal harus cukup baik stabilitasnya sehubungan selama pelayaran


nantinya akan ada pengurangan pemakaian bbm dan air tawar
2. Tidak menggangu / menghalangi navigasi
3. Kemampuan deck / geladak cukup
4. Lashingan harus kuat

MENGAPA DI MUAT DIATAS DECK

1. Karena sifatnya, muatan berbahaya ( keadaan darurat dibuang kelaut )

2. Karena bentuknya khusus (lokomotif, barang proyek)

3. Karena alasan / pengecualian, dalam palkah penuh ( Dalam b/l harus


ditulis “deck cargo at shipper risk” )
48 Management freight 25
ON DECK CARGO

48 Management freight 26
PENERAPAN / DUNNAGE
Untuk melndungi muatan di dalam palkah, pemasangan antara muatan dengan
bagian kapal atau antara muatan dan muatan ( tikar, sasak, terpal, plastik, balok
kayu dan papan )

MAKSUD PENGGUNAAN DUNNAGE, UNTUK MENJAGA MUATAN DARI :


- Air ( akibat keringat atau kebocoran )
- rusak karena tekanan
- Rusak karena karat
- Rusak karena panas
- Terjadinya pencampuran

ADA 2 ( DUA ) MACAM DUNNAGE


1. Permanent dunnage, ada di kapal sejak kapal dibangun
2. Dunnage tidak tetap, ( tikar, sasak, terpal, plastik dan papan )

48 Management freight 27
SEE YOU NEXT

48 Management freight 28

Anda mungkin juga menyukai