TINJAUAN PUSTAKA
3. Penataan di Kapal
Stowage atau penataan muatan adalah suatu istilah dalam kecakapan pelaut,yaitu
suatu pengetahuan tentang memuat dan membongkar suatu muatan dari dan keatas kapal,
agar terwujut prinsip kerja yang baik. Dimulai dari pemuatan di pelabuhan pemuatan,
pemeliharaan dalam perjalanan dan pelaksanaan bongkar di pelabuhan tujuan.
4. Keselamatan dan Kelaiklautan Kapal
Kelaiklautan kapal, berdasarkan Pasal 1 poin 33 jo. Pasal 117 ayat 2 UU Nomor 17
tahun 2008 tentang Pelayaran, didefinisikan sebagai keadaan kapal yang memenuhi
persyaratan keselamatan kapal, yaitu ketika sebuah kapal memenuhi persyaratan
material, konstruksi, bangunan, permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta
perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang
dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian; Selanjutnya
dalam pengoperasian kapal memenuhi persyaratan untuk berlayar diperairan tertentu
dalam hal pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat,
pemuatan, kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang, status hukum kapal,
manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen
keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu.
5. SOP Keselamatan Cargo (Cargo Security) Di Atas Kapal
a. Personil kapal harus selalu manjaga terhadap pencurian muatan.
b. Jika container seal hilang atau terbuka selama operasi pemuatan, harus segera
dilaporkan kepada Supervisor Terminal untuk dilakukan penggantian seal dan dicatat
di dalam Dek Log Book.
c. Jika container seal hilang atau terbuka pada saat di kapal, agar segera melapor kepada
Master, dan Master memberikan instruksi kepada Chief Officer agar melakukan
penggantian. Kemudian dicatat di dalam Dek Log Book,dan segera membuat berita
pelaporan kepada Pemilik atau Charterer.
d. Setiap kapal harus membawa seal cadangan dan disimpan dengan baik.
Petikemas ini mempunyai bagian atas yang bisa dibuka. Digunakan untuk
cargo yang mempunyai tinggi ukuran yang melebihi dari tinggi petikemas.
4) Ventilated Container
2) Reefer Container
Petikemas ini digunakan untuk cargo yang selalu memiliki suhu rendah
(dingin) yang terkontrol. Biasanya digunakan untuk pengiriman barang –
barang perishable/yang mudah rusak atau busuk seperti daging, ikan, sayur dan
buah buahan agar dapat lebih tahan lama.
3) Heated Container
Petikemas ini digunakan untuk kargo dengan barang-barang yang
membutuhkan suhu tinggi, bisa hingga lebih dari 100 derajat celcius. Juga
mempunyai kontrol pengaturan suhu.
Gambar 7 Heated Container
Sumber : https://www.arthanugraha.com/mengenal-peti-kemas-kontainer/
c. Tank Container
Petikemas jenis ini digunakan terutama untuk mengangkut muatan dalam bentuk
curah (bulk cargo), seperti butiran, bahan pakan, rempah-rempah.
e. Platform Container adalah Petikemas yang hanya terdiri dari lantai dasar. Petikemas
yang termasuk kelompok ini adalah :
1) Flat rack Container
Petikemas jenis ini digunakan khususnya untuk mengangkut muatan berat
(Alat berat/heavy lift dan kargo overheight atau overwidth).
Ciri khas peti kemas jenis ini adalah sisi dindingnya dapat dilipat hingga
sejajar dengan sisi dasarnya. Sisi dasar peti kemas ini dirancang untuk
mengangkut barang-barang yang memiliki bobot yang sangat berat. Kegunaannya
adalah untuk pengangkutan barang yang berat, besar dan lebih tinggi dari ukuran
peti kemas
Gambar 10 Flat Rack Container
Sumber : http://www.bangkitjayamanunggal.com/jenis-container-menurut-fungsi-
kegunaan/
Petikemas jenis ini dipergunakan untuk muatan dengan ukuran lebih besar dan
beratnya melebihi standar muatan pada umumnya.
f. Collapsible Container
Petikemas yang khusus dibuat dan dipergunakan oleh pesawat terbang yang
berbadan besar untuk mengangkut barang-barang penumpang atau air kargo melalui
udara.
2.4 Dasar Keselamatan Tentang Barang di Kapal
1. Melindungi kapal
a. Pembagian muatan secara vertical (tegak)
1) Apabila muatan dipusatkan diatas, stabilitas kapal akan kecil mengakibatkan
kapal langsar (tender).
2) Apabila muatan dipusatkan dibawah, stabilitas kapal besar dan mengakibatkan
kapal kaku (stiff ).
b. Pembagian muatan secara longitudinal (membujur)
1) Menyangkut masalah trim (perbedaan sarat/draft depan dan belakang)
2) Mencegah terjadinya hongging : apabila muatan dipusatkan pada ujung – ujung
kapal (palka depan dan palka belakang) dan sangging : apabila muatan
dipusatkan di tengah kapal (palka tengah)
c. Pembagian muatan secara transversal (melintang)
Mencegah kemiringan kapal. Apabila muatan banyak dilambung kanan, kapal akan
miring ke kanan dan sebaliknya.
d. Pembagian muatan secara khusus pada geladak antara (Deck load capacity) terutama
untuk tween deck
Kemampuan geladak untuk menyangga muatan (dlc = deck load capacity) terutama
untuk geladak antara (tween deck)
2. Melindungi Muatan
Yаng dіmaksud dеngаn melindungi muatan аdаlаh menyangkut tanggung jawab
pihak pengangguk (Carrier) terhadap keselamatan muatan уаng dіmuat dаrі ѕuаtu
pelabuhan kе pelabuhan tujuannya dеngаn aman sebagaimana kondisi muatan seperti saat
penerimaannya tanggung jawab pihak pengangkut terhadap keselamatan muatan
bеrdаѕаrkаn “ From Sling to sling “ atau “ From Trackle to Trackle “.
a. Faktor-faktor penyebab kerusakan muatan di atas kapal
Untuk dараt menjaga keselamatan/melindungi muatan maka pihak carrier dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, harus mengenal betul аkаn sifat-sifat
serta jenis-jenis dаrі ѕеtіар muatan sehingga dараt menghindari kerusakan muatan
yang dіakibatkan оlеh :
1) Keringat kapal
2) Keringat muatan
3) Kebocoran/kebasahan dаrі muatan lаіn
4) Pergeseran dеngаn kulit/badan kapal
5) Pergeseran dеngаn muatan laainnya
6) Penangan muatan
7) Muatan lainnya
8) Penanggasan (Spontaneous heating)
9) Pencurian (Pilferage)
b. Hal-hal yang dilakukan untuk mencegah kerusakan muatan di atas kapal
Agar dараt menghindari/mencegah kerusakan уаng dіakibatkan оlеh hal-hal
tеrѕеbut dі atas, maka уаng harus dі lakukan dеngаn baik dan tepat аdаlаh :
1) Penggunaan penerapan (Dunnage)
2) Pengikatan dan pengamanan (Lashing and securing)
3) Pemberian ventilasi
4) Pemisahan muatan
5) Perencanaan уаng prima
3. Melindungi ABK dan buruh
Melindungi abk dan buruh dapat dilakukan dengan melengkapi alat – alat bongkar muat
yang sesuai dengan standard an sesuai dengan jenis muatan yang dibongkar/dimuat serta
melengkapi abk dan burh dengan alat keselamatan.
4. Pemanfaatan ruang muat secara maksimal/full and down
a. Dengan memuat secara maksimal sesuai kapasitas ruang muat adalah untuk membuat
broken strowage yang sekecil mungkin .
b. Penggunaan tiller cargo
c. Perencanaan ruang muatan yang tepat, pemilihan ruang muat sesuai dengan
muatannya
5. Pemuatan secara sistematis
Pemuatan secara sistematis dilakukan untuk melindungi muatan dengan mencegah
terjadinya :
a. Long hatch
b. Over carriage
c. Over stowage
1. Optional cargo
Muatan yang memiliki lebih dari satu pelabuhan bongkar dan menunggu keputusan
shipper, misalnya : tanjung perak / singapore / tokyo
2. Delicate cargo
Muatan yang peka terhadap bau – bauan.
3. Filler cargo
Muatan yang dipakai untuk mengisi ruangan yang tidak bisa dipakai (mengisi broken
stowage).
4. Heavy lift cargo
Muatan berat, yaitu muatan yang beratnya melebihi kemampuan daya angkat
boom/derrick kapal.
5. Odorus cargo
Muatan yang mengeluarkan baud an dapat merusak muatan lain karena baunya.
6. Longlength cargo
Muatan yang panjangnya, melebihi panjang mulut palka (hatch coaming).
7. Refrigerated cargo
Muatan dingin, muatan yang memerlukan ruangan khusus pendingin.
8. Transshipment cargo
Muatan yang dipindahkan ke kapal lain.
9. Dangerous cargo
Muatan berbahaya, muatan yang sifatnya membahayakan kapal, isi dan para abk.
10. Ad valorem cargo
Muatan yang berharga/bernilai tinggi.
11. Back freight
Pembayaran kembali kepada kapal, karena kapal membawa kembali muatan ke
pelabuhan asalnya.
12. Dead freight
Uang yang harus dibayarkan kepada kapal karena satu pihak tidak menepati janji untuk
memuai kapal dengan muatan penuh.
13. Surchange
Uang tambahan dari freight rate oleh karena ukuran / berat muatan melebihi ukuran yang
ditentukan.
14. Constructive total loss
Kapal satu muatan yang rusak, dimana biaya untuk menyelamatkan atau memperbaiki
akan melebihi nilai harga muatan/kapal tersebut.
15. Deadweight factor perbendingan antara is ruang muatan dan daya angkut muatan kapal
tersebut.
16. Demmurage
Uang yang harus dibayarkan oleh pencharter karena muat bongkar melebihi
laydays yang tercantum didalam charter party.
17. General average
Perbandingan pengorbanan dari semua pihak yang berkepentingan sesuai dengan nilai
dari barang yang dimilikinya, pada waktu sejumlah barang muatan dikorbankan untuk
menyelamatkan kapal dan muatan lainnya dari suatu bahaya.
18. Indispute
Suatu keadaan dimana terjadi perbedaan jumlah muatan antara keadaan sebenarnya dan
data di dalam dokumen.
19. Revenue ton
Suatu ukuran untuk menentukan freight (uang tambang), pertimbangan antara berat dan
volume barang.
20. Measurement ton
Suatu ukuran muatan yang perhitungan 1 measurement ton sama dengan 40 oft.
21. Marko
Selisih antara berat muatan yang dimuat dan dibongkar.
22. Flenzen
Muatan yang datangnya terlambat pada saat akan berangkat, sehingga belum ditempatkan
di palka dengan baik (temporary stowage).
23. Over carriage cargo
Keadaan dimana suatu muatan terbawa melewati pelabuhan bongkarnya, karena kelalaian
dalam membongkar.
72. Overstowing
Overstowing adalah gambaran buruknya penumpukan (muatan yang ditumpuk untuk
pelabuhan berikutnya di atas muatan muatan pelabuhan bongkar yang lebih awal)
73. Shifting
Memindahkan muatan di dalam palka yang sama atau ke palka yang berbeda atau lewat
darat.
74. Lashing/Unlanshing
Mengikat/memperkuat muatan atau sebaliknya melepaskan pengikat/penguat muatan
75. Dunnaging
Memasang atas/pemisah muatan
76. Sweeping
Mengumpulkan muatan-muatan yang tercecer
77. Bagging/Unbagging
Memasukan muatan curah ke dalam karung atau sebaliknya yaitu membuka karung atau
sebaliknya yaitu membuka karung dan mencurahkan muatan.
78. Restowage
Menyusun kembali muatan dalam palka
79. Sorting
Pekerjaan memilih/ memisahkan muatan yang tercampur atau muatan yang rusak.
80. Trimming
Meratakan muatan di dalam palka kapal.
81. Cleaning
Pekerjaan membersihkan palka kapal.
82. Longdistance
Pekerjaan cargodoring yang jaraknya mellebihi dari 130 meter.