Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Akuntansi Keuangan 1
Aset Tetap Berdasarkan SAK Umum

Disusun Oleh :
Alfandi Riski Putra Darmawan (992022004)
Farah Yumna Nurhanifah (992022008)

Jurusan Akuntansi
Prodi Akuntansi Perpajakan
Politeknik Negeri Balikpapan
Daftar Isi

Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Aset Tetap..................................................................................................3
B. Penghitungan dan Pencatatan Aset Tetap berdasarkan PSAK Umum..........................5
C. Penghitungan Aset Tetap.............................................................................................6
D. Pencatatan Akun Aset Tetap........................................................................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................................11
Kesimpulan.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................12

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aset tetap merupakan bagian terpenting dari segi perusahaan baik ditinjau dari
segi fungsinya, jumlah dana yang diinvestasikan, maupun pengawasannya.
Aset tetap dilaporkan dalam neraca berdasarkan urutan masa manfaatnya yang
paling lama yaitu mulai dari tanah, bangunan, dan seterusnya. Menurut
Martani, dkk (2014:271) Aset tetap adalah aset berwujud, yaitu mempunyai
bentuk fisik (seperti tanah, bangunan), berbeda dengan paten atau merek
dagang yang tidak mempunyai bentuk fisik. Aktiva tetap adalah sumber
kekayaan ekonomi yang berwujud dan digunakan perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan usahanya. Fungsi yang dimainkan aset tetap dan
sumber daya keuangan yang diperlukan untuk memperoleh aset tetap ini,
penting untuk menggunakan praktik akuntansi yang tepat untuk setiap aset
tetap yang dimiliki perusahaan yang terdiri dari pengakuan, pencatatan,
pengukuran, pelaporan, pengungkapan dalam laporan keuangan, penyusutan
hingga penghentian dan pelepasan aset tetap tersebut. Sehingga PSAK No.16
menjadi petunjuk, panduan yang lebih relevan dan terpercaya dalam
penerapan akuntansi atas aset tetap dalam suatu perusahaan serta menyajikan
informasi yang lebih transparan bagi para pemangku kepentingan, termasuk
investor, manajemen, kreditur dan pihak terkait lainnya, untuk mengambil
keputusan yang lebih baik dan berdasarkan informasi keuangan yang lebih
kredibel. Dalam pencatatan Aset Tetap terdapat berbagai metode penyusutan
dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara
sistematis dari suatu aktiva selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara
lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun
(diminishing balance method), dan metode jumlah unit (sum of the unit
method). Metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama
umur manfaat aktiva jika nilai residunya tidak berubah. Metode saldo

1
menurun menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat
aktiva. Metode jumlah unit menghasilkan pembebanan berdasarkan pada
penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu aktiva. Metode
penyusutan aktiva dipilih berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat
ekonomik masa depan dari aktiva dan diterapkan secara konsisten dari
periode ke periode kecuali ada perubahan dalam ekspektasi pola konsumsi
manfaat ekonomik masa depan dari aktiva tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Aset Tetap berdasarkan PSAK Umum?
2. Apa saja metode pencatatan Aset Tetap?
3. Bagaimana cara penghitungan Aset Tetap?
4. Bagaimana pencatatan Akun Aset Tetap?

C. Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud Aset Tetap PSAK Umum
2. Dapat mengetahui metode pencatatan Aset Tetap
3. Dapat mengetahui cara menghitung Aset Tetap
4. Dapat mengetahui pencatatan Akun Aset Tetap

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Aset Tetap


Aset tetap merupakan bagian terpenting dari segi perusahaan baik ditinjau dari
segi fungsinya, jumlah dana yang diinvestasikan, maupun pengawasannya. Aset
tetap dilaporkan dalam neraca berdasarkan urutan masa manfaatnya yang paling
lama yaitu mulai dari tanah, bangunan, dan seterusnya. Menurut Martani, dkk
(2014:271) Aset tetap adalah aset berwujud, yaitu mempunyai bentuk fisik
( seperti tanah, bangunan), berbeda dengan paten atau merek dagang yang tidak
mempunyai bentuk fisik. Aktiva tetap adalah sumber kekayaan ekonomi yang
berwujud dan digunakan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan usahanya.
Fungsi yang dimainkan aset tetap dan sumber daya keuangan yang diperlukan
untuk memperoleh aset tetap ini, penting untuk menggunakan praktik akuntansi
yang tepat untuk setiap aset tetap yang dimiliki perusahaan yang terdiri dari
pengakuan, pencatatan, pengukuran, pelaporan, pengungkapan dalam laporan
keuangan, penyusutan hingga penghentian dan pelepasan aset tetap tersebut.
Sehingga PSAK No.16 menjadi petunjuk, panduan yang lebih relevan dan
terpercaya dalam penerapan akuntansi atas aset tetap dalam suatu perusahaan
serta menyajikan informasi yang lebih transparan bagi para pemangku
kepentingan, termasuk investor, manajemen, kreditur dan pihak terkait lainnya,
untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan berdasarkan informasi keuangan
yang lebih kredibel.
cara perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
1. Pembelian Tunai
Pembelian ini akan dicatat secara sederhana sebesar jumlah kas yang dibayar,
termasuk seluruh pengeluaran pengeluaran yang terkait dengan pembelian dan
penyiapannya sampai aktiva tersebut siap digunakan.

3
2. Pembelian secara kredit
Pembelian aktiva tetap dapat dilakukan secara kredit. Dalam hal ini pembeli
biasanya akan menandatangani wesel bayar (promes) yang secara spesifik
menyebutka persyaratan mengenai penyelesaian kewajiban. Kontrak pembelian
kredit ini memerlukan pembayaran pada satu tanggal tertentu atau serangkaian
pembayaran pada interval periode tertentu yang telah disepakati.
3. Sewa Guna Usaha Modal
Untuk sewa guna usaha modal ini, aktiva yang disewagunausahakan akan dicatat
sebagai aktiva tetap dalam pembukuan penyewa (lessee) selaku pengguna aktiva,
dan bukan dalam pembukuan perusahaan yang secara hukum masih memiliki
aktiva tersebut dalam hal ini adalah si pemberi sewa (lessor).
4. Pertukaran Aktiva Tetap ( Non- moneter)
Perusahaan dapat memperoleh sebuah aktiva baru dengan cara menukar aktiva
non moneter yang ada. Umumnya aktiva yang baru tersebut akan dicatat sebesar
nilai pasar wajarnya atau sebesar nilai pasar wajar yang diserahkan, mana yang
lebih dapat ditentukan dengan mudah. Jika aktiva yang diserahkan adalah
peralatan bekas maka nilai pasar wajar dari aktiva yang baru umumnya lebih
dapat ditentukan dengan mudah dan oleh karena itu akan digunakan untuk
mencatat pertukaran.
5. Konstruksi (Bangun) Sendiri
Gedung dibangun oleh perusahaan untuk dibangun sendiri. Ini mungkin dilakukan
untuk menghemat biaya konstruksi, memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai,
atau untuk mendapatkan kualitas bangunan yang lebih baik.
6. Donasi (sumbangan)
Ketika aktiva diterima melalui donasi (sumbangan), pengeluaran-pengeluaran
tertentu mungkin diperlukan , namun pengeluaran-pengeluaran ini biasanya relatif
kecil sehingga tidak diperhitungkan sebagai dasar penilaian untuk mencatat
sumbangan aktiva tersebut. Aktiva yang diperoleh melalui

4
Aset tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Memiliki bentuk fisik dan dengan demikian merupakan aset berwujud.
2. Dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasi.
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi.
Berikut adalah contoh dari kelas tersendiri yaitu:
1. Tanah
2. Tanah dan bangunan
3. Mesin
4. Kapal
5. Pesawat udara
6. Kendaraan bermotor
7. Perabotan, dan Peralatan kantor.
PSAK No. 16 (2014:7) menyatakan aset tetap harus diakui jika dan hanya jika:
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis yang berhubungan dengan aset tersebut
akan mengalir keperusahaan.
2. Biaya perolehan aset tetap diukur secara andal.

B. Penghitungan dan Pencatatan Aset Tetap berdasarkan PSAK


Umum
Menurut Martani (2014) terdapat dua jenis pengukuran aset tetap antara lain
sebagai berikut:
1. Pengukuran Awal Aset Tetap
Suatu aset tetap yang mempunyai kualifikasi untuk sebagai aset pada awalnya
harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap meliputi berikut:

a.Harga perolehannya, termasuk harga beli, bea impor, dan pajak pembelian
yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan
potongan-potongan pembelian. Sedangkan menurut Ibrahim H. Ahmad

5
(2014:256) Harga perolehan adalah harga beli dan pengorbanan lainnya
yang dilakukan untuk mempersiapkan aktiva yang bersangkutan sampai siap
digunakan.

b. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa


aset kelokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan keinginan dan maksud manajemen.
c.Estimasi awal biaya pembongkaran dan dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset.

2. Pengukuran Setelah Pengakuan


Untuk aset tetap, setelah pengakuan awal entitas harus memilih model biaya (cost
model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansinya.
Model yang dipilih entitas harus diterapkan terhadap seluruh aset tetap dalam
kelompok yang sama. Kebijakan tersebut tidak perlu diterapkan untuk semua aset
tetap yang dimiliki perusahaan.

C. Penghitungan Aset Tetap


Pada penghitungan Aset Tetap terdapat tiga metode depresiasi yang umum
digunakan oleh entitas adalah sebagai
berikut:
1. Metode Garis Lurus
Merupakan metode yang paling sederhana mengasumsikan adanya penggunaan
yang konstan dari suatu aset selama masa manfaatnya. Metode ini merupakan
metode yang mendasarkan alokasi dari fungsi waktu penggunaan aset.
Berdasarkan metode ini biaya depresiasi dihitung dengan mengalokasikan nilai
aset yang didepresiasikan selama masa manfaat aset secara sama untuk setiap
periodenya

Biaya Depresiasi =
( Biaya Perolehan Aset−Nilai Residu) 6
Mata Manfaat Aset
2. Metode Pembebanan Menurun
Metode pembebanan menurun memberikan pembebanan biaya depresiasi yang
lebih tinggi pada tahun-tahun awal dari umur aset dan pembebanan yang rendah
pada tahun-tahun akhir. Logika dari metode ini bahwa penggunaan suatu aset
akan lebih tinggi pada tahun-tahun awal karena pada tahun-tahun awal
produktivitas aset lebih tinggi dari tahun-tahun akhir dari aset. Dua metode yang
sering kali digunakan entitas dalam pembebanan menurun adalah metode jumlah
angka tahun (sum of the years' digits method) dan metode saldo menurun
(declining balance method).

Biaya Depresiasi = Fraksi Depersiasi x (Nilai Perolehan Aset – Nilai Residu)

3. Metode Unit Produksi


Metode ini mengasumsikan pembebanan depresiasi sebagai fungsi dari
penggunaan atau produktivitas aset, bukan dilihat dari waktu penggunaan aset.
Berdasarkan metode ini umur dari aset akan didepresiasikan berdasarkan jumlah
output yang diproduksi (unit produksinya) atau berdasarkan input yang digunakan
(seperti jam kerja). Metode ini sangat tepat digunakan untuk aset yang memiliki
kapasitas yang menurun seiring dengan penggunaannya

( Biaya Perolehan Aset – Nilai Residu ) x Jam penggunaan


Rumus =
Estimasi Jam Penggunaan Total

7
D. Pencatatan Akun Aset Tetap
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset diukur pada
biaya perolehan. Elemen biaya perolehan aset tetap menurut PSAK No. 16 (2018)
meliputi:
a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain.
b. Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai
dengan intensitas manajemen.
c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset tetap. Kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau
sebagai
konsekuensi penggunaan aset tetap selama periode waktu tertentu untuk tujuan
selain untuk memproduksikan persediaan selama periode tertentu.
Pengakuan biaya dalam jumlah tercatat aset tetap dihentikan ketika aset tetap
tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diperlukan supaya aset siap
digunakan sesuai dengan intensi manajemen, oleh karena itu biaya pemakaian dan
pengembangan aset tidak dimasukkan dalam jumlah tercatat aset tersebut. Biaya
perolehan suatu aset yang dikonstruksi sendiri ditentukan dengan menggunakan
prinsip yang sama sebagaimana aset yang diperoleh bukan dengan konstruksi
sendiri

Kondisi 1
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp.100.000 dan akumulasi penyusutan Rp.110.000,-
dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp.130.000,-.

Akumulasi Penyusutan Rp.110.000,-


Aset Tetap Rp.110.000,-

8
Aset Tetap Rp.40.000,-
Surplus Revaluasi Rp.40.000,-

Kondisi 2
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp.200.000,- dan akumulasi penyusutan Rp.110.00
dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp.130.000,-. Sebelumnya pernah direvaluasi
dengan penurunan Rp.30.000,-.

Akumulasi penyusutan Rp.110.000,-


Aset tetap Rp.110.000,-

Aset Tetap Rp.40.000,-


Keuntungan Revaluasi Rp.30.000,-
Surplus Revaluasi Rp.10.000,-

Kondisi 3
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp.200.000,- dan akumulasi penyusutan
Rp.110.000,- dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp.70.000,-.

Akumulasi penyusutan Rp.110.000,-


Aset tetap Rp.110.000,-

Kerugian penurunan nilai Rp.20.000,-


Aset tetap Rp.20.000,-

Kondisi 4
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp.200.000,- dan akumulasi penyusutan
Rp.110.000,- dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp.70.000,-. Sebelumnya
pernah direvaluasi dengan surplus Rp.8000,-.

9
Akumulasi penyusutan Rp.110.000,-
Aset tetap Rp.110.000,-

Surplus revaluasi Rp.8.000,-


Kerugian penurunan nilai Rp.12.000,-
Aset Tetap Rp.20.000,-

10
BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Aset tetap merupakan bagian terpenting dari segi perusahaan baik ditinjau dari segi
fungsinya, jumlah dana yang diinvestasikan, maupun pengawasannya. Aset tetap
dilaporkan dalam neraca berdasarkan urutan masa manfaatnya yang paling lama yaitu
mulai dari tanah, bangunan, dan seterusnya. Adapun cara peroleh aktiva tetap yaitu
pembelian tunai, pembelian secara kredit, Sewa Guna Usaha Modal, Pertukaran
Aktiva Tetap ( Non- moneter), Konstruksi (Bangun) Sendiri, Donasi (sumbangan).
Dalam aset tetap terdapat dua jenis yaitu Pengukuran Awal Aset Tetap dan
Pengukuran setelah pengakuan.

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai