Oleh :
Daryanto
Kelas : 1-J
NPM : 131040000689
2013
i
CONTAINER DAN PETI KEMAS
A. Sejarah Container
Dari Container Crane pertama yang relatif sederhana maka Container Crane berkembang
dalam dimensi, kekuatan angkat maupun kecepatan angkat.
Container Crane sekarang ini sudah menjadi banyak variasinya, antara lain dengan model
double Trolley, dengan ketinggian yang Low Profile, dan lainnya. Jenis teknologinya pun
bermacam macam, dilihat dari penggeraknya seperti AC Drive, dilihat dari kemampuan angkat
seperti dua Container sekaligus dan lainnya. Container Crane akan berkembang terus menerus,
sejalan dengan teknologi baru yang ditemukan dan hal tersebut sangat menarik untuk diketahui.
Desain peti kemas tersebut dapat dipindahkan dari kereta api, truk, dan kapal dengan
mudah dan dirancang sedemikian rupa untuk mempermudah perpindahannya. Selama proses
transfer dari satu alat angkut ke alat angkut lainnya, kemasan tersebut tidak perlu di bongkar dan
dipindahkan isinya.
Filosofi dibalik peti kemas adalah membungkus atau membawa muatan dalam peti-peti
yang sama dan membuat kendaraan saat mengangkut sebagai satu kesatuan, baik kendaraan itu
1
berupa kapal laut, kereta api, truk, atau angkutan lainnya, dan dapat membawa secara cepat,
aman, efisien, atau bila mungkin dari pintu kepintu.
Di Indonesia sendiri, perkembangan petikemas baru dimulai sejak tahun 1970 an yang
ditandai dengan adanya kapal dan pelabuhan petikemas pertama di indonesia.
Kapal full container pertama di indonesia adalah KM Gloria Express yang berbobot mati 7.670
DWT milik perusahan pelayaran samudera PT.Gesuri Lloyd. Pada tanggal 12 Mei 1980. Kapal
ini melakukan pelayaran perdananya dari Tanjung priok menuju Korea, Hongkong dan Jepang.
Kapal ini di buat tahun 1979 di galangan kapal Singapore ship building & Engineering Ltd.
Dengan desain dari jerman barat.
2
3. Dipasang alat-alat yang memungkinkan sewaktu-waktu digunakan untuk
menangani dari satu alat transportasi ke alat transportasi lainnya
4. Dirancang sedemikian rupa sehingga mudah diisi dan dikosongkan
5. Mempunyai isi ruangan dalam sekurang-kurangnya 1 m3 = 35,3 Cuft
Peti kemas digunakan sebagai media pelindung dan sekaligus sebagai media pengangkut
barang-barang telah memberikan manfaat yang besar bagi dunia perdagangan. Manfaat dari
penggunaan peti kemas adalah :
3
Internaional Standard Organization menetapkan ukuran-ukuran standar peti kemas sebagai
berikut:
Bentuk dan jenis peti kemas bervariasi, didesain dan disesuaikan dengan karakteristik
muatannya. Beberapa jenis peti kemas sesuai dijelaskan dalam CMA-CGM Shipping Group
(2009) sebagai berikut :
4
2. Temperatur Controlled Container
Peti kemas jenis ini dilengkapi dengan peralatan listrik (heater) atau alat mekanik
(refrigeratin) untuk memanaskan atau mendinginkan udara di dalam ruangan peti kemas.
Kegunaan utama peti kemas jenis ini untuk mengangkut barang-barang yang memerlukan
kondisi suhu tertentu untuk menjaga kualitasnya, seperti ikan segar.
Peti Kemas jenis open top container memiliki struktur yang hampir mirip dengan general
purpose container, hanya saja container jenis ini memiliki atap
yang fleksibel dan dapat bergerak secara mekanis untuk
membuka dan menutup. Kegunaan peti kemas jenis ini untuk
mengangkat cargo yang berat dan hanya dapat dimasukan dari
atas. Penanganan pemuatan terhadap barang tersebut hanya
dapat dilakukan dengan alat crane atau rolling bridge. Salah satu contoh peti kemas jenis open
top yang dimiliki oleh perusahaan peti kemas CGA-CGM adalah tiltable half-heignt open top
container.
Gambar Crane
5
4. High Cube Pallet Wide Container
Peti kemas Flush Folding Flat-Rack Container merupakan tipe yang paling mutakhir dari
peti kemas flat-rack. Ciri khas peti kemas ini adalah sisi dindingnya dapat dilipat hingga sejajar
dengan sisi dasarnya.
Sisi dasar peti kemas ini dirancang untuk mengangkut barang-barang yang memiliki bobot
sangat berat. Kegunaannya untuk mengangkut barang yang besar, berat dan lebih tinggi dari
ukuran peti kemas. Peti kemas ini juga dapat digunakan untuk menumpuk beberapa container
kosong ke dalam satu bundel untuk mengosongkan ruangan yang tersedia.
6. Platform or Bolster
Definisi Platfrom atau Bloster adalah container yang hanya memiliki sisi dasar (lantai)
saja. Janis container ini digunakan untuk membawa barang-barang yang berat dan tebal serta
barang setengah jadi, seperti : barrel dan drum, mesin-mesin, crate, dan sebagainya. Bila
diletakan digeladak atau di palka kapal container, mereka dapat digunakan untuk transportasi
non-contanerizable kargo.
6
7. Ventilated Container
Ventilated container memiliki struktur tertutup sama seperti general purpose container,
namun dilengkapi ventilasi yang dapat menjamin sirkulasi udara diruangan peti kemas.
Kegunaannya adalah untuk mengangkut barang-barang organik seperti : kopi, cengkeh, biji-
bijian, atau hasil bumi lainnya yang memiliki kandungan air tinggi. Tujuannya adalah untuk
mencegah proses pengembunan di dalam container selama proses pengangkutan.
8. Tank Container
Peti kemas jenis ini adalah peti kemas yang terdiri dari dua elemen dasar yaitu tanki tempat
menampung benda cair, dan kerangka yang berguna untuk melindungi tangki selama
pengangkutan.
7
Kegunaan peti kemas ini adalah untuk mengangkut muatan benda cair yang berbahaya
(hazardous) maupun yang tidak berbahaya. Untuk memudahkan pengisina dan pengosongan
muatan, tanki telah dilengkapi perlengkapan pengisian.
Peti kemas yang bagian sampingnya dapat dibuka untuk memasukan dan mengeluarkan
barang. Sisi samping didesain dapat dibuka agar memudahkan fotklift menata barang di dalam
ruangan peti kemas. Kegunaanya adalah untuk mengankut rak-rak botol bir atau minuman
lainnya atau kayu-kayu timber.
Peti kemas dikirim ke gudang si pengirim untuk diisi dengan barang barang yang
akan diangkut. Hal ini dilakukan apabila barang yang akan diangkut dimiliki oleh satu
orang atau satu perusahaan yang akan dikirimkan ke satu orang/satu perusahaan. Cara ini
pun sering disebut sistem FCL (Full Container Load).
8
Pemuatan sebagian (part cargo)
Petikemas diisi oleh satu perusahaan lalu dikirimkan kepada perusahaan lain untu
diisi lagi sampai kontainer tersbut penuh, namun hal ini sangat beresiko, karena
penyusunan barang didalamnya akan tidak teratur dan kemungkinan besar untuk rusak atau
hilang pun dapat terjadi. (door to door service part cargo).
Struktur penomoran peti kemas mengacu pada standar internasional sistem penomoran peti
kemas (DIN EN ISO 6346). Jumlah digit nomor peti kemas terdiri dari 11 digit dimana angka
terakhir merupakan kode pengecekan terhadap digit-digit sebelumnya. Sebagaimana diatur
dalam German Marine Insurer (GDV, 2009), sistem penomoran peti kemas standar internasional
terdiri atas 4 bagian, yaitu :
Kode pemilik tediri atas 3 digit huruf kapital. Masing-masing pemilik container harus
memiliki kode yang bersifat unik dan tidak boleh sama dengan pemilik container lainnya. Unutk
keperluan tersebut maka harus terdaftar pada International Container Bureau yang
berkedudukan di Paris.
Kode produk ini terdiri dari salah satu dari 3 alternatif huruf U, J, dan Z. Kode U, untuk
mendidentifikasi bahwa peti kemas dapat mengangkut semua jenis barang. Kode J,
mengidentifkasi bahwa peti kemas khusus untuk mengangkut barang-barang yang berhubungan
dengan peralatan. Kode Z, mengidentifikasi bahwa peti kemas khusus untuk keperluan trailer
dan chassis.
Kode registrasi terdiri dari enam digit angka yang mencerminkan nomor pendaftaran peti
kemas tersebut kepada Bureau International des Container. Apabila nomor registrasi kurang dari
enam digit, maka pada digit terakhir akan diisi angka 0.
Kode kontrol harus terdiri atas satu digit dan strukturnya dibuat terpisah dalam satu kotak
tersendiri. Kode ini berguna untuk memvalidasi apakah kode pemilik, kode kelompok, dan kode
registrasi telah dikirimkan dengan cermat. Jika hasil verifikasi sistem tidak sesuai maka sistem
akan memberikan kode error.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://woisoreno.blogspot.com/p/kearifan-lokal-papua.html
http://dayurai.wordpress.com/2008/06/14/mengenal-ukuran-dan-jenis-container-ayo-eksport-
part-3/
http://www.google.com/image
Modul Pengetahuan dan Identifikasi Barang susunan Adang Karyana dan Hanik Rustinigsih
10
LAMPIRAN
11