Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 8

ANGGOTA KELOMPOK:
 Ambartari Ariibah Ningsih (195030400111033)
 Muhammad Raihan Adrian (195030407111015)
 Safiah Putri Amalina (195030407111012)
KELAS: Audit A
TUGAS RESUME

Resume Pertemuan 5
Tahap-Tahap Audit (2): Perencanaan Audit

A. Pengendalian Internal
a) Definisi pengendalian internal
Menurut COSO Pengendalian Internal didefinisikan sebagai proses yang dipengaruhi
oleh dewan direksi, manajemen, dan karyawan yang dirancang dalam rangka memberikan
jaminan bahwa organisasi dapat mencapai tujuannya melalui,

 Efisiensi dan efektifitas produksi

 Penyajian laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan

 Ketaatan terhadap undang-undang dan aturan yang berlaku

b) Tujuan pengendalian internal


Tujuan adanya pengendalian internal adalah agar perusahaan bisa mencapai tujuannya
dengan cara mendapatkan kesempatan dan keuntungan serta mencegah adanya kerugian.
Selain itu, ada beberapa tujuan lainnya yaitu:

 Menghasilkan informasi seperti laporan keuangan yang bisa dipercaya dan


dipertanggungjawabkan

 Memastikan segala aktivitas perusahaan sesuai dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.

 Meningkatkan efisiensi dan mencegah adanya pemborosan pengelolaan sumber


daya perusahaan.

 Memastikan segala anggota perusahaan atau organisasi mengetahui dan mematuhi


kebijakan yang telah dibuat.

 Menjaga aset perusahaan.

 Menjamin keamanan operasional perusahaan.

Hal yang paling jelas adalah tentu mencegah adanya tindak kecurangan karyawan
seperti administration fraud  atau financial fraud.
c) Keterbatasan pengendalian internal
Keterbatasan pengendalian internal menurut Hery (2016:170) meliputi:

 Faktor Manusia

Faktor yang sangat penting sekali dalam setiap pelaksanaan sistem pengendalian
internal, sebuah sistem pengendalian yang baik akan dapat menjadi tidak efektif
oleh karena adanya karyawan yang kelelahan, ceroboh, atau bersikap acuh tak acuh.

 Persekongkolan (Kolusi)

Dimana kolusi ini akan dapat secara signifikan mengurangi keefektivaa sebuah
sistem dan mengeliminasi proteksi yang ditawarkan dari pemisahan tugas

 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan juga dapat memicu keterbatasan pengendalian internal. Dalam


perusahaan yang berskala kecil, sebagai contoh, mungkin akan sangat sulit untuk
menerapkan pemisahan tugas atau memberikan pengecekan independen/verifikasi
internal, mengingat satu karyawan mungkin saja dapat merangkap mengerjakan
beberapa pekerjaan yang berbeda sekaligus.
d) Tanggungjawab manajemen dan auditor dalam pengendalian internal
Dalam pengendalian internal manajemen bertanggung jawab dalam menentapkan dan
menyelenggarakan pengendalian internal entitas. Sedangkan auditor bertanggung jawab
untuk memahami dan menguji pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
e) Komponen pengendalian internal COSO
Komponen-komponen pengendalian internal menurut COSO antara lain:
1. A control environment (lingkungan pengendalian)
Merupakan tanggung jawab manajemen puncak untuk menyatakan dengan jelas nilai-
nilai integritas dan kegiatan tidak etis yang tidak dapat ditoleransi.
2. Risk assessment (penaksiran resiko)
Perusahaan harus mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menciptakan
resiko bisnis dan harus menentukan bagaimana caranya mengelola resiko tersebut.
3. Control activities (kegiatan pengendalian)
Untuk mengurangi terjadinya kecurangan, manajemen harus merancang kebijakan dan
prosedur untuk mengidentifikasi resiko tertentu yang dihadapi perusahaan.
4. Information and communication (Informasi dan komunikasi)
Sistem pengendalian internal harus dikomunikasikan dan diinfokan kepada seluruh
karyawan perusahaan dari atas hingga bawah.
5. Monitoring (Pemantauan)
Sistem pengendalian internal harus dipantau secara berkala. Apabila terjadi kekurangan
yang signifikan, harus segera dilaporkan kepada manajemen puncak and ke dewan
komisaris.
B. Resiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah kemungkinan salah saji material dalam laporan keuangan
perusahaan karena tidak ada pengendalian internal yang relevan untuk mengurangi risiko
tertentu atau pengendalian internal yang ada tidak berfungsi.
C. Resiko Deteksi
Risiko deteksi (detection risk) merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi
salah satu saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi tergantung atas
penerapan auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan dan risiko pengendalian. Semakin besar
risiko audit, semakin besar pula risiko deteksi. Sebaliknya semakin besar risiko bawaan
ataupun risiko pengendalian, semakin kecil risiko deteksi.
D. Pengujian pengendalian
Pengujian pengendalian merupakan suatu prosedur audit yang dirancang untuk
mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, atau mendeteksi dan
mengoreksi, kesalahan penyajian material pada tingkat asersi.
E. Pengujian substantif
Pengujian substantif merupakan prosedur-prosedur pengauditan yang dibuat oleh
auditor untuk menguji atau mendeteksi kesalahan salah saji material dalam nilai rupiah yang
mempengaruhi langsung kebenaran dari saldo-saldo dalam laporan keuangan. Maka auditor
harus menghimpun semua bukti yang cukup untuk memperoleh dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan perusahaan yang diauditnya. Pengujian substantif
menyediakan bukti mengenai kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang signifikan.
F. Audit intern
a) Fungsi audit Intern
Audit intern memiliki beberapa fungsi, yaitu:

 Melakukan pengawasan atas semua aktivitas yang sulit ditangani oleh pimpinan
puncak.

 Melakukan identifikasi dan meminimalisasi resiko.

 Mendukung dan membantu manajemen seputar bidang teknis.

 Melakukan laporan validasi pada manajer.

 Membantu proses pengambilan keputusan.


 Melakukan analisis untuk masa yang akan datang.

 Membantu manajer dalam hal pengelolaan perusahaan.

b) Dampak pekerjaan auditor intern atas audit auditor independent


Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan
auditor internal yang ada pada perusahaan klien. Sebagai contoh,manajemen dapat meminta
auditor independen untuk me-review kegiatan auditor internal yang telah direncanakan
untuk tahun berjalan serta melaporkan mutu kerja mereka. Auditor independen juga
memiliki kepentingan langsung dengan pekerjaan auditor internal yang berkaitan dengan
struktur pengendalian intern klien.
Pekerjaan auditor internal tidak dapat digunakan sebagai pengganti pekerjaan auditor
independen. Namun demikian, pekerjaan auditor intern dapat menjadi pelengkap yang
penting bagi auditor independen. Untuk menentukan pengaruh pekerjaan audit internal
terhadap audit, auditor independen harus mempertimbangankan kompetensi dan
objektivitas auditor internal serta mengevaluasi mutu pekerjaan auditor internal.

Anda mungkin juga menyukai