Dosen Pengampu : Assoc. Prof. Dr. H. Zulhelmy, S.E., M.Si., Ak., C.A., ACPA.
DISUSUN OLEH :
PRODI AKUNTANSI SI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
AKUNTANSI SYARIAH tentang “ Dasar-Dasar Gagasan Akuntansi Islam”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita tentang “Dasar-Dasar Gagasan Akuntansi Islam”. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami pribadi maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................
3.2 Saran…………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Akuntansi secara sosiologis saat ini telah mengalami perubahan besar. Akuntansi
tidak hanya dipandang sebagai bagian dari pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan.
Akuntansi telah dipahami sebagai sesuatu yang tidak bebas nilai (value laden), tetapi
dipengaruhi nilai-nilai yang melingkupinya. Bahkan akuntansi tidak hanya dipengaruhi,
tetapi juga mempengaruhi lingkungannya.
Ketika akuntansi tidak bebas nilai, tetapi sarat nilai, otomatis akuntansi konvensional
yang saat ini masih didominasi oleh sudut pandang Barat, maka karakter akuntansi pasti
kapitalistik, sekuler, egois, anti-altruistik. Ketika akuntansi memiliki kepentingan ekonomi-
politik MNC’s (Multi National Company’s) untuk program neoliberalisme ekonomi, maka
akuntansi yang diajarkan dan dipraktikkan tanpa proses penyaringan, jelas berorientasi pada
kepentingan neoliberalisme ekonomi pula.
Pertanyaan lebih lanjut adalah, apakah memang kita tidak memiliki sistem akuntansi
sesuai realitas kita? Apakah masyarakat Indonesia tidak dapat mengakomodasi akuntansi
dengan tetap melakukan penyesuaian sesuai realitas masyarakat Indonesia? Lebih jauh lagi
sesuai realitas masyarakat Indonesia yang religius? Religiusitas Indonesia yang didominasi
85% masyarakat beragama Islam?
Jawabanya ada dalam potongan kutipan Surat Al Baqarah ayat 282 dibawah ini:
“Hai, orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah telah mengajarkannya………”
Jelaslah Islam telah mengajarkan itu, Islam adalah rahmatan lil ‘alamin dia menjadi
aturan seluruh aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali akuntansi. Ayat ini lah yang
menjadi pondasi paling dasar munculnya konsep akuntansi syari’ah.
Dalam bahasan makalah ini akan membahas mengenai dasar-dasar gagasan akuntansi
syari’ah yaitu mengenai para inisiator yang ingin memajukan akuntansi syari’ah dan tujuan-
tujuan akuntansi syari’ah yang membahas mengenai tujuan akuntansi syari’ah pada lembaga
keuangan dan tujuan akuntansi dalam islam.
Semoga dengan makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca akan
pembahasan mengenai akuntansi syari’ah
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk kita semua, baik penulis maupun pembaca. Tau
apa itu akuntansi, bagaimana akuntansi dalam ajaran agama islam karena di negara kita
adalah negara Indonesia hamper 85% penduduknya menganut agama Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Bangsa Arab yang berprofesi sebagai saudagar dalam negeri maupun luar negeri,
tercermin di dalam Alquran pada surah ke 106 (Quraisy), yang menceritakan kebiasaan
perjalanan dagang orang Quraisy ke negeri Syam pada musim panas dan ke Negeri Yaman
pada musim dingin, (saat ini wilayah itu dinamakan Syria, Libanon, Yordania dan Palestina).
1Kemajuan dalam bidang perdagangan, industri, keuangan, dan jasa di belahan dunia Arab
memastikan adanya sarana untuk mencatat transaksi dikalangan mereka. Mahmud Syakir
dalam Tarikhul-Islami sebagaimana dikutip oleh Zaid, menjelaskan bahwa orang- orang
Arab-lah yang menemukan tulisan pada tahun 3200 SM. Penemuan ini mendorong kemajuan
besar bagi kehidupan manusia dalam mencatat dan menukil pengetahuan serta pemikiran-
pemikiran. Chatfield dalam bukunya Contemporary Studies in the Evaluation of Accounting
Thought, juga dikutip oleh Zaid, menegaskan bahwa manusia berhutang budi kepada
penduduk antara dua sungai di Mesir (Negeri Rafidin), karena mereka telah menemukan
tulisan.
Setelah muculnya islam di semenanjung Arab dibawah pimpinan Rasulullah saw dan
terbentuknya Daulah islamiah di Madinah, mulailah perhatian Rasullulah untuk
membersihkan muamalah maaliah (keuangan) dari unsur-unsur riba dan dari segala bentuk
penipuan, pembodohan, perjudian, pemerasan, monopoli dan segala usaha untuk mengambil
harta orang lain secara batil. Sehingga rasullah menekankan pada pencatatan keuangan dan
mendidik secara khusus beberapa orang sahabat untuk menangani profesi ini dan diberi
sebutan khusus yaitu hafhazatul amwal (pengawasan keuangan). Dan para sahabat rasul dan
pemimpin umat islam juga menaruh perhatian yang tinggi terhadap pembukuan akuntansi
yang memiliki tujuan untuk mengetahui utang-utang dan piutang serta keterangan perputaran
uang , seperti pemasukan dan pengeluaran. Juga berfungsi untuk merinci dan menghitung
keuntungan dan kerugian serta menghitung harta keseluruhan untuk menentukan kadar zakat
yang harus dikeluarkan oleh masing-masing individu. Perhatian untuk pembukuan ini masih
berjalan sesuai dengan kaidah – kaidah islam di negara islam, sampai masuknya gerakan
ghazwul fikri (perang ideologi, kebudayaan, dan ekonomi) ke mayoritas negara islam,
terutama sekali setelah runtuhnya khilafah islamiyah. Diturunkannya surah Al Baqarah ayat
282, yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (kitabah), dasar-dasarnya, dan manfaat-
manfaatnya.
Runtuhnya khilafah islamiah serta tidak adanya perhatian dari pemimpin – pemimpin
islam untuk mensosialisasikan hukum islam, ditambah lagi dengan dijajahnya kebanyakan
negara islam oleh negara-negara kuat seperti Inggris dan Perancis, telah menimbulkan
perubahan yang sangat mendasar pada muamalah keuangan.
Pada saat itu dipakailah sistem undang-undang ekonomi kapitalis dan sosialis yanng
menggantikan undang-undang ekonomi islam, serta masuknya aturan-aturan perserikatan
asing dan lembaga-lembaga perdagangan yang berdiri di atas azas riba. Sebagai
kelanjutannya di implementasikan aturan-aturan akuntansi Eropa. Sebagai contoh sekarang
sering menemukan buku-buku akuntansi konvensional ada yang bernama sistem akuntansi
Inggris, sistem akuntansi Prancis, sistem akuntansi Amerika, dan lain-lain.
Para akuntan asing sekarang sudah menguasai semua segi akuntansi, baik bidang
ideologi, aplikasi, maupun pengajaran. Sampai sekarang akuntansi masih dikuasai oleh non
tenaga profesional ke luar negeri untuk mempelajari pokok-pokok pikiran akuntansi barat,
sehingga menghasilkan generasi – generasi yang hanya bekerja di lingkungan barat.
1. Kebangkitan Konsep Akuntansi Islam Baru dalam Bidang Riset. Sudah terkumpul
beberapa tesis magister serta disertai doctor dalam konsep akuntansi yang telah
dimulai sejak 1950 dan masih berlanjut sampai sekarang, dengan jumlah yang
semakin banyak. Diantaranya adalah:
2. “Nizham al-muhasabah li Dharabah az-Zakah wal Dafatir al-mustama’lah fi Baitil
–maal” tesis magister, fak Perdagangan Universitas Cairo, 1950, di ajukan oleh
Syauqi Ismail Syahatah”
3. “Al-Mabadi’ al islamiah fi Nazhariat at Taqwin fil- Muhasabah” disertasi doktor
fak.Perdagangan Universitas Cairo,1959, diajukan oleh Syauqi Ismail Syhatah”
4. “At-Thanzim al-muhasibi lil Amwalil-Ammah fil-islam” tesis magister, fak
Perdagangan Universitas Al-Azhar,1972, diajukan oleh Mahmud al-Mursi Lasyien.”
5. Kebangkitan Konsep Akuntansi Islam dalam Bidang Pembukuan. Para inisiator
konsep akuntansi islam kontemporer sangat memperhatikan usaha-usaha pembukuaan
konsep itu . Hal ini dilakukan supaya orang-orang tertarik pada akuntansi dapat
mengetahui kandungan konsep-konsep islam dan poko-pokok pikiran ilmiahnya yang
sangat berharga, sehingga tidak lagi membutuhkan ide-ide dari luar atau mengikuti
konsep Barat. Diantara karya-karya yang sudah selesai adalah sebagai berikut:
6. Muhasabah Zakah Al-Maal ‘Ilman wa Amalan, karangan Dr Syauqi Ismail
Syahatah( Kairo: Pustaka Anggola,1970).
7. At-Takalif wal –As’ar fil-Fikri Islami ,karangan Dr. Muhammad kamal Athiah(1997)
8. Muhasabah az-Zakah, karangan Dr. Husain Syahatah(Kairo:Persatuan Bank-Bank
islam sedunia,1979).
9. Kebangkitan Akuntansi dalam Seminar-Seminar dan Lembaga-Lembaga Riset.
Arti kata muhasabah berbeda dengan kata hisab sesuai dengan tempat-tempat
pemakaiannya.
1. Pengertian Muhasabah dan Hisab dalam Bahasa Arab
Kata muhasabah berasal dari kata hasaba dan diucapkan juga
dengan hisab hasibah muhasabah dan hisaba . Kata kerja hasaba termasuk kata
kerja yang menunjukkan adanya interaksi seseorang dengan orang lain. Arti kata
musabah secara bahasa adalah “menimbang” atau “memperhitungkan amal-amal
manusia yang telah diperbuatnya”, seperti firman Allah,
“Dan, Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda
malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari
Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan
segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (al-Israa:12)
Arti Kata Muhasabah dalam Al-Qur’an Kata muhasabah tidak pernah ada dalam
Al-Qur’an dalam bentuk masdar atau akar kata, tetapi yang ada hanyalah kata
kerjanya, yaitu hasaba sebanyak tiga kali pada surah al-Baqarah: 284, Surah ath-
Thalaaq: 8 dan Surah al-Insyiqaaq: 7-8. Dari surah tersebut dapat disimpulkan kata
kerja hasaba, muhasabah, hisaba, berarti ‘perhitungan dan pembalasan, baik di dunia
maupun di akhirat, sesuai dengan data-data dan catatan dalam buku amalan’.
Kata hisab terdapat dalam Al-Qur’an sebanyak 39 kali dan tidak satu kata pun
muncul dalam kata kerja, yaitu hasaba dengan fathah semua baris hurufnya.
a. Hisab seperti firman Allah dalam surah Yunus ayat 5, yang maksudnya adalah
“penghitungan dan pendataan waktu”
b. Hisab dengan arti “perhitungan dan pembalasan” di hari kiamat, surah al-
Insyiqaaq: 7-8 dan surah an-Nuur: 39
c. Hisab dengan arti “menanyai seseorang dengan mendebatnya di Hari Kiamat
tentang perbuatannya di dunia” surah Ibrahim: 41
d. Hisab dengan arti “berinfak dan memberi secara mutlak tanpa sebab dan
syarat” surah al-Baqarah: 212, az-Zumar: 10
Arti hisab dalam surah surah di atas adalah merasa cukup dengan karunia dan
kelapangan rahmat, pemberian tanpa pujian, ikatan, serta tekanan.
Adapun kata hasibin hanya muncul sebanyak dua kali dalam Al-Qur’an, yaitu
sebanyak berikut :
Surah al-An’aam: 62, berarti muhasibin (yang menghitung)
Surah al-Anbiyaa: 47, berarti muhasibin (yang menghitung)
Dari dua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kata hasibin sama maknanya
dengan muhasibin, dengan pengertian mencakup proses pendataan, penghitungan,
kemudian dilanjutkan dengan proses perhitungan serta pembalasan, seperti ditegaskan
dalam surah al-Kahfi: 49
“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap
apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini
yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat
semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu
tidak menganiaya seorang juapun”. (al-Kahfi: 49)
6. Pengertian al-Muhasabah dan al-Hisab dalam Sunah Nabawiyyah
Dalam hadist-hadits Nabi banyak dijumpai kata-kata haasaba maupun hasaba :
a) HR Thabrani, arti lafal yuhasabu ialah musaalah (perhitungan dan
pembalasan)
b) HR Tirmidzi, kata hasaba sama artinya dengan menulis, menyusun, dan
menghitung.
c) Al-Miqdam bin Ma’ad, lafal katiban berarti orang yang mencatat dan mendata
semua usaha
d) HR Bukhari, lafal haasabahu berarti menghitung, menyusun, kemudian
perhitungan dan pembalasan, serta perdebatan yang menyebabkan Rasulullah
mengambil keputusan untuk memindahkan hadiah itu ke baitulmal
Kesimpulan kata muhasabah :
1. Perhitungan dan pembalasan
2. Catatan, data dan hitungan
Tujuan dari akuntansi islam adalah menempatkan Allah SWT dan Rasul-Nya sebagai
sumber nilai utama, tidak hanya untuk kepentingan dunia, seperti mencari kekayaan, tetapi
juga mencari kepentingan di akhirat.
Tujuan akuntansi syariah menurut Harahap (2011) adalah untuk membantu semua
pihak yang berkepentingan agar amanah (tanggung jawab) yang dipercayakan kepadanya
sebagai khalifah atau hamba Allah dalam menjalankan suatu organisasi/perusahaan dapat
terlaksana sesuai dengan ketentuan Allah atau sesuai dengan ketentuan syariah.
1. Muhasabah dari segi arti, yaitu perhitungan dan pembukuan keuangan (kitabul
amwal)
2. Muhasabah dari segi orang yang melakukannya
a. Muhasabah individu
b. Muhasabah dengan perantara orang lain
c. Muhasabah melalui malaikat atau Allah
a. Muhasabah ibadah
b. Muhasabah muamalah maaliah (keuangan)
Muhasabah muamalah perdagangan perorangan
Muhasabah muamalah perusahaan atau firma
Muhasabah muamalah organisasi, yayasan, dan lembaga- lembaga
sosial, dan
Muhasabah muamalah kantor-kantor pemerintah
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah kita melihat bahwa tekanan Islam dalam
kewajiban melakukan pencatatan adalah:
1) Menjadi bukti dilakukannya transaksi (muamalah) yang menjadi dasar nantinya dalam
menyelesaikan persoalan selanjutnya.
2) Menjaga agar tidak terjadi manipulasi, atau penipuan baik dalam transaksi maupun
hasil dari transaksi itu (laba).
Penekanan ini didukung lagi oleh ratusan ayat yang dapat dijadikan sumber moral
akuntansi seperti kewajiban bertaqwa, berlaku adil, jujur, menyatakan yang benar, memilih
yang terbaik, berguna, menghindari yang haram, jangan boros, jangan merusak, jangan
menipu, dan lain sebagainya. Dan yang sifatnya tekhnis diserahkan sepenuhnya kepada
ummatnya untuk merumuskannya sesuai kebtuhannya.
DR. Scott (Harahap, 1993, 1995) adalah seorang penulis yang banyak memperhatikan
masalah etika dan moral dalam melahirkan teori akuntansi. Ia selalu menggunakan criteria
keadilan dan kebenaran dalam merumuskan setiap teori akuntansi, model ini disebut Ethical
Theory of Accaounting. Menurut beliau dalam penyajian laporan keuangan, akuntan harus
memperhatikan semua pihak (user) dan memperlakukannya secara adil dan benar. Dan
memberikan data yang akurat jangan menimbulkan salah tafsir dan jangan pula bias.
Shaari Hamid, Russel Craig dan Frank Clarke (1993) dalam artikel mereka berjudul:
“Religion: A Counfounding Cultural Element in the International Harmonization of
Accounting” mengemukakan dua hal:
1) Bahwa Islam sebagai agama yang memiliki aturan-aturan khusus dalam system
ekonomi keuangan (misalnya free interest banking system) pasti memerlukan teori
ekuntansi yang khusus pula yang dapat mengakomodasi ketentuan syariah itu.
2) Kalau dalam berbagai studi disimpulkan bahwa aspek budaya yang bersifat local
sangat banyak mempengaruhi perkembangan akuntansi, maka Islam sebagai agama
yang melampaui batas negara tidak boleh diabaikan. Islam dapat mendorong
internasionalisasi dan harmonisasi akuntansi.
Muhammad Akram Khan (harahap, 19932\\2) merumuskan sifat akuntansi islam sebagai
berikut:
Menjelaskan utang piutang, untung rugi, sentral moneter dan membantu dalam
mengambil ketetapan – ketetapan manajemen.
Akuntansi konvensional
Berdasarkan pada ordonansi atau peraturan – peraturan dan teori – teori yang
dibuat oleh manusia yang memiliki sifat khilaf, lupa, keterbatasan ilmu dan
wawasan. Maka konsep itu labil dan tidak permanen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan dan dijelaskan diatas maka, dapat
disimpulkan bahwa inti dari konsep akutansi islam yaitu memiliki sifat-sifat spesifik
akuntansi Islam:
Kaidah-kaidah dasar akuntansi Islam bersumber dari Al-Quran, Sunnah Nabawiyyah
serta fiqih para ulama. Oleh karena itu kaidah ini mempunyai keistimewaan yaitu permanen
dan objektif. Tidak akan berubah, karena dasar kaidah berasal dari Allah dan sesuai untuk
segala waktu dan kondisi
Akuntansi Islam dilandasi akidah yang kuat, iman serta pengakuan bahwa Allah itu
adalah Tuhan, Islam adalah agama, Muhammad adalah nabi dan rasul, dan juga percaya pada
Hari Akhir.
Akuntansi Islam berlandaskan pada akhlak yang baik.
Dalam Islam, seorang akuntan dianggap bertanggungjawab di depan masyarakat dan
umat Islam tentang seberapa jauh kesatuan ekonomi dipengaruhi hukum-hukum syariat
Islam. Berdasarkan keistimewaan-keistimewaan yang bersifat akidah dan akhlak, akuntansi
dalam Islam juga berkaitan dengan proses keuangan yang sah. Akuntansi dalam Islam sangat
memperhatikan aspek-aspek tingkah laku sebagai unsur yang juga berperan dalam kesatuan
ekonomi
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila
terdapat ada suatu kesalahan baik dalam pembahasan atau dalam segi penulisan kami mohon
para pembaca dapat mema’afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang
tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/tajussubqiKINGCROWN/bab-2-dasar-dasar-
gagasan-akuntansi-islami
http://jhunips77.blogspot.com/2016/09/akuntansi-syariah.html
https://akutansisyariah.wordpress.com/2016/10/13/dasar-dasar-gagasan-
akuntansi-syariah/