Anda di halaman 1dari 35

Minyak wangi (Perfume)

Mardiyati Hasanah
1111013018

Parfum
Parfumatauminyak wangiadalah
campuranminyak esensial dan senyawa
aroma(aroma compound),fiksatif,
danpelarutyang digunakan untuk memberikan
bau wangi untuk tubuhmanusia, obyek,
atauruangan. Parfum adalahcampuran dari zat
pewangi yang dilarutkan dalam pelarut yang
sesuai.Jumlah dan tipe pelarut yang bercampur
denganminyak wangi menentukan apakah suatu
parfum dianggap sebagai ekstrak parfum,Eau
de parfum,Eau de toilette, atauEau de Cologne.

Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu


. Parfum berasal dari bahasa Latin, per
fumusyang berarti melalui asap (through smoke).
Salah satu kegunaan parfum tertua berupa bentuk
pembakaran dupa dan herbal aromatik yang
digunakan dalam pelayanan keagamaan,
seringkali untuk aromatic gums, kemenyan dan
mur, dikumpulkan dari pohon.
Mesir adalah yang pertama memasukkanparfumke
budaya mereka diikuti oleh Cina kuno, Hindu,
Israel, Carthaginians, Arab, Yunani, dan Romawi.
Penggunaan awal dari botolparfumadalah di
Mesir sekitar 1000 SM. Mesir menemukan gelas
dan botol parfum adalah salah satu penggunaan
umum pertama untuk kaca.

Fungsi parfum dalam kehidupan


manusia
Dapat memberikan kesenangan hidup
Dapat mempengaruhi kejiwaan dan syaraf
Memberikan wewangian kepada bahan yang tidak wangi
dan menghilangkan bau yang tidak enak pada berbagai
macam hasil industri textil, kulit, kertas, karet, plastik
Dapat melindungi manusia dari penyakit yang
disebabkan bakteri
Dapat menetralisir keracunan makanan karena Bakteri
tertentu
Dapat mengobati sakit kepala
Dapat membantu proses pencernaan
Dapat menambah selera makan
Dapat meningkatkan kepercayaan diri
Dapat menarik perhatian lawan jenis

Tingkat konsetrasi parfum


Minyak parfum perlu diencerkan dengan pelarut
karena minyak murni (alami atau sintetis)
mengandung konsentrat tinggi dari komponen volatil
yang mungkin akan mengakibatkan reaksi alergi dan
kemungkinan cedera ketika digunakan langsung ke
kulit atau pakaian. Pelarut juga menguapkan minyak
esensial, membantu mereka menyebar ke udara.
Sejauh ini pelarut yang paling umum digunakan
untuk pengenceran minyak parfum adalah etanol
atau campuran etanol dan air. Minyak parfum juga
dapat diencerkan dengan cara menetralkan bau
lemak menggunakan jojoba, minyak kelapa
difraksinasi atau lilin.

Persentase volume konsentrat dalam


minyak parfum adalah sebagai
berikut:
Ekstrak parfum: 20% -40%
senyawa aromatik
Eau de parfum: 10-30% senyawa
aromatik
Eau de toilette: 5-20% senyawa
aromatik
Eau de cologne: 2-5% senyawa
aromatik
Semakin tinggi jumlah persentase

Pembagian Parfum
Berdasarkan tingkat konsentrat ini parfum dibagi menjadi 4
golongan, yakni:
1.Ekstrak parfumadalah yang paling berkonsentrat dan
paling halus diantara keempat tipeparfum. Biasanya terdiri
dari 20-40% konsentrat bahan wewangian, tentu menjadi
yang paling mahal harganya.
2.Eau de Parfum(EDP)- biasanya terdiri dari 8-16%
konsentrat bahan wewangian. Wangi EDP biasanya mulai
menghilang setelah beberapa jam, tapi jejak wanginya masih
akan ada dalam jangka waktu 24 jam. EDP cocok jika anda
butuh wangi yang tahan seharian.Parfum ini kandungan
alkoholnya rendah dengan kadar essence yang paling tinggi
diantara jenis parfum yang lain, tapi aromanya kuat dan
dapat bertahan cukup lama. Cocok digunakan untuk pesta
atau acara pada malam hari.

3.Eau de Toilette (EDT)adalah yang paling banyak


terdapat di pasaran. EDT terdiri dari 4-8% konsentrat.
Wangi EDT bertahan untuk beberapa waktu lamanya, tapi
paling cocok digunakan untuk waktu malam dimana
penggunaannya tidak lama.Jenis ini kadar alkoholnya
tinggi dengan kadar essence yang sesuai untuk aromanya
yang ringan, tidak terlalu tanjam dan awet. Cocok untuk
digunakan pada setiap kesempatan.
4.Eau de Cologne (EDC)sudah jarang ditemukan pada
produk wewangian. Wanginya hanya bertahan sebentar,
dan biasanya terdiri dari 2-4% konsentrat bahan
wewangian.Wewangian ini jenis wewangian yang ringan
dan standar dengan kadar alkohol yang paling banyak
diantara jenis parfum diatas. Jenis wewangian ini memiliki
kadar essence yang rendah juga dan biasa digunakan
setelah habis mandi untuk menyagarkan tubuh.

Kategori parfum
Secara umum, semua parfum termasuk salah satu dari 6 kategori yang
berbeda berdasarkan top note yang dominan. Kategori yang berbeda
cocok untuk orang yang berbeda dan suasana yang berbeda pula.
Adapun kategori tersebut antara lain:
1.Parfum earthy atau woodyakan menimbulkan aroma hutan dan
biasanya sangat menyegarkan. Biasanya parfum ini disukai generasi
yang lebih tua dan sangat ideal.
2.Wewangiaan orientalmenggunakan aroma rempah yang kuat.
3.Parfum greenjauh lebih ringan daripada oriental
4.Parfum oceanic modernsemakin populer di kalangan anak muda
yang menyukai wangi yang intens.
5.Parfum spicy fruityjuga pilihan baik untuk iklim yang lebih hangat.
6.Floral klasikyang cocok untuk semua orang dan situasi wewangian
ini paling feminin daripada minyak wangi lainnya dan terlihat terbaik
jika digunakan ingredien kualitas tinggi.

Sumber parfum
1.Parfum yg berasal dari tumbuhan
Minyak atsiri diperoleh dari bermacam-macam Tumbuhan dari
bagian-bagian tertentu seperti:
Bunga : rose, lavender, orange blossom (buah limau)
Biji : caraway (jintan), almond (prunus amygdalus)
Daun : bay (daun salam), thyme, patchoull (nilam)
Kayu : sandalwood (cendana), cedar, aloe
kulit kayu : cinnamon, cascarilla
Buah : lemon (citrus), nutmeg (pala)
minyak bunga: jasmin absolute, rose absolute
resin, gum, balsam bahan tidak menguap yang diperoleh
Dari tanaman tetapi bahan ini mengandung minyak
menguap yang beraroma dan kental: gum styrax, balsam
peru, benzoin, myrrh.

2.Parfum dari sekresi binatang


Musk:Dalam istilah dunia parfum, musk adalah sekresi
aroma yang diproduksi kelenjar perut rusa jantan tak
bertanduk (musk deer).
Civet:Spesies kesturi yang dipakai dalam dunia parfum
berasal dari barat daya Etiopia. Hewan ini punya kantong
perut berbentuk bulan sabit, yang terletak didekat alat
vitalnya. Kantong perutnya menghasilkan viverreum,
substansi kental berwarna kecokelatan beraroma keras.
Ambergris:Bahan ini berasal dari sperma ikan paus yang
terlepas di saat kematiannya. Ambergris digunakan
sebagai penguat wewangian yang mudah menguap.
Castereum:Salah satu bahan baku wewangian ini berasal
dari sepasang kelenjar dalam tubuh berang-berang. Si
kelenjar menghasilkan minyak yang melindungi bulu
berang-berang dari pengaruh perubahan cuaca. Castoreum
adalah penguat terbaik parfum dan dipakai dengan larutan
alkohol. Bahan ini terutama dipakai pada wewangian pria.

3.Parfum dari bahan kimia (isolat)


Eugenol: biasanya diperoleh dari minyak
cengkeh
Citral : dari minyak lemongras
Geraniol: dari minyak citronella
Produk isolat diturunkan langsung dari masingmasing minyak atsiri melalui reaksi kimia,
senyawa ini tidak ada dalam alam, bahan ini
merupakan produk esterifikasi seperti: formiat,
asetat, propionat, dan ester-ester dari
citronellol, linalool, geraniol, terpinol, dan lain
sebagainya

4.Parfum dari bahan kimia (organic sintetik)


Bahan organic sintetik terdiri dari alkohol aromatic. Dan
alkohol lemak (fatty alkohol) yang biasanya mempunyai
bau, ester-ester dan aldehida.
Phenyl ethyl alkohol: salah satu bahan dasar parfum rose
Cinnamyl alkohol: suatufixatifdan digunakan dalam
parfum Lilac
Terpineol: terdapat dalam minyak pine tetapi dibuat dari
terpentin, suatu minyak atsiri
Amyl cinnamic aldehyde, salah satu bahan dasar parfum
jasmin
Ester-ester dari bau karakteristik buah-buahan: methyl
phenyl
Carbinyl acetate yg digunakan dlm parfum gardenia &
jasmine
Benzyl acetate yang digunakan dalam floral parfum

Teknik dan Cara Pembuatan


Parfum
Ada lima teknik untuk memproduksi parfum :
1. Maceration
Merupakan teknik yang paling kuno, yakni penyatuan antara
wewangian dan lemak melalui pemanasan. Pada proses ini,
absorbsi minyak atsiri oleh lemak dilakukan dalam keadaan
hangat. Alat yg digunakan dan proses pencampuran bunga
dengan lemak sama seperti pada enfleurage. Kebaikan cara
ini adalah daya absorbsi lemak terhadap bau bertambah
besar dan kelemahannya karena kemungkinan sebagian
komponen minyak mengalami kerusakan dengan panas,
sehingga cara ini jarang digunakan. Dilakukan terhadap
beberapa jenis bunga: mawar, orange, yang kegiatan
fisiologisnya terhenti setelah pemetikan. Bunga tersebutjika
disuling hanya menghasilkan sejumlah minyak yang
diproduksi oleh bunga pada saat ekstraksi dan seterusnya
akan mati dan tdk memproduksi minyak.

2.Enfleurage
Pada proses ini absorbsi minyak atsiri oleh lemak
dilakukan pada suhu rendah, sehingga minyak
terhindar dari kerusakan yang disebabkan panas.
Metode ini banyak diterapkan untuk mengekstraksi
beberapa jenis minyak bunga seperti: melati, ekstraksi
sedap malam, mawar, yang masih melanjutkan
kegiatan fisiologisnya dan memproduksi minyak
setelah bunga dipetik. Proses ini menghasilkan
rendemen minyak lebih tinggi, kelemahannya
memerlukan waktu lebih lama, membutuhkan tenaga
trampil dan berpengalaman Menyatukan wewangian
dan minyak tapi dengan cara yang berbeda, yakni
penyerapan wewangian melalui lemak dan benzoin.
Cara ini dapat menghasilkan parfum setara bunga.

3.Distilasi atau penyulingan


Proses pemisahan komponen berupa cairan atau padatan
dari 2 macam campuran atau lebih berdasarkan titik
uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri
yang tidak larut dalam air dan tidak rusak oleh uap.
Kelemahan distilasi adalah Tidak baik digunakan untuk
jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh panas dan
air. Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan
terhidrolisa karena adanya air dan panas.
Komponenminyak yang larut dalam air tidak dapat
diekstraksi. Komponen minyak dengan titik didih tinggi,
sebagian tidak ikut tersuling dan tetap tinggal dalam
bahan. Berbagai bahan wewangian dilumatkan dan
dimasukkan kedalam mesin penyuling, lalu dicampur
dengan air dan dipanaskan hingga mendidih. Melalui pipa
leher angsa, uapnya didinginkan dan menjadi cairan: air
terletak dibagian bawah, sedangkan esensnya yang berupa
minyak mengambang dibagian atas.Dari esens itu,
biasanya kemudian dipisahkan.Namun kadang-kadang air
bercampur esens itu dijual dalam bentuk murni.

4. Ekstraksi:Mengingat tidak semua bunga atau tanaman dapat


didistilasi, misalnya mawar centifolia, narcissus, atau mimosa. Maka
para ahli mengembangkan teknik ekstraksi. Bahan-bahan parfum
tidak dilumatkan tapi dicampur dengan air dan diputar berulangulang hingga mengeluarkan pelarut. Pelarut ini kemudian ke ruang
hampa udara, dipanaskan, dijadikan uap dan seterusnya sama
dengan proses distilasi.
5. Ekspresi atau pengepresan:Cara pengepresan umumnya
dilakukan terhadap bahan beberapa biji, buah atau kulit buah yang
dihasilkan dari tanaman yang termasuk famili citrus, karena minyak
dari tanaman citrus akan mengalami kerusakan jika diekstraksi
dengan penyulingan. Dengan tekanan pengepresan, sel-sel yang
mengandung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir ke
permukaan bahan Contoh: Minyak lemon, Minyak bergamot (kulit
jeruk mandarin)Adalah teknik terakhir. Cara ini digunakan untuk
mengekstraksi minyak citrus dan buah-buahan semacam jeruk
orange, lemon, dan mandarin. Minyak alami dari buah-buahan ini
terdapat dalam kelenjar kecil dibagian kulitnya. Dengan
pengupasan dan pemerasan, minyak yang merupakan esens
wewangian dan air itu dapat keluar. Prinsip yang sama diterapkan
dalam pabrikasi parfum.

Kandungan dan
Komposisi Parfum
Adapun komposisi dari parfum antara lain :
1.Zat pewangi (odoriferous substances)
Komponen pewangi terdiri dari persenyawaan kimia yang
menghasilkan bau wangi yang diperoleh dari minyak atsiri atau
dihasilkan secara sintetis. Zat Pewangi Pada umumnya parfum
mengandung zat pewangi 2% (weak parfum) sampai 10% atau
22,5% (strong parfum) dan selebihnya adalah bahan pengencer dan
zat pengikat.
2.Zat pengikat (fixatives)
Wangi parfum akan cepat menguap tanpa zat pengikat karena pada
umumnya zat pewangi dalam alkohol lebih cepat menguap dari
alkohol sendiri. Zat pengikat adalah suatu persenyawaan yang
memiliki daya menguap yang lebih rendah dari zat pewangi atau
minyak atsiri serta dapat menghambat atau mengurangi kecepatan
penguapan zat pewangi. Penambahan zat pengikat bertujuan
mempertahankan komponen yang dapat menguap agar dapat
dipertahankan untuk jangka waktu yang lebih lama.

Zat pengikat yg ideal:


Larut sempurna dalam etanol, minyak atsiri,
dan persyaratan aromatik berwujud cair
Mudah digunakan dalam parfum beralkohol dan
bahan berupa bubuk atau padatan mengurangi
daya menyerap parfum dan menghasilkan
campuran wangi yang harmonis
Berada dalam keadaan murni sehingga
efektifjika digunakan dalam jumlah kecil
Pada umumnya zat pengikat berasal dari bahan
nabati, hewani dan sentetis. Zat pengikat
nabati berasal dari gol: gum, resin, lilin dan
beberapa minyak atsiri bertitik didih tinggi

3.Bahan pelarut atau pengencer


(diluent)
Bahan pelarut yang baik digunakan:
etil alkohol. Fungsi bahan pengencer:
menurunkan konsentrasi zat pewangi
dalam parfum sampai konsentrasi
tertentu, sehingga dihasilkan
intensitas wangi yg dikehendaki.

Kualitas bahan dasar


parfum
Poucher membagi kualitas bahan dasar parfum
berdasarkan daya menguap bahan
(volatilitas):
Tinggi (top notes) sangat mudah menguap,
skala 1-14, misalnya minyak citrus
Menengah (middle notes) tidak terlalu mudah
menguap, skala 15-60, misalnya terpene
Rendah atau dasar (basic notes) sukar
menguap, skala 60-100, misalnya minyak
kesturi, vanilin

Bahaya Penggunaan Parfum


Setiap produk wewangian mengandung pelarut tambahan
yang berfungsi sebagai media dari parfum. Dari beberapa
analisa pasar, 95 % bahan kimia yang terkandung di
dalam produk wangian adalah bahan kimia sintetik yang
berbahan dasar petroleum yang merupakan turunan
benzena, aldehid atau zat yang umumnya terkenal
beracun.
Salah satu organisasi di Amerika yang menangani masalah
kesehatan lingkungan menemukan zat kimia beracun dari
815 sampel yang mereka ambil. Tes yang dilakukan pada
tahun 1991 menemukan zat-zat yang terkandung adalah
kloroform yang dapat juga ditemui pada pelembut pakaian
danp-diklorobenzena yang telah diketahui bersifat
karsinogenik pada produk penyegar ruangan dengan dosis
yang tinggi.

Berdasarkan riset dari FDA pada tahun 1968-1972,


bahan kimia seperti alfa-terpineol, benzil asetat,
benzil alcohol, limonin, lioanalol yang sering terdapat
dalam kosmetik, bahan-bahan ini dicurigai sering
memberikan efek samping pada kulit pemakai.
Menurut Michelle Schoffro Cook, ahli gizi holistik dan
naturopati sekaligus penulis buku kesehatan populer,
mengatakan terdapat 500 lebih bahan kimia
berbahaya yang menjadi bahan dasar pembuatan
wewangian di parfum. Kebanyakan berasal dari
bahan kimia sintetis yang diperoleh dari bahan
petrokimia, dan telah terbukti mengandung
neurotoxin (racun yang bisa merusak pembuluh
darah atau syaraf otak). Dan, terdapat juga
kandungan karsinogen (bahan yang dianggap
sebagai penyebab kanker).

Salah satu ciri keracunan yang


disebabkan oleh bahan kimia yang
terdapat dalam zat pewangi yang
ditambahkan dalam suatu produk
pembersih dan kosmetik adalah
asma, kanker, cacat janin pada bayi
dalam kandungan, keguguran,
gangguan pada syaraf, seperti
Parkinson , alzeimer, dll. Identifikasi
ini dapat ditemukan baik dalam
jangka panjang atau pendek

Dibawah ini tabel bahan kimia dan


efek samping yang biasa di rasakan
oleh manusia, yang terkandung
dalam produk rumah tangga dan
kosmetik yang mengandung parfum
atau pewangi seperti minyak wangi,
deodorant, colone, penyegar udara,
sabun pencuci piring, hairspray,
detergent dan lain sebagainya.
bahan kimia parfum.docx

Tanda keracunan
Pada umumnya keracunan zat pewangi di tandai
oleh beberapa gejala berikut berdasarkan
departemen kesehatan di Kanada (tahun 1990)
yaitu mata berair, penglihatan berganda, bersin,
sesak nafas, alergi ringitis, sinusitis, tinunitus,
pusing, vertigo, batuk, bronkitis, sulit bernafas,
sesak nafas, asma, anafilaksis, migrain,
disorientasi, kehilangan ingatan bertahap,
ketegangan, alergi akut, kemurungan,
perubahan tingkah laku, memar pada kulit,
peradangan otot dan sendi, sakit, lemah,
denyutan jantung yang tidak teratur atau lebih
cepat.

Oleh sebab itu sangat dianjurkan


untuk membaca label pada produk
yang akan dibeli untuk mengetahui
kandungan kimia yang digunakan
apakah zat yang terkandung cukup
aman untuk manusia, dan sebaiknya
jauhkan pemakian produk yang
mnegandung zat kimia yang
berbahaya pada anak-anak dan juga
ikuti cara pemakaian dan
keselamatan pada kemasan yang
tertera.

Dari SCCNFP/0017/98

Dari SCCNFP/0392/00

Toxicity of essential oils


by : Anthony C. Dweck

Oils that may cause irritation


Oils that are known to cause sensitisation in massage
Oils that are phototoxic
Pregnancy and effects on the reproductive system
(abortifacient)
Pregnancy and effects on the reproductive system (avoid
during pregnancy)
Pregnancy and effects on the reproductive system (use
with caution during pregnancy)
Oils that are carcinogenic
Lengkapnya di artikel : Toxicity_of_essential_oils_p1.pdf

Pengujian mutu minyak atsiri


Uji Organoleptik
- Mencium bau (odor)
- Meneteskan pada kertas kembang (blotting
paper = bp)
Caranya :
- 1-2 tetes minyak atsiri ditetes pada kertas
bp
- 1-2 tetes minyak standar ditetes pada
bagian lain dikertas bp
- Diangin-anginkan/dikeringkan (24-48 jam)
- Minyak palsu : bau berubah, meninggalkan
spot (lumut), meinggalkan noda terbakar
(burnt notes)

Uji Sifat Fisiko Kimia


- Tujuannya :
- Dalam penilaian mutu,maka nilai dari hasil
analisa biasanya ditetapkan dalam suatu tetapan
yang konstan (fix limit) pada tingkat bau wangi
yang khas yang masih dapat diterima
- Standar metode pengujian sifat fisiko kimia
minyak atsiri dapat berbeda-beda disetiap
negara :
India : IS, 326
Inggris : BS (British Standard)
Amerika : EOA (Essential Oil Association of
Amerika)
Umum : ISO (International Organization for
Standarisation)

Pada umumnya analisa sifat fisiko kimia yang dilakukan adalah :


- Bj dengan menggunakan piknometer. Bj minyak atsiri : 0,80
1,180
- Putaran optik dengan menggunakan polarimeter
- Indeks bias dengan menggunakan refraktometer
- Kelarutan alkohol untuk mengetahui jumlah dan konsentrasi
alkohol yang dibutuhkan untuk melarutkan secara sempurna
sejunlah minyak atsir
- Bilangan asam, berprinsip pada reaksi asam dan basa
- Persentase ester, penentuan bilangan penyabunan dengan
adanya kandungan ester
- Persentase alkohol untuk mengetahui komponen penyusun
minyak atsir
- Kadar aldehid dan keton, menggunakan metode hidroksil amin
- Kadar cineole, untuk dapat memisahkan kandungan lain dari
minyak atsiri
- Uji adanya pemalsuan, yaitu dengan menambahkan minyak
edible, untuk mengetahui minyak atsiri yang mepunyai nilai
lebih rendah
- Analisa dengan kromotografi kertas (paper chromotography)
untuk menetuakan jumlah komponen geraniol dan citroniol

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Anonim, 1985,Formularium Kosmetika Indonesia, Depkes RI Jakarta.
Balsam MS and Sagarin E (ed), 1972,Cosmetics, Science and Technology,
2nd ed., Wiley Interscience, New York.
Flick EW, 1966,Cosmetics abd Toiletry Formulations, Vol.5, Noyes Publ.,
Westwood, New Jersey.
Jellinek JS, 1970,Formulation and Function of Cosmetics,WileyInterscience, New York.
Wade, Ainkey, Paul, J.Walker.1994.Handbook of Pharmaceutical
Excipients Second Edition. London: Pharmaceutical Press.
Wasitaatmadja SM. 1997.Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI
Press. 266-300.
http://shofipunya.wordpress.com/2011/12/10/formulasi-sediaan-shampo
/
. Diakses tanggal 17 Maret 2015
Misura, M. Hanafi. 2012 .Makalah Kosmetologi, parfum. Universitas
Sumatera Utara.
SCCNFP/0017/98
SCCNFP/0392/00

Anda mungkin juga menyukai