(material) yang ditemukan selama audit berlangsung dan masalah tersebut pantas untuk dikemukakan dan dikomunikasikan dengan entitas yang diaudit karena mempunyai dampak terhadap perbaikan dan peningkatan kinerja-ekonomi, efisiensi, dan efektifitas-entitas yang diaudit. Cara Pengungkapan Temuan Audit
Dalam pengungkapan temuan audit sering dijumpai
anggapan yang kurang tepat, yaitu bahwa setiap audit harus menghasillkan temuan negatif. Artinya auditor harus menemukan adanya pelanggaran atau kinerja yang tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dengan adanya anggapan demikian, auditor biasanya cenderung untuk mengungkapkan temuan yang negatif dalam laporannya dan menghindari mengemukakan temuan yang bersifat positif. Hal tersebut kurang tepat karena auditor dituntut untuk objektif dan profesional dalam melaksanakan audit. Oleh karena itu, pengungkapan temuan audit sebaiknya tidak hanya mencakup temuan negatif, namun juga mengungkapkan temuan yang positif. Lanjutan
Memasukan temuan audit yang negatif maupun
positif ke dalam laporan akan membuat laporan menjadi seimbang dan objektif. Materi temuan audit yang seimbang cenderung akan meningkatkan profesionalisme auditor yang bersangkutan dan hubungan kerja yang sehat antara auditor dan pihak yang diaudit. Komunikasi Temuan Audit
Temuan audit merupakan fakta yang disusun berdasarkan
data dari sudut pandang auditor. Sebelum menjadi bahan laporan audit secara formal, data atau angka-angka perlu dimuktahirkan (Up-date) dan divalidasi. Di dunia internasional, temuan audit ini biasa disebut sebagai discussion paper yang memuat tanggapan atau pendapat auditee. Temuan audit ini dapat berfungsi sebagai media antara auditor dan auditee dalam pemuktahirkan dan perbaikan data serta informasi yang akan dimasukkan ke dalam laporan akhit audit. Lanjutan
Temuan audit dapat pula digunakan sebagai sarana
untuk mengadakan check and balance antara temuan audit yang diperoleh selama audit dan tujuan yang ditetapkan pada saat perencanaan audit. Komentar dari auditee harus didapatkan secara tertulis, yang setidaknya memuat apakah auditee sependapat atau tidak dengan adanya temuan yang berdampak oleh auditor. Ciri-ciri Temuan Audit Yang Baik
1. Temuan Audit Harus Didukung oleh Bukti yang
Memadai
2. Temuan Audit Harus Penting (Material)
Temuan Audit Harus Mengandung Unsur Temuan
(Kondisi, Kreiteria, dan Sebab-Akibat) Penyusunan dan Pengembangan Temuan Audit
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun
temuan audit a dalah sebagai berikut : 1.Kenali fakta atau kondisi secermat mungkin. 2.Tetapkan kriteria yang sesuai bagi entitas, mengingat kriteria tersebut merupakan parameter pengukuran kinerja entitas. 3.Tentukan apakah ada perbedaan yang signifikan antara kondisi dan kriteria yang akan menghasilkan temuan audit. Lanjutan
4. Identifikasi dampak yang ditimbulkan oleh temuan
audit tesebut. 5. Adakah suatu analisi hubungan antara penyebab, kondisi, dan akibat Dalam pengembangan dan penyusunan temuan audit, kuncinya adalah mengubah kondisi yang berkaitan dan menempatkannya secara tepat dalam suatu lingkaran sebab-akibat yang cukup tegas. Berikut ini beberapa panduan dalam pengembangan dan penyusunan temuan audit sebagai berikut : 1.Menentukan penyebab dengan cara menelusuri beberapa langkah ke belakang. 2.Menentukan akibat dengancara menelusuri beberapa langkah ke depan. 3.Pengorgamisasian temuan audit secara tepat akan mempermudah pembuatan rekomendasi yang efektif dan penyusunan laporan hasil audit. Abstrak Temuan Contoh Kasus Contoh Kasus Data di bawah ini dikumpulkan oleh auditor internal selama field work pada fungsi Piutang (Account Receivable) khususnya yang berkenaan dengan meningkatnya jumlah Beban Piutang Tidak Tertagih (Bad Debt Expenses). Guna penyusunan laporan atas temuan audit, data di bawah ini menggambarkan temuan audit yang meliputi kondisi, kriteria, sebab dan akibat, yaitu : Order Penjualan (yang dilakukan secara kredit) yang nilainya besar harus memperoleh persetujuan kredit dari Manajer Kredit. Hasil pengujian audit menunjukkan bahwa Bag. Penjualan mengabaikan pedoman kredit pada saat melakukan transaksi dengan Pelanggan. Laporan Bulanan mengenai penghapus-bukuan piutang tidak tertagih (write-off) selalu disiapkan tetapi hanya didistribusikan kepada Bag. Akuntansi saja. Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan kredit yang baru. Bag. Akuntansi mencatat bahwa piutang yang tidak tertagih meningkat sampai 7% untuk tahun berjalan. Kerugian dari tidak tertagihnya piutang meningkat menjadi Rp 850.000.000,- selama tahun fiskal yang diaudit. Lanjutan Contoh Kasus Meskipun terdapat perbaikan pada prosedur dan kriteria untuk mengurangi/menekan jumlah putang tak tertagih yang dihapus-bukukan, tetapi komisi penjualan yang diterima oleh beberapa petugas Bag. Penjualan justru meningkat, padahal sumber tagihan yang dihapusbukukan berasal dari petugas-petugas yang dimaksud. Bag. Kredit menggunakan kebijakan Manajemen untuk melakukan review atas referensi kredit untuk semua tagihan yang ada. Catatan mengenai pembayaran pada periode berjalan direview sebelum memberikan tambahan kredit kepada pelanggan dengan status open-account (pelanggan ybs masih memiliki utang kepada perusahaan atas transaksi sebelumnya). Untuk mengurangi biaya, penggunaan laporan kredit dari pihak luar (sebagai alat penelusuran mengenai track record dan kemampuan bayar calon pelanggan) dihentikan/ditiadakan. Sejak dilakukannya pengurangan jumlah staf di Bag. Kredit (dengan alasan untuk mengurangi belanja pegawai), tagihan-tagihan yang baru hanya direview secara selintas (tidak rinci). Manajer Kredit yang baru berpandangan bahwa kebijakan pemberian kredit tidak perlu ketat sebab akan menghambat kinerja penjualan. Diminta : Klasifikasikan ke-12 (keduabelas) item data tersebut di atas ke dalam unsur-unsur Temuan Audit yang terdiri atas : Kondisi (3 item) ; Kriteria (3 item) ; Penyebab (3 item), dan ; Akibat (3 item) Uraikan rekomendasi Anda berdasarkan temuan audit tersebut ! Kondisi Laporan Bulanan mengenai penghapus-bukuan piutang tidak tertagih (write-off) selalu disiapkan tetapi hanya didistribusikan kepada Bag. Akuntansi saja. Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan kredit yang baru. Manajer Kredit yang baru berpandangan bahwa kebijakan pemberian kredit tidak perlu ketat sebab akan menghambat kinerja penjualan. Kriteria Order Penjualan (yang dilakukan secara kredit) yang nilainya besar harus memperoleh persetujuan kredit dari Manajer Kredit. Bag. Kredit menggunakan kebijakan Manajemen untuk melakukan review atas referensi kredit untuk semua tagihan yang ada. Catatan mengenai pembayaran pada periode berjalan direview sebelum memberikan tambahan kredit kepada pelanggan dengan status open-account (pelanggan ybs masih memiliki utang kepada perusahaan atas transaksi sebelumnya). Sebab Hasil pengujian audit menunjukkan bahwa Bag. Penjualan mengabaikan pedoman kredit pada saat melakukan transaksi dengan Pelanggan. Untuk mengurangi biaya, penggunaan laporan kredit dari pihak luar (sebagai alat penelusuran mengenai track record dan kemampuan bayar calon pelanggan) dihentikan/ditiadakan. Sejak dilakukannya pengurangan jumlah staf di Bag. Kredit (dengan alasan untuk mengurangi belanja pegawai), tagihan- tagihan yang baru hanya direview secara selintas (tidak rinci). Akibat Bag. Akuntansi mencatat bahwa piutang yang tidak tertagih meningkat sampai 7% untuk tahun berjalan. Kerugian dari tidak tertagihnya piutang meningkat menjadi Rp 850.000.000,- selama tahun fiskal yang diaudit. Meskipun terdapat perbaikan pada prosedur dan kriteria untuk mengurangi/menekan jumlah putang tak tertagih yang dihapus- bukukan, tetapi komisi penjualan yang diterima oleh beberapa petugas Bag. Penjualan justru meningkat, padahal sumber tagihan yang dihapusbukukan berasal dari petugas-petugas yang dimaksud. Rekomendasi Tingkatkan supervisi terhadap proses transaksi untuk mendorong dipatuhinya kebijakan dan prosedur penjualan kredit. Sejalan dengan kebijakan pengurangan jumlah staf pegawai di Bag. Kredit, Manajemen sebaiknya memberikan tangungjawab tambahan kepada Staf di Bag. Kredit untuk melakukan analisis umur piutang/kredit setiap pelanggan/debitur dengan status open- account (sebagai Pengendalian Pengganti dari mekanisme review atas catatan pembayaran debitur/pelanggan pada periode berjalan) Kesimpulan Temuan audit adalah himpunan data dan informasi yang dikumpulkan, diolah dan diuji selama melaksanakan tugas audit atas kegiatan instansi tertentu yang disajikan secara analitis menurut unsur- unsurnya yang dianggap bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Dan untuk memahami lebih lanjut mengenai temuan audit, maka auditor harus mengetahui terlebih dahulu sifat temuan audit, temuan audit yang dapat dilaporkan, pendekatan untuk mengkronstruksi temuan, tingkat signifikan dari temuan audit, elemen-elemen temuan audit serta pencatatan dan pelaporan temuan audit. Jadi, dalam mengolah hasil temuan diawali dengan memahami definisi dari temuan audit dan sifat temuan audit, kemudian melakukan pendekatan untuk mengonstruksi temuan, setelah itu menilai tingkat signifikansi temuan audit berdasarkan elemen-elemen audit. Setelah itu hasil temuan dicatat dan dilaporkan setelah auditor memahami kriteria temuan audit apa saja yang dapat dilaporkan. Temuan audit dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan agar dijadikan evaluasi terhadap pengendalian organisasi dalam mengidentifikasi kelemahan organisasi yang kemudian dari hasil laporan audit tersebut dijadikan acuan dari tindak lanjut yaitu tindakan perbaikan untuk memperbaiki kelemahan organisasi. Terima Kasih