Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Aset Menurut Para Ahli

Definisi aset juga dijelaskan oleh para ahli, baik melalui pendapat, teori-teori, asumsi, dan
juga melalui undang-undang. Berikut ini adalah pengertian aset menurut para ahli:

1. Hidayat
Menurut Hidayat pengertian aset adalah barang atau benda yang bergerak dan juga tidak
bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible), dimana
keseluruhan hal tersebut mencakup aset atau harta aset dari suatu organisasi, instansi, badan
usaha, ataupun perorangan.

2. Munawir
Menurut Munawir pengertian aset adalah sarana atau sumber daya yang memiliki nilai
ekonomis yang mampu menunjang perusahaan dalam harga perolehnnya atau nilai wajarnya
harus diukur secara objektif.

3. Siregar
Menurut Siregar pengertian aset adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang
memiliki nilai guna atau ekonomi (economic value), nila komersial (commercial value) atau
nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh suatu badan usaha, instansi atau perorangan.

4. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)


Menurut IAI pengertian aset adalah sumber daya yang dikuasi oleh perusahaan sebagai akibat
dari kejadian yang terjadi pada masa lalu dan mendatangkan manfaat ekonomis di masa
depan bagi perusahaan.

5. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)


Menurut PSAK No. 16 revisi tahun 2011 pengertian aset adalah semua kekayaan yang
dimiliki oleh seseorang atau perusahaan, baik berwujud maupun tidak berwujud yang
berharga atau bernilai yang akan mendatangkan manfaat bagi seseorang atau perusahaan
tersebut.
6. International Accounting Standards Committe (IASC)
Menurut IASC pengertian aset adalah suatu sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan
sebagai hasil kejadian masa lalu dimana diharapkan perusahaan akan mendapatkan manfaat
ekonomis di masa depan.

7. International Financial Reporting Standards (IFRS)


Menurut IFRS definisi aset adalah suatu sumber yang dikendalikan oleh entitas sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu (misalnya menciptakan sendiri atau membeli) dan dari
manfaat ekonomis masa depan (arus kas masuk dan aset lain) yang diharapkan.

8. Financial Accounting Standards Board (FASB)


Menurut FASB pengertian aset dalam kerangka konseptualnya (SFAC No. 6, prg. 25) adalah
sebagai manfaat ekonomik masa depan yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai/
dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.

Baca juga: Pengertian Modal

Jenis-Jenis Aset
Seperti yang disebutkan sebelumnya, aset merupakan hak yang bisa dipakai dalam
operasional perusahaan. Beberapa benda yang dianggap sebagai aset diantaranya; gedung/
bangunan, mobil, merk dagang, hak paten teknologi, uang kas, dan benda/ barang berharga
lainnya.

Pada umumnya, aset dibagi menjadi beberapa kategori untuk keperluan analisis
(baca: pengertian analisis)

1. Aset Lancar (Current Asset)


Pengertian aset lancar adalah aset yang diharapkan dapat terealisasi dan memberikan manfaat
dalam jangka pendek, yaitu sekitar satu tahun. Aset lancar ini berupa investasi jangka pendek,
kas, piutang, persediaan, biaya yang harus dibayar, dan penghasilan yang masih diterima.

2. Aset Tetap (Fixed Asset)


Pengertian aset tetap adalah aset yang memiliki wujud dan siap untuk digunakan/ difungsikan
dalam operasional perusahaan. Aset tetap tidak dimaksudkan untuk dijual, dan memiliki
manfaat yang lebih dari satu tahun. Beberapa aset tetap meliputi; gedung, tanah, investasi
jangka panjang.

3. Aset Tak Berwujud (Intangible Asset)


Pengertian aset tidak berwujud adalah aset tetap yang tidak memiliki wujud dan memiliki
manfaat dengan memberikan hak ekonomi dan hukum kepada pemiliknya. Beberapa aset
tidak berwujud ini diantaranya; merk dagang, waralaba, hak cipta, goodwill, hak paten.

4. Aset Lain
Aset lain ini adalah gambaran berbagai pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke
dalam aset lancar, aset tetap, dan aset tidak berwujud.

Baca juga: Pengertian Ekuitas

Siklus Hidup Aset


Hindrawan dkk mengatakan bahwa siklus hidup dari aset atau kelompok aset terdiri dari
empat fase, yaitu perencanaan, pengadaan, operasi dan pemeliharaan, serta penghapusan.
Berikut penjelasan singkat mengenai fase siklus hidup aset tersebut:

1. Fase Perencanaan, yaitu tahapan dimana perusahaan mengidentifikasi kebutuhan


akan adanya permintaan atas aset.
2. Fase Pengadaan, yaitu tahapan ketika aset dibangun atau dibuat, bahkan dibeli.
Pengadaan aset ini tergantung kebutuhan dan sesuai perencanaan.
3. Fase Operasi dan Pemeliharaan, yaitu tahapan ketika aset digunakan/
dimanfaatkan untuk tujuan yang ditetapkan. Pada fase ini biasanya juga terdapat
aktivitas pembaruan, perbaikan, dan pergantian yang dilakukan secara
berkesinambungan atas aset.
4. Fase Penghapusan, yaitu tahapan dimana umur ekonomis suatu aset telah habis
atau ketika kebutuhan akan aset tersebut telah hilang.

Perencanaan Aset
Masih menurut Hindrawan dkk, perencanaan aset yang baik seharusnya terdiri dari beberapa
hal berikut ini:

 Mengidentifikasi adanya permintaan akan aset, dan membeli aset yang diperlukan
 Perencaan pengadaan aset sebaiknya menegaskan mengenai jenis dan waktu
kebutuhan aset, serta menjelaskan cara pengadaan aset
 Memaksimalkan pemakaian aset yang telah ada dengan begitu pengadaan aset
baru tidak perlu dilakukan
 Melakukan evaluasi terhadap aset yang dimiliki, apakah memiliki performa yang
baik atau justru membutuhkan biaya tinggi dalam operasionalnya
 Membuat skala prioritas dalam pengadaan dan atau penambahan aset
 Membuat berbagai pertimbangan solusi non-aset untuk mengurangi kebutuhan
akan aset

Penggunaan Aset
Ketika membaca neraca, manajemen perusahaan harus mencermati nilai aset dengan rinci
karena hal ini menjadi dasar dalam mengukur prestasi keuangan perusahaan. Ukuran prestasi
keuangan ini nantinya akan menjadi dasar keputusan manajemen apakah akan
mempertahankan atau meningkatkan aset.

1. Efisiensi Pemakaian Aset


Rasio penjualan/ total aset merupakan salah satu ukuran dalam menilai aset. Asumsinya,
penggunaan aset dianggap efisien jika perusahaan dapat mewujudkan penjualan yang
semakin besar.

Angka penjualan tersebut dilihat dari laporan laba-rugi perusahaan, sedangkan angka total
aset dilihat dari neraca. Ini dapat dilihat dari rasio tahun terakhir dibandingkan dengan
beberapa tahun sebelumnya.

2. Optimalisasi Keuntungan
Angka laba harta atau laba investasi juga bisa menjadi ukuran dalam menilai keuntungan atau
profitabilitas. Angka ini berasal dari perbandingan angka keuntungan (dari laporan laba-rugi)
dan total harta/ total aset, dimana nilainya sama dengan total investasi.
Dengan asumsi manajemen merupakan pihak yang bertanggungjawab atas pemanfaatan dan
pemeliharaan seluruh harta yang dipakai perusahaan, maka manajemen bertanggungjawab
dalam upaya peningkatan keuntungan yang dihasilkan dari total harta.

Baca juga: Pengertian Dividen

Demikianlah penjelasan ringkas mengenai pengertian aset, jenis-jenis aset, siklus hidup aset,
perencanaan dan penggunaan aset. Semoga artikel ini bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai