OPERASI PERGUDANGAN
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam menghadapi pasar bebas ASEAN pada tahun 2015 yang akan datang, Negara Indonesia
dituntut untuk dapat bersaing dengan baik dalam memproduksi suatu bahan- bahan baik
setengah jadi maupun barang jadi yang berkualitas international. Negara Indonesia yang
merupakan salah satu Negara terkaya di dunia baik dari sumber daya alamnya dan kerajinan
hasil seninya ini, telah membawa bangsa ini ke hadapan para pesaing bisnis yang handal dan
menantang Negara Indonesia untuk menuju ke kanca persaingan bisnis berskala international.
Dalam menghasilkan barang baik setengah jadi maupun barang jadi dibutuhkan suatu proses
produksi yang sangat ketat dan sangat teliti baik dari segi persediaan bahan baku, penyimpanan
bahan- bahan baku tersebut hingga diproses untuk dijadikan bahan yang berkualitas tinggi.
Peran warehouse dalam pencapaian hasil prosuksi yang baik sangat berpengaruh, dimana
bahan-bahan baku ditempatkan di suatau tempat yang aman dan sesuai dengan standart yang
berlaku bagi bahan tersebut. Misalnya dalam menyimpan bahan baku pembuatan besi dimana
untuk menghasilkan besi yang berkualitas tinggi bijih besi atau pasir besi harus ditempatkan
ditempat yang kering dimana moisture content-nya tidak terlalu lembab sehingga besi yang
dihasilkan nantinya akan sangat bagus kulaitasnya dan dapat diakui di pasar dunia.
Suatu proses penyimpanan suatu barang tidak lepas dari tata cara dalam penyimpanan barang
tersebut baik dari segi metode yang digunakan untuk mengangkat barang tersebut sampai cara
pengangkutan barang tersebut sampai dengan cara penyusunan dan atau penyimpanan barang
tersebut agar aman dan terjaga kualitasnya.
Peran Manajemen Operasi Pergudangan harus dapat mengatur dengan maksimal agar barang-
barang yang disimpan di tempat penyimpanan atau warehouse dapat disimpan sesuai dengan
jenis, ukuran, berat, dan sifat barang tersebut. Hal ini diperlukan agar barang barang yang
berbeda jenis di dalam satu gudang tidak terganggu. Dan pada saat akan dilaksanakannya
delivery barang- barang tersebut dapat dikeluarkan dengan efektif dan efisien, begitu juga
sebaliknya dengan receiving.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Mengingat operasi pergudangan dapat diartikan secara luas maka penulis ingin merumuskan
suatu masalah agar dapat di perkecil ruang lingkupnya. Berikut rumusan masalah yang telah
penulis rumuskan :
PEMBAHASAN
2.1 OPERASI PERGUDANGAN
Gudang adalah tempat menyimpan barang yang akan di Muat atau setelah di Bongkar dari
kapal.
Operasi pergudangan merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh gudang dan lapangan
penumpukan. Kegiatan tersebut meliputi :
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menunjang kelancaran pelayanan terhadap kapal dan
kelancaran arus barang, kegiatan ini juga dilakunan untuk menekan biaya serendah
mungkin.
Merupakan kegiatan menyimpan atau menumpuk barang di dalam gudang ayau di atas
lapangan penumpukan, harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. Memperhatikan aturan :
Memperhatijkan batas tinggi muatan yang akan ditimbun, batas penumpukan harus
paling sedikit 0,5 meter dari dinding gudang, jalur piuntu gudang harus bebas dari
hambatan penumpukan muatan, barang berbahaya tidak diijinkan untuk ditibun,
kecuali ada izin khusus dari PT. Pelindom selaku pemilik gudang.
2. Petugas :
Kepala gudang yang berwenang menetapkan lokasi penumpukan muatan.
3. Ruangan penumpukan :
Harus bersih dan dapat langsung digunakan, hindari penumpukan barang yang
tidak teratur, sehingga dapat menghindari Broken Stowage.
4. Muatannya :
Harus diketahui terlebih dahulu besarnya, ukuran, beberapa lama rencananya
disimpan dan sifat – sifat khususmaupun sebelum disimpan.
5. Rencana penumpukan :
Petugas harus memperhatikan jumlah dan jenis barang yang akan dibongkar /
muat, juga harus dilihat fasilitas dan ruang penumpukan yang diperlukan, jaraknya,
dan barang – barang yang dibongkar langsung dari kapal, jenis barang akan
ditumpk apakah General Cargo liquit atau gas, apakah tidak mengganggu barang
lain yang ditumpuk sebelumnya, kemudian untuk mendapat peralatan mekanis,
buruh dll, alat komunikasi yang tersedia telah bekerja dengan baik.
6. Cara penumpukan :
Muatan harus ditimbun per party, koli yang berat ditaruh dibagian bawah disususn
menurut kemasan dan merk yang sama, agar muatan jangan saling merusak dalam
penumpukan.
7. Penyusunan penumpukan :
Perlu diperhatikan bahwa lantai gudang harus dalam keadaan bersih dan kering,
terutama pada muatan karung harus diberi alas.
8. Pengawasn operasi penumpukan :
Pengaturan buruh yang bekerja, peralatan yang digunakan buruh, pengaturan
waktu penumpukan / pengeluaran.
Jenis kegiatan pemuatan dan penyerahan, adalah pengeluaran di gudang, truck lossing
dan pemindahan (Overbrengen) :
1. Pengeluaran di gudang :
Delivery baru dapat dilakukan bila penerima barang telah menyelesaikan
kewajiaban terhadap perusahaan pelayaran, Bea dan Cukai, PBM dan pergudangan,
dan kewajiban lainnya.
2. Pengeluaran muatan secara langsung (Trucklossing) :
Pembongkaran langsung dari kapal tanpa melalui gudang, namun penyelesaian
dokumennya masih tetap menjadi tanggung jawab dari kepala gudang. Untuk
melakukan trucklossing syaratnya : mendapat persetujuan dari Bea dan Cukai, telah
menyelesaikan kewajiban terhadap PT. Pelindo, setelah pembayaran OPP kepala
gudang memberi fiat keluar pada D/O asli, keamanan harus ditambah agar jangan
ada barang lain yang ikut terbawa oleh truk.
3. Pemindahan muatan (Overbregen) :
Kegiatan ini dilakukan karena gudang / lapangan penumpuka lini I sudah penuh,
atau karena barang berbahaya harus ditimbun di gudang / lapangan penumpukan
khusus yang berada di lini II, pemindahan barang yang jaraknya lebih dari 130
meterdisebut sebagai Overbragen.
BAB III
PEMBAHASAN
Gudang mempunyai beberapa jenis dan dapat dibagi menurut wilayah Bea dan Cukai, Lamanya
penyimpanan muatan, jenis muatan dan bentuk muatan :
➢ Menurut wilatah Bea dan Cukai, jenis gudang dibagi sebagai berikut :
1. Gudang Lini I
Biasa disebut juga Transit Shet atau Depp Sea Godown, artinya barabgt – barang
yang ada didalamnya masih berada dalam pengawasan Bea dan Cukai karena belum
menyelesaikan urusan Bea dan Cukai atau pesyaratan lainnya.
2. Gudang Lini II
Gudang yang berada didalam lini II, yang menampung barang – barang yang
hendak bergerak ke daerah lini I atau yang berasal dari daerah lini I
3. Gudang Entrepot
Adalah gudang yang digunakan untuk menimbun barang milik suatu perusahaan
yang baru datang dari Luar Negeri, biasanya milik swasta dan masih berada dalam
pengawasan Bea dan Cukai.
4. Depot :
Adalah tempat konsolidasi muatan yang akan di ekspor ke luar negeri, biasanya
berada di luar pelabuhan dan dalam pengawasan Bea dan Cukai, juga ada depot
untuk menampung peti kemas yang kosong.
➢ Menurut lamanya penyimpanan muatan gudang di bagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu :
1. Short Term Stowage
Digunakan untuk barang - barang yang ditimbun atau disimpan untuk sementara di
pelataran atau gudang lini I
2. Long Term Storage
Digunakan untuk menampung barang – barang atau muatan karena pertimbangan
tertentu harus berada di daerah pelabuhan untuk beberapa waktu lamanya, biasanya
ditempatkan di pelataran gudang lini II
1. Letak gudang hrus sedekat mungkin dari tempat dilakukannya kegiatan Bongkar Muat.
2. Gudang harus terletak di tempat yang aman dan mudah diawasi.
3. Tidak mudah terkena bencana alam seperti banjir.
4. Inflow dan Outflow dari barang – barang yang akan disimpan harus seimbang sehingga
tidak ada Idle Time.
5. Storage Time dari barang tidak boleh lama.
6. Floor Level dari gudang mudah untuk pemasukan dan pengeluaran barang seperti
misalnya bak truk harus sama tingginya dengan lantai gudang.
7. Kontruksi gudang harus kokoh, tidak terlalu banyak pilar yang akan menghambat
operasi dengan alat mekanis.
8. Pintu masuk barang dan pintu keluar barang harus seimbang.
9. Memiliki ruangan untuk para petugas di dalam gudang, serta ada ruangan khusus. untuk
menyimpan barang berharga (dalam krangkeng) dan untuk menyimpan barang yang
rusak akibat kegiatan handling.
1. Pemindahan (Transfer)
Adalah kegiatan menerima atau mengeluarkan barang dengan menggunakan tenaga
buruh atau mekanik, darin pihak pertama kepada pihak kedua, gudang bertindak
sebagai Transfer Point.
2. Penerimaan (Receiving)
Merupakan kegiatan menerima barang di gudang, biasanya dari truk atau kapal yang
kemudian dimasukkan ke dalam gudang dengan tenaga manusia atau mekanik, dan
juga dilakukan pemeriksaan apakah sudah sesuai dengan dokumen pengiriman.
3. Penyimpanan (Storage)
Barang yang diterima akan disusun dan disimpan sesuai permintaan atau sesuai
peraturan yang berlaku, dan selanjutnya diterbitkan dokuymen penyimpanan.
4. Pengerjaan (Handling)
Adalah kegiatan menumpuk, menyortir, mempwebaiki bungkusan / kemasan,
menimbang, memeriksa dan meneliti serta pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan
barang yang ada.
5. Pengiriman (Expediting)
6. Pembungkusan (Packing)
Kegiatan membungkus barang atau muatan, yang bila barang tidak dibungkus akan
mengalami kerusakan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN