Anda di halaman 1dari 10

ETIKA PROMOSI

Disusun Oleh :

• Dito Fajrullah (5551150097)


• Eni Permatasari (551160070)
• Taufik Hidayat (551160086)
• Anisa Rahmawati (551160089)
• Sela Nur A Fridayanti (551160105)
• Farhan Muslim (551160108)
• Harqhory Daziyah (551160244)
PENGERTIAN PROMOSI

• Secara umum : Promosi adalah kegiatan pemasaran yang umum dilakukan


tenaga pemasar untuk memberikan informasi suatu produk dan mendorong
konsumen agar melakukan pembelian produk tersebut. Cara dan media promosi
ada banyak sekali, bahkan metode promosi selalu berkembang dari waktu ke
waktu.
• Menurut Tjiptono : arti promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.
• Menurut Gitosudarmo: pengertian promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk
mempengaruhi konsumen agar mereka mengenal produk yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli
produk tersebut.
Tujuan Promosi

1. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai suatu produk (barang/


jasa) kepada masyarakat atau calon konsumen potensial.
2. Untuk menjangkau dan mendapatkan konsumen baru serta menjaga
loyalitas mereka.
3. Untuk membantu meningkatkan angka penjualan sekaligus
meningkatkan keuntungan.
4. Untuk membantu mengangkat keunggulan dan membedakan suatu
produk dengan produk dari pesaing.
5. Untuk branding atau menciptakan citra suatu produk di mata
konsumen sesuai keinginan perusahaan.
6. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku konsumen terhadap suatu
produk.
Jenis- jenis promosi

1. Promosi Secara Fisik : Promosi seperti ini dapat kita temukan pada
event atau kegiatan tertentu, misalnya bazar, konser, pameran, dan
lain-lain
2. Promosi Melalui Media Tradisional : Promosi jenis ini dulunya sangat
efektif untuk meningkatkan penjualan. Beberapa diantaranya adalah
promosi melalui media cetak (koran, majalah, tabloid, dan lain-lain),
radio, televisi, iklan banner, billboard, dan lain-lain.
3. Promosi Melalui Media Digital : Beberapa promosi melalui media digital
yang banyak dilakukan adalah melalui media sosial, jaringan website,
mesin pencari, dan lain-lain.
4. Sales Promotion : Promosi ini salah satu contohnya yaitu Kupon atau
Voucher adalah sertifikat hak potongan kepada pemegangya sehingga
menghemat pembelian suatu produk
Contoh promosi

1. Kirim 5 SMS, Dapat 50 sms gratis ke semua operator


2. Diskon 70% untuk produk tertentu disebuah pusat perbelanjaan
3. Perusahaan X memasang iklan di TV untuk produknya
Etika dalam promosi

1. Tidak membohongi dengan cara mengatakan sesuatu yang tidak


benar dengan sengaja saat beriklan
2. Tidak menyesatkan dan menjerumuskan konsumen dalam promo
yang tidak benar dan terlalu banyak persyaratan
3. Tidak menipu publik dengan mengatakan hal yang tidak benar
mengenai produk atau jasa dengan mengada-adakan promosi
yang ternyata tidak ada
PELANGGARAN ETIKA DALAM PROMOSI

1. Menutupi Kelemahan Produk


2. Melebih-lebihkan Kemampuan Produk
3. Memanipulasi Perasaan Konsumen
4. Tidak Menyampaikan Informasi Dengan Benar
5. Mengecoh Konsumen Dengan Meniru Fitur Produk Lain
KASUS PELANGGARAN ETIKA
DALAM PEMASARAN
PROMOSI
Pop Ice

PT Forisa Nusapersada sebagai produsen Pop Ice akhirnya dihukum Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sebesar Rp 11 miliar. Kasus ini
berawal dari strategi marketing PT Forisa Nusapersada. Perusahaan itu mewajibkan kios minuman dan toko di pasar untuk tidak memajang
dan/atau menjual produk pesaing dengan cara menjanjikan hadiah berupa 1 bal Pop Ice, kaos, dan blender.
PT Forisa Nusapersada menukar 1 renceng produk pesaing dengan 2 renceng produk Pop Ice dalam program bantu tukar. Tidak hanya itu, PT
Forisa Nusapersada juga membuat perjanjian kontrak eksklusif dengan kios minuman dan toko di pasar untuk melarang menjual produk.
Strategi marketing itu dilaporkan masyarakat ke KPPU. Pop Ide lalu dikenakan Pasal 19 huruf (a) dan (b) dan Pasal 25 ayat 1 huruf (a) dan (c) UU
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
KPPU lalu menurunkan tim investigator dan menemukan bila PT Forisa Nusapersada diduga telah melakukan tindakan anti persaingan usaha dan
menyalahgunakan posisi dominan dengan mengeluarkan Program Pop Ice The Real Ice Blender. Hal itu dibuktikan dengan adanya internal office
memo yang berisi tiga program, yaitu program bantu tukar produk Pop Ice, program display kios minuman dan program display toko pasar.
Setelah memanggil 36 pihak yang terdiri dari saksi, ahli, dan terlapor untuk diperiksa dalam persidangan KPPU memutuskan PT Forisa
Nusapersada bersalah melanggar UU terkait.
"Majelis Komisi juga menghukum terlapor PT Forisa Nusapersada membayar denda sebesar Rp 11.467.500.000,00 untuk disetorkan ke kas negara,"
kata majelis KPPU sebagaimana dilansir website KPPU, Rabu (31/8/2016).
Putusan itu diketok pada Selasa (30/8) dengan susunan majelis Nawir Messi selaku ketua majelis, Syarkawi Rauf dan Saidah Sakwan masing-
masing sebagai anggota majelis. KPPU menyatakan PT Forisa Nusapersada melanggar Pasal 19 huruf (a) dan (b), dan Pasal 25 ayat 1 huruf (a) dan
(c) UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
"Memerintahkan PT Forisa Nusapersada untuk menghentikan Program Pop Ice The Real Ice Blender dan mencabut Internal Office Memo Nomor
15/IOM/MKT-DB/XII/2014 tanggal 29 Desember 2014," putus majelis.
Mie Sedap

Iklan "Mie Sedap" melecehkan profesi guru mendapat imbauan dari Komisi Penyiaran
Indonesia Pusat (KPI). Imbauan Program Siaran Iklan "Mie Sedap" Seluruh Stasiun TV
Jakarta – KPI Pusat mengimbau semua stasiun televisi untuk memperbaiki adegan
dalam tayangan iklan “Mie Sedap” sebelum tayang kembali. Menurut KPI tayangan
yang terdapat dalam iklan tersebut tidak memperhatikan norma dan nilai yang
berlaku dalam lingkungan sekolah, memperolok tenaga pendidik (guru) dan
merendahkan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Teguran dan penjelasan tersebut
tertuang dalam surat imbauan KPI Pusat yang ditandatangani Ketua KPI Pusat, Dadang
Rahmat Hidayat, kepada semua stasiun televisi, Rabu, 28 Desember 2011. Adapun
adegan pelanggaran yang dimaksud dalam iklan “Mie Sedap” yakni adegan seorang
guru yang memegang sebuah produk mie dan di kepalanya bertengger seekor ayam.
Dalam surat imbauan itu, KPI meminta kepada semua stasiun televisi untuk
menjadikan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) KPI
tahun 2009 sebagai acuan utama dalam menayangkan sebuah program siaran. KPI akan
terus melakukan pemantauan terhadap iklan tersebut. Bila ditemukan adanya
pelanggaran, KPI akan memberikan sanksi administratif.

Anda mungkin juga menyukai