Mumifikasi terjadi pada suhu panas dan kering sehingga tubuh akan terdehidrasi
dengan cepat. Mumifikasi terjadi pada 12-14 minggu. Jaringan akan berubah
menjadi keras, kering, warna coklat gelap, berkeriput dan tidak membusuk.
Karena Mesir merupakan tempat yang kering, dan jarang memperoleh hujan,
tanahnya juga amat sangat kering. Jika jenazah dikubur di tanah kering seperti itu,
seringkali mayatnya tak membusuk. Bakteri di dalam tanah terlalu sedikit untuk
mengurai mayat. Akibatnya, jenazah seringkali mengering dan menjadi mumi.
Sejak sekitar 3500 SM, tepat sebelum Kerajaan Lama dimulai, orang Mesir
memanfaatkan proses ini dengan mengeringkan jenazah sendiri. Mereka menyukai
gagasan bahwa tubuh mereka akan terjaga selamanya dan mereka meyakini bahwa
ini akan berguna di alam maut.
Sebagian besar orang, yang merupakan rakyat miskin, hanya menyelimuti jenazah
dengan kain linen dan menguburkannya di tanah yang kering. Sementara orang
kaya menggunakan proses mumifikasi yang rumit. Pertama-tama isi perut jenazah
dikeluarkan dan ditaruh ke dalam guci kanopi. Kemudian otaknya dikeluarkan lewat
hidung menggunakan batang berkait. Organ-organ tersebut dikeluarkan karena
merupakan organ basah yang mengandung banyak bakteri sehingga dapat
membuat tubuh membusuk. Meskipun demikian, jantung tidak dikeluarkan karena
orang Mesir meyakini bahwa jiwa terdapat di jantung, sehingga jantung dibutuhkan
di alam maut.
Kemudian jenazah diberi natron, campuran garam dan soda yang dapat
mengeringkan tubuh. Setelah itu jenazah dibiarkan mengering selama beberapa
minggu. Setelah dianggap cukup kering, natronnya dibersihkan, dan bagian dalam
tubuh jenazah diisi dengan dedaunan, serbuk gergaji, serta benda-benda lainnya
supaya tampak normal. Seluruh tubuh jenazah lalu dibungkus kain linen, yang
diselipi jimat-jimat. Lalu jenazah dilapisi papirus, dan akhirnya dimasukkan ke dalam
serangkaian peti kayu, dan kemudian dalam sarkofagus batu.
PIRAMIDA
Tahun 450 SM, setelah seorang sejarawan Yunani berkeliling dan tiba di Mesir,
membubuhkan tulisan: Cheops, (aksara Yunani Khufu), konon katanya, hancur
setelah 50 tahun. Dalam batas tertentu sejarawan Yunani tersebut menggunakan
kalimat "konon katanya", maksudnya bahwa kebenarannya perlu dibuktikan lagi.
Namun, sejak itu pendapat sejarawan Yunani tersebut malah menjadi kutipan
generasi belakangan sebagai bukti penting bahwa piramida didirikan pada dinasti
kerajaan ke-4.
Selama ini, para sejarawan menganggap bahwa piramida adalah makam raja.
Dengan demikian, begitu membicarakan piramida, yang terbayang dalam benak
secara tanpa disadari adalah perhiasan dan barang-barang yang gemerlap. Dan,
pada tahun 820 M, ketika gubernur jenderal Islam Kairo yaitu Khalifah Al-Ma'mun
memimpin pasukan, pertama kali menggali jalan rahasia dan masuk ke piramida,
dan ketika dengan tidak sabar masuk ke ruangan, pemandangan yang terlihat malah
membuatnya sangat kecewa. Bukan saja tidak ada satu pun benda yang biasanya
dikubur bersama mayat, seperti mutiara, maupun ukiran, bahkan sekeping serpihan
pecah belah pun tidak ada, yang ada hanya sebuah peti batu kosong yang tidak ada
penutupnya. Sedangkan tembok pun hanya bidang yang bersih kosong, juga tak ada
sedikit pun ukiran tulisan.
Kesimpulan para sejarawan terhadap prestasi pertama kali memasuki piramida ini
adalah "mengalami perampokan benda-benda dalam makam". Namun, hasil
penyelidikan nyata menunjukkan, kemungkinan pencuri makam masuk ke piramida
melalui jalan lainnya adalah sangat kecil sekali. Di bawah kondisi biasa, pencuri
makam juga tidak mungkin dapat mencuri tanpa meninggalkan jejak sedikit pun, dan
lebih tidak mungkin lagi menghapus seluruh prasasti Firaun yang dilukiskan di atas
tembok. Dibanding dengan makam-makam lain yang umumnya dipenuhi perhiasan-
perhiasan dan harta karun yang berlimpah ruah, piramida raksasa yang dibangun
untuk memperingati keagungan raja Firaun menjadi sangat berbeda.
Selain itu, dalam catatan "Inventory Stela" yang disimpan di dalam museum Kairo,
pernah disinggung bahwa piramida telah ada sejak awal sebelum Khufu
meneruskan takhta kerajaan. Namun, oleh karena catatan pada batu prasasti
tersebut secara keras menantang pandangan tradisional, terdapat masalah antara
hasil penelitian para ahli dan cara penulisan pada buku, selanjutnya secara keras
mengecam nilai penelitiannya. Sebenarnya dalam keterbatasan catatan sejarah
yang bisa diperoleh, jika karena pandangan tertentu lalu mengesampingkan
sebagian bukti sejarah, tanpa disadari telah menghambat kita secara obyektif dalam
memandang kedudukan sejarah yang sebenarnya.
Sphinx
Sphinx adalah salah satu ‘landmark’ utama Mesir yang berasal dari peradaban kuno
Konsep mengenai sphinx berasal dari Mesir yang kemudian menyebar ke bagian
lain dunia.Versi Yunani untuk sphinx berwujud rakasa perempuan dengan wajah
feminin, payudara, sayap, dan ekor.
Menurut mitologi Mesir kuno, sphinx adalah makhluk dengan kepala manusia dan
tubuh singa.
Tapi sphinx dengan kepala domba jantan, rajawali, dan elang juga terlihat di negeri
ini.
Sphinx dianggap sebagai penjaga makam kerajaan atau kuil oleh orang Mesir kuno
sehingga ditempatkan di sekitar struktur bangunan tersebut.
Wajah sphinx Mesir kuno biasanya menggambarkan firaun yang dianggap sebagai
inkarnasi dewa matahari.
Sphinx pertama dibuat pada masa pemerintahan penguasa dinasti Keempat yang
memerintah dari tahun 2723 SM sampai 2563 SM.
Sphinx Mesir yang terkenal diantaranya adalah sphinx granit yang menggambarkan
firaun wanita Hatshepsut yang sekarang disimpan di Museum Seni Metropolitan,
New York.
Sphinx lain yang ditemukan di kompleks kuil Karnak (kini Luxor) memiliki kepala
seekor domba jantan.
Selain itu, telah ditemukan sekitar 900 sphinx di kuil dewa Amun.
Sphinx-sphinx tersebut dibuat oleh Raja Ramses II. Patung sang raja juga terlihat
berada diantara dua kaki depan sphinx.
Salah satu yang paling mencolok dari semua sphinx Mesir kuno adalah Sphinx
Agung Giza.
Sphinx ini terletak di dataran tinggi Giza, di pinggiran Kairo dan merupakan bagian
dari kompleks piramida kuno Giza.
Sphinx Giza, yang memiliki panjang 73,5 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 20 meter
merupakan struktur batu tunggal terbesar di dunia.
Meskipun tidak ada bukti langsung mengenai usia, sphinx ini diyakini dibangun
sekitar 4.600 tahun yang lalu.
Wajah Sphinx Giza menggambarkan firaun dinasti keempat Khafra dengan lambang
ular kobra di dahi.
Awalnya, Sphinx Giza memiliki jenggot, namun kemudian digali dan disimpan di
British Museum, London.
Dikatakan bahwa sphinx ini kehilangan hidungnya saat menjadi latihan sasaran
tembak oleh tentara Napoleon.
Kepala sphinx ini memiliki panjang 10 meter dan lebar 4 meter. Matanya memiliki
ketinggian dua meter begitu pula dengan lebar mulut yang juga 2 meter. Sedangkan
panjang kaki berkisar 15 meter.
Sphinx Giza memiliki lempengan batu dengan beberapa prasasti terletak diantara
kakinya.
Lempengan ini ditambahkan ke monumen asli oleh Raja Thutmose IV. Prasasti
menceritakan mimpi Raja (Thutmose) sehingga disebut pula ‘Dream Stela’.
Sphinx Giza diukir langsung dari bukit kapur. Struktur tersebut memiliki beberapa
lapisan batu kapur.
Dibandingkan dengan bagian tubuh lain, kepala terbuat dari lapisan yang lebih keras
sehingga lebih tahan terhadap erosi.
Di lain sisi, dasar struktur terbuat dari lapisan lebih lunak sehingga rawan erosi
bahkan tidak lama sejak sphinx tersebut dibuat.
Angin gurun yang kuat dan banjir tahunan Sungai Nil menyebabkan erosi pada
struktur.
Angin gurun yang membawa pasir sering mengubur sphinx ini selama bertahun-
tahun.
Sphinx Giza telah mengalami beberapa kali restorasi dan merupakan simbol
nasional Mesir sekaligus warisan sejarah kuno yang amat berharga.