Anda di halaman 1dari 5

Nama : Chifke Yuliani

NIM : 12010118120076

Kelas :A

No. Absen : 44

Matkul : Manajemen Merek

--UJIAN TENGAH SEMESTER--

1. a. Mengapa suatu merek tidak dapat membuat merek yang sama persis dengan
pesaingnya yang sudah populer, meskipun pada kategori yang berbeda? Jelaskan.

Jawab :

Karena Merek adalah aset marketing yang sangat berharga nilainya dan juga suatu merek
tidak dapat membuat merek yang sama persis dengan pesaingnya yang sudah populer, meskipun
pada kategori yang berbeda sebab permohonan merek tersebut akan akan ditolak karena tindakan
tersebut dapat dikategorikan sebagai pelanggaran ketentuan UU merek . Hal ini didasarkan pada
ketentuan yang ada di dalam Pasal 21 ayat (1) UU 20/2016 dan Pasal 16 ayat (2) Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 67 Tahun 2016 tentang Pendaftaran Merek
(“Permenkumham 67/2016”), sebagai berikut: Permohonan ditolak jika Merek tersebut
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan: a.) Merek terdaftar milik
pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu oleh pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis; b.)
Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis; c.) Merek terkenal milik
pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak sejenis yang memenuhi persyaratan tertentu; atau
Indikasi Geografis terdaftar. Yang dimaksud dengan "persamaan pada pokoknya" adalah
kemiripan yang disebabkan oleh adanya unsur yang dominan antara Merek yang satu dengan
Merek yang lain sehingga menimbulkan kesan adanya persamaan, baik mengenai bentuk, cara
penempatan, cara penulisan atau kombinasi antara unsur, maupun persamaan bunyi ucapan, yang
terdapat dalam Merek tersebut.

Selain itu juga karena menurut UU no 15 tahun 2001 tentang merek; “Merek memberikan
hak eksklusif kepada perusahaan pemilik merek guna mencegah pihak pihak lain untuk
memasarkan produk produk yang lain yang identik dan mirip dengan merek yang dimiliki oleh
perusahaan bersangkutan dengan menggunakan merek yang sama atau merek yang dapat
membingungkan konsumen. Apabila perusahaan menggunakan Merek yang sama pada
keseluruhannya atau mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek terdaftar pada kelas
barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, maka perusahaan dapat
dikenakan ketentuan pidana dalam Pasal 100 ayat (1) dan (2) UU 20/2016 yaitu untuk sama pada
keseluruhannya pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp2 miliar, sementara untuk persamaan pada pokoknya berupa pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp2 miliar.

Jadi jika kita membuat merek yang sama persis dengan pesaing lainnya maka kita telah
melanggar UU hak paten tentang merek, apalagi merek tersebut sudah didaftarkan ke dirjen HKI
(Harta Kekayaan Intelektual), kecuali si pemegang merek tersebut memang memberikan haknya
kepada orang lain untuk memakai merek atau brandnya tersebut sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak.

b. Kalau Saudara sebagai marketer merek – merek di atas, apakah Saudara akan
memunculkan merek baru ataukah memiripkan merek yang popular? Berikan
argumentasi untuk tiap alternatif ini.

Jawab :

Apabila saya sebagai seorang marketer merek diatas, maka yang akan saya lakukan yaitu
memiripkan merek yang populer. Tujuannnya agar produk kita lebih cepat dan dibeli, karena
dibutuhkan dana besar untuk investasi merek mulai dari memperkenalkan merek (brand
awareness) hingga merek tersebut memiliki nilai yang tinggi (brand Equity). Apabila perusahaan
dapat mengurangi atau mereduksi cost untuk brand awareness, jadi tak perlu untuk
memunculkan produk baru yang membutuhkan dana besar juga membutuhkan strategi yang
tepat untuk dapat memasarkan produk atau jasanya karena merek tersebut harus bisa dikenal dan
mudah diingat konsumen serta bersaing dengan kompetitornya yang lebih populer. Sehingga
marketer merek lebih cenderung memiripkan merek yang popular karena produk yang dibawa
akan lebih cepat di kenal dan diterima oleh konsumen, dari pada produk baru akan tetapi asing
untuk konsumennya.

c. Berikan contoh merek yang mirip dengan merek lain di 3 kategori yang berbeda
misalnya: kategori pakaian, makanan atau alat – alat elektronik. (Contoh nama merek
dengan disertai gambar produk tersebut).

Jawab:

Kategori pakaian

Adidas Adadis
Kategori Makanan

KFC CFC

Kategori Alat-alat elektronik

Sony Fony

2. a. Apa kelebihan dan kelemahan dari event bila dibandingkan beriklan di TV? Jelaskan.
Jawab :

-Kelebihan Event: Konsumen bukan hanya sekedar tahu tapi juga mendapatkan keyakinan
(convince) terhadap produk kepada konsumen, dapat mempengaruhi konsumen lebih intensif dan
bisa bersifat persuasif langsung ke konsumen, terdapat keterlibatan langsung antara konsumen
dan penjualan perusahaan mengenai produknya, Dapat berinteraksi langsung dengan customer,
Memperkenalkan citra perusahaan,  Menciptakan pengalaman experience dari event yang
dilaksanakan dengan melibatkan mood dan emosi customer, Dapat digunakan sebagai sarana
kegiatan CSR perusahaan, Konsumen yang hadir di sebuah event dapat mendorong penyebaran
aktivitas Word of Mouth kepada orang-orang sekitarnya, Event menjadi sarana edukasi tentang
produk ke masyarakat dan perusahaan.
-Kelemahan Evant: Customer datang hanya untuk mengikuti kegiatan eventnya saja, bukan
untuk mengenal lebih dalam tentang produk atau jasa commit to user 15 dengan produknya
secara langsung, Event tidak bisa masuk untu periklanan di tv karena dilakukan langsung bukan
virtual, Event juga membutuhkan biaya yang tidak murah untuk stand, EO, acara dll. Event lebih
lama durasinya daripada iklan di tv yang singkat dan ringkas, tapi sangat mudah dikenal dan
dihafal oleh konsumen.

b. Strategi apakah yang dapat dilakukan perusahaan untuk kegiatan Brand Activation di
saat pandemi covid-19 seperti saat ini?
Jawab :

Strategi Pemasar dari suatu perusahaan harus putar otak, untuk bisa memasarkan produk
atau jasa mereka ke konsumen, sebagai strategi brand bertahan ditengah pandemi virus corona.
Para pelaku bisnis optimalkan pemasaran online dan digital branding sebagai sarana komunikasi
dengan target konsumennya. para pelaku brand harus menyikapinya dengan cepat dan tepat
untuk merubah strategi penjualannya. Sehingga diharpakan tidak terjadi drop penjualan yang
signifikan saat diberlakukannya social distancing Mulai dari fokus ke pemasaran digital melalui
website yang dijadikan e-commerce, social media, search engine, penjualan melalui marketplace
dan bentuk tim reseller untuk menjual produknya. Dapat melakukan aksi sosial dengan membuka
pola peluang usaha seperti membuka kerjasama reseller, dropship atau lainnya untuk menjual
produknya secara masif kepada masyarakat. Di tengah pandemi ini, tentunya para harus bijak
dalam mengalokasikan dana campaign-nya. Dimana kreatifitas saat branding itu mutlak harus
dilakukan, terlebih disaat work from home seperti ini. Kegiatan branding yang dilakukan pun
beragam, mulai dari kegiatan CSR terkait pandemik virus corona, campaign belanja dari rumah,
branding melalui media online, media sosial, website official, membuat online festival dengan
memberikan diskon khusus dan lainnya. Untuk mensukseskan program pemasaran di masa
corona ini, principal wajib melakukan koordinasi secara intens dengan distributor, agen dan
jaringan penjualan ritelnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai target yang diharapkan.

3. Strategi apakah yang dapat dilakukan oleh perusahaan apabila strategi new brand kita
mengalami kegagalan? Jelaskan.
Jawab :

Jika new brand mengalami kegagalan produk yang disebabkan oleh kualitas produk yang
tidak baik/rendah maka akan berdampak pada produk tersebut, dan mengakibatkan produk
tersebut tidak diterima oleh masyarakat, bahkan mungkin masyarakat menjauhi produk tersebut,
selain itu loyalitas konsumen terhadap produk tersebut juga berkurang. Bagi konsumen kualitas
produk yang tinggi sangat penting, maka dari itu meskipun perusahaan ingin mendapatkan
keuntungan tetap saja perusahaan harus mempertahankan kualitas produk yang baik. Strategi
yang digunakan agar produk tersebut diterima kembali yaitu dengan melakukan perbaikan/
pembenahan yang menyeluruh dari segi internal, baik kualitas produk itu sendiri ataupun SDM
terkait. Selain itu buat strategi periklanan baru yang memungkinkan untuk mengembalikan
kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut. Dan berikan sesuatu yang uni menarik,
interaktif, membuat target baru yang lebih masuk akal, Contohnya susu formula di Cina. Produk
tersebut berasal dari negara tiongkok, produk tersebut memiliki kualitas yang dapat
menyebabkan kesehatan memburih bahkan sampai meninggal. Hal tersebut menyebabkan
masyarakat menjauhi produk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai