Anda di halaman 1dari 12

Studi Kasus

Etika Bisnis
PT. Forisa
Nusapersada

KELOMPOK 8
PERKENALKAN
KAMI

Muhammad
Aqwam
Salafi
F0223099

Lathifah Azzahra
F0223087
INFORMASI
1 PERUSAHAAN

IDENTIFIKASI
2 MASALAH

Content 3 SOLUSI

PT. FORISA NUSAPERSADA


Informasi Perusahaan
bergerak di bidang FnB, terkhusus minuman
dalam bentuk serbuk bubuk

merek terkenal

merek lain : Agar Rasa, La Pasta, Anget Sari, Jelly


Shake dan lain-lain.
Kantor pusat : Jakarta
Identifikasi Masalah
Pada tanggal 29 Desember 2014 PT. Forisa Nuapersada menerbitkan sebuah Internal Office
Memo No. 15/IOM/MKT-DB/XII/2014 dengan perihal program Pop Ice The Real Ice Blender.
Memo tersebut dikeluarkan oleh Marketing dan Sales Dept. PT. Forisa Nusapersada dan
ditunjukan kepada Area Sales Promotion Manager (ASPM) dan ditembuskan kepada Area
Sales Promotion Supervisor (ASPS).

Tujuan dikeluarkan Internal Office Memo No.


15/IOM/MKT-DB/XII/2014 yaitu untuk mempertahankan
posisi Pop Ice sebagai market leader dan menjaga
loyalitas penjual Pop Ice baik di level pasar maupun di
level kios minuman, dengan mengeluarkan program Pop
Ice The Real Ice Blender.

market leader : perusahaan yang


menguasai pangsa pasar terbesar dalam
suatu industri atau segmen pasar tertentu.
Program Pop Ice The
Real Ice Blender

1 Program Bantuan Tukar


(BATU) kios minuman PT Forisa Nusapersada menukar 1 renceng produk
pesaing dengan 2 renteng produk Pop Ice dalam
program bantu tukar yang diadakan perusahaan
tersebut. Syaratan bagi pelaku usaha yang mengikuti
2 Program Pop Ice The Real Ice Blender yaitu tidak
Program Display Kios
Minuman menjual dan tidak mendisplay produk kompetitor
dengan menandatangani Surat Perjanjian Kontrak
Display Pop Ice. Dalam Internal Office Memo tersebut
juga tercantum bahwa PT. Forisa Nusapersada
3 menguasai 90,04%-94,30% pangsa pasar dan program
Program Display Toko Pasar tersebut diadakan untuk mempertahankan market
leader yang dimilikinya pada periode November 2014
sampai bulan Juli 2015.
Fakta-fakta PT. Forisa Nusapersada
Melanggar Etika Bisnis di Pasar
1. Strategi marketing berupa program Pop Ice The Real Ice
Blender agar toko tidak menjual atau mendisplay produk
kompetitor.
2. Adanya perjanjian kontak eksklusif dengan pemilik kios
minuman daa toko di pasar terkait program Pop Ice The
Real Ice Blender
3. PT. Forisa Nusapersada menguasai 90,04%-94,30% pangsa
pasar minuman
Pelanggaran PT. Fosari Nusapersada
menurut Undang-Undang
Undang-undang (UU) Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat
Pasal 17
1. Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran
barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat.
2. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan
atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
apabila:
a. barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya; atau
b. mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha
barang dan atau jasa yang sama; atau
c. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima
puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
Pasal 19 hruruf (a) dan (b)
Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri
maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa:
a. menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan
kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan; atau
b. menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk
tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu; atau

Pasal 25 ayat 1 huruf (a) dan (c)


Pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk:
a. menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan
atau menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing,
baik dari segi harga maupun kualitas; atau
c. menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk
memasuki pasar bersangkutan.
Solusi
1. Memeperbarui standar mutu dan strategi marketing Perusahaan
secara bijak supaya tidak merugikan Perusahaan lain.
2. Menanamkan prinsip moral pada perusahaan agar terciptanya
keadilan, memaksimalkan utilitas ekonomi anggota masyarakat, dan
menghormati kebebasan memilih masyarakat.
3. Melakukan audit internal harus dilakukan untuk menemukan dan
memperbaiki pelanggaran hukum, serta memastikan ketaatan dan
mematuhi sanksi yang diberlakukan oleh Lembaga pengawas atau
regulator terhadap peraturan dan Undang-Undang yang berlaku.
4. Kerja sama dengan ahli hukum untuk mendapatkan panduan tentang
Langkah-langkah yang harus diambil untuk memperbaiki kepatuhan
hukum.
What
do you
think?
Your opinion
does matter.
from us

Thank You
LET'S DISCUSS!

Anda mungkin juga menyukai