Anda di halaman 1dari 3

Usaha parfum minyeuk pret

1. Sejarah parfum

Parfum sudah dikenal dan dipakai oleh masyarakat ribuan tahun silam, sebagai bagian dari upacara
keagamaan. Parfum yang digunakan biasanya terbuat dari tanaman, atau mur yang khusus digunakan
untuk upacara keagamaan tertentu. Setiap kebudayaan menggunakan jenis parfum yang berbeda,
sesuai dengan jenis tanaman yang tersedia di wilayah mereka. Parfum untuk acara keagamaan
digunakan dalam waktu-waktu tertentu.

Tidak semua orang dapat menggunakan parfum khusus upacara itu, hanya mereka yang sudah dipilih
oleh kepala adat saja yang dapat menggunakannya.

Budaya menggunakan parfum di masyarakat pertama kali terjadi di peradaban Mesir, kemudian diikuti
oleh bangsa Tiongkok, peradaban Hindu, Yunani, Roma, dan beberapa negara Timur Tengah.

Parfum biasanya disimpan pada sebuah gelas atau wadah kecil. Namun diperkirakan bangsa Mesir mulai
menggunakan botol kaca untuk menyimpan parfum sekitar 1.000 tahun silam.

Penggunaan botol kaca dianggap lebih praktis karena tidak mudah tumpah, dan penggunaannya lebih
terjaga. Kemudian sekitar abad ke-16 sampai abad ke-11 SM, para perempuan Mesir menggunakan
parfum untuk perlengkapan mandi dan bahan campuran kosmetik.

Memasuki abad ke-17 M, masyarakat Perancis banyak yang menggunakan sarung tangan berparfum
dalam kegiatan sehari-hari mereka.

Awalnya parfum hanya digunakan oleh masyarakat kelas bangsawan ketika menghadiri acara-acara
tertentu. Namun dalam perkembangannya, parfum semakin menyebar dan mulai digunakan oleh
masyarakat dari berbagai kelas sosial.

Di Perancis parfum tidak hanya digunakan untuk mengharumkan tubuh, tetapi digunakan untuk
pengharum pakaian dan furnitur.

Pada abad ke-18, di Perancis ditemukan sebuah inovasi wewangian yang mengubah perkembangan
parfum dunia, diberi nama eau de Cologne. Inovasi ini berasal dari campuran rosemary, neroli,
bergamot, dan lemon. Eau de Cologne dibuat dalam berbagai bentuk, seperti bentuk cair yang
dicampurkan dengan air ketika akan mandi, dicampur dengan anggur, sebagai obat kumur, dicampurkan
dengan beberapa jenis makanan, dan bahkan disuntikkan langsung pada kulit.

Terjadi perubahan besar pada abad ke-19 untuk industri parfum. Penemuan-penemuan di bidang kimia
modern yang menjadi dasar pembuatan parfum mulai banyak dilakukan untuk menciptakan jenis
wewangian baru yang lebih mudah dan bertahan lama.

Pada abad ke-19 bermunculan produk-produk parfum yang diciptakan oleh berbagai kalangan
masyarakat sebagai bagian dari cara mereka mengekspresikan diri.
Walaupun parfum masih menjadi barang mewah, tetapi sudah dapat digunakan oleh semua orang, tidak
hanya oleh kaum bangsawan saja. Negara Perancis menjadi pusat parfum dunia, dan Kota Grasse
menjadi pusat produksi bahan baku parfum terbesar di dunia.

Muncul perusahaan-perusahaan parfum yang memproduksi aroma khasnya tersendiri, yang


memberikan banyak pilihan bagi masyarakat.

Perusahaan parfum yang mulai terkenal di awal abad ke-20, di antaranya Worth Je Reviens (1932),
Carson Fleurs de Rocaille (1933), dan Jean Patou Joy Parfum (1935).

Perancis kemudian semakin memantapkan diri sebagai negara produksi parfum terbesar di dunia
dengan munculnya berbagai merek dagang terkenal dimulai pada tahun 1950, seperti Christian Dior,
Jacques Fath, Nina Ricci, Pierre Balmain, dan lain sebagainya.

1. Latar belakang usaha

Setelah kita membaca sejarah parfum di dunia, sehingga yang saat ini parfum merupakan barang wajib
yang di miliki oleh semua orang. Dalam pembuatan parfum itu, salah satu komponen penting dalam
bahannya adalah minyak nilam, fungsinya sebagai pengikat aroma atau pembuat parfum itu lebih tahan
lama.

Aceh merupakan daerah penghasil minyak nilam. Bahkan minyak nilam aceh adalah minyak nilam
dengan kualitas terbaik di dunia. Yang biasanya di ekspor ke negara-negara eropa termasuk prancis
untuk keperluan industri kosmetik, salah satunya adalah untuk parfum.

Menyadari ini adalah sebuah peluang yang semestinya di ambil oleh kita sebagai anak aceh, maka kami
membuat usaha parfum, yang kami beri nama “parfum minyeuk pret”. Nama itu tidak terlepas dari
kebiasaan orang aceh yang menyebutkan parfum dengan nama minyeuk pret. Yang artinya adalah
parfum semprot.

Parfum ini dibuat dengan nilai budaya, artinya mengangkat kembali bahasa indatu sebagai nama dari
parfum itu dan juga menggunakan bahan yang menjadi ciri khas aceh

2. Finansial aspek-aspek
1) Metode payback period
2) Metode net present value
3)

3. Kekuatan usaha
4. Kelemahan usaha
5. Daya saing

Anda mungkin juga menyukai