Nim : 041330517
1. Teori kepentingan publik dan teori potret regulasi seringkali digunakan untuk
menjelaskan penyusunan regulasi pelaporan keuangan. Jelaskan asumsi dasar
dari teori kepentingan publik dan teori potret regulasi!
Jawab:
A. Teori kepentingan public didasari pada asumsi bahwa ekonomi pasar merupakan
sekumpulan pasar tidak sempurna atau mengalami kegagalan transaksi, jika dibiarkan
tanpa dikoreksi akan mengakibatkan hasil yang tidak sesuai dan tidak efisien. Hal ini
didasari pada asumsi bahwa:
1. Kepentingan konsumen diartikan sebagai aksi legislative melalui operasi internal
pasar.
2. Terdapat agen, yakni kelompok politisi dan kelompok yang mewakili kepentingan
public yang memandang regulasi dengan mengatasnamakan kepentingan public.
3. Pemerintah tidak mempunyai peran independent dalam proses pengembangan
regulasi tetapi lebih sebagai arbiter netral yang mengintervensi pasar dengan
mengatasnamakan kepentingan public.
Teori potret ini berasumsi bahwa pertama, semua anggota masyarakat secara ekonomi
adalah rasional oleh karenanya individu akan mengejar kepentingan pribadi dimana
manfaat marjinal dari melobi para pembuat regulasi setara dengan biaya marjinal yang
dikeluarkan. Regulasi berpotensi untuk mendistribusikan kekayaan. Dengan demikian
sekelompok orang akan melobi suatu regulasi yang akan meningkatkan kekayaan
mereka atau melobi untuk menjamin bahwa suatu regulasi tidak berfungsi efektif
dalam menurunkan kekayaan mereka. Asumsi kedua, sama halnya seperti teori
kepentingan publik bahwa pemerintah tidak memiliki peran independen dalam proses
regulasi dan pihak yang berkepentingan berupaya untuk mengendalikan kekuasaan
pemerintah untuk mencapai distribusi kekayaan yang mereka inginkan.
Informasi nonkeuangan yang dihasilkan dari akuntansi social yang disajikan untuk
masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab social kepada masyarakat. Dengan
adanya akuntansi social sebagai bentuk laporan tanggung jawab social terhadap
masyarakat, apabila laporannya memberikan citra positif di masyarakat maka
masyarakat akan puas atas laporan tersebut sehingga akan berdampak terhadap
meningkatkan laba perusahaan.
Biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam perkembangannya sampai
saat ini masih atas dasar desakan masyarakat. Watt&Zimmerman (1978) berpendapat
bahwa “ aktivitas tanggung jawab perusahaan dapat berdampak positif terhadap
pegawai dan pemerintah”. Perusahaan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap
masyarakat memerlukan biaya, namun biaya tersebut akan terkompensasi dengan
adanya citra yang baik di masyarakat sehingga akan memberikan dampak yang positif
terhadap masyarakat. Abbot & Monsen (1979) berpendapat bahwa dampak laporan
tanggung jawab sosial ini berpengaruh terhadap laba perusahaan. Pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan yang diungkapkan di dalam laporan keuangan
diharapakan akan meredam masyarakat pada saat menuntut tanggung jawab
perusahaan kepada masyarakat sehingga laporan tanggung jawab sosial dapat
digunakan sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan kepada masyarakat.
Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia secara harfiah yakni akuntansi untuk
manusia sebagai sumber daya organisasional. Hal ini melibatkan pengukuran
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh organisasi untuk merekrut, menyeleksi,
memperkerjakan m, melatih, dan mengembangkan manusia sebagai aset
organisasi. Akuntansi sumber daya manusia tidak hanya melibatkan pengukuran
terhadap biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan sumber daya manusia dari
suatu organisasi, tetapi juga melibatkan pengukuran terhadap nilai ekonomi dari
manusia bagi organisasi. Dengan kata lain akuntansi sumber daya manusia berarti
mengukur investasi organisasi terhadao manusia, biaya untuk memperkerjakan
manusia dan nilai manusia bagi organisasi.