Rerangka konseptual sebagai “kontitusi” akan sulitlah bagi penyusun standar untuk mengevaluasi
argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik dalam menggambarkan realitas ekonomi
atau untuk menilai bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih efektif daripada perlakuan yang lain
dalam rangka mencapai tujuan social atau ekonomik. Tanpa rerangka konseptual, tidak dapat
dihindari kemungkinan para penyusun standar untuk menggunakan konsep-konsep menurut selera
sendiri tanpa suatu haluan dan jelas sehingga ada kemungkinan “ganti dewan ganti standar”.
Akibantnya, standar akuntansi yang diterbitkan tidak pernah konsisten.
Sebagai suatu kesatuan konsep-konsep koheren yag menetapkan sifat dan fungsi pelaporan
keuangan, Kam (1990) menguraikan manfaat-manfaat rerangka konseptual sebagai berikut :
1. Memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggungjawab dalam
penyusunan/penetapan standar akuntansi.
2. Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang dijumpai dalam praktik
yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau pedoman spesifik.
3. Menentukan batas-batas pertimbangan (bounds for judgment) dalam penyusunan statemen
keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan keyakinan
terhadap statemen keuangan.
5. Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antarperusahaan.
Model
Salah satu model yang banyak dikenal saat ini adalah rerangka konseptual yang dikembangkan
oleh FASB yang memuat empat komponen konsep penting yaitu :
a. Tujuan pelaporan keuangan
b. Kriteria kualitas informasi
c. Elemen-elemen statemen keuangan
d. Pengukuran dan pengakuan
Empat komponen tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan.
Aspek Kependidikan
Karena FASB merencanakan agar rerangka konseptual mengandung aspek kependidikan kepada
pemakai, FASB memasukkan deskripsi, argumen, dan penalaran yang cukup rinci dalam tiap
uraian konsep. aspek kependidikan atau pembelanjaan ini telah itu tersinggung sebelumnya dalam
manfaat rerangka konseptual.
Agar operasional dan efektif dalam mempengaruhi praktik, rerangka konseptual harus dijabarkan
dalam bentuk standar akuntansi sebagai pedoman dalam perlakuan akuntansi suatu objek atau
elemen.