Anda di halaman 1dari 21

3 Hal Yang Belum Anda Tahu Tentang Sejarah Parfum

Dunia wewangian dapat membawa kita mengembara dan juga menceritakan kisah kita. Ada begitu
banyak fakta menarik tentang wewangian yang belum terungkap. Mari kita telurusi dan mengungkap
sejarah di mana semuanya dimulai!

1. DARI MANA ASALNYA PARFUM?

Ada berbagai teori tentang asal-muasal parfum, tetapi yang paling umum Mesopotamia, Persia, dan
Mesir sama-sama disebutkan sebagai pencipta parfum pertama di dunia. Pembuat parfum pertama
adalah seorang kimiawan perempuan bernama Tapputi, yang menciptakan wewangian pertama dengan
mur, minyak dan bunga di Babylonian Mesopotamia. Di Mesir, hampir 4000 tahun yang lalu, orang-
orang menggunakan wewangian untuk beragam kebutuhan, mulai dari upacara keagamaan hingga
persiapan pemakaman, dan bahkan pakaian sehari-hari. Fragrance dianggap keringat Ra, sang dewa
matahari, dan karena itu dianggap sebagai atribut suci. Orang Mesir bahkan memiliki dewa parfum
bernama Nefertum yang mengenakan gaun kepala yang terbuat dari bunga lili air, yang merupakan
salah satu bahan parfum paling umum saat ini. Orang Persia juga pengagum parfum, dan wewangian
sering digunakan sebagai simbol status politik. Tidak lama kemudian ketika orang-orang Yunani dan
Romawi mengambil alih Persia dan berkenalan dengan parfum yang mulai dilihat sebagai bentuk seni.
Perlahan tapi pasti, wewangian menyebar ke seluruh dunia dan pada tahun 1190, saat parfum datang ke
Paris, dan bertumbuh secara komersial dan berkembang menjadi industri besar seperti yang kita lihat
dan rasakan hingga kini.

2. APA PARFUM PERTAMA DI DUNIA?

Arti dan status parfum berkembang secara berbeda di berbagai negara, jadi ada banyak jenis wewangian
yang dianggap parfum jauh sebelum parfum modern pertama diperkenalkan. Bangsa Hungaria yang
akhirnya memperkenalkan parfum sebagai wewangian modern, terbuat dari minyak esensial harum
yang dicampur dalam larutan alkohol. Parfum pertama yang dibuat untuk penggunaan pribadi eksklusif
adalah untuk Ratu Elizabeth dari Hungaria dan dikenal di seluruh Eropa sebagai Air Hungaria. Aromanya
didominasi oleh bahan alami seperti rosemary dan thyme.

3. APA BAHAN WEWANGIAN TERMAHAL DI DUNIA?

Bisa jadi bahan ini tidak pernah Anda duga sebelumnya! Minyak wangi terbaik dan termahal terbuat dari
minyak absolut, campuran formulasi yang pekat, sangat aromatik dan berminyak, yang diekstrak dari
tanaman atau bunga tertentu. Bahan-bahan alami paling mahal biasanya adalah bahan yang sangat
jarang, sangat sulit diperoleh atau sangat terbatas. Beberapa bahan paling mahal di dunia diantaranya
adalah Jasmine, Bulgarian Rose, Oud, Musk, dan Orris. Sementara bahan termahal di dunia adalah
Ambergris, zat yang diproduksi dalam sistem pencernaan paus sperma. Harga bahan yang tinggi juga
dapat disebabkan oleh fakta bahwa sumber alami nyaris punah, seperti minyak Oud alami, atau jika
bahannya sangat tergantung musim, seperti ylang ylang dari Madagaskar.

https://id.oriflame.com/beautyedit/health-beauty/three-things-you-didnt-know-about-the-history-of-
perfume

Berbagai peradaban mengenal parfum sebagai alat ritual maupun kesenangan pribadi. | Pxhere

Tema Utama

02 May 2021, 14:59 WIB

Sejarah Parfum di Dunia Kuno

Berbagai peradaban mengenal parfum sebagai alat ritual maupun kesenangan pribadi.

OLEH HASANUL RIZQA

Wewangian telah dikenal sejak ribuan tahun silam. Peradaban Islam mengembangkan parfum melalui
telaah ilmiah. Tak sekadar memenuhi kebutuhan, aroma minyak wangi dipilih lantaran sunah Nabi SAW.

Parfum memiliki sejarah yang panjang. Bahkan, usianya bisa dikatakan setua peradaban manusia. Tidak
seperti sekarang, parfum pada zaman dahulu cenderung merupakan benda ritual keagamaan, alih-alih
sekadar pengharum badan.

David H Pybus dalam artikel “The History of Aroma Chemistry and Perfume” (2006) menjelaskan, kata
parfum berasal dari gabungan kata per dan fumum dalam bahasa Latin. Yang pertama berarti ‘lewat’
atau ‘menembus’, sedangkan yang kedua adalah ‘asap'. Dari bahasa tersebut, masyarakat Prancis
menamakan benda yang menguap di udara akibat pembakaran serta bau wanginya menembus hidung
sebagai parfum.

Terkait

Jakarta
Masjid Bersejarah di Eropa

Tetap Dekat dengan Museum

Jelajah Kompleks Pemakaman Pandu

Pencurian Buku yang Justru 'Menguntungkan' Balai Pustaka

Berdasarkan telaah etimologis itu, dapatlah dipahami bahwa parfum pada masa itu masih berupa benda
padat. Wujudnya seperti dupa, alih-alih minyak yang bisa dioleskan. Menurut Pybus, ada empat bangsa
setelah zaman prasejarah yang diketahui mengembangkan dupa, yakni Mesopotamia, India, Mesir, dan
Cina Kuno.

Orang-orang Mesopotamia yang menghuni sekitar Sungai Eufrat dan Tigris disebut-sebut sebagai
penemu pertama dupa, sekitar 3.000 tahun sebelum Masehi (SM). Para arkeolog telah menemukan
sebuah batu pasak (cuneiform) berusia 1200 SM di Irak. Tulisan pada artefak itu mengungkapkan,
seorang perempuan bekerja sebagai ilmuwan di istana (belatekallim).

Wanita yang bernama Tapputi itu diakui sebagai ahli kimia pertama dalam sejarah.

SHARE

Di antara keahliannya adalah membuat dupa yang mengeluarkan aroma apabila dibakar. Ia juga bisa
membuat ramuan wangi-wangian dari campuran bunga, jerangau, minyak, dan balsam. Hingga kini,
wanita yang bernama Tapputi itu diakui sebagai ahli kimia pertama dalam sejarah.

Pengetahuan tentang dupa dan wewangian kemudian sampai ke Mesir. Pybus mengatakan, orang-orang
Mesir Kuno menemukan bahwa pasir dan abu ketika dicampur dan dibakar akan menghasilkan zat yang
keras dan bening, yakni kaca.

Apabila pembakaran itu ditambahi dengan batu kapur, kaca yang dihasilkan akan lebih tahan lama.
Mereka lalu membuat wadah dengan bahan kaca itu sebagai penyimpan cairan wewangian. Inilah cikal-
bakal parfum, sebagaimana yang dikenal hari ini.
Bangsa Mesir Kuno juga menjadi yang pertama meracik alkohol. Menurut Pybus, sekira 7.000 tahun
silam masyarakat di delta Sungai Nil mulai mengembangkan minuman beralkohol. Mereka melakukan
fermentasi bahan-bahan, seperti gula, pati atau selulosa untuk mendapatkan etanol.

Cairan itu tidak hanya dikonsumsi, tetapi dimanfaatkan pula sebagai campuran untuk wewangian.
Hingga kini pun, banyak perusahaan yang menggunakan alkohol untuk parfum buatannya.

Dupa yang mengeluarkan bau wangi dipakai masyarakat Mesir Kuno untuk menjalankan ritual, termasuk
pemakaman para firaun. Berdasarkan catatan hieroglif pada bangunan makam mereka, aroma dupa
dipercaya bisa menyenangkan para dewa.

Wangi dupa diyakini mengiringi roh mereka naik ke surga. Saat pembalseman mumi, cairan pewangi pun
dioleskan kepada tubuh si mayat. Konon, ketika menemukan makam Raja Tutankhamun pada abad ke-
20, para peneliti mendapati banyak botol parfum di sekitarnya.

photoTopeng mumi Tutankhamun di Museum Mesir. - (DOK Wikipedia)

SHARE

Dupa wewangian dipakai pula untuk kalangan istana yang menderita sakit. Para tabib Mesir Kuno
percaya, aroma dupa tersebut dapat mengusir roh jahat yang “menjangkiti” tubuh si pasien. Dengan
demikian, pemanfaatan benda ini oleh masyarakat Mesir kala itu masih berada di tataran ritual magis,
alih-alih fungsionalnya untuk mengharumkan badan.

Hatshepsut, seorang perempuan firaun yang memerintah Mesir sekira tahun 1479 SM, dikenal gemar
menyimpan minyak wangi. Parfum-parfum koleksinya disimpan dalam wadah kaca. Sejumlah wadah
tersebut berusia panjang. Mengutip Live Science, para peneliti dari Universitas Bonn, Jerman, baru-baru
ini meneliti residu wadah parfum tersebut. Mereka berupaya merekonstruksi aroma peninggalan sang
ratu Mesir.

Hatshepsut menggemari parfum sebagai pengharum tubuh. Parfum favoritnya adalah yang berbahan
dasar kemenyan. Itu menunjukkan, wewangian baginya bukan lagi sekadar alat ritual, melainkan
kebutuhan sehari-hari. Karena itu, sang ratu kerap disebut sebagai orang pertama yang memopulerkan
parfum.
photoPatung Hatshepsut yang ditampilkan di Metropolitan Museum of Art. - (DOK Wikipedia)

SHARE

Untuk mendapatkan benda itu serta pelbagai komoditas lain yang diidamkannya, ia kerap memimpin
ekspedisi ke Mesir selatan (Nubia). Jejak-jejak perjalanan itu diabadikan pada ukiran hieroglif pada kuil-
kuil yang didirikannya.

Sebelum Cleopatra, Mesir memiliki ratu dengan kecantikan yang legendaris, yakni Nefertiti. Mengikuti
jejak Hatshepsut, Ratu Nefertiti pun menyukai wewangian. Begitu pula dengan riasan kosmetik dan
baju-baju yang mewah. Ia mengoleksi berbagai minyak wangi di dalam botol-botol kaca serta dupa yang
beraroma sedap.

Cleopatra tidak sekadar menyimpan banyak minyak wangi. Ratu Mesir tersebut diketahui memiliki
kemampuan untuk mengenali aroma. Orang-orang Mesir pun mengenalnya sebagai penguasa yang
flamboyan, gemar mempertontonkan kemewahan. Konon, ketika Cleopatra hendak menyambangi
Roma, masyarakat setempat terlebih dahulu mencium wangi parfumnya, barulah kemudian melihat
kereta yang membawanya.

photoPatung Cleopatra. (AP Photo/Damian Dovarganes) - (AP)

SHARE

Sejak penemuan kaca pada 1500 SM, parfum menjadi barang incaran kaum bangsawan Mesir Kuno.
Wewangian tidak lagi monopoli kaum pendeta untuk pelaksanaan ritual-ritual. Para raja dan ratu Mesir
seperti berlomba-lomba mendapatkan parfum terbaik dengan wangi yang memanjakan hidung. Cairan
beraroma itu lantas disimpan dalam wadah-wadah kaca, yang kadangkala dihargai lebih tinggi
ketimbang permata.

Para tetua adat Mesir Kuno memiliki pengetahuan mendasar tentang wewangian sebagai pelengkap
ritual. Mereka terbiasa merendam kayu gaharu ke dalam air atau minyak. Aroma yang dihasilkan lantas
ditambahi dengan madu atau bunga-bunga untuk meningkatkan keharuman. Air atau minyak itu lantas
dioleskan ke dinding-dinding kuil atau proses pembalseman mumi.
Konon, ketika Cleopatra hendak menyambangi Roma, masyarakat setempat terlebih dahulu mencium
wangi parfumnya.

SHARE

Kaum elite Mesir Kuno lantas mengadopsi tradisi ini. Bedanya, mereka menuangkan air atau minyak
hasil rendaman kayu, bunga, dan bahan-bahan lain itu ke dalam bak mandi. Di sanalah, mereka
berendam dan membersihkan badan. Untuk melindungi kulit dari terik matahari, krim pelembab pun
dibuat dari bahan yang sama.

Orang-orang Yunani dan Romawi Kuno juga menyenangi wewangian. Tak jauh berbeda dengan bangsa
Mesir, mereka mengenal parfum. Kebanyakan pewangi itu dalam bentuk padat atau dupa, meskipun
ada pula yang cairan. Khusus yang berupa minyak, masyarakat tersebut juga menyimpannya dalam
botol-botol kaca. Bahkan, bangsa Yunani Kuno diyakini boros dalam menggunakan minyak wangi.

photoBerbagai peradaban mengenal parfum sebagai alat ritual maupun kesenangan pribadi. - (Pxhere)

SHARE

Para pemikir setempat membuat beragam hipotesis mengenai indra penciuman. Seorang di antaranya,
Theophrastus (371-287 SM), secara khusus meneliti berbagai aspek tentang parfum. Ia mengaitkan
efeknya terhadap suasana hati dan proses berpikir manusia.

Masyarakat Romawi, khususnya yang berasal dari kalangan elite, mencintai wewangian. Mereka biasa
memakai minyak wangi minimal tiga kali sehari. Di pemandian-pemandian umum, biasanya terdapat
ruangan yang disebut sebagai unctuarium.

Di sana, para pengunjung dapat memanjakan diri dengan pelbagai minyak esensial dan aromatik
sebelum mereka pulang. Kecintaan bangsa Romawi terhadap parfum, itulah antara lain yang
menghubungkannya dengan dunia Islam. Kelak ketika Perang Salib berlangsung, para pemeluk Kristen
itu mendapati bahwa Muslimin pun memakai parfum dan bahkan mengembangkan dengan amat baik
industri minyak wangi.
Di Asia pada masa kuno, parfum—baik yang berupa dupa maupun cairan—dikenal luas setidaknya sejak
abad pertama SM. Ia sudah menjadi komoditas yang marak diperdagangkan di Jalur Sutra, yang
menghubungkan antara Cina, India, Asia Tengah, Asia Barat, dan Eropa.

photoPekerja seni sedang merapikan patung replika Ratu Nefertiti, di Kairo, Mesir, 27 Januari 2020. EPA-
EFE/MOHAMED HOSSAM - (EPA)

SHARE

Salah satu penyulingan minyak wangi—disebut sebagai ittar atau attar—yang paling awal diketahui ada
di daerah sekitar aliran Sungai Indus. Keberadaannya tercatat dalam teks Ayurveda Hindu Charaka
Samhita dan Sushruta Samhita. Pada 1975, arkeolog Dr Paolo Rovesti menemukan alat penyulingan di
lembah Indus.

Artefak yang berbahan dasar tanah liat itu diperkirakan berasal dari masa 3.000 SM. Penulis buku In
Search of Perfumes Lost itu juga melaporkan cara masyarakat India Kuno membuat parfum dari alat
tersebut. Pertama-tama, bejana tanah liat diisi dengan larutan bunga serta berbagai bahan lainnya.
Tuangkan air mendidih secukupnya ke dalam bejana itu, lalu tutup dengan kain tenun. Uapnya akan
meresap pada bahan tersebut. Terakhir, kain itu diperas untuk mengisolasi minyak wangi.

Sebelum datangnya Islam, bangsa Arab telah dikenal sebagai pedagang di jalur maritim Samudra Hindia.
Mereka terbiasa menjadi perantara berbagai komoditas dari Cina, Nusantara, dan India, ke wilayah-
wilayah di Bulan Sabit Subur dan Eropa. Di antara barang-barang yang diperniagakannya ialah bahan-
bahan parfum, semisal kamper, kasturi, dan rempah-rempah.

Para pelaut Arab membawa kapur barus dari lokasi asalnya, Barus, Sumatra, ke Mediterania.

SHARE

Para pelaut Arab membawa kapur barus dari lokasi asalnya, Barus, Sumatra, ke Mediterania. Kapur
barus merupakan salah satu primadona dalam dunia perdagangan sejak ratusan tahun silam. Di antara
kegunaannya ialah sebagai campuran pewangi. Bahkan, inilah salah satu unsur yang ada dalam
pembalseman mumi-mumi firaun di Mesir Kuno.
Bangsa Persia pun menggemari parfum. Attar, yakni teknik penyulingan minyak wangi, terus
dikembangkan, termasuk ketika Persia menjadi bagian dari kedaulatan Islam. Wewangian merupakan
salah satu sumber inspirasi para penyair dan salik setempat. Seorang sastrawan-sufi, Fariduddin Attar,
dahulunya merupakan penjual minyak wangi. Nama belakangnya menunjukkan hal itu.

https://www.republika.id/posts/16361/sejarah-parfum-di-dunia-kuno

Share : Copy Link

Ingin Membaca Berita Tanpa Iklan?

Buka di aplikasi Liputan6

BUKA

logo

HEADLINE HARI INI

Pelaku Perjalanan ke Jakarta Wajib Kantongi STRP, Pengawasannya?

HomeGlobalSains

Parfum Kuno yang Dipakai Cleopatra Diproduksi Ulang, Dipamerkan di AS

Oleh Afra Augesti pada 15 Agu 2019, 18:35 WIB

Ilustrasi Parfum

Perbesar

Ilustrasi parfum (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Kairo - Para arkeolog di University of Hawai'i di Manoa mengklaim telah 'membangkitkan'
kembali parfum berusia ribuan tahun yang dikenakan bangsa Mesir kuno. Bahkan mungkin parfum ini
dikenakan Ratu Kecantikan Negeri Piramida: Cleopatra.

BACA JUGA : Kepala Kerucut Mirip Alien, Tradisi Berbahaya dan Aneh dari Suku Mangbetu Kongo hingga
Mesir
Resep untuk aroma parfum diterjemahkan dari serangkaian manuskrip-manuskrip Yunani kuno yang
membahas tentang dua parfum Mendesian dan Metopian.

Dalam catatan tersebut juga dijelaskan mengenai taburan untuk minyak wangi dan bahan-bahan alami
yang terkandung di dalamnya.

Sedangkan untuk bahan dasar pembuat parfum tersebut adalah mur, resin pohon yang diperoleh dari
tanaman berbunga yang tumbuh di beberapa bagian Afrika dan Asia.

"The Mendesian berbasis mur dan memiliki aroma yang sangat menyenangkan, seperti dupa berbau
lembut. Parfum lainnya, Metopian, beraroma jauh lebih keras," kata Dr Jay Silverstein, arkeolog dari
University of Tyumen yang bekerja pada proyek tersebut, seperti dikutip dari situs iflscience.com pada
Kamis (15/8/2019).

Sosok seperti Cleopatra, pecinta parfum yang dikenal memiliki ratusan minyak wangi, dalam naskah-
naskah itu dijabarkan bahwa The Mendesian adalah salah satu parfum yang paling berharga baginya.

Selain itu, tim juga melakukan analisis ilmiah pada temuan mereka dari penggalian di Tell-El Timai,
sebuah situs bersejarah di dekat Kairo yang berasal dari 300 SM.

Pada 2012, mereka menemukan sebuah rumah di kota yang hancur, yang berisi tumpukan koin perak,
serta perhiasan emas dan perak yang ditempatkan di dekat sejumlah tempat pembakaran (kiln) yang
pernah digunakan untuk membuat botol parfum.

Hal ini meyakinkan para arkeolog bahwa rumah tersebut dulunya milik pedagang parfum. Karena itulah,
saat ini para ilmuwan sedang menganalisis kandungan zat-zat kimia yang kemungkinan ditemukan di
dekat struktur.

Mereka berharap bisa menemukan jejak cairan atau tumpahan parfum di sana.
2 dari 3 halaman

Bukan Hanya Cairan Pewangi Saja, tetapi...

Parfum atau Minyak Wangi Perbesar

Ilustrasi Foto Minyak Wangi atau Parfum (iStockphoto)

Konon, pada zaman dahulu kala, parfum adalah barang yang sangat penting, terlepas dari aroma
menyenangkan. Parfum memainkan peran yang lebih jauh dari hanya sekedar cairan pengharum yang
disemprotkan pada tubuh penggunanya.

Cairan ini juga merupakan gambaran tentang kehidupan, kematian, dan akhirat. Orang Mesir kuno
menganggap parfum punya 'kekuatan' magis, sesuatu yang jauh lebih besar ketimbang apa yang kita
anggap pada hari ini.

Minyak wangi adalah hal yang penting dalam ritual, untuk penyembuhan, dan bahkan dikaitkan dengan
keabadian. Aromanya diminati bukan hanya untuk tujuan pribadi, melainkan juga peningkatan kualitas
hidup dan bahkan kehidupan setelah kematian.

Selain parfum, cara ekstrem lain yang diaplikasikan oleh Cleopatra untuk merawat tubuhnya adalah
mandi dengan susu kambing yang asam dan membedaki wajahnya dengan kotoran buaya kering.

Sementara itu, parfum ala Cleopatra tersebut sudah dipajang di pameran National Queens Museum di
"Queens of Egypt" di Washington DC, Amerika Serikat, hingga 15 September 2019.

https://m.liputan6.com/global/read/4038606/parfum-kuno-yang-dipakai-cleopatra-diproduksi-ulang-
dipamerkan-di-as?utm_source=Mobile&utm_medium=copylink&utm_campaign=copylink
CNN Indonesia

Find it on Play StoreGETX

Gaya Hidup

MASUK DAFTAR

Home

Nasional

Politik Hukum & Kriminal Peristiwa

Internasional

Asean Asia Pasifik Timur Tengah Eropa Amerika

Ekonomi

Keuangan Energi Bisnis Makro

Olahraga

Sepakbola Moto GP F1 Raket

Teknologi

Teknologi Informasi Sains Telekomunikasi Otomotif

Hiburan

Film Musik Seleb Seni Budaya Music At Newsroom

Gaya Hidup

Health Food Travel Trends

Fokus

Kolom

Aku & Jakarta

Music at Newsroom

Terpopuler
Infografis

Foto

Video

TV

Indeks

Download Apps

Ikuti Kami

Home Nasional Internasional Ekonomi Olahraga Teknologi Hiburan Gaya Hidup Fokus Kolom Terpopuler
Infografis Foto Video Indeks

Home Gaya Hidup Trends

Parfum dari Tahun Ke Tahun

Elise Dwi Ratnasari, CNN Indonesia

Sabtu, 13/05/2017 09:41

Asal mula parfum tidak berbentuk cair, melainkan padat dalam bentuk dupa. (Pixabay/monicore)

Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa yang tak kenal parfum? Baik pria maupun wanita pasti tidak asing
dengan sumber wewangian satu ini. Bahkan bagi sebagian orang, parfum jadi barang wajib yang selalu
dipakai setiap hari demi menunjang penampilan dan menambah rasa percaya diri.

Kata "parfum" berasal dari bahasa Latin "per fume" artinya "melalui asap". Parfum mulai dikenal sejak
zaman Mesopotamia lebih dari 4000 tahun lalu.

Dulu orang membuat parfum dari tanaman herbal, rempah-rempah dan bunga. Awalnya, parfum
digunakan dalam ritual keagamaan. Parfum belum berbentuk cair seperti yang dikenal sekarang, tapi
berupa dupa yang dibakar dan tanaman herbal.
Pilihan Redaksi

Manfaat Kayu Manis untuk Perawatan Kecantikan

Deretan Model dengan Kulit 'Cacat' yang Menuai Pujian

Usai Bomber, Kini Presiden Jokowi Populerkan Jaket TAD

Seni pembuatan parfum bermula dari bangsa Mesopotamia dan Mesir Kuno. Proses pembuatan parfum
asli memakan waktu cukup lama.

Proses pembuatan ini kemudian disempurnakan oleh bangsa Romawi dan Persia.

Pada 1000 SM, Mesir memperkenalkan parfum dengan wadah botol kaca. Berikut adalah perjalanan
parfum dari tahun ke tahun.

Abad 2

Seorang perempuan Mesopotamia bernama Tapputi membuat parfum orisinal pertama. parfum terbuat
dari penyulingan minyak bunga, minyak, calamus dan sumber wewangian lain. Parfum pertamanya ini
disebut tablet runcing.

Abad 9

Pada abad ini, seorang ahli kimia, Al-Kindi menulis buku berjudul "Book of the Chemistry of Perfume and
Distillations". Buku ini berisi lebih dari 100 resep minyak wangi, salep dan obat. Selain itu juga terdapat
paparan 107 metode dan resep parfum serta alat yang diperlukan.

Abad 10/11 (980-1037 M)


Ahli kimia dari Persia, Ibnu Sina memperkenalkan parfum sebagai metode pengobatan, atau lazim
disebut aromaterapi atau minyak esensial. Ia pula yang dikenal sebagai orang pertama yang menemukan
teknik penyulingan uap air menjadi minyak esensial. Salah satu bunga pertama yang disuling menjadi
minyak adalah mawar.

Abad 13

Biarawati Santa Maria Novella di Florence, Italia berhasil membuat resep parfum jenis baru.

Abad 14

Eropa dan Hungaria mulai mengembangkan parfum dengan mencampurkan parfum dengan alkohol agar
lebih cepat menguap. Campuran parfum ini pula yang digunakan Ratu Elizabeth dari Hungaria.
Kemudian ramuan ini dikenal dengan nama "Hungary Water" yang merupakan cikal bakal parfum
modern.

Abad 16

Atas perintah Ratu Caterina dari Perancis, seorang ahli parfum bernama Rene membuat sebuah ruang
rahasia untuk membuat parfum. Pada masa itu, para bangsawan memerlukan wewangian untuk
menutupi bau badan mereka.

Parfum Masa Kini

Sekarang, ada berbagai macam varian parfum seperti eu de parfume, eu de toilete, cologne, dan juga
body mist. Wanginya pun beragam, mulai dari aroma bunga, buah bahkan aroma makanan seperti
permen karet atau cokelat. Parfum seakan sudah jadi bagian dari gaya hidup.
Tak hanya dandanan dan pakaian, wewangian juga menunjang penampilan dan menambah percaya diri.
Aroma wangi pun kemudian digunakan sebagai teknik terapi modern yang lebih dikenal dengan
aromaterapi. (SYS)

republika.co.id

Dunia-islam Khazanah

Aromaterapi dalam Peradaban Islam

Kamis , 02 Jul 2009, 01:41 WIB

Red:

Jika dunia Barat baru mengenal dan mengembangkan aromaterapi pada awal abad ke-20 M, peradaban
Islam telah mengembangkannya 13 abad lebih awal. Sebelum kimiawan berkebangsaan Prancis, Rene-
Maurice Gattefosse memperkenalkan aromaterapi di Eropa pada 1920-an, para dokter dan kimiawan
Muslim seperti al-Kindi, Jabir Ibnu Hayyan serta Ibnu Sina telah mengembangkan metode pengobatan
ini pada abad ke-7 M.

Aromaterapi merupakan istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan alternatif yang menggunakan
bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik
lainnya dari tumbuhan. Aro materapi bertujuan un tuk mempengaruhi suasana hati atau ke sehatan
seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif.

Sejatinya, peradaban manu sia telah menge nal aromaterapi sejak 6.000 ta hun silam. Namun, di tangan
ki mia wan dan dokter Muslim di era kekhalifahan, teknologi pembuatan minyak esensial dan
pengobatan dengan aromaterapi berkembang sangat pesat. Nabi Muhammad SAW yang hidup sekitar
abad keenam dan ketujuh Masehi pun memiliki kecintaan terhadap aroma. Berdasarkan catatan sejarah,
pada abad ke-7 M, para ahli kimia Arab berupaya men cari “saripati” dari tanaman. Pada abad ke-9 M,
ahli kimia Muslim legendaris bernama Yakub al-Kindi (803-870 M) dalam bukunya bertajuk Perfume
Chemistry and Dis tillation telah mampu men ciptakan bera gam jenis minyak esensial.

Kimiawan Muslim lainnya, yakni Jabir Ibnu Hayyan alias Geber juga telah mampu menciptakan teknologi
penyulingan minyak esensial dari beragam tumbuhan dan bunga. Semua penemuannya itu dituliskannya
dalam Summa Perfectionis. Dalam kitab itu, Jabir menjelaskan teknologi penyuling an ciptaannya dalam
beberapa bab.
Sejarawan Sains Barat, Marlene Ericksen dalam karyanya bertajuk Healing with Aroma the rapy
mengakui peradaban Islam sebagai pelopor dan perintis aromaterapi modern. Menurut Ericksen,
penyulingan uap air pertama kali ditemukan dokter Muslim bernama Ibnu Sina (980 M-1037 M).

Ibnu Sina, papar Ericksen, telah menggunakan penyulingan uap air itu untuk membuat minyak esensial
yang digunakan untuk mengobati pasiennya. Menurut dia, metode pengobatan ini kemudian dikenal
sebagai aromaterapi. “Ibnu Sina pun dijuluki sebagai orang pertama yang memperkenalkan
aromaterapi,” papar Ericksen.

Hal senada juga diungkapkan Stanley Finger dalam karyanya bertajuk Origins of Neuroscience: A History
of Explorations Into Brain Function, bahwa penyu ling an uap air pertama kali ditemukan dokter Muslim
bernama Ibnu Sina (980 M-1037 M).

Ibnu Sina juga dikenal sebagai orang pertama yang membuat sarana penyu lingan untuk minyak
esensial. Dia menciptakan suatu sistem pipa melingkar, yang menghasilkan uap air tanaman dan uap pa
nas menjadi dingin yang lebih efektif, sehingga konsentrasi essensial minyak dapat di ambil. Dalam
karyanya yang sangat monumental, Al-Qanun fi’l Tibb atau Canon of Medicine, Ibnu Sina menjelaskan
minyak esensial dan aromatik tumbuh-tumbuhan dapat digunakan secara ekstensif dalam praktik
aromaterapi. Kitab Canon of Medicine juga merupakan salah satu dari ratusan buku kedokteran yang
secara khusus membahas mengenai air mawar.

Menurut sejumlah sejarawan, Ibnu Sina telah berjasa dan berkontribusi besar dalam meletakkan dasar-
dasar pengembangan proses kimia seperti penyaringan, penyulingan, sublimasi, dan proses pengapuran.
Ia disebutsebut sebagai penemu prosedur penyulingan dari bunga menjadi minyak esensial. Salah satu
bunga pertama yang disuling menjadi minyak adalah mawar.

Penyulingan uap yang ditemukan Ibnu Sina kemudian digunakan pada aromaterapi dan industri wangi-
wangian. Penemuan uap penyulingan memberikan kontribusi yang signifikan untuk pengembangan
wangiwangian. Teknologi distilasi uap yang ditemukan para ilmuwan Islam di era keemasan sangat
mempengaruhi industri wangiwangian di Barat dan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya kimia.
Pada abad ke-13 M, seorang dokter Muslim bernama al-Samarqandi juga mengembangkan pengobatan
dengan wewangian atau aroma. Dalam risalah yang ditulisnya, ia membahas tentang aneka aromaterapi
berupa mandi aromatik, bubuk aromaterapi, uap panas dengan wewangian dari aneka bunga-bunga. Al-
Samarqandi melakukan terapi aroma untuk menyembuhkan infeksi telinga dan sinus.

Tata Cara Aromaterapi

Lalu bagaimana aromaterapi bekerja? Saraf penciuman (nervus Olfaktorius) adalah satu-satunya saluran
yang terbuka menuju otak. Melalui saraf ini aroma tersebut akan mengalir ke bagian yang melingkari
otak sehingga mampu memicu memori terpendam dan mempengaruhi tingkah laku emosional yang
bersangkutan.

Ini bisa terjadi karena aroma tersebut menyentuh langsung pusat emosi dan kemudian bertugas
menyeimbangkan kondisi emosional, ujar Michael Scholes. Penerapan terapi ini pun amat sederhana
dan mudah. Beberapa cara bisa dipilih sesuai selera. Mereka yang tidak mau bersusah payah, cukup
hanya dengan menghirup langsung aroma minyak murni melalui hidung.

Dengan begitu baunya terbawa ke saraf penciuman.Pengertian aroma atau bau ini memang sulit
dipahami. Namun perilakunya amat spesifik dan berbeda dengan tipe stimulasi sensorik jenis lain. Yang
jelas, bau atau aroma seperti halnya setiap sensasi kenikmatan, akan melepaskan zat seperti endorphins
yang digunakan untuk memerangi stress, ujar Marcel Lavabre dalam karyanya Aromatherapy Workbook.

Para Peneliti membuktikan bahwa orang yang berada di lingkungan yang beraroma enak dan wangi
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dalam bukunya yang berjudul Secrets of Power Presentations
(Rahasia Kekuatan Presentasi), Peter Urs Bender menjelaskan bahwa parfum juga memperkuat
presentasi Anda.

Jenis-Jenis Tanaman untuk Aromaterapi


Penyair kondang Nizami Ganjavi (1141-1203 M) dan Mahammad Fuzuli (1495-1556 M) dalam karyanya
mengupas kegunaan aromaterapi. Menurut keduanya, minyak bunga mawar bisa digunakan sebagai
obat untuk sakit kepala dan antiseptik.

Mahammad Yusif Shirvani (abad ke-18 M) merekomendasikan sebuah salep dari jinten untuk luka
karena pedang. Walaupun konsep antibiotik tidak diketahui pada saat itu, dokter Muslim telah
menggunakan ointments dari jinten, madu dan bawang mentah sebagai antiseptik hangat.

Pinus

Adapula jenis-jenis tanaman yang bisa digunakan untuk aromaterapi, yakni pinus, mawar, lavender,
melissa, dan lain-lain. Pine Needles, cabang pinus digunakan untuk mempersiapkan sebuah ekstraksi
untuk mandi, dengan bahan yang digunakan untuk memperkuat sistem saraf. Minyak essensial dari
pinus yang kental dengan sirup kemudian dikeringkan dan ditekan menjadi tablet.

Rosemary

Sedangkan, orang yang memiliki tekanan darah rendah disarankan untuk mandi dengan Rosemary. Hal
ini diyakini bahwa tanaman wangi merangsang sirkulasi dan berfungsi sebagai tonik. Resep ini bahkan
telah didokumentasikan. Berikut resepnya: Tuangkan empat gelas air mendidih ke dalam panci berisi
lima sendok makan daun Rosemary. Lalu tutup dan biarkan selama 30 menit. Infusi strain yang hangat
dan menambah air mandi yang hangat. Durasi yang optimal untuk suatu prosedur adalah setengah jam.

Lavender

Mandi dalam jamu-jamuan yang direbus lavender yang hebat dan antiefek penenang dan digunakan
untuk neurasthenia dan tachycardia (denyut jantung cepat). Mandi dengan jamujamuan yg direbus
marjoram baik untuk perut kembung dan memiliki efek diuretik.

Melissa

Melissa (balsem lemon) adalah jamu-jamuan yang direbus baik untuk penyakit jantung, bantuan dari
tachycardia dan penurunan tekanan darah. Air mandi yang harus hangat, tetapi tidak panas.

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/59573
Lansida

Beranda

Proses Penyulingan Minyak Atsiri

Banyaknya kekayaan hayati Indonesia menjadikan semakin berkembang ide-ide untuk meningkatkan
nilai jual produk tanaman terutama tanaman penghasil minyak atsiri (essential oil). Di Indonesia telah
dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri yang bisa di komersialkan, tapi baru sebagian
saja yang telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersil.

Proses untuk mendapatkan minyak atsiri dikenal dengan cara menyuling atau destilasi terhadap
tanaman penghasil minyak.

Didunia komersil, metode destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara, antara
lain :

Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)

Penerapan penggunaan metode tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti jenis bahan
baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi minyak dengan air panas, dekomposisi minyak akibat
efek panas, efisiensi produksi dan alasan nilai ekonomis serta efektifitas produksi.

Berikut ini akan saya bahas masing-masing metode penyulingan diatas :

Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang sudah dilayukan,
kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap
yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan
campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah.
Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil
minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan
melati. Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem
enfleurasi, bukan destilasi.

Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless steel, tembaga atau
besi berlapis aluminium.

Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan
system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan
saringan diatas air.

Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan sedikit air
sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi
yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar
meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial.
Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses hidrolisa
terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi
minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam
Distillation).

Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh karena
tekanan uap yang konstan. Jika Anda membutuhkan alat suling (destilator) berbagai type dan kapasitas
sesuai keinginan, bisa pesan disini. Berbagai macam produk minyak atsiri silahkan klik www.minyak-
atsiri.com

Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)

Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap bertekanan
tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap
bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang
berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang
berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak.
Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada
proses pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.
Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan pada proses destilasi antara lain :

Anda mungkin juga menyukai