KIMIA DASAR
Kimia dalam kehidupan sehari-hari
(PARFUM)
Disusun oleh:
M.Roffi fauzil adhim
Program studi agribisnis
Fakultas pertanian
Ma’soem university
Jl.Raya cipacing No 22,cipacing kecamatan jatinangor
Kabupaten sumedang, Jawa Barat 45363
2022
Kata pengantar
Puji syukur diucapkan kehadirat allah swt atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat terrsusun sampai selesai. tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terrhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca bahkan penulis berharap semoga makalah ini bisa pembaca
praktikan dalam kehidupan sehari-hari
Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan peengetahuan dan pengalaman. Untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi ksempurrnaan makalah ini.
Penulis
M. Roffi Fauzil
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.3 Tujuan
-Mengetahui tingkat bahaya bahan kimia ( dampak bagi kesehatan)
-Mengetahui toleransi yamg diizinkan untuk parfum
A. PENGERTIAN PARFUM DAN MINYAK ATSIRI
Parfum adalah ekstrak atau esense yang mengandung sebagian minyak yang
telah disuling dalam alkohol dan tidak jarang air pun digunakan. Parfum merupakan
minyak hasil ekstraksi dari tumbuh-tumbuhan yang dipadukan dengan beberapa zat
kimia serta ai, yang diracik sehingga mengeluarkan wewangian. Parfum berasal dari
bahasa Latin, yaitu per fumus yang berarti melalui asap (through smoke). Seni
membuat parfum pertama kali dimulai sejak era Mesopotamia dan mesi kuno yang
kemudian disempurnakan oleh bangsa Romawi dan Persia. Meskipun parfum dan
wewangian juga dapat ditemukan di Insia, namun kebanyakkan parfum dan
wewangian tersebut berbentuk dupa bukannya parfum cair. Parfum atau minyak
wangi adalah campuran minyak esensial dan senyawa aroma,fiksatif, dan pelarut yang
digunakan untuk memberikan bau wangi untuk tubuh manusia,objek, atau ruangan.
Jumlah dan tipe pelarut yang bercampur dengan minyak wangi menentukan apakah
suatu parfum dianggap sebaggai ekstra parfum,eau de parfum ,eau toilette atau eau de
cologne”
Parrfum atau pewangi telah digunakan sejak zaman dahulu kala terutama oleh kaum
wanita penggunanya mulai dari upacara keagamaan,pernikahan, atau bahkan kematian
dimana setiap momen memiliki aroma tersendiri. Seiring dengan perkembangan
zaman penggunaan ini semakin berkemang parfum atau pewangi digunakan pada
setiap produk mulai dari produk kebutuhan wanita, hingga produk rumah tangga
seperti cairan pembersih bahkan obat anti nyamuk. Produk yang memiliki wewangian
yang khas dan menarik memang cukup digemari oleh masyarakat, karna memang
kesan bersih, segar dan menyenangkan akan ditimbulkan dari wewangian tersebut .
Namun siapa sangka dibalik wewangian beraroma menyegarkan itu mengandung
ancaman bagi jiwa manusia . pasalnya bahan yang digunakan merupakan sintetis.
Apabila pemakaianya sembarangan bisa berbahaya bagi kesehatan sipemakai
misalnya penggunaan pengharum ruangan dengan aroma bunga-bungaan dan buah-
buahan contohnya aroma jeruk lemon fruity-fragrance bisa menyebabkan kanker,
peradangan pada mata, dan kulit apabila dihirup secara kontinu.
Namun apakah penambahan zat pewangi atau parfum pada beberapa produk harian
atau kosmetik tersebut aman bagi penggunanya? Bagaimana dengan ibu hamil yang
menghirupnya apakah wangi tersebut benar-benar murni terbuat dari campuran bunga
dan buah seperti yang dicantumkan pada kemasan atau pada iklan pada produk
tersebut .
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak
esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic
oil), adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu
ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri
merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan)
alami. Di dalam perdagangan, hasil sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai
bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit sekunder yang biasanya
berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun
sebagai agensia untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam
mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan
bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musangatau cairan yang berbau menyengat
dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.
B. CIRI – CIRI MINYAK ATSIRI
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan
senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung)
sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa penyusun
memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda.
Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam
aromaterapi atau kegiatan-kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atau
ayurveda.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan
pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang digunakan biasanya alkohol.
Dalam tradisi timur, pelarut yang digunakan biasanya minyak yang mudah diperoleh,
seperti minyak kelapa.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa,
namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu.
Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan
terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil).
E. KOMPOSISI PARFUM
1. Alcohol 96% deodorized :: alcohol yang sudah dihilangkan baunya sehingga
parfum yg di racik lebih tajam tanpa ada bau sampingan dari alcohol.
2. Aguadest :: air hasil destilasi
3. MPG/Mono Propylene Glycol :: pelembab, karena apabila kita hanya memakai
pelarut parfum, kulit bisa menjadi kering.
4. fixolite :: solubilizer pada campuran air, minyak & alcohol, fungsinya agar
mendapatkan hasil yg bening.
5. pearl fix :: untuk memperpanjang daya long lasting dari parfum, sehingga
baunya bisa tahan lama, untuk semua bahan baku, belilah yang .
COSMETIC/PHARMACEUTICAL GRADE, sehingga aman untuk kulit.
6. Vitri ini pengawet bau yg paling baik tapi ... biasanya parfum refill pada
umumnya memakai FISATIVE seperti gliserin atau Propilin glikol.
7. Minyak atsiri :: minyak yang mudah menguap
8. Etanol 70%
F. CARA MEMPRODUKSI MINYAK ATSIRI
1. Destilasi ( penguapan)
a. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik
yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang
telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan
pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air
dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah.
Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah
minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyuling
minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian bunga mawar,
melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi.
Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless
steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.
b. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini
sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak
bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air.
Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup
membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode
kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari
separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan
kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek
komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena
terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi
minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik
dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation).
Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang
stabil oleh karena tekanan uap yang konstan.
c. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)
Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun
hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja
metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap
tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap yang
keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang berisi
campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak.
Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan
tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu,
cendana, dll.
2. Ekstraksi (pemisahan dua zat yang berbeda antara zat pelarut dan terlarut)
a. Ekstraksi dengan pelarut menguap
Prinsip metode ekstraksi dengan pelarut menguap adalah melarutkan minyak atsiri di
dalam bahan pelarut organik yang mudah menguap. Pelarut yang dapat digunakan di
antaranya alkohol, heksana, benzena, dan toluena. Selain itu, dapat juga menggunakan
pelarut non-polar seperti metanol, etanol, kloroform, aseton, petroleum eter, dan
etilasetat dengan kadar 96%.
pada umumnya zat pengikat berasal dari bahan nabati ,hewani, dan sintetis.
Zat pengikat nabati berasal dari gol: gum,resin, lilin, dan beberapa minyak
atsiri bertitik didih tinggi
e.) bahan pelarut atau pengencer (diluent)
bahan pelarut yang baik digunakan : etil alkohol ( C2H5OH) fungsi bahan
pengencer menurunkan konsentrasi zat pewangi dalam parfum sampai
konsentrasi tertentu sehingga dihasilkan intensitas wangi yang dikehendaki
untuk lebih detailnya maka parfum memiliki komposisi sebagai berikut:
alcohol 96% deodorized : alkohol yang sudah dihilangkan baunya
sehingga parfum yang diracik lebih tajam tanpa ada bau sampingan
dari alkohol
aguadest: hasil air hasil destilasi
MPG/ mono propylene glycol: pelembab, karena apabila kita hanya
memakai pelarut parfum, kulit bisa menjadi kering
Fixoline: solubilizer pada campuran air ,minyak & alkohol, fungsinya
agar mendapatkan hasil yang bening
Pearl fix : untuk memperpanjang daya long lasting dari parfume ,
sehingga baunya bisa tahan lama , untuk semua bahan baku, belilah
cosmetic /pharmaceutical grade sehingga aman untuk kulit
Paman (keluarga)
Menggunakan parfum itu Sunnah rasul. Parfum membuat senantiasa wangi
karna agar kita bisa menjaga image kita didepan umum. Menurut beliau adalah
Sunnah rasul dan kita bisa menjaga image kita dengan mengunakan parfum
agar kita tidak tercium wangi yang kurang enak dihadapan orang lain
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Parfum merupakan kebutuhan bagi manusia tetapi yang perlu kita waspadai
yaitu kandungan yang terdapat dalam aroma parfum. Jadi aroma parfum atau
wewangian tubuh lainya yang dianggap bisa membuat pemakaianya lebih
atraktif , ternyata juga menyeimbagkan racun yang masuk kedalam
tubuh ,sebaiknya lindungi tubuh dengan asupan makanan yang mengandung
antioksidan yang tinggi seperti buah-buahan & sayuran
3.2 Saran
Parfum memiliki banyak sekali manfaat ,namun jangan salah sangka .dibalik
banyaknya manfaat yang bisa kita dapatkan ternyata terdapat juga dampak
negatif dari pemakaian parfum oleh sebab itu kita sebagai manusia yang
dimana membutuhkan parfum haruslah erhati-hati dalam meemilih parfum dan
dalam pemakaianya . supaya tidak terjadi apa yang kita tidak inginkan
gunakanlah parfum sesuai kebutuhan kita jangan berlebihan sebab apapun
yang berlebihan itu tidak baik.