Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERCEPATAN DWELLING TIME DI PELABUHAN


INDONESIA

Mata Kuliah Bisnis Internasional


Dosen Giri Nurpribadi, S.TP.,M.M

Nama : Fidiyah Sukmaningsih


NIM : 112110778

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah..............................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Dwelling Time..................................................................................3
B. Pengelolaan Dwelling Time...............................................................................3
C. Peningkatan Dwelling Time...............................................................................3
BAB IV PENUTUP..................................................................................................5
A. Kesimpulan........................................................................................................5
B. Saran...................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP MAHASISWA........................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 62%


luas wilayahnya berupa laut dan perairan. Letak geografis Indonesia pun sangat
strategis karena berada di jalur perdagangan gloal yang memberikan banyak
keuntungan terutama di bidang ekonomi. Berdasarkan hasil Konvensi Hukum
Laut Internasional atau“Nation Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS)
pada tanggal 10 Desember 1982 di Montego Bay, Jamaica, luas wilayah laut
Indonesia mencapai 3.257.357 km², dengan batas wilayah laut/teritorial dari garis
dasar kontinen sejauh 12 mil diukur dari garis dasar, sedangkan luas daratannya
mencapai 1.919.443 km². Secara menyeluruh, luas wilayah lautan dan daratan
mencapai 5.176.800 km².
Kondisi tersebut membuat peranan transportasi laut bagi Indonesia sangat
vital. Salah satu cara untuk menciptakan transportasi laut yang baik dan unggul
adalah dengan memperbaiki pelayanan yang ada pada pelabuhan. Pelabuhan
merupakan infrastruktur transportasi laut yang berperan dalam mata rantai
distribusi barang dan penumpang. Salah satu parameter yang dijadikan acuan
dalam menilai performa pelayanan pelabuhan adalah dwelling time.

B. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan dwelling time?


Berapa lama waktu yang dibutuhkan dwelling time?
Bagaimana rangkaian proses dwelling time?

C. Tujuan

Menjelaskan definisi atau pengertian dari dwelling time.


Memberi tahu waktu yang dibutuhkan pada saat dwelling time.
Menjelaskan rangkaian proses dwelling time.
Mengetahui cara mengatasi dwelling time yang lama.
BAB II
LANDASAN TEORI

Dwelling time berasal dari bahasa Inggris, dari kata ‘dwell’ adalah tinggal
atau tunggu dan ‘time’ adalah waktu. Istilah dwelling time, merupaka bagian
proses mekanisme dari kapal pengeluaran barang di pelabuhan sejak barang
tersebut dibongkar. Menurut Drs. Achmad Ridwan Tentowi, dkk (2016 : 193)
dwelling time adalah rentang waktu yang dibutuhkan kontainer barang yang
terhitung sejak dibongkar dari kapal hingga keluar dari kawasan pelabuhan setelah
menyelesaikan proses dokumen perizinan yang berlaku.
Menurut definisi World Bank (2011) dwelling time adalah waktu yang
dihitung mulai dari suatu peti kemas (kontainer) dibongkar dan di angkat
(unloading) dari kapal sampai peti kemas tersebut meninggalkan terminal
pelabuhan melalui pintu utama. Sedangkan standar international memberikan
pengertian dwelling time, bahwa lama waktu petikemas (kontainer) berada di
Pelabuhan sebelum berada di Pelabuhann sebelum memulai perjalanan baik darat
menggunakan truk atau kereta api. Pengertian dari World Bank, mengisyaratkan
bahwa waktu yang dihabiskan oleh barang muatan atau kargo di dalam batas
pelabuhan. Dari saat kargo dibongkar dari kapal dan disimpan di darat, hingga
saat kargo itu meniggalkan pelabuhan melalui rel kereta maupun jalan darat.
Sementara menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat (2009),
besarnya waktu berhenti tiap kendaraan pada perhentian sepanjang rute akan
mempengaruhi efisien dari sistem angkutan secara keseluruhan. Dwelling time ini
merupakan waktu yang harus ditekan guna mendukung kelancaran arus barang.
Pada beberapa kapal dan perusahaan asing dwelling time ini merupakan salah satu
parameter yang digunakan sebagai pertimbangan sebelum singgah dan melakukan
bongkar muat di pelabuhan tersebut. Dwelling time yang terlalu lama akan
berpengaruh terhadap berbagai hal. Hal utama yang akan terkena dampak
dwelling time adalah kelancar arus barang.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dwelling Time


Dwelling Time adalah waktu tunggu container sejak container ditumpuk
di terminal pelabuhan sampai dengan container keluar dari terminal pelabuhan.
Dwelling Time merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu peti kemas mulai
dari proses penimbunan sampai dengan keluar kawasan pelabuhan (gate out).
Waktu yang biasa dibutuhkan pada saat dwelling time paling lama yaitu 7 hari
untuk sistem pelabuhan yang kurang lahan dan manajemen yang tidak sesuai.
Sedangkan untuk pelabuhan yang memiliki sistem manajemen yang baik hanya
dibutuhkan waktu 2 hari. Penghambat bongkar muat barang biasanya ada
dalam masalah lahan yang kurang luas sehingga terjadi barang-barang yang
menumpuk.
B. Pengelolaan Dwelling Time
Secara umum, terdapat 3 tahapan utama dalam pengelolaan dwelling
time diantaranya :
1) Pertama, pre-customs clearance yaitu waktu yang diperlukan sejak peti
kemas dibongkar dari kapal sampai dengan pemberitahuan pabean impor
mendapatkan nomor pendaftaran.
2) Kedua, customs clearance yaitu waktu yang dibutuhkan sejak
pemberitahuan pabean impor mendapatkan nomor pendaftaran sampai
dengan diterbitkannya persetujuan pengeluaran barang oleh bea cukai.
3) Ketiga, post-customs clearance yaitu waktu yang dibutuhkan sejak
persetujuan pengeluaran barang sampai dengan pengeluaran barang impor
dari tempat penimbunan sementara.
C. Peningkatan Dwelling Time
Ada beberapa cara yang diupayakan untuk mempercepat dwelling time.
Dibentuknya implementasi National Logistic Ecosystem (NLE) mampu
mempercepat dan layanan logistik nasional. Karena platform terpadu itu
terintegrasi dengan semua pihak yang terkait. Saat ini pengelolaannya
dipercayakan kepada Lembaga National Sigle Windows (LNSW). Adapun 8
pelabuhan yang diupayakan pemerintah dalam sistem ini di antaranya
Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Patimban (Jawa Barat), Tanjung Emas
(Jawa Tengah), Tanjung Perak (Jawa Timur), Makassar (Sulawesi Selatan),
dan Belawan Medan, Sumatera Utara.
Manajemen yang dilakukan PT Pelabuhan Indonesia IV CV Jayapura
mampu mempercepat waktu tunggu pelayanan bongkar muat kapal dan barang
peti kemas (dwelling time) di Pelabuhan Laut Jayapura, Papua, menjadi hanya
2 hari dari sebelumnya selama 7 hari. Sonny Uktolselya seorang General
Manager dari PT Pelindo IV Cabang Jayapura mengatakan bahwa peningkatan
pelayanan ini untuk menindaklanjuti intruksi Presiden Jokowi yang
menghendaki adanya tunggu pelayanan kapal dan barang diturunkan menjadi 2
hari. Upaya yang dilakukan adalah denga menegaskan adanya penumpukan
barang lebih dari 5 hari akan dikenai biaya. Selain itu memperluas lahan yang
akan digunakan sebagai tempat penumpukan barang dan bongkar muat. Beliau
(Sonny) mengatakan dwelling time di Pelabuhan Laut Jayapura sudah
mencapai target secara nasional sebagaimana instruksi Presiden Joko Widodo
agar mempercepat waktu tunggunya. Dimana sebelumya, proses bongkar muat
peti kemas yang ada di Pelabuhan Laut Jayapura sering disebut memakan
waktu yang lama karena luas lahan peti kemas yang tidak memadai.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dwelling time sudah ditetapkan dalam penimbunan atau masa antri untuk
proses pengangkutan barang dari peti kemas sampai keluar pelabuhan
dilakukan paling lambat 7 hari, sedangkan jika dilakukan dengan manajemen
yang baik mampu dikerjakan dalam 2 hari saja. Pengelolaan dwelling time ada
beberapa tahap, yaitu :
Pertama, pre-customs clearance.
Kedua, customs clearance.
Ketiga, post-customs clearance.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis ingin menyampaikan sedikit


pemikiran ataupun saran yang sekiranya dapat menjadikan masukan.
1. Perlu adanya penyederhanaan sistem terkait pre-customs clearance,
customs clearance, post-customs clearance agar dapat memangkas waktu
dwelling time dan dapat memenuhi target yang telah ditetapkan
pemerintah.
2. Melakukan pengoptimalan kerja sesuai dengan apa yang telah
dipersiapkan dalam memasuki era baru (update).
3. Semua pihak perlu melakukan koordinasi agar dapat merealisasikan tugas
masing-masing pihak sesuai denga SOP.
4. Perlu segera mengoptimalkan tempat pemeriksaan fisik terpadu yang
beroprasi 24 jam dalam satu minggu.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal kemendagri.go.id
Artikel “Pelabuhan Jayapura Pangkas Dwelling Time Jadi 2 Hari” by Fatkhul
Makur. 20210207.
Social Science. 11 Oktober 2012. Sosiologi. “Luas Wilayah Indonesia” diakses
pada tanggal 20 April 2022.
https://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2257902-luas-wilayah-
indonesia/
Nara Galuh Candra Asmarani. 12 Oktober 2020. “Apa itu Dwelling Time?’’
diakses pada tanggal 24 April 2022.
https://news.ddtc.co.id/apa-itu-dwelling-time-24690
Anitana Widya Puspa Artikel. 10 Mei 2021. Bisnis.com "Kejar Sistem Logistik
Nasional Sebelum 2024, Dwelling Time Bisa Lebih Cepat" diakses pada tanggal
24 April 2022
https://ekonomi.bisnis.com/read/20210510/98/1392521/kejar-sistem-logistik-
nasional-sebelum-2024-dwelling-time-bisa-lebih-cepat
Fatkhul Maskur. Artikel 03 Februari 2021. Bisnis.com “Pelabuhan Jayapura
Pangkas Dwelling Time Jadi 2 Hari” diakses pada tanggal 2 Mei 2022
https://ekonomi.bisnis.com/read/20210203/98/1351501/pelabuhan-jayapura-
pangkas-dwelling-time-jadi-2-hari.
DAFTAR RIWAYAT MAHASISWA

Nama : Fidiyah Sukmaningsih


Tempat, tanggal lahir : Tegal, 16 Juni
No. HP : 085700652280
Email : fidiyahsukma16@gmail.com

Saya dapat berkomunikasi baik dan benar, cepat beradaptasi dengan lingkungan,
menyukai hal baru, cukup tekun dalam melakukan sesuatu. dalam berperan
sebagai ketua mahasiswa di kelas ma.21.a06 yang pastinya secara langsung
membantu kelancaran baik belajar-mengajar dan penghubung dosen dengan
mahasiswa. Memberikan informasi yang berhubungan dengan kampus yang tidak
secara langsung disampaikan kepada semua mahasiswa.

Dalam menempuh dunia pendidikan dari sekolah dasar sampai menjadi


mahasiswa selalu masuk dalam suatu kepengurusan. Sering mendapat peringkat
tinggi selama pendidikan dan terakhir kemarin IPK 3,87 di Universitas Pelita
Bangsa Prodi S1 Manajemen.

Pernah mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan pada saat SMK di salah satu
lembaga keuangan ikut serta di bagian pembukuan dan pelayanan. Hal tersebut
dilakukan selama 2 bulan pada Juni-Agustus 2019. Pada Juni 2020 sampai
Agustus 2021 memiliki pengalaman bekerja sebagai operator produksi di salah
satu PT. Kegiatan kampus sendiri saya mengikuti beberapa forum yang diadakan
jurusan, masuk ke dalam kepengurusan angkatan manajemen. Belakangan terakhir
sering mengikuti seminar/workshop baik dari internal kampus maupun eksternal.

Anda mungkin juga menyukai