Anda di halaman 1dari 14

KARGO

Terdapat 2 jenis barang pada muatan kapal:

1) Barang Import : Sebelum kapal datang membawa muatan yang akan dibongkar,
dokumen-dokumen barang sebelumnya telah disampaikan ke agen perkapalan. Dokumen
tersebut mencakup manifest, salinan B/L, loading list dari barang yang hendak dibongkar
oleh kapal pengangkut. Biasanya dokumen disampaikan via pos atau melalui agen atau
perwakilan kapal.
2) Barang Export : Proses ini dimulai pada saat pengirim mengeluarkan shipping instruction
untuk muatan ekspor. Shipping intruction merupakan perintah pengapalan barang yang
ditujukan kepada agen perwakilan dari kapal yang akan mengangkut barang itu.

Latar Belakang Adanya Muatan Kapal:

1) Kemajuan teknologi.
2) Kebutuhan akan barang (consumers good).
3) Manufacure, informasi, jasa.
4) Jasa/broker (domestik/luar negeri).
5) International trade.

5 kelompok eksport dan import:

1) Kelompok Indentor
2) Kelompok Importir
3) Kelompok Eksportir.
4) Kelompok Pendukung
5) Kelompok promotor.

Proses terjadinya cargo:

Ada 3 (tiga) cara dalam pengadaan cargo bagi muatan kapal dalam perdagangan internasional
yaitu :

1. Firt step indentor dengan importir.


2. Second step indentor, importir dengan manufacturer
3. Third step indentor, importir, suplier.
International Trade Process (first step)

1. INDENTOR menyampaikan suratpermintaan harga kepada


IMPORTIR untuk BARANG yang dibutuhkannya (Letter of
Intent).
2. IMPORTER mencari informasi mengenai SUPPLIER di luar
negeri yang biasa mensuplai barang tersebut, melalui badan
pengembangan perdagangan internasional yang lazim.
3. IMPORTER setelah menemukan SUPPLIER yang sesuai;
mengirimkan surat permintaan penawaran untuk barang yang
diinginkan.
4. SUPPLIER mengirimkan penawaran (offer) kepada
IMPORTER yang biasanya dalam bentuk VALUTA ASING.
5. IMPORTER berdasarkan penawaran dari SUPPLIER
membuat kalkulasi harga IMPOR dengan menambahkan bea
masuk dan KOMISI-INDENT; dan membuat penawaran
harga dalam RUPIAH untuk INDENTOR.

International Trade Process (second step)

1. INDENTOR menandatangani KONTRAK jual-beli indent


dengan IMPORTIR.
2. IMPORTIR menenpatkan pesanan kepada SUPPLIER di luar
negeri atau menanda tangani KONTRAK jual-beli IMPORT
dengan SUPPLIER.
3. Pada waktu yang bersamaan IMPORTIR mengajukan aplikasi
pembukaan L/C pada BANK DEVISA yang menjadi
langganannya.
4. BANK – DEVISA melaksanakan pembukaan L/C sesuai dengan
permintaan IMPORTIR melalui BANK KORESPONDENNYA di negara SUPLLIER.
BANK yang membuka L/C ini disebut OPENING atau ISSUING BANK.
5. BANK KORESPONDEN yang menerima L/C ini disebut ADVISING BANK
meneruskan pembukaan L/C ini kepada SUPPLIER yang berhak menerima L/C tersebut
yang dalam hal ini biasa disebut BENEFICIARY dari L/C tersebut.
International trade process (third step)

1. SUPPLIER setelah menerima pesanan (ORDER) dan


L/C dari IMPORTIR segera mempersiapkan barang
untuk EKSPOR bersama PRODUSEN dan dengan
bantuan FORWARDING AGENT; maskapai
ASURANSI dan BEA CUKAI, menyerahkan barang
kepada perusahaan PELAYARAN untuk diangkut ke
negara IMPORTIR.
2. Perusahaan PELAYARAN mengangkut barang untuk diserahkan kepada IMPORTIR
melalui AGENT PELAYARAN di negara IMPORTIR.
3. SUPPLIER menguangkan (menegosir) SHIPPING DOCUMENT dengan BANK
KORESPONDEN yang bertindak sebagai NEGITIATING BANK. (3.a. SUPPLIER pada
waktu bersamaan meneruskan COPY SHIPPING DOCUMENTS langsung kepada
IMPORTIR).
4. NEGOTIATING BANK meneruskan SHIPPING DOCUMENTS kepada ISSUING
BANK di negara IMPORTIR.
5. ISSUING BANK setelah menerima penyelesaian pembayaran dari IMPORTIR
menyerahkan asli SHIPPING DOCUMENTS kepad IMPORTIR.
6. IMPORTIR dengan bantuan EMKAL/EMKU menyelesaikan pembayaran bea masuk
dengan PABEAN dan setelah itu menyelesaikan Delivery Order (DO) dengan AGEN
PELAYARAN bersangkutan.
7. AGEN PELAYARAN setelah menerima ONGKOS ANGKUT dan biaya lainnya,
menyerahkan barang kepada IMPORTIR sebagai tukaran BILL OF LANDING atau
Delivery Order.
8. IMPORTIR setelah menerima barang dari AGEN PELAYARAN meneruskan barang
tersebut kepada INDENTOR.

Muatan kapal (cargo) menurut sifatnya

1. MUATAN BASAH (WET CARGO), muatan muatan cair yang disimpan di botol drum.
Apabila tempatnya pecah / bocor akan membasahi muatan lainnya.
Contoh : Susu kaleng, Bir dalam botol, Buah buahan kaleng, Cat, Minyak lumas dan
Minyak goreng.
2. MUATAN KERING (DRY CARGO), muatan kering dan rusak bila basah tidak merusak
jenis muatan lain / mudah dirusak muatan lain ( muatan kotor ). Bila dimuat dalam satu
palkah yang sama dengan muatan basah, harus ditempatkan diatas muatan basah.
Contoh : Tepung, Beras, Biji-bijian, Bahan pangan kering, Kertas rokok dalam
bungkusan, Kopi, Teh dan Tembakau
3. MUATAN KOTOR / BERDEBU (DIRTY / DUSTY CARGOES), muatan kotor /
berdebu. Menimbulkan debu yang dapat merusak muatan lain, meninggalkan debu atau
sisa yang harus dibersihkan.
Contoh : Semen, Arang, Batu bara, Batu kapur dan Biji timah.
4. MUATAN BERSIH (CLEAN CARGO), muatan dari golongan ini tidak merusak muatan
lain dan tidak meninggalkan sisa kotoran
Contoh : Textil, Perkakas rumah tangga dan Barang kelontong
5. MUATAN BERBAU (ODOROUS CARGO), golongan muatan ini dapat merusak /
membuat bau jenis barang lain
Contoh : Kerosin, Terpentin, Amoniak dan Ikan asin
6. MUATAN BAGUS / ENAK (DELICATE CARGOES), golongan muatan ini umumnya
dari jenis bahan bahan pangan
Contoh : Beras, Tepung terigu dan Teh.
7. MUATAN BAHAYA (DANGEROUS CARGO), golongan muatan yang mudah
menimbulkan bahaya ledakan, pemuatannya harus ditempatkan tersendiri dan
pemadatannya harus sesuai dengan petunjuk yang ada ( blue book )
Contoh : Dinamit, Fire work dan Carbon disulfida.

Muatan berdasarkan bentuk pengapalannya:


1. Muatan karungan (bags)
2. Muatan bal-balan (bals)
3. Muatan tong/drum (drums)
4. Muatan barel (barells)
5. Muatan curah (bulk)
6. Muatan biji-bijian (grain)
7. Muatan peti (cases)
8. Muatan peti kemas (container)
Cara pemadatan / pemuatan
1. MUATAN KARUNGAN (BAGS)
- Pemuatan dan penyusunan sangat tergantung dari isi karung
- Harus diberi dunnage (alas), dan bebas dari dinding kapal
- Dapat disusun saling menindih (bag on bag) memperkecil bs tapi ventilasi kurang
baik agar ventilasi baik disusun setengah karung
- sak harus diterima dalam keadaan bersih dan tidak bocor
- Bila terdapat bermacam macam muatan dalam karung, dipisahkan Dengan terpal
2. MUATAN BAL-BALAN (BALS)
Umumnya berbentuk segi empat atau persegi panjang pengepakan muatan bal-balan
biasanya diperuntukan bagi muatan yang mempunyai sifat besar al : kapas, kapok, wool
prinsip pemadatannya disusun rapi menghemat ruang muat.
3. MUATAN TONG / DRUM (DRUMS)
Dipadatkan secara tegak dalam satu lapisan datar, diatas tiap lapisan diberi terapan agar
permukaan tetap datar.
4. MUATAN BAREL (BARELLS)
- Dipadatkan dengan cara mendatar atau rebah, sumbatnya menghadap keatas dan
tepi tepinya berada pada satu garis lurus.
- Tinggi dan jumlah lapisan tergantung isi barrel
Barel dengan 65 gallon, 6 lapisan
Barel dengan 65-105 gallon, 5 lapisan
Barel dengan 106-180 gallon, 4 lapisan
Barel dengan >180 gallon, 3 lapisan
Cara penyusunan barrel :
a. Pada seperempat panjang, disisi satu barel bertumpu pada 4 buah
barel cara ini menghilangkan ruangan setengah barel yang
didepan / dibelakang, ruang ini harus diisi dengan dunnage agar
tidak geser.

b. Pada setengah panjang atau setengah barel (in the tier) cara ini
tidak hilang ruang setengah panjang barel, diantara tiernya
digunakan baji kayu.
c. Pada susun keatas digunakan bagi barel yang tidak mempunyai perut (rata)

d. Pada seluruh panjang diterapkan pada barel yang berisi +/- 600 liter,
setiap tier disangga kayu besar

5. MUATAN CURAH (BULK/GRAIN)


Saat ini diangkut oleh kapal khusus pengangkut muatan curah (bulk carrier ship) yang
dilengkapi dengan tanki balast samping (wing tank) yang berfungsi mengatur stabilitas
kapal.
Contoh: (Biji besi, gula curah, batu bara, gandum dll)
6. MUATAN PETI (CASES)
Muatan peti tujuannya untuk melindungi muatan yang ada didalamnya. Yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan muatan peti adalah dengan tidak menumpuk peti yang
berat diatas muatan lemah
Contoh antara lain : Kaca, mesin ckd, makanan kaleng dan buah-buahan
7. MUATAN PETI KEMAS (CONTAINER)
Sifat-sifat dari muatan
a. Beras
- Mudah memanas dan berkeringat
- Mudah rusak oleh bau bauan yang keras
- Mengandung banyak air
- Bila terkena basah menimbulkan panas & mengeluarkan bau apek
- Mengeluarkan gas carbon acid
Penanganan pemuatan beras :
1) Perlu peranginan tegak dan horisontal
2) Hindari menyentuh langsung dengan dasar ruang muat & dinding kapal
3) Pada dasar ruang muat diberi dunnage doubel
4) Ruang muat harus bersih, kering, bebas bau bauan yang merusak
5) karung beras dipadatkan dari muka kebelakang melintang kapal
b. Gula
- Lembab, mengandung sirup gula
- Tidak boleh kena air laut / asin atau udara lembab
- Peka terhadap minyak dan bau bauan
- Mudah menjadi panas dan mudah terbakar sendiri
Penanganan pemuatan gula :
1) Dalam karung, tong atau keranjang
2) Ruang muat harus bersih, kering, bebas bau bauan yang merusak
3) Hindari menyentuh langsung dengan dasar ruang muat & dinding kapal
4) Bila ada karung bocor supaya dijahit
c. Kopi
- Peka terhadap bau bauan
- Mengeluarkan bau yang dapat merusak muatan lain
Penanganan pemuatan kopi :
1) Dikapalkan dalam karung / sak
2) Ruang muat harus bersih dan diberi dunnage
3) Kopi mudah rusak oleh muatan yang berbau tajam
d. Teh
- Kategori muatan halus
- Peka terhadap bau bauan
- Dihindari udara lembab
Penanganan pemuatan teh :
1) Dikapalkan dalam peti,
2) Ruang muat harus bersih dan bebas dari bau-bauan
e. Semen
- Muatan kotor
- Debunya melekat pada barang lain
- Mengeras bila terkena air atau uap air
Penanganan pemuatan semen :
1) Dikapalkan dalam sak
2) Jangan dicampur dengan muatan basah
f. Kopra
- Mengandung banyak minyak
- Mengeluarkan bau
- Mempunyai sifat memanas dan dapat terbakar sendiri
Penanganan pemuatan kopra :
1) Dikapalkan dalam karung,
2) Ruang muat harus bersih dan ventilasi baik
3) Pemuatan harus jauh dari api
g. Kapas
- Resiko kebakaran tinggi
Penanganan pemuatan kapas :
1) Dikapalkan dalam bentuk bal balan yang dipres
2) Ruang muat harus bersih, kering dan bebas bekas minyak
h. Batu bara
- Mengeluarkan gas tambang yang dapat menimbulkan ledakan
- Cepat menangas bila terdapat cukup O2, sehingga ada bahaya kebakaran
- Dapat runtuh sehingga membahayakan stabilitas kapal

MUATAN DECK
Muatan diatas deck kapal (on deck) harus diperhatikan :
1. Kapal harus cukup baik stabilitasnya sehubungan selama pelayaran nantinya akan ada
pengurangan pemakaian bbm dan air tawar
2. Tidak menggangu / menghalangi navigasi
3. Kemampuan deck / geladak cukup
4. Lashingan harus kuat

Mengapa di muat diatas deck?


1. Karena sifatnya, muatan berbahaya (keadaan darurat dibuang kelaut)
2. Karena bentuknya khusus (lokomotif, barang proyek)
3. Karena alasan / pengecualian, dalam palkah penuh (Dalam b/l harus ditulis deck cargo at
shipper risk)

Penerapan / DUNNAGE
Untuk melndungi muatan di dalam palkah, pemasangan antara muatan dengan bagian kapal
atau antara muatan dan muatan (tikar, sasak, terpal, plastik, balok kayu dan papan)
Maksud penggunaan dunnage, untuk menjaga muatan dari :
a. Air ( akibat keringat atau kebocoran )
b. rusak karena tekanan
c. Rusak karena karat
d. Rusak karena panas
e. Terjadinya pencampuran
Ada dua macam DUNNAGE
1. Permanent dunnage, ada di kapal sejak kapal dibangun
2. Dunnage tidak tetap, (tikar, sasak, terpal, plastik dan papan)

ARTI DAN FUNGSI DOKUMEN


Dokumen secara harfiah mempunyai arti sebagai surat keterangan perjalanan, atau
naskah-naskah yang membuktikan kebenaran suatu barang atau sesuatu apapun yang
memudahkan dalam kepengurusannya.
Dalam konteks ini dokumen dimaksud adalah semua surat-surat keterangan yang
diterbitkan oleh badan atau instansi yang berwenang yang menerangkan tentang sesuatu yang
berkaitan dengan kepengurusan kargo/ muatan ekspor dan impor.

INCOTERMS
Incoterm adalah kodefikasi dari peraturan internasional untuk keseragaman interprestasi
terhadap pasal-pasal dalam perdagangan internasional. Incoterm merupakan perjanjian antara
seller dan buyer.

Tujuan dan ruang lingkup incoterms:


Menciptakan seperangkat peraturan internasional untuk keseragaman pengertian agar
tidak terjadi kesalahan fahaman dalam mengartikan istilah-istilah yang umum digunakan
dalam perdagangan internasional.
Untuk itulah ICC (International Chamber of Comerence) menerbitkan incoterms
pertama pada tahun 1936 dan kemudian selalu diadakan penambahan dan penyesuaian
sejalan dengan perkembangan praktek perdagangan internasional dan terakhir adalah tahun
2000 perubahan itu dibuat.

Incoterms salles contrac dipengaruhi oleh :


1. Custom of trade : adalah kelaziman yang berbeda terhadap barang yang sama di negara
eksportir dengan negara importir.
2. S tandard forms : adalah penggunaan dokumen yang standar.
3. S tatutory rules : undang-undang yang berlaku dan menjadi sumber hukum bagi istilah
perdagangan yang digunakan mis : sales of goods act di Inggris dan uniform commercial
code di Amerika.
4. Implied terms : adalah ketentuan-ketentuan lain secara hukum berlaku, walau tidak
disebut dalam sales contract.
PELABUHAN
Mengapa ada pelabuhan?
1. Pelabuhan ada karena adanya transportasi laut.
2. Pelabuhan sebagai elemen transportasi laut memainkan peranan yang sangat penting
dalam menunjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan regional. Hal ini
disebabkan + 90% dari perdagangan internasional dilakukan melalui laut,
3. Pelabuhan juga berfungsi sebagai pintu gerbang wilayah, terminal point distribusi barang
dan simpul transportasi inter dan antar moda dan perdagangan.

Definisi pelabuhan:

1. C. Verlaque, 1975
Pelabuhan laut adalah suatu tempat berlangsungnya kontak penting antara transportasi
melalui laut dengan transportasi melalui darat (baik dengan menggunakan mobil maupun
dengan kereta api).
2. A. Vigarie, 1979
Pelabuhan adalah suatu wilayah yang merupakan terjadinya kontak antara dua bidang
sirkulasi transpor berbeda yaitu sirkulasi transpor darat dan sirkulasi transpor maritim
dimana peranan pelabuhan adalah untuk menjamin kelanjutan dari skema transpor yang
berhubungan dengan dua bidang tersebut.
3. Departemen perhubungan, 1983
Pelabuhan adalah suatu daerah tempat berlabuh dan atau bertambatnya kapal laut serta
kendaraan lainnya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang-
barang yang semuanya adalah merupakan daerah lingkungan kerja aktivitas ekonomi
dimana secara juridis terdapat hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan
untuk kegiatan-kegiatan di pelabuhan tersebut.

Kepmen Hub RI No. 26 Tahun 1998 mengatur tentang jenis-jenis pelabuhan di Indonesia

1. Pelabuhan Laut (sea port) : adalah pelabuhan umum yang melayani angkutan laut.
2. Pelabuhan Darat (dry port) : adalah pelabuhan yang melayanai angkutan darat, seperti
peti kemas yang pengangkutannya menggunakan kereta api, truk dsb.
3. Pelabuhan Udara (air port) : adalah pelabuhan yang melayani angkutan udara.

MENGAPA INDONESIA PERLU PELABUHAN?

1. Indonesia disebut benua maritim (maritime continent). Hal ini karena jumlah pulau dan
proporsi perairan yang begitu luas dalam kawasannya, ada sekitar 17.508 pulau dan baru
1.200 pulau (6 %) yang telah dihuni.
2. Indonesia juga mempunyai pantai terpanjang yaitu 55.000 km.
3. Indonesia terletak dekat dengan dan dilalui jalur pelayaran internasional timur-barat dan
utara-selatan.
4. Perlu dipenuhinya jumlah pelabuhan untuk kebutuhan transportasi dan mendukung
kegiatan ekonomi.

KATEGORI PELABUHAN LAUT MENURUT KEPMEN HUB NO. 26 / 1998

1. Alamnya : adalah pelabuhan yang terbuka dan tertutup, terbuka mengandung makna
bahwa pelabuhan itu langsung dapat disinggahi oleh kapal untuk bersandar tanpa melalui
pintu-pintu air, sedang pelabuhan tertutup adalah pelabuhan yang diatur secara mekanik
sehubungan dengan tingkat pasang surutnya air.
2. Pelayanannya : dibagi atas dua bagian yaitu pelabuhan umum dan khusus, umum dapat
digunakan oleh kepentingan masyarakat umum, sedangkan khusus adalah pelabuhan yang
dibangun oleh suatu perusahaan atau instansi untuk pepentingannya seperti semen gresik,
kelapa sawit, pertamina atau angkatan laut.
3. Lingkup Pelayanan yang dilayani : adalah pelayanan internasional adalah pelabuhan yang
melayani perdagangan internasional, sedangkan pelabuhan regional hanya melayani
kegiatan perdagangan antar negara tertentu, sedangkan local untuk antar pulau.
4. Kegiatan Perdagangan Luar Negeri : hanya melayani untuk pelabuhan impor yaitu untuk
masuknya barang, serta pelabuhan ekspor untuk keluarnya barang.
5. Kapal Yang di Perbolehkan Singgah : merupakan Pelabuhan Laut bebas yang dapat
disinggahi oleh kapal-kapal dari luar negeri, sedangkan pelabuhan pantai hanya kapal-
kapal Indonesia saja yang boleh masuk.
6. Wilayah Pengawasan Bea dan Cukai : yang diawasai oleh bea cukai dinamakan custom
port, sedangkan pelabuhan bebas adalah pelabuhan free port yang tidak diawasi oleh Bea
dan Cukai.
7. Kegiatan Pelayanannya : Berdasarkan pelayanannya dibagi atas tiga yaitu pelabuhan
samudra, pelabuhan nusantara dan pelabuhan pelayaran rakyat.
8. Peranannya dalam Pelayaran : adalah pelabuhan transito dan pelabuhan ferry, pelabuhan
transito adalah pelabuhan yang mengerjakan transshipment cargo mis: Singapura, dan
pelabuhan ferry adalah pelabuhan penyebrangan, yang dilayani oleh kapal ferry yang
menghubungankan dua tempat dengan system roll on dan roll off dengan membawa
penumpang dan kendaraan.

PELABUHAN PERIKANAN PANTAI

1. melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan pedalaman,


perairan kepulauan dan laut teritorial;
2. memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurangkurangnya 10
GT;
3. panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman kolam
sekurangkurangnya minus 2 m;
4. mampu menampung sekurang-kurangnya 30 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan
sekurang-kurangnya 300 GT kapal perikanan sekali

PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI)

1. melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan pedalaman dan
perairan kepulauan;
2. memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurangkurangnya 3
GT;
3. panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman kolam minus 2 m;
4. mampu menampung sekurang-kurangnya 20 kapal perikanan atau jumlah
5. keseluruhan sekurang-kurangnya 60 GT kapal perikanan sekaligus.

PENYEBARAN PELABUHAN PERIKANAN MENURUT TIPENYA.


1. PP Samudera (Tipe A) : Jakarta, Kendari, Cilacap, Belawan dan Bungus.
2. PP Nusantara (Tipe B) : Pekalongan, Palabuhanratu, Cilacap, Sibolga, Brondong,
Ternate, Prigi, Tanjung Pandan.
3. PP Pantai (Tipe C) : Sungai Liat, Karangantu, Karimunjawa, Bawean, Teluk Batang,
Hantipan, Banjarmasin, Lampulo, Tarempa, Dagho, Pulau Tello, Sikakap, Lab. Lombok,
Pemangkat dan mulai Februari ditambah 20 PPI yang statusnya berubah menjadi PP tipe
C.

UKURAN DAN KINERJA SUATU PELABUHAN LAUT

1. Banyaknya muatan yang dikerjakan dalam satu tahun.


2. Jumlah harga muatan yang dikerjakan dalam satu tahun.
3. Banyaknya kapal yang keluar masuk dalam satu tahun.
4. Jumlah tempat sandar kapal yang tersedia.
5. Besarnya kapal yang dapat dikerjakan oleh pelabuhan.
6. Banyaknya peti kemas yang ditangani oleh pelabuhan dalam satu tahun.

Namun sebagai ukuran internasional besarnya pelabuhan dapat ditetapkan sebagai pelabuhan
yang paling banyak mengejakan bongkar muat peti kemas, sementara ini rekor masih
dipegang oleh Hong Kong dengan 16,1 juta peti kemas dan Singapura dengan 15,9 juta peti
kemas per tahunnya.

Anda mungkin juga menyukai