Anda di halaman 1dari 53

Inisiasi 7

Akuntansi dan Auditing, dan


Prosedur Perencanaan Pemeriksaan
serta Pemeriksaan Siklus
Penjualan dan
Penagihan Piutang
Akuntansi dan Auditing
Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah sebuah proses pencatatan,


pengklasifikasian, pelaporan dan penyajian data-
data keuangan suatu badan usaha yang berguna untuk
memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan
dan digunakan untuk pengambilan suatu keputusan di
dalam perusahaan.

Tujuan utama akuntansi adalah mencatat,


mengikhtisarkan, melaporkan dan
menginterpretasikan data ekonomi yang akan
digunakan oleh pengguna informasi akuntansi dalam
pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan


posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus
kas, laporan perubahan ekuitas dan daftar aset
perusahaan. Dimana pada pengguna informasi
akuntansi akan menyimpulkan keadaan perusahaan
Pemakai Laporan Keuangan
Investor

Pemerintah dan Manajemen /


Masyarakat Pemilik
Saham

Pelanggan Pemasok dan


Kreditor
Prinsip dan Praktik Akuntansi

a. Konsep Kesatuan Usaha k. Penaksiran


b. Prinsip Harga Pokok (Cost l. Pertimbangan
Principle) m. Pengungkapan Sepenuhnya
c. Entitas (Accounting n. Objektif
Entity) o. Konsistensi
d. Kontinuitas Operasi p. Konservatif
(Going Concern) q. Materialitas
e. Pengukur r. Realisasi
f. Periode Waktu s. Pengakuan Pendapatan
g. Biaya Historis
h. Unit Moneter
i. Accrual
j. Harga Pertukaran
Pengakuan Pendapatan

a. Dasar Kas (Cash Basis)


Konsep cash basis mengakui suatu pendapatan pada saat
uang tersebut diterima dan mengakui biaya pada saat uang
dikeluarkan. Cash Basis dapat diterapkan pada perusahaan
yang menjual dan membeli barang dan jasa secara tunai.

b. Dasar Akrual (Accrual Basis)


Penerapan akuntansi accrual basis didasarkan pada
transaksi tidak tunai yang artinya diakui pada saat
terjadi tanpa dikaitkan dengan transaksi kas. Dasar
akrual mencakup pencatatan terhadap transaksi yang
terjadi di masa yang telah lalu dan berbagai hak dan
kewajiban dimasa yang akan datang.

c. Dasar Tingkat Penyelesaian


Mengakui pendapatan pada setiap waktu tertentu terhadap
setiap kontrak kerja / kontrak konstruksi yang memakai
waktu cukup lama / suatu kontrak yang belum selesai.
Metode ini memiliki manfaat dimana pengakuan secara
Persamaan Akuntansi

1
Persamaan Akuntansi:
Persamaan Akuntansi merupakan dasar
dalam menjalankan proses pemilahan akun
atau klasifikasi akun pada setiap
transaksi keuangan yang terjadi.
Persamaan akuntansi dirumuskan sebagai
Aset = Liabilitas +
berikut:

Pengertian Aset, Liabilitas danEkuitas


Ekuitas
• Aset adalah harta yang dimiliki oleh perusahaan
2
maka akan dinamakan Aset. Aset terbagi menjadi
dua yaitu aset tetap dan Aset Lancar.
• Kewajiban adalah hak atau klaim dari para
kreditor atas kekayaan perusahaan. Istilah
kewajiban dapat disebut juga sebagai liabilitas.
• Ekuitas dapat disebut juga sebagai modal atau
hak klaim dari para pemilik atas kekayaan yang
ada di dalam perusahaan. Ekuitas adalah seluruh
jumlah aset yang tetap ada setelah liabilitas
atau kewajiban perusahaan dilunasi atau
dikurangkan dari aset. Atas Alasan demikian,
Siklus Akuntansi
Isi Laporan Keuangan
Neraca

Catatan atas Laporan


Laporan Keuangan Laba/Rugi

Laporan Arus Laporan


Kas Perubahan
Ekuitas
Pengertian Auditing

Pengertian Auditing menurut Arens adalah proses


pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas
ekonomi yang dilakukan oleh seorang yang
berkompeten dan independen untuk dapat menentukan
dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud
dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Proses audit adalah suatu proses melakukan


pemeriksaan terhadap keuangan perusahaan
berdasarkan bukti–bukti asli yang dimiliki suatu
perusahaan yang di audit. Oleh Karena itu suatu
perusahaan harus memberikan sumber data yang
autentik kepada auditor untuk mempermudah dalam
proses audit, auditor memiliki standar yang harus
ditaati antara lain Standar Akuntansi Keuangan
(SAK), peraturan pemerintah, perpajakan dan ukuran
yang telah ditetapkan oleh manajemen dan juga
Proses Audit

Proses audit juga memerlukan suatu kriteria yang


telah ditetapkan, artinya kriteria atau standar
yang dipakai sebagai dasar untuk menilai
pernyataan (berupa hasil akuntansi) dapat berupa:
a.Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan
legislatif;
b.Anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan
oleh manajemen;
c.Prinsip Akuntansi Berlaku Umum di Indonesia;

Penyampaian hasil (atestasi), dimana penyampaian


hasil dilakukan secara tertulis dalam bentuk
laporan audit (audit report). Pemakai yang
berkepentingan adalah para pemakai informasi
keuangan, misalnya pemegang saham, manajemen,
kreditur, calon investor, organisasi buruh dan
kantor pelayanan pajak.
Unsur – Unsur Audit

a. Bukti Audit:
Bukti audit adalah informasi yang digunakan oleh auditor dalam
menarik kesimpulan sebagai dasar sebuah opini auditor. Bukti
Audit terdiri dari Catatan akuntansi dan Informasi lainnya.
Dalam menentukan bukti audit, auditor harus merancang dan
melaksanakan prosedur audit yang tepat untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat.

b. Asersi
Asersi adalah representasi dari manajemen yang secara
eksplisit atau dengan cara lainnya yang terkandung dalam
laporan keuangan, digunakan untuk mempertimbangkan berbagai
jenis kesalahan penyajian yang berpotensi kemungkinan akan
terjadi.

c. Prosedur Audit
Dalam sebuah proses audit tentunya ada hal yang harus dilalui
yang dinamakan prosedur, tujuannya adalah supaya hasil audit
Asersi Audit
Prosedur Audit
Tahapan Audit

a.Tahap Pra Perikatan Audit


b.Tahap Perencanaan Audit
c.Melaksanakan Prosedur Penilaian Risiko
d.Merancang tanggapan secara menyeluruh dan prosedur
audit lebih lanjut (pengujian substantif dan
pengujian pengendalian)
e.Mengimplementasikan tanggapan terhadap Risiko
Kesalahan Penyajian Material (RKPM)
f.Mengevaluasi Bukti Audit
g.Mengidentifikasi apakah perlu dilakukan audit atau
pekerjaan tambahan
h.Membuat Laporan Audit Independen (LAI)
Peran dan Tanggung
Jawab Auditor
Auditor Internal Auditor Eksternal
a. Dalam penelaahan sistem, a. Audit umum: memberikan opini / pendapat
membantu menilai sejauh mana atas laporan keuangan, tidak didesain
pencegahan dan penemuan untuk mengungkapkan ketidakberesan.
kecurangan dipertimbangkan b. Tanggung jawab untuk kegagalan
dengan wajar mendeteksi kecurangan timbul hanya
b. Berjaga jaga terhadap apabila tidak menaati standar auditing
kemungkinan kecurangan dalam yang berlaku umum
penelaahan aktivitas operasional c. Berdasarkan statement on auditing
dan penilaian konstruktif atas standards (SAS) no. 16 yang menyatakan:
kemampuan manajerial “Auditor independen mempunyai tanggung
c. Membantu pihak lain yang diberi jawab dengan keterbatasan yang melekat
tanggung jawab penyelidikan pada proses auditing, untuk
kecurangan yang terjadi di dalam merencanakan pengujian dan mencari
perusahaan kesalahan / ketidakberesan yang
d. Melaksanakan penugasan khusus berpengaruh secara material atas
yang berhubungan dengan laporan keuangan dan melakukan
kecurangan bila diminta kemahiran secara profesional secara
cermat dan saksama.”
Pemeriksaan berdasarkan
Aplikasi ATLAS
ATLAS adalah sebuah program yang baru
diperkenalkan untuk memudahkan akuntan publik
dan kantor akuntan publik dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya untuk memeriksa
perusahaan.

Penggunaan sistem informasi ATLAS akan


memberikan kemudahan bagi auditor dalam menilai
risiko keuangan perusahaan, baik untuk
perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur dan
dengan format formulir pengisian yang sudah
sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku di
Indonesia yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan,
Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil dan
Menengah (SAK EMKM), Standar Akuntansi Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik dan Standar Akuntansi
Opini Audit
Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah proses yang dirancang,


diimplementasikan dan dipelihara oleh pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola, manajemen maupun
personal lainnya untuk menyediakan keyakinan akan
sebuah perusahaan atau entitas.

Tujuan Pengendalian internal antara lain:


1.Membuktikan keandalan suatu laporan keuangan;
2.Efisiensi dan efektivitas;
3.Kepatuhan pada aturan dan undang–undang terutama yang
berkaitan dengan audit;
4.Tujuan strategi tingkat tinggi yang mendukung misi
sebuah entitas;
5.Pengamanan aset sebuah entitas.
Unsur-Unsur
Pengendalian Internal
a) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian memiliki bagian-bagian,
yaitu:
1. Independen dari manajemen
2. Pengalaman dan kedudukan
3. Luas keterlibatan dan informasi yang diterima
4. Interaksi dengan internal atau eksternal auditor
5. Gaya kepemimpinan manajemen apakah ada rangkap
jabatan
6. Struktur organisasi perusahaan
7. Penetapan wewenang dan tanggung jawab
8. Kebijakan dan praktik Sumber Daya Manusia (SDM)
Unsur-Unsur
Pengendalian Internal
b) Proses Penilaian Risiko
Proses penilaian risiko dilakukan dengan
mengidentifikasi faktor yang dapat berakibat pada
risiko, menilai signifikansi dan kemungkinan
terjadinya dan menetapkan tindakan yang diperlukan
untuk menangani risiko.

c) Sistem Informasi
Sistem informasi akuntansi yang baik harus mencakup
hal berikut:
a.Daftar akun, yaitu daftar nomor dan nama akun
untuk seluruh aset, liabilitas, ekuitas dan beban,
serta memberikan penjelasan masingmasing
penggunaannya untuk sebuah entitas;
b.Prosedur manual.
Unsur-Unsur
Pengendalian Internal
d) Aktivitas Pengendalian
1. Pemisahan fungsi, otorisasi, eksekusi, custody dan
recording;
2. Pengendalian otorisasi bedakan otorisasi khusus
dan umum;
3. Otorisasi khusus dilaksanakan ketika manajemen,
manajemen memutuskan untuk transaksi individu
disetujui;
4. Rekonsiliasi akun: membandingkan 2 catatan untuk
satu tujuan yang sama dan dicatat oleh pihak yang
berbeda yaitu bank dan perusahaan;
5. Pengendalian aplikasi Teknologi Informasi;
6. Review/telaah hasil aktual;
7. Pengendalian fisik.

e) Monitoring Pengendalian Internal


Prosedur Perencanaan
Pemeriksaan serta Pemeriksaan
Siklus Penjualan dan
Penagihan Piutang
Perencanaan Audit

Pada dasarnya sebuah pemeriksaan entitas atau


perusahaan terdiri dari bukti audit dan juga
laporan akuntansi. Bukti audit harus cukup dan
juga tepat, dalam hal ini tepat yang dimaksud
adalah relevan dan andal.

Dalam perencanaan audit terdapat tiga alasan


mengapa harus dilakukan, yaitu sebagai berikut.
1.Memperoleh bukti yang memadai sesuai dengan
kondisi pada saat audit dilaksanakan
2.Menjaga supaya biaya audit tetap terjangkau bagi
klien
3.Mencegah kesalahpahaman dengan klien, dengan
tujuan supaya dapat melaksanakan audit dengan
berkelanjutan.
Perencanaan Audit

Ada delapan bagian yang dianggap penting dalam


sebuah pemeriksaan, yaitu:
1.Menerima klien dan melakukan perencanaan awal
audit;
2.Memahami bisnis entitas;
3.Menilai Risiko Bisnis Klien;
4.Melakukan prosedur analitis untuk awal audit;
5.Menentukan materialitas, risiko audit yang dapat
diterima dan juga risiko bawaan;
6.Memahami pengendalian internal dan menetapkan
risiko pengendalian;
7.Mendapatkan informasi untuk menilai risiko
kecurangan; dan
8.Mengembangkan rencana audit dan program audit
menyeluruh.
Prosedur Perencanaan Audit

Dalam sebuah prosedur perencanaan dalam pemeriksaan


atau audit untuk entitas, maka harus mencakup hal–hal
yang antara lain sebagai berikut
1.Hal–hal penting yang memberikan informasi mengenai
bisnis klien secara keseluruhan, karena hal ini akan
membantu auditor untuk:
a. Mengidentifikasi bidang yang memerlukan
pertimbangan dan perhatian khusus;
b. Memberikan penilaian kondisi yang ada dalam
daya akuntansi yang dihasilkan, diolah dan
direview dan dikumpulkan dalam sebuah
organisasi.
c. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian
atas persediaan, penyusutan, penyisihan
piutang tak tertagih, persentase penyelesaian
kontrak jangka panjang; dan d.
d. Menilai kewajaran representasi manajemen
kemudian mempertimbangkan kesesuaian prinsip
Prosedur Perencanaan Audit
(Lanjutan)
2. Hal–hal yang memengaruhi klien dapat dari media informasi yang
terkait dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
untuk perusahaan yang akan berpengaruh terhadap standar
pelaporan perusahaan.
3. Rencana kerja auditor dan tim yang akan dilaksanakan seperti
berikut:
a. Pembagian tugas ke staf auditor;
b. Jangka waktu pemeriksaan;
c. Kapan dimulainya pemeriksaan perusahaan;
d. Lamanya waktu pemeriksaan;
e. Batas waktu akhir pemeriksaan;
f. Biaya yang akan dikeluarkan klien untuk proses pemeriksaan
klien;
g. Jenis jasa yang akan diberikan untuk klien
h. Bantuan pegawai perusahaan dalam membantu kinerja auditor
supaya dilaksanakan tepat waktu;
i. Penyusunan laporan keuangan secara keseluruhan;
j. Perpajakan perusahaan.
Prosedur Perencanaan Audit
(Lanjutan)
4. Hal – hal lain yang dianggap perlu, antara lain:
a. Bantuan yang diberikan kepada klien yaitu membuatkan
formulir konfirmasi eksternal untuk membantu kinerja audit
dan membuat jadwal pemeriksaan yang diberikan oleh auditor
kepada entitas supaya terjadwal sesuai dengan kesepakatan
antara auditor dengan klien; dan
b. Hal lain yang terkait dengan proses audit.
Prinsip dan Praktik Akuntansi
Perencanaan Audit

1. Perencanaan Awal
Hal penting yang ada dalam perencanaan awal adalah menyangkut pada
informasi mengapa klien memerlukan jasa auditor untuk mengaudit
perusahaannya, auditor menerima ataukah menolak klien yang baru
atau klien yang lama, mengidentifikasi alasan klien untuk
menjalankan pemeriksaan perusahaannya, pemimpin audit menentukan
staf dan memberikan penugasan kepada stafnya untuk bagian tertentu
dan memberikan surat penugasan kepada stafnya.

Perencanaan awal terdiri dari:


a.Menyelidiki Klien Baru;
b.Melanjutkan Klien Lama;
c.Mengidentifikasi alasan klien untuk di audit;
d.Staf untuk Penugasan;
e.Memperoleh Surat Penugasan;
Perencanaan Audit (Lanjutan)

2. Memperoleh Informasi Mengenai Latar Belakang Klien


Hal - hal yang harus dilakukan untuk memperoleh informasi sehingga
dapat memahami latar belakang perusahaan klien adalah dengan cara
meninjau lokasi pabrik dan kantor klien, menelaah kebijakan-
kebijakan penting dalam perusahaan, mengidentifikasi pihak yang
memiliki hubungan istimewa dan juga auditor harus mengevaluasi
segala kebutuhan akan spesialis dari luar perusahaan klien. Bisnis
atau usaha yang dijalankan klien juga perlu dilakukan pencarian
informasi yang akurat, hal ini untuk menghindari adanya transaksi
yang ilegal dalam menjalankan usahanya dan berisiko terhadap
kelangsungan auditor dan kantor akuntan publik
Perencanaan Audit (Lanjutan)

3. Memperoleh Informasi Mengenai Kewajiban Hukum Klien


Lingkungan hukum industri klien termasuk dalam salah satu hal yang
penting dalam sebuah kegiatan pemeriksaan yang memiliki dampak
besar terhadap hasil dan opini audit, Pengetahuan auditor untuk
melakukan penafsiran fakta yang berkaitan selama pemeriksaan
perusahaan berlangsung akan meyakinkan bahwa pengungkapan yang
semestinya telah dilaksanakan dalam laporan keuangan. Dalam hal
ini dokumen hukum yang penting diperiksa oleh auditor adalah akta
notaris tentang pendirian perusahaan, anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga perusahaan, rapat dengan dewan komisaris, para
pemegang saham, komite audit dan para pejabat eksekutif termasuk
di dalamnya adalah ringkasan pokok mengenai keputusan yang dibuat
oleh komisaris atau direktur atau pemegang saham dan dokumen
mengenai kontrak penjualan atau pembelian, terkhusus dalam nominal
yang dianggap besar
Perencanaan Audit (Lanjutan)

4. Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan


Analisis dalam pemeriksaan perusahaan dianggap penting karena
dengan seluruh kegiatan pemeriksaan klien dapat tergambar dalam
analisis pada awal pemeriksaan. Prosedur analitis ini antara lain
adalah memahami bidang usaha yang dijalankan oleh klien, penetapan
kemampuan satuan usaha untuk menjaga kelangsungan bisnis klien,
indikasi adanya kemungkinan kekeliruan dalam pelaporan keuangan
dan mengurangi pengujian secara rinci.
Perencanaan Audit (Lanjutan)

5. Menentukan Materialitas dan Menetapkan Risiko Audit yang dapat


Diterima
Besaran salah saji dalam informasi akuntansi dapat menjadi sebuah
pertimbangan bagi auditor dalam mengambil sebuah keputusan.
Tanggung jawab auditor dalam hal ini adalah menetapkan apakah
suatu laporan keuangan terdapat salah saji yang dianggap material
(Kesalahan Penyajian Material), apabila auditor memberikan
pendapat adanya salah saji yang material maka auditor berkewajiban
untuk menginformasikan hal tersebut kepada klien, sehingga koreksi
pada kesalahan tersebut dapat dilakukan. Jika klien menolak untuk
mengoreksi laporan keuangan maka auditor dapat memberikan pendapat
dengan tambahan kalimat “dengan pengecualian”.
Perencanaan Audit (Lanjutan)

6. Memahami Pengendalian Intern dan Menilai Risiko


Auditor dalam melaksanakan audit harus berpegang pada standar
pekerjaan lapangan kedua untuk memahami pengendalian intern yang
berlaku. Pengendalian intern adalah sebuah proses yang dijalankan
oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain yang dianggap
penting yang di desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu:
a.Keandalan pelaporan keuangan
b.Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
c.Efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan
Perencanaan Audit (Lanjutan)

6. Memahami Pengendalian Intern dan Menilai Risiko (Lanjutan)


Auditor dalam melaksanakan audit harus berpegang pada standar pekerjaan
lapangan kedua untuk memahami pengendalian intern yang berlaku.
Pengendalian intern adalah sebuah proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen dan personel lain yang dianggap penting yang di
desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga
golongan tujuan, yaitu:
a.Keandalan pelaporan keuangan
b.Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
c.Efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan

Tujuan pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan


adalah keandalan sebuah laporan keuangan. Setiap pengendalian internal
memiliki keterbatasan bawaan yang perlu diwaspadai, yaitu:
1.Kesalahan mempertimbangkan;
2.Gangguan;
3.Kolusi;
4.Pengabaian oleh Pihak Manajemen;
5.Biaya vs Manfaat.
Perencanaan Audit (Lanjutan)

6. Memahami Pengendalian Intern dan Menilai Risiko (Lanjutan)


Auditor sebagai pemeriksa harus memperoleh suatu pemahaman akan
lingkungan pengendalian dalam hal aspek teknologi informasi dan
lingkungan pengendalian, serta memahami sikap, kesadaran dan tindakan
pemilik atau pengelola serta dewan direksi mengenai lingkungan
pengendalian. Pihak–pihak yang memiliki tanggung jawab atas
pengendalian internal adalah manajemen, dewan komisaris, auditor
intern, personel lain dalam perusahaan, auditor independen dan pihak
luar yang lain

Unsur Pengendalian internal adalah lingkungan pengendalian, penilaian


risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan
pemantauan. Lingkungan pengendalian terdiri dari 6 (enam) unsur, yaitu:
a.Nilai Integritas dan etika.
b.Komitmen terhadap kompetensi.
c.Dewan komisaris dan komite audit yang dapat berfungsi.
d.Falsafah dan gaya operasi.
e.Struktur organisasi.
f.Pembagian wewenang dan pembagian tugas.
Perencanaan Audit (Lanjutan)

7. Mengembangkan Program Audit dan Rencana Audit


Program audit adalah suatu rangkaian yang sistematis dari banyak
prosedur audit yang bertujuan untuk mencapai tujuan audit atau
sebagai rencana langkah kerja yang harus dilaksanakan dengan
mendasarkan pada sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pada
dasarnya program audit merupakan rencana tertulis yang
mengarahkan audit supaya pekerjaan audit dapat tersistem dengan
baik. Oleh karena itu, program audit merupakan salah satu alat
untuk melakukan pengendalian audit.
Penyusunan program audit harus menyesuaikan dengan kondisi
perusahaan atau organisasi di dalam perusahaan dan area yang
fungsional yang menjadi sasaran audit. Pendekatan yang dapat
digunakan dalam mengembangkan program audit antara lain:
1.menyusun program audit selama tahap persiapan audit
2.menyusun program audit setelah melaksanakan survei pendahuluan
3.menggunakan program audit standar untuk operasi yang spesifik.
Perencanaan Audit (Lanjutan)

7. Mengembangkan Program Audit dan Rencana Audit (lanjutan)


Program audit dipersiapkan oleh ketua tim audit internal dan
disetujui oleh kepala bagian audit internal. Program audit yang
baik harus memuat informasi mengenai hal berikut:
1.Tujuan audit;
2.Daftar pengendalian yang ada atau yang diperlukan;
3.Prosedur Audit;
4.Staf Pelaksana;
5.Komentar atas hasil pengujian;
Perencanaan Audit (Lanjutan)

7. Mengembangkan Program Audit dan Rencana Audit (lanjutan)


Kriteria Program Audit adalah sebagai berikut:
1.Tujuan dari sesuatu operasi yang diaudit harus dinyatakan secara
hati– hati dan harus disetujui oleh perusahaan klien;
2.Program audit harus disesuaikan dengan penugasan auditnya dan tidak
memiliki sifat memaksa;
3.Setiap langkah kerja yang ada di dalam program harus memperlihatkan
alasan yang kuat;
4.Langkah kerja diungkapkan dalam bentuk sebuah instruksi;
5.program audit harus mengindikasikan skala prioritas dalam langkah
kerja;
6.program audit harus memiliki unsur fleksibilitas;
7.Program audit harus visibel untuk dilaksanakan;
8.Program audit harus memuat informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan program audit secara ringkas, jelas dan fokus;
9.Program audit harus memuat bukti persetujuan pimpinan bagian audit
internal sebelum dilaksanakan dan termasuk pada perubahannya.
Perencanaan Audit (Lanjutan)

8. Prosedur Pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan merupakan langkah yang harus ditempuh oleh
auditor beserta dengan timnya dalam melaksanakan pemeriksaan dan
sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan
dan dapat bekerja secara efektif.

Prosedur dalam pemeriksaan dilakukan untuk mendapat bahan dan


bukti audit yang cukup dan andal untuk mendukung pendapat audit
dalam menentukan kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Oleh
karena itu auditor perlu melakukan beberapa teknik audit, yaitu
dengan cara memperoleh kewajaran audit yaitu dengan konfirmasi
dan observasi.

Tahapan Utama dalam Penugasan Audit terdiri dari:


1.Penerimaan Penugasan Audit; 2. Perencanaan Audit;
3. Pelaksanaan Pengujian Audit; 4. Pelaporan Audit.
Perencanaan Audit (Lanjutan)

8. Prosedur Pemeriksaan (Lanjutan)

Pada tahap penerimaan penugasan audit, khususnya pada audit


berbasis risiko harus menerapkan hal penting antara lain:
1.Mengevaluasi integritas manajemen atau dengan pemahaman bisnis
klien;
2.Mengidentifikasi kondisi khusus dan risikonya (risiko bawaan
dan risiko yang dideteksi, risiko bawaan dapat terbagi dua yaitu
risiko kecurangan dan risiko bisnisnya);
3.Menentukan kompetensi auditor untuk melaksanakan audit;
4.Mengevaluasi indendensi auditor;
5.Menentukan kemampuan auditor dalam menggunakan kemahiran
profesionalnya dan cermat & saksama.
6.Membuat surat penugasan audit oleh partner atau pemimpin
auditor untuk menunjuk staff auditor yang memeriksa sebuah
perusahaan
Perencanaan Audit (Lanjutan)

9. Materialitas
Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang bila
dilihat dari keadaan yang melingkupinya dapat mengubah atau
memengaruhi pertimbangan materialitas yang dilakukan dengan
memperhitungkan keadaan yang termasuk didalamnya dan perlu
melibatkan baik pertimbangan secara kuantitatif dan kualitatif.

Untuk tujuan perencanaan dalam pemeriksaan, auditor biasanya


mempertimbangkan materialitas pada tingkat kumpulan salah saji
yang terkecil dan dapat dianggap materialitas pada tingkat
kumpulan salah saji yang memiliki kemungkinan paling kecil
dianggap material untuk salah satu keuangan pokok

Penentuan Materialitas umumnya dilakukan dengan menggunakan


perhitungan sebagai berikut :
a.2% x Total Aset = A, kemudian A x 75% = AB;
b.2% x Total Pendapatan = A, Kemudian A x 75% = AB;
c.2% adalah untuk menghitung performance materiality;
Perencanaan Audit (Lanjutan)

9. Materialitas (Lanjutan)
Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang bila
dilihat dari keadaan yang melingkupinya dapat mengubah atau
memengaruhi pertimbangan materialitas yang dilakukan dengan
memperhitungkan keadaan yang termasuk didalamnya dan perlu
melibatkan baik pertimbangan secara kuantitatif dan kualitatif.

Untuk tujuan perencanaan dalam pemeriksaan, auditor biasanya


mempertimbangkan materialitas pada tingkat kumpulan salah saji
yang terkecil dan dapat dianggap materialitas pada tingkat
kumpulan salah saji yang memiliki kemungkinan paling kecil
dianggap material untuk salah satu keuangan pokok

Penentuan Materialitas umumnya dilakukan dengan menggunakan


perhitungan sebagai berikut:
a.2% x Total Aset = A, kemudian A x 75% = AB;
b.2% x Total Pendapatan = A, Kemudian A x 75% = AB;
c.2% adalah untuk menghitung performance materiality;
Perencanaan Audit (Lanjutan)

10. Risiko Audit


Risiko audit dibagi menjadi 3 komponen yang perlu diketahui oleh
auditor, yaitu sebagai berikut.
a.Risiko Bawaan (inheren risk – IR): Risiko bawaan adalah risiko
yang melekat pada suatu bisnis dan risiko bawaan tidak dapat
dihindarkan dalam bisnis tersebut.
b.Risiko pengendalian (control risk) adalah sebuah fungsi
efektivitas desain dan operasi pengendalian internal untuk
mencapai tujuan entitas yang relevan untuk penyusunan laporan
keuangan entitas.
c.Risiko deteksi adalah fungsi efektivitas prosedur audit dan
penerapannya. Risiko deteksi dapat diminimalkan dengan cara:
1. Auditor memilih prosedur audit yang sesuai, menetapkan
dengan benar prosedur yang semestinya dan menafsirkan
secara tepat akan hasil audit;
2. Auditor mengumpulkan bahan bukti yang lebih banyak sebagai
bahan dasar untuk pertimbangan pembuatan laporan audit
internal;
Pemeriksaan Siklus Penjualan
dan Piutang Usaha

Dokumen penting dalam siklus penjualan dan penagihan piutang


antara lain:
1.Kontrak tertulis antara pengangkut dengan penjual mengenai
penerimaan dan pengiriman barang;
2.Faktur penjualan yaitu dokumen tentang deskripsi barang
yang dijual berikut dengan kuantitas harga, biaya
pengangkutan dan hal lain yang relevan.
3.Nota kredit yaitu dokumen yang menerangkan pengurangan
jumlah piutang dan utang dagang karena adanya pengembalian
yang diberikan.
4.Dokumen yang dikirimkan bersama dengan faktur penjualan
yang akan dikembalikan pada saat pembayaran oleh pelanggan
kepada penjual.
5.Dokumen yang berisi ringkasan mengenai mutasi dan saldo
utang dagang yang dimiliki oleh seorang pelanggan.
Pemeriksaan Siklus Penjualan

a. Pemeriksaan Siklus b. Rekening dan Penggolongan


Penjualan: Transaksi dalam Siklus
Penjualan:
Pada siklus penjualan ada Tujuan dari audit siklus audit
beberapa transaksi yang penjualan dan penagihan adalah
terkait sehingga jika melakukan evaluasi saldo akun
terjadi sebuah kesalahan yang diperoleh dari siklus
dalam perhitungan akan akuntansi dan audit disajikan
berakibat pada salah saji secara wajar dan sesuai dengan
material, transaksi yang SAK. Dalam siklus penjualan
terkait adalah: dan penagihan terdapat 5
1. Penjualan; klasifikasi transaksi yaitu:
2. penerimaan kas; 1. Penjualan;
3. retur dan pengurangan harga
penjualan.
2. Penerimaan kas;
3. Retur dan pengurangan harga
penjualan;
Pemeriksaan Siklus Penjualan
(Lanjutan)
c. Fungsi Bisnis pada Siklus d. Asersi untuk Transaksi
Audit, Catatan serta Dokumen Penjualan:
yang terkait:
Fungsi dalam siklus penjualan dan Tujuan Audit untuk Transaksi
penerimaan kas menurut Arens,
Penjualan mengacu pada hal di
et.al adalah sebagai berikut:
bawah ini:
1. Pemrosesan order pelanggan;
2. Persetujuan penjualan secara 1. Existence (Keberadaan)
kredit; 2. Completeness (Kelengkapan)
3. Pengiriman barang pesanan; 3. Accuracy (Akurasi)
4. Penagihan kepada pelanggan dan 4. Classification (Klasifikasi)
pencatatan atas penjualan; 5. Timing (Ketepatan Waktu)
5. Pemrosesan dan pencacatan 6. Posting and Summarization
penerimaan kas;
6. Pemrosesan dan pencatatan
retur dan pengurangan harga;
7. Penjualan;
8. Penghapusan piutang tak
tertagih;
9. Penyusutan piutang tak
Pemeriksaan Siklus Penjualan
(Lanjutan)
e. Tujuan Audit untuk Retur dan Pengurangan Harga
Tujuan audit dan prosedur untuk mengaudit retur penjualan sama
dengan tujuan audit dan metodologi untuk Penjualan, yaitu:
1. Pengendalian internal untuk keberadaan;
2. Pengendalian Internal untuk Completeness;
3. Tipe – tipe transaksi.
f. Audit Kecurangan pada Transaksi Penjualan
Kecurangan pada transaksi penjualan sangat mudah dilakukan untuk sales
yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam bidang penjualan barang.
Cara mengatasinya, dapat dilakukan tindakan preventif yaitu:
1. Pembangunan sistem pengendalian internal yang baik dan ketat;
2. Melakukan rotasi pegawai bagian penjualan secara berkala, khususnya
rotasi area penjualan;
3. Deteksi kecurangan dengan pemeriksaan pada rekap penjualan dan nota
penjualan (asumsikan perusahaan dagang menggunakan prenumbered untuk
nota penjualan);
4. Deteksi penjualan yang menyimpang, dapat disimpulkan adanya risiko
yang tinggi pada akun penjualan.
Pemeriksaan Siklus
Piutang Usaha
a. Pemeriksaan Piutang Usaha:

Terdapat delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang


usaha (Arens et al. 2008) antara lain:
1. Nilai piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan dokumen /
bukti aslinya;
2. Piutang usaha yang dicatat memang benar adanya tanpa
pengurangan atau penambahan nilai;
3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan dengan benar;
4. Piutang usaha yang terjadi dicatat dengan angka yang benar
sesuai dengan dokumen sumber;
5. Piutang usaha yang terjadi telah diklasifikasikan berdasarkan
kelompok yang benar;
6. Pisah batas piutang tercatat dalam periode yang tepat sesuai
dengan tanggal terjadinya;
7. Piutang usaha dicatat berdasarkan pada nilai realisasi;
8. Klien memiliki hak atas piutang, dan menunjuk pada asersi hal
dan kewajiban bagi perusahaan.
Pemeriksaan Siklus
Piutang Usaha (Lanjutan)
b. Konfirmasi Piutang:

Pada audit untuk penagihan piutang, auditor harus melakukan salah


satu prosedur audit yang dilakukan, yaitu dengan konfirmasi
eksternal. Konfirmasi piutang adalah surat pernyataan dari
auditor kepada pelanggan yang memiliki kewajiban membayar
hutang kepada perusahaan klien. Surat konfirmasi piutang dibuat
oleh perusahaan klien dan dikembalikan kepada auditor.

Dalam surat konfirmasi piutang, perusahaan memberikan pernyataan


bahwa pelanggan memiliki sejumlah hutang dan menyatakan
kebenaran akan jumlah nominal piutang. Surat konfirmasi harus
ditandatangani oleh direktur perusahaan dan kemudian ditanda
tangan oleh pelanggan yang menyatakan kebenaran keadaan piutang
kepada perusahaan klien. Surat konfirmasi bertujuan hanya untuk
menanyakan kebenaran pada suatu piutang dan bukan untuk tujuan
untuk menagih
Pemeriksaan Siklus
Piutang Usaha (Lanjutan)

c. Asersi untuk Transaksi Piutang d. Audit Kecurangan Penagihan


Usaha: Piutang:

Tujuan Audit untuk Transaksi Kecurangan dalam penagihan


Penjualan mengacu pada hal di piutang dapat dilakukan
bawah ini: beberapa pihak antara lain:
1. Existence (Keberadaan) 1. Memeriksa pengendalian
2. Completeness (Kelengkapan) internal atas penagihan
3. Accuracy (Akurasi) piutang;
4. Classification (Klasifikasi) 2. Melakukan konfirmasi
5. Timing (Ketepatan Waktu) piutang;
6. Posting and Summarization 3. Otorisasi pelunasan piutang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai