Anda di halaman 1dari 12

PAPER

CONTAINER DAN PETI KEMAS

Sebagai Tugas Mata Kuliah Pengantar Teknik Perdagangan


Internasional

Oleh :

Daryanto

Kelas : 1-J

NPM : 131040000689

Program Diploma 1 Kepabeanan dan Cukai

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

2013

i
CONTAINER DAN PETI KEMAS

A. Sejarah Container

Sejarah Container Crane dimulai pada saat membuat


Container Crane untuk perusahaan Matson pada tahun 1958.
Crane tersebut masih menggunakan A-Frame. Setelah itu
perusahaan Crane dari Eropa mulai masuk dan menjual
Container Crane di pasaran. Setelah itu pada akhir tahun 60 an
dan awal tahun 70 an, perusahaan Crane dari Jepang mulai
memasuki pasar Container Crane. Hal tersebut diikuti oleh
perusahaan dari Korea Selatan. Perkembangan terakhir adalah
perusahaan Crane dari China yang dipimpin oleh ZPMC masuk
ke pasar dan merebut banyak order di Dunia karena harga yang
ditawarkan sangat bersaing.

Dari Container Crane pertama yang relatif sederhana maka Container Crane berkembang
dalam dimensi, kekuatan angkat maupun kecepatan angkat.

- Panamax : Outreach s/d 35m yang digunakan untuk kapal-kapal yang


melewati Terusan Panamax.
- Post Panamax : Outreach s/d 45m
- Super Post Panamax : Outreach lebih besar dari 45 m
- Suez-Max : Outreach s/d 66 m yang digunakan untuk kapal-kapal yang
melewati Terusan Suez.

Container Crane sekarang ini sudah menjadi banyak variasinya, antara lain dengan model
double Trolley, dengan ketinggian yang Low Profile, dan lainnya. Jenis teknologinya pun
bermacam macam, dilihat dari penggeraknya seperti AC Drive, dilihat dari kemampuan angkat
seperti dua Container sekaligus dan lainnya. Container Crane akan berkembang terus menerus,
sejalan dengan teknologi baru yang ditemukan dan hal tersebut sangat menarik untuk diketahui.

Kemudian pada tahun 1956, perusahaan transportasi Amerika. Malcom Mc Lean


memperkenalkan peti kemas yang pertama. Kapal kargo milik perusahaan Mc Lean, Ideal X
membawa sebanyak 58 peti kemas dalam pelayaran dari New York menuju Houston, USA.

Desain peti kemas tersebut dapat dipindahkan dari kereta api, truk, dan kapal dengan
mudah dan dirancang sedemikian rupa untuk mempermudah perpindahannya. Selama proses
transfer dari satu alat angkut ke alat angkut lainnya, kemasan tersebut tidak perlu di bongkar dan
dipindahkan isinya.

Filosofi dibalik peti kemas adalah membungkus atau membawa muatan dalam peti-peti
yang sama dan membuat kendaraan saat mengangkut sebagai satu kesatuan, baik kendaraan itu

1
berupa kapal laut, kereta api, truk, atau angkutan lainnya, dan dapat membawa secara cepat,
aman, efisien, atau bila mungkin dari pintu kepintu.

Di Indonesia sendiri, perkembangan petikemas baru dimulai sejak tahun 1970 an yang
ditandai dengan adanya kapal dan pelabuhan petikemas pertama di indonesia.
Kapal full container pertama di indonesia adalah KM Gloria Express yang berbobot mati 7.670
DWT milik perusahan pelayaran samudera PT.Gesuri Lloyd. Pada tanggal 12 Mei 1980. Kapal
ini melakukan pelayaran perdananya dari Tanjung priok menuju Korea, Hongkong dan Jepang.
Kapal ini di buat tahun 1979 di galangan kapal Singapore ship building & Engineering Ltd.
Dengan desain dari jerman barat.

B. Definisi Peti Kemas

Sesuai Customs Convention on Container pada tanggal 2 Desember 1972 di Geneva,


Swiss, menyepakati bahwa container adalah alat pengangkutan barang yang berkarakteristik
sebagai berikut

1. Berbentuk permanen dan kokoh, sehingga dapat dipergunakan


berulangkali untuk pengangkutan barang
2. Seluruh atau sebagian tertutup, sehingga berbentuk peti atau kerat dan
dimaksudkan untuk diisi barang yang akan diangkut
3. Didesain sedemikian rupa untuk mempermudahkan mobilitas
pengangkutannya, sehingga memungkinkan pemindahan barang antar
sarana transportasi tanpa harus membongkar isi muatan terlebih dahulu
4. Dilengkapi dengan perangkat yang memudahkan penanganan
pemindahannya khususnya apabila dipindahkan dari satu moda
transportasi ke moda transportasi lainnya
5. Dibuat sedemikian rupa sehingga muda diisi dan dikosongkan
6. Mempunyai isi, bila diukur dari dalam sebesar satu meter kubik atau lebih
7. Dibuat dari baja, alumunium, fiber glass, dan dilengkapi dengan pintu
yang dapat dikunci dari luar.
8. Termasuk perlengkapan atau peralatannya yang diangkut bersama-sama
container bersangkutan

Indonesia sebagai bagian dari organisasi kepabeanan internasional ikut merativikasi


konvensi tersebut. Petnyataan tersebut ditekankan dalam Keputusan Presiden Nomor 45 tahun
1989 tentang pengesahan Customs Convention on Containers, 1972.

Lebih lanjut The International Standard Organization (ISO), menetapkan pengertian


container sebagai alat transportasi yang :

1. Sifatnya cukup kuat untuk dipergunakan berulang kali


2. Dirancang secara khusus sebagai fasilitas untuk membawa barang dengan
moda transportasi yang ada

2
3. Dipasang alat-alat yang memungkinkan sewaktu-waktu digunakan untuk
menangani dari satu alat transportasi ke alat transportasi lainnya
4. Dirancang sedemikian rupa sehingga mudah diisi dan dikosongkan
5. Mempunyai isi ruangan dalam sekurang-kurangnya 1 m3 = 35,3 Cuft

C. Kegunaan Peti Kemas

Peti kemas digunakan sebagai media pelindung dan sekaligus sebagai media pengangkut
barang-barang telah memberikan manfaat yang besar bagi dunia perdagangan. Manfaat dari
penggunaan peti kemas adalah :

1. Proses pembongkaran dan pemuatan barang dapat lebih cepat


2. Dapat menurunkan resiko kerusakan terhadap muatan, oleh karena barang-barang dapat
ditata dengan baik dan cermat dalam ruangan peti kemas.
3. Dapat menurunkan resiko kehilangan dan pencurian. Struktur peti kemas yang terkunci
rapat akan mengurangi tingkat kehilangan barang selama perjalan menuju tempat
eksportir
4. Memudahkan pengawasan saat pemuatan barang ke dalam peti kemas dan pada saat
pembongkaran barang dari peti kemas
5. Menghindari resiko tertukarnya atau tercampurnya barang dengan barang-barang milik
eksportir lain.

D. Ukuran Standar Peti Kemas

3
Internaional Standard Organization menetapkan ukuran-ukuran standar peti kemas sebagai
berikut:

1) Container 20 Freight (20 feet)


Ukuran luar : 20 x 8 x 86, atau 6,058m x 2,438m x 2,591m
Ukuran dalam : 5,919 x 2,340 x 2,380m
Kapasitas : 33 Cbm
Pay load : 22,1 ton
2) Container 40 Freight (40 feet)
Ukuran luar : 40 x 8 x 86 atau 12,192 x 2,438 x 2,591m
Ukuran dalam : 12,045 x 2,309 x 2,379m
Kapasitas : 67,3 Cbm
Pay load : 27,396 ton
3) Container 40 High Cube Dry (40 feet)
Ukuran luar : 40 x 8 x 96 atau 12,192 x 2,438 x 2,926 m
Ukuran dalam : 12,056 x 2,347 x 2,684m
Kapasitas : 76 Cbm
Pay load : 29,6 ton

E. Jenis-jenis Peti Kemas

Bentuk dan jenis peti kemas bervariasi, didesain dan disesuaikan dengan karakteristik
muatannya. Beberapa jenis peti kemas sesuai dijelaskan dalam CMA-CGM Shipping Group
(2009) sebagai berikut :

1. Genaral Purpose Container

General Purpose Container adalah peti


kemas yang seluruh bagian sisinya tertutup
dengan rapat agar tahan terhadap cuaca luar,
mimiliki dinding atap, sisi dan lantai yang keras.
Salat satu sisinya dilengkapi dengan pintu untuk
pemuatan dan pembongkaran barang.

Peti kemas jenis ini digunakan untuk


mengangkut berbagai jenis barang dalam
kondisi kering, termasuk yang dikemas dalam
karton, sack, pallet, drum dan lain-lain. Dengan beberapa penyesuain terutama terhadap sisi
pintunya. Container ini juga digunakan untuk mengangkut beberapa jenis barang curah atau bulk
cargo. Peti kemas jenis inilah yang paling banyak dipakai dalam perdagangan internasional.

4
2. Temperatur Controlled Container

Peti kemas jenis ini dilengkapi dengan peralatan listrik (heater) atau alat mekanik
(refrigeratin) untuk memanaskan atau mendinginkan udara di dalam ruangan peti kemas.
Kegunaan utama peti kemas jenis ini untuk mengangkut barang-barang yang memerlukan
kondisi suhu tertentu untuk menjaga kualitasnya, seperti ikan segar.

3. Open Top Container

Peti Kemas jenis open top container memiliki struktur yang hampir mirip dengan general
purpose container, hanya saja container jenis ini memiliki atap
yang fleksibel dan dapat bergerak secara mekanis untuk
membuka dan menutup. Kegunaan peti kemas jenis ini untuk
mengangkat cargo yang berat dan hanya dapat dimasukan dari
atas. Penanganan pemuatan terhadap barang tersebut hanya
dapat dilakukan dengan alat crane atau rolling bridge. Salah satu contoh peti kemas jenis open
top yang dimiliki oleh perusahaan peti kemas CGA-CGM adalah tiltable half-heignt open top
container.

Gambar Crane

5
4. High Cube Pallet Wide Container

Peti Kemas jenis ini dirancang secara khusus


untuk menyesuaikan ukuran pallet standar Uni Eropa,
yaitu 1,2m x 0,8m. Panjang total peti kemas adalah
40/45. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan
daya angkut ruangan peti kemas serta mencegah
terjadinya kerusakan akibat gerakan peti kemas.
Container tersebut sesuai peraturan Uni Eropa dapat
megurangi biaya distribusi sekitar 15%, oleh karena kapasitas ruangnya yang dapat dihemat.

5. Flush Folding Flat-Rack Container

Peti kemas Flush Folding Flat-Rack Container merupakan tipe yang paling mutakhir dari
peti kemas flat-rack. Ciri khas peti kemas ini adalah sisi dindingnya dapat dilipat hingga sejajar
dengan sisi dasarnya.

Sisi dasar peti kemas ini dirancang untuk mengangkut barang-barang yang memiliki bobot
sangat berat. Kegunaannya untuk mengangkut barang yang besar, berat dan lebih tinggi dari
ukuran peti kemas. Peti kemas ini juga dapat digunakan untuk menumpuk beberapa container
kosong ke dalam satu bundel untuk mengosongkan ruangan yang tersedia.

6. Platform or Bolster

Definisi Platfrom atau Bloster adalah container yang hanya memiliki sisi dasar (lantai)
saja. Janis container ini digunakan untuk membawa barang-barang yang berat dan tebal serta
barang setengah jadi, seperti : barrel dan drum, mesin-mesin, crate, dan sebagainya. Bila
diletakan digeladak atau di palka kapal container, mereka dapat digunakan untuk transportasi
non-contanerizable kargo.

6
7. Ventilated Container

Ventilated container memiliki struktur tertutup sama seperti general purpose container,
namun dilengkapi ventilasi yang dapat menjamin sirkulasi udara diruangan peti kemas.
Kegunaannya adalah untuk mengangkut barang-barang organik seperti : kopi, cengkeh, biji-
bijian, atau hasil bumi lainnya yang memiliki kandungan air tinggi. Tujuannya adalah untuk
mencegah proses pengembunan di dalam container selama proses pengangkutan.

8. Tank Container

Peti kemas jenis ini adalah peti kemas yang terdiri dari dua elemen dasar yaitu tanki tempat
menampung benda cair, dan kerangka yang berguna untuk melindungi tangki selama
pengangkutan.

7
Kegunaan peti kemas ini adalah untuk mengangkut muatan benda cair yang berbahaya
(hazardous) maupun yang tidak berbahaya. Untuk memudahkan pengisina dan pengosongan
muatan, tanki telah dilengkapi perlengkapan pengisian.

9. Open Side Container

Peti kemas yang bagian sampingnya dapat dibuka untuk memasukan dan mengeluarkan
barang. Sisi samping didesain dapat dibuka agar memudahkan fotklift menata barang di dalam
ruangan peti kemas. Kegunaanya adalah untuk mengankut rak-rak botol bir atau minuman
lainnya atau kayu-kayu timber.

F. Sistem Pemuatan Container

Pemuatan melalui dermaga

Barang-barang dari si pengirim (shippers) dibawa ke dermaga atau pelabuhan


dimana barang barang itu akan dimuat kedalam peti kemas yang untuk selanjutnya
diangkut dengan kapal laut. Cara ini sering disebut dengan cara CY-Y / dermaga-dermaga.

Pemuatan di tempat si pengirim

Peti kemas dikirim ke gudang si pengirim untuk diisi dengan barang barang yang
akan diangkut. Hal ini dilakukan apabila barang yang akan diangkut dimiliki oleh satu
orang atau satu perusahaan yang akan dikirimkan ke satu orang/satu perusahaan. Cara ini
pun sering disebut sistem FCL (Full Container Load).

8
Pemuatan sebagian (part cargo)

Petikemas diisi oleh satu perusahaan lalu dikirimkan kepada perusahaan lain untu
diisi lagi sampai kontainer tersbut penuh, namun hal ini sangat beresiko, karena
penyusunan barang didalamnya akan tidak teratur dan kemungkinan besar untuk rusak atau
hilang pun dapat terjadi. (door to door service part cargo).

G. Sistem Penomoran Peti Kemas Standar Internasional

Struktur penomoran peti kemas mengacu pada standar internasional sistem penomoran peti
kemas (DIN EN ISO 6346). Jumlah digit nomor peti kemas terdiri dari 11 digit dimana angka
terakhir merupakan kode pengecekan terhadap digit-digit sebelumnya. Sebagaimana diatur
dalam German Marine Insurer (GDV, 2009), sistem penomoran peti kemas standar internasional
terdiri atas 4 bagian, yaitu :

1. Kode pemilik (Owner code)

Kode pemilik tediri atas 3 digit huruf kapital. Masing-masing pemilik container harus
memiliki kode yang bersifat unik dan tidak boleh sama dengan pemilik container lainnya. Unutk
keperluan tersebut maka harus terdaftar pada International Container Bureau yang
berkedudukan di Paris.

2. Kode produk barang yang dapat diangkut(product group code)

Kode produk ini terdiri dari salah satu dari 3 alternatif huruf U, J, dan Z. Kode U, untuk
mendidentifikasi bahwa peti kemas dapat mengangkut semua jenis barang. Kode J,
mengidentifkasi bahwa peti kemas khusus untuk mengangkut barang-barang yang berhubungan
dengan peralatan. Kode Z, mengidentifikasi bahwa peti kemas khusus untuk keperluan trailer
dan chassis.

3. Kode Registrasi (Registration Number)

Kode registrasi terdiri dari enam digit angka yang mencerminkan nomor pendaftaran peti
kemas tersebut kepada Bureau International des Container. Apabila nomor registrasi kurang dari
enam digit, maka pada digit terakhir akan diisi angka 0.

4. Kode Kontrol (Check Digit)

Kode kontrol harus terdiri atas satu digit dan strukturnya dibuat terpisah dalam satu kotak
tersendiri. Kode ini berguna untuk memvalidasi apakah kode pemilik, kode kelompok, dan kode
registrasi telah dikirimkan dengan cermat. Jika hasil verifikasi sistem tidak sesuai maka sistem
akan memberikan kode error.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://woisoreno.blogspot.com/p/kearifan-lokal-papua.html

http://dayurai.wordpress.com/2008/06/14/mengenal-ukuran-dan-jenis-container-ayo-eksport-
part-3/

http://www.google.com/image

Modul Pengetahuan dan Identifikasi Barang susunan Adang Karyana dan Hanik Rustinigsih

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai