3. Objek Pajak
4. Faktur Pajak
5. Tarif Pajak
Suatu transaksi yang berkaitan dengan penyerahan barang kena pajak selain dipungut pajak
pertambahan nilai, namun juga dipungut pajak penjualan barang mewah (PPnBM). Berikut ini adalah
jenis penyerahan Barang kena pajak yang dikenakan PPnBM sebagai berikut:
1. Penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha yang
menghasilkan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah tersebut di dalam Daerah Pabean dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya
1. Metode Perpetual
Metode perpetual ini mencatat persediaan/barang kena pajak berdasarkan
pada akun persediaan, sehingga mutasi persediaan setiap waktunya dapat
diketahui. Ketika perusahaan membeli barang/persediaan, maka perusahaan
akan mencatat :
Persediaan xxx
Kas/Hutang Dagang xxx
Ketika perusahaan menjual barang/jasa yang tidak dikenakan pajak maka perusahaan
akan mencatat:
Pembelian xxx
Kas/Piutang Dagang xxx
Ketika perusahaan melakukan penjualan barang yang tergolong mewah ini maka
perusahaan akan mencatat:
Kas/Piutang Dagang xxx
Penjualan xxx
PPN xxx
PPnBM xxx
1. Metode Langsung
Metode langsung ini dengan cara mengalikan secara langsung tarif
pajak pertambahan nilai dengan dasar pengenaan pajak. Hasil
perkalian ini akan menghasilkan Pajak Masukan (PPN Masukan) atau
Pajak Keluaran (PPN Keluaran).
Misalnya suatu produk harga jualnya sebesar Rp 10 juta tanpa
diskon, maka besarnya PPN terutangnya sebesar : 10% X Rp 10 juta =
Rp 1 juta. Jika transaksi ini adalah pembelian maka harus kita catat:
Pembelian 10,000,000
PPN Masukan 1,000,000
Kas/Piutang Dagang 11,000,000
2. Metode Tidak Langsung
Metode tidak langsung ini dengan cara mekanisme pengkreditan antara pajak masukan dan pajak
keluaran.
Misalnya: Jika barang kena pajak yang dibeli seharga Rp 10 Juta dijual dengan harga Rp 15 Juta maka
besarnya pajak yang terutang adalah:
Misalnya: Toko Glory menjual pakaian untuk konsumen di Blok M Square dengan
omzet penjualan setahun Rp 800 juta. Dalam menghitung penghasilan neto untuk
Pajak Penghasilan Joshua pemilik Toko Glory menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto. Selama bulan September 2008 omzet penjualannya adalah Rp 150
juta dan membeli bahan dagangannya sebesar Rp 80 juta. Penghitungan PPN atas
Toko Glory untuk bulan September 2008 adalah sebagai berikut:
Jika Menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak