Anda di halaman 1dari 20

Kelompok III

Dony Tri Agusta


Handian Gangga Windu Aji
Siska
Juwita Samosir
Pengertian Temuan Audit

Temuan Audit adalah masalah-masalah penting


(material) yang ditemukan selama audit berlangsung dan
masalah tersebut pantas untuk dikemukakan dan
dikomunikasikan dengan entitas yang diaudit karena
mempunyai dampak terhadap perbaikan dan peningkatan
kinerja-ekonomi, efisiensi, dan efektifitas-entitas yang
diaudit.
Cara Pengungkapan Temuan Audit

Dalam pengungkapan temuan audit sering dijumpai


anggapan yang kurang tepat, yaitu bahwa setiap audit harus
menghasillkan temuan negatif. Artinya auditor harus menemukan
adanya pelanggaran atau kinerja yang tidak sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan. Dengan adanya anggapan demikian, auditor
biasanya cenderung untuk mengungkapkan temuan yang negatif
dalam laporannya dan menghindari mengemukakan temuan yang
bersifat positif. Hal tersebut kurang tepat karena auditor dituntut
untuk objektif dan profesional dalam melaksanakan audit. Oleh
karena itu, pengungkapan temuan audit sebaiknya tidak hanya
mencakup temuan negatif, namun juga mengungkapkan temuan
yang positif.
Lanjutan

Memasukan temuan audit yang negatif maupun


positif ke dalam laporan akan membuat laporan menjadi
seimbang dan objektif. Materi temuan audit yang seimbang
cenderung akan meningkatkan profesionalisme auditor yang
bersangkutan dan hubungan kerja yang sehat antara auditor
dan pihak yang diaudit.
Komunikasi Temuan Audit

Temuan audit merupakan fakta yang disusun berdasarkan


data dari sudut pandang auditor. Sebelum menjadi bahan laporan
audit secara formal, data atau angka-angka perlu dimuktahirkan
(Up-date) dan divalidasi. Di dunia internasional, temuan audit ini
biasa disebut sebagai discussion paper yang memuat tanggapan
atau pendapat auditee. Temuan audit ini dapat berfungsi sebagai
media antara auditor dan auditee dalam pemuktahirkan dan
perbaikan data serta informasi yang akan dimasukkan ke dalam
laporan akhit audit.
Lanjutan

Temuan audit dapat pula digunakan sebagai sarana


untuk mengadakan check and balance antara temuan audit
yang diperoleh selama audit dan tujuan yang ditetapkan
pada saat perencanaan audit. Komentar dari auditee harus
didapatkan secara tertulis, yang setidaknya memuat apakah
auditee sependapat atau tidak dengan adanya temuan yang
berdampak oleh auditor.
Ciri-ciri Temuan Audit Yang Baik

1. Temuan Audit Harus Didukung oleh Bukti yang


Memadai

2. Temuan Audit Harus Penting (Material)

Temuan Audit Harus Mengandung Unsur Temuan


(Kondisi, Kreiteria, dan Sebab-Akibat)
Penyusunan dan Pengembangan
Temuan Audit

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun


temuan audit a dalah sebagai berikut :
1.Kenali fakta atau kondisi secermat mungkin.
2.Tetapkan kriteria yang sesuai bagi entitas, mengingat
kriteria tersebut merupakan parameter pengukuran
kinerja entitas.
3.Tentukan apakah ada perbedaan yang signifikan
antara kondisi dan kriteria yang akan menghasilkan
temuan audit.
Lanjutan

4. Identifikasi dampak yang ditimbulkan oleh temuan


audit tesebut.
5. Adakah suatu analisi hubungan antara penyebab,
kondisi, dan akibat
Dalam pengembangan dan penyusunan temuan audit,
kuncinya adalah mengubah kondisi yang berkaitan dan
menempatkannya secara tepat dalam suatu lingkaran
sebab-akibat yang cukup tegas. Berikut ini beberapa
panduan dalam pengembangan dan penyusunan
temuan audit sebagai berikut :
1.Menentukan penyebab dengan cara menelusuri
beberapa langkah ke belakang.
2.Menentukan akibat dengancara menelusuri beberapa
langkah ke depan.
3.Pengorgamisasian temuan audit secara tepat akan
mempermudah pembuatan rekomendasi yang efektif
dan penyusunan laporan hasil audit.
Abstrak Temuan
Contoh Kasus
 Contoh Kasus
 Data di bawah ini dikumpulkan oleh auditor internal selama field work pada fungsi Piutang
(Account Receivable) khususnya yang berkenaan dengan meningkatnya jumlah Beban
Piutang Tidak Tertagih (Bad Debt Expenses). Guna penyusunan laporan atas temuan audit,
data di bawah ini menggambarkan temuan audit yang meliputi kondisi, kriteria, sebab dan
akibat, yaitu :
 Order Penjualan (yang dilakukan secara kredit) yang nilainya besar harus memperoleh
persetujuan kredit dari Manajer Kredit.
 Hasil pengujian audit menunjukkan bahwa Bag. Penjualan mengabaikan pedoman kredit
pada saat melakukan transaksi dengan Pelanggan.
 Laporan Bulanan mengenai penghapus-bukuan piutang tidak tertagih (write-off) selalu
disiapkan tetapi hanya didistribusikan kepada Bag. Akuntansi saja.
 Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan kredit yang baru.
 Bag. Akuntansi mencatat bahwa piutang yang tidak tertagih meningkat sampai 7% untuk
tahun berjalan.
 Kerugian dari tidak tertagihnya piutang meningkat menjadi Rp 850.000.000,- selama tahun
fiskal yang diaudit.
Lanjutan Contoh Kasus
 Meskipun terdapat perbaikan pada prosedur dan kriteria untuk mengurangi/menekan jumlah
putang tak tertagih yang dihapus-bukukan, tetapi komisi penjualan yang diterima oleh beberapa
petugas Bag. Penjualan justru meningkat, padahal sumber tagihan yang dihapusbukukan
berasal dari petugas-petugas yang dimaksud.
 Bag. Kredit menggunakan kebijakan Manajemen untuk melakukan review atas referensi kredit
untuk semua tagihan yang ada.
 Catatan mengenai pembayaran pada periode berjalan direview sebelum memberikan tambahan
kredit kepada pelanggan dengan status open-account (pelanggan ybs masih memiliki utang
kepada perusahaan atas transaksi sebelumnya).
 Untuk mengurangi biaya, penggunaan laporan kredit dari pihak luar (sebagai alat penelusuran
mengenai track record dan kemampuan bayar calon pelanggan) dihentikan/ditiadakan.
 Sejak dilakukannya pengurangan jumlah staf di Bag. Kredit (dengan alasan untuk mengurangi
belanja pegawai), tagihan-tagihan yang baru hanya direview secara selintas (tidak rinci).
 Manajer Kredit yang baru berpandangan bahwa kebijakan pemberian kredit tidak perlu ketat
sebab akan menghambat kinerja penjualan.
 Diminta :
 Klasifikasikan ke-12 (keduabelas) item data tersebut di atas ke dalam unsur-unsur Temuan Audit
yang terdiri atas : Kondisi (3 item) ; Kriteria (3 item) ; Penyebab (3 item), dan ; Akibat (3 item)
 Uraikan rekomendasi Anda berdasarkan temuan audit tersebut !
 Kondisi
 Laporan Bulanan mengenai penghapus-bukuan piutang tidak
tertagih (write-off) selalu disiapkan tetapi hanya didistribusikan
kepada Bag. Akuntansi saja.
 Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan
kredit yang baru.
 Manajer Kredit yang baru berpandangan bahwa kebijakan
pemberian kredit tidak perlu ketat sebab akan menghambat
kinerja penjualan.
 Kriteria
 Order Penjualan (yang dilakukan secara kredit) yang nilainya
besar harus memperoleh persetujuan kredit dari Manajer Kredit.
 Bag. Kredit menggunakan kebijakan Manajemen untuk
melakukan review atas referensi kredit untuk semua tagihan
yang ada.
 Catatan mengenai pembayaran pada periode berjalan direview
sebelum memberikan tambahan kredit kepada pelanggan
dengan status open-account (pelanggan ybs masih memiliki
utang kepada perusahaan atas transaksi sebelumnya).
 Sebab
 Hasil pengujian audit menunjukkan bahwa Bag. Penjualan
mengabaikan pedoman kredit pada saat melakukan transaksi
dengan Pelanggan.
 Untuk mengurangi biaya, penggunaan laporan kredit dari pihak
luar (sebagai alat penelusuran mengenai track record dan
kemampuan bayar calon pelanggan) dihentikan/ditiadakan.
 Sejak dilakukannya pengurangan jumlah staf di Bag. Kredit
(dengan alasan untuk mengurangi belanja pegawai), tagihan-
tagihan yang baru hanya direview secara selintas (tidak rinci).
 Akibat
 Bag. Akuntansi mencatat bahwa piutang yang tidak tertagih
meningkat sampai 7% untuk tahun berjalan.
 Kerugian dari tidak tertagihnya piutang meningkat menjadi Rp
850.000.000,- selama tahun fiskal yang diaudit.
 Meskipun terdapat perbaikan pada prosedur dan kriteria untuk
mengurangi/menekan jumlah putang tak tertagih yang dihapus-
bukukan, tetapi komisi penjualan yang diterima oleh beberapa
petugas Bag. Penjualan justru meningkat, padahal sumber tagihan
yang dihapusbukukan berasal dari petugas-petugas yang dimaksud.
 Rekomendasi
 Tingkatkan supervisi terhadap proses transaksi untuk mendorong
dipatuhinya kebijakan dan prosedur penjualan kredit.
 Sejalan dengan kebijakan pengurangan jumlah staf pegawai di Bag.
Kredit, Manajemen sebaiknya memberikan tangungjawab
tambahan kepada Staf di Bag. Kredit untuk melakukan analisis
umur piutang/kredit setiap pelanggan/debitur dengan status open-
account (sebagai Pengendalian Pengganti dari mekanisme review
atas catatan pembayaran debitur/pelanggan pada periode
berjalan)
Kesimpulan
 Temuan audit adalah himpunan data dan informasi yang dikumpulkan, diolah dan  diuji selama
melaksanakan tugas audit atas kegiatan instansi tertentu yang  disajikan
secara analitis menurut unsur- unsurnya yang dianggap bermanfaat bagi  pihak-pihak yang
berkepentingan.
 Dan untuk memahami lebih lanjut mengenai temuan audit, maka auditor harus mengetahui
terlebih dahulu sifat temuan audit, temuan audit yang dapat dilaporkan, pendekatan untuk
mengkronstruksi temuan, tingkat signifikan dari temuan audit, elemen-elemen temuan audit serta
pencatatan dan pelaporan temuan audit.
 Jadi, dalam mengolah hasil temuan diawali dengan memahami definisi dari temuan audit dan sifat
temuan audit, kemudian melakukan pendekatan untuk mengonstruksi temuan, setelah itu menilai
tingkat signifikansi temuan audit berdasarkan elemen-elemen audit. Setelah itu hasil temuan
dicatat dan dilaporkan setelah auditor memahami kriteria temuan audit apa saja yang dapat
dilaporkan. Temuan audit dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan agar dijadikan evaluasi
terhadap pengendalian organisasi dalam mengidentifikasi kelemahan organisasi yang kemudian
dari hasil laporan audit tersebut dijadikan acuan dari tindak lanjut yaitu tindakan perbaikan untuk
memperbaiki kelemahan organisasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai