Anda di halaman 1dari 5

Nama : Linus A.

Ch Sakan

Nim : 1810020202

Semester : VI

Kelas :A

MK : AKD

TUGAS REVIEW ARTIKEL KEUANGAN DAERAH

Nama Jurnal Jurnal Telaah & Riset Akuntansi

Pengaruh pendapatan asli daerah Terhadap kinerja keuangan daerah pada


Judul Jurnal
kabupaten/kota di provinsi aceh tahun 2010-2012
Volume /
Vol. 6 No. 2
Halaman
Junarwati,
Nama Penulis
Hasan Basri, Syukriy Abdullah
Tanggal Jurnal Juli 2013
Latar belakang Dalam penelitian ini berdasarkan kajian-kajian teoritis dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai landasan, penulis juga
merujuk pada opini BPK atas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten dan
kota di Aceh untuk tahun anggaran 2012, dimana dari 23 kabupaten/kota hanya 7
LKPD yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP). Hal ini
Pendahuluan menunjukkan bahwa kondisi pengelolaan keuangan di Propinsi Aceh belum sesuai
dengan yang diharapkan. Kepala Divisi Kajian Advokasi Kebijakan Publik
Gerakan Anti Korupsi (Gerak), Isra Safril, sebuah lembaga swadaya masyarakat
(LSM) di Aceh menilai bahwa kinerja keuangan daerah di Aceh masih buruk. Hal
ini dipandang sebagai cerminan lemahnya pengelolaan keuangan daerah, yang
menunjukkan besarnya potensi terjadinya penyimpangan anggaran.
Penilis Menggunakan Kajian Pustaka dari beberapa referensi untuk
menjelaskan tentang Kinerja Keuangan maupun rasio keuangan yang
Kajian Pustaka
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan daerah serta beberapa aturan
peraturan perundang-undangan.
hipotesis yang diajukan adalah: 1. Pendapatan Asli Daerah berpengaruh
terhadap kinerja keuangan daerah pada kabupaten/kota di Aceh. 2. Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Zakat, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Hipotesis
Dipisahkan, dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah bepengaruh
secara bersama-sama dan sendiri-sendiri terhadap kinerja keuangan daerah
pada kabupaten/kota di Aceh.
Tujuan Penilitian tujuan penelitian mengenai kinerja keuangan daerah
Penelitian ini merupakan penelitian sensus. Dimana populasi dalam
Metode Penelitian penelitian ini adalah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Aceh tahun 2010-
2012.
1. Kinerja Keuangan Daerah
2. Pendapatan Asli Daerah
3. Pajak Daerah
Operasional
4. Retribusi Daerah
Variabel
5. Zakat
6. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
7. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
1. Hasil pengujian pertama menunjukkan nilai koefisien regresi (β1) adalah
6,525 untuk variabel PAD. Penentuan hipotesis menyebutkan jika βi ≠ 0
maka Ha diterima, artinya Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap
kinerja keuangan daerah. Hasil ini mendukung hipotesis pertama (Ha1)
yang telah dirumuskan yaitu Pendapatan Asli Daerah berpengaruh
terhadap kinerja keuangan daerah pada kabupaten/kota di Provinsi Aceh
tahun 2010-2012.
2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan nilai koefisien regresi (β)
masing-masing variabel adalah 8,084 untuk variabel Pajak Daerah (β1),
8,649 untuk variabel Retribusi Daerah (β2), 4,582 untuk variabel Zakat
(β3), 12,641 untuk variabel Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan (β4), dan 2,959 untuk variabel Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah (β5). Penentuan hipotesis untuk pengujian secara
Hasil Pegujian bersama menyebutkan jika paling sedikit ada satu koefisien regresi (βi)
Hipotesis dari variabel bebas (i=1,2,3,4,5) ≠ 0, maka secara bersama sama
berpengaruh terhadap variabel terikat. Artinya, Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Zakat, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan,
dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah berpengaruh secara
bersama-sama terhadap kinerja keuangan daerah. Selanjutnya hasil
pengujian secara sendiri-sendiri dalam penelitian ini ditentukan dengan
melihat langsung nilai signifikansi dari koefisien regresi (β) masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Berdasarkan
nilai yang sama dari pengujian secara bersama sebelumnya, maka
penentuan hipotesis secara sendiri-sendiri menyebutkan jika βi ≠ 0 maka
Ha diterima, artinya Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Zakat, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh secara sendiri-sendiri
terhadap kinerja keuangan daerah.
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PAD berpengaruh terhadap kinerja
keuangan daerah sebesar 71,4%. Kinerja keuangan daerah dalam
penelitian ini diukur dengan kemampuan PAD membiayai belanja
Pembahasan langsung non-pegawai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa baik atau
buruknya kinerja keuangan suatu daerah dapat ditentukan dari
pendapatan yang diterima daerah tersebut.
2. Selanjutnya komponen PAD yaitu Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Zakat, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-
lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah juga berpengaruh baik secara
bersama maupun sendiri-sendiri terhadap kinerja keuangan daerah.
Pengaruh yang dihasilkan oleh komponen PAD terhadap kinerja
keuangan daerah sebesar 61,6%. Peningkatan penerimaan dari komponen
PAD terbukti dapat meningkatkan kinerja keuangan. Oleh karena itu
dapat disimpulkan, semakin banyak komponen PAD yang diterima yaitu
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Zakat, Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
Sah maka akan meningkatkan kinerja keuangan daerah tersebut. Telah
diketahui bahwa PAD merupakan salah satu sumber pendanaan yang
digunakan pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan daerah
yang berimplikasi pada pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Sehingga sudah seharusnya pemerintah daerah harus meningkatkan PAD
daerahnya masing-masing guna peningkatan pelayanan yang lebih baik
kepada masyarakat.
1. Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap kinerja keuangan daerah
pada kabupaten/kota di Provinsi Aceh tahun 2010-2012.
2. Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Zakat, Hasil Pengelolaan Kekayaan
Kesimpulan
Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang
Penelitian
Sah berpengaruh secara bersama-sama dan sendirisendiri terhadap kinerja
keuangan daerah pada kabupaten/kota di Provinsi Aceh tahun 2010-2012.

PENDAPAT MENGENAI JURNAL

penelitian ini bukan berupa kajian empiris dimana penulis tidak


merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti-
Pendahuluan peneliti lain. Penulis tidak bermaksud untuk menguji kebenaran dari
hipotesis-hipotesis yang dilakukan oleh penelitian terdahulu. Peneliti hanya
menguji teori yang sudah ada.
Tujuan Penelitian tidak digambarkan secara jelas mengenai tujuan
Tujuan Penelitian
penilaian kinerja beserta indikator penilaian kinerja yang digunakan.
kurang jelas dalam merumuskan variabel operasional dikarenakan
Operasional variabel operasionalnya tidak disertakan dengan simbol-simbol yang mana
Variabel merupakan variavel Y (Dependen) dan manakah yang merupakan variabel-
variabel X (independen) penelitian yakni X1, X2, X3…dst
Karena penulis menggunakan metode sensus dan Indikator Penilaian
Hasil Pengujian yang digunakan adalah PAD saja maka hasil pengujian seperti yang telah
dan Pembahasan dikemukakan oleh penulis.
Namun bagi saya apabila merujuk pada Penilaian Kinerja Pemerintah
Daerah sesuai dengan amanat Peraturan Menteri keuangan No.
266/PMK.07/2015 dan 198/PMK.07/2016 Tentang Pemeringkatan
Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah maka tidak cukup
hanya mengukur dari salah satu komponen saja atau menggunakan 1 rasio
seperti rasio Kemandirian Keuangan Daerah saja seperti yang dipakai oleh
penulis namun sebaiknya menggunakan kombinasi beberapa rasio seperti
rasio Kemandirian Keuangan Daerah rasio efektivitas, rasio efisiensi dan
rasio aktivitas dengan melakukan Analisis Rasio Keuangan pada laporan
keuangan Pemerintah Propinsi Aceh atau Laporan Pertanggung Jawaban
APBD Pemerintah Propinsi Aceh.
Adapun analisis Rasio keuangan yang dimaksud antara lain :
a. Rasio Kemandirian Keuangan
Rasio Kemandirian Keuangan adalah kemampuan pemerintah
daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan,
dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan
retribusi sebagai sumber pendapatan yang telah diperlukan daerah
(Halim 2008: 232) Secara matematis dapat di simpulkan dengan rumus:
Rasio Pendapatan Asli Daerah
Kemandiria = Bantuan Pusat + Pinjaman X 100%
n Daerah

b. Rasio Efektifitas
Rasio Efektivitas bertujuan untuk mengukur tingkat output dari
organisasi sektor publik terhadap target-target pendapatan sektor publik.
Semakin tinggi rasio efektivitas, maka semakin baik kinerja pemerintah
daerah. (Mahsun 2016 : 187)
Secara sistematis dapat di rumuskan sebagai berikut:

Rumus Rasio Efektifitas

Rasio Realisasi Pendapatan


= X100%
Efektifitas Target Pendapatan

c. Rasio Efisiensi

Rasio efesiensi bertujuan untuk mengukur tingkat input dari


organisasi sektor publik terhadap tingkat outputnya sektor publik.
(Mahsun 2016 : 187)
Secara sistematis dapat di rumuskan sebagai berikut:

Rumus Rasio Efisiensi

Rasio = Biaya Pemerolehan PAD X100%


Realisasi Penerimaan PAD
Efisiensi

d. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas menggambarkan bagaimana pemerintahan


daerah memprioritaskan alokasi dananya pada belanja operasi dan
belanja modal secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang
dialokasikan untuk belanja operasi berarti persentase belanja modal
yang digunakan untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi
masyarakat cenderung semakin kecil (Halim 2008: 235).dengan
sistimatika rumus :

Rumus Rasio Belanja Rutin/Belanja Tidak Langsung

Rasio TotalBelanja Rutinn


Belanja = Total Belanja Daerah X100%
Rutin

Rumus Rasio Belanja Modal/Belanja Langsung

Rasio Total Belanja Modal


Belanja = Total Belanja Daerah X100%
Modal

Anda mungkin juga menyukai