Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL PEREKONOMIAN INDONESIA PERKEMBANGAN

PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF DI INDONESIA

Oleh :

RUANG : A-322

JURUSAN : MANAJEMEN

NAMA : AYU RESTIANI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

2019
ISI

1. Perkenalan

Indonesia memiliki sejumlah potensi ekonomi domestik yang dapat dikembangkan di berbagai
sektor, seperti pariwisata yang memiliki daya dorong pertumbuhan ekonomi tetap di atas 5% per
tahun di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global. Tur Dunia dan Travel Council ( 2016 )
menyarankan bahwa sektor pariwisata di Indonesia berkontribusi 9,8% produk domestik bruto. Biro
Pusat Statstik ( 2016 ) menjelaskan bahwa sektor pariwisata memberikan kontribusi 4% terhadap
Produk Domestik Bruto. Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan pariwisata, karena di
tahun ini ( 2016 ) Asia menjadi daerah tujuan wisata dunia. Sekitar 300 juta turis telah datang ke
Asia, sepertiga atau 100 juta dari mereka mengunjungi Asia Tenggara, khususnya Singapura,
Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Maskapai di Indonesia sedang mencoba untuk menambah rute
baru untuk meningkatkan jumlah pelancong Tiongkok, seperti dari Shanghai ke Tanjung Pinang, dan
membuka penerbangan langsung dari Jakarta ke Banyuwangi. Sebenarnya objek wisata di Indonesia
lebih menarik daripada di Singapura, Thailand, dan Malaysia. Misalnya, Raja Ampat, ikon pariwisata
Papua Barat, adalah eksotis dan menakjubkan. Namun mengunjungi lokasi wisata di bagian Timur
Indonesia membutuhkan waktu dan biaya yang sangat besar. Kurangnya infrastruktur membuat
Indonesia kurang kompetitif dalam menarik wisatawan, selain fakor-faktor lain, seperti kebersihan,
keselamatan, dukungan lingkungan masalah bisnis, dan tata kelola.

2. Tinjauan Sastra

Indonesia adalah Negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau yang menyebar dari Sabang ke
Indonesia Merauke, dan diapit oleh dua Samudera, Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik dengan
keindahan alam dan warisan budaya yang telah ada selama ratusan tahun, seperti Prambanan,
Borobudur, rumah Toraja, dan tarian Jawa, Bali, dan Sunda. Ekonomi kreatif memiliki kekuatan
untuk mengangkat warisan budaya lokal dalam konteks baru, dan para turis diharapkan
mendapatkan pengalaman baru yang bisa mereka bawa pulang, dan kemudian mereka
menyebarkan pengalaman melalui cerita dari mulut ke mulut tentang kota yang unik perencanaan,
upacara tradisional, arsitektur hotel, ragam kuliner, cinderamata, dan lainnya. Ini menunjukkan
bahwa pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki hubungan timbal balik dan saling menguntungkan
kemampuan untuk berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto,

pertumbuhan ekonomi nasional atau local, pendapatan per kapita, penyerapan tenaga kerja, dan
pendapatan valuta asing.

3. Metode Penelitian

Penelitian tentang pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk dalam kategori
deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari wawancara dengan
pemangku kepentingan dan pengamatan objek wisata yang dikelola oleh masyarakat di Jawa Timur,
Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Selanjutnya, data sekunder diperoleh dari Kementrian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dan harian Kompas. Data yang dikumpulkan disusun dan
dianalisis secara deskriptif dan dalam presentasi tabel. Hasil reduksi disajikan dalam bentuk teks
naratif dan ditafsirkan agar mendapat kesimpulan. Teknik pengumpulan data dilakukan dalam
triangulasi dan data Analisis bersifat induktif yang lebih menekankan pada makna daripada
generalisasi.

4. Temuan Penelitian

Perlu dicatat bahwa pariwisata tidak hanya berfungsi sebagai kontributor Domestik Bruto Produk,
tetapi juga sebagai penghasil devisa dan penjaga stabilitas mata uang Indonesia terhadap mata uang
asing. Pengembangan pariwisata tidak dapat dipisahkan dari empat aspek dukungan industri, yaitu
aspek lingkungan dari dukungan bisnis, tata kelola, potensi alam dan buatan jenis, infrastruktur
pariwisata. Pemerintah kabupaten Banyuwangi berkolaborasi dengan PT. Telkomsel untuk
mempromosikan pariwisata melalui teknologi informasi dan pemasaran luar ruang. Sebagai
tambahan, ada juga aplikasi kolaborasi berbasis Android untuk mempromosikan tujuan wisata di
Banyuwangi. Seharusnya disadari bahwa promosi pariwisata harus relevan dengan perilaku pasar,
dan penetrasi penggunaan ponsel pintar diperkirakan akan meningkat, terutama bagi mereka yang
menggunakan sistem operasi Android dimana sistem operasi mampu untuk mengalahkan system
lainnya. Berbagai kegiatan untuk mempromosikan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi, provinsi
Jawa Timur, bisa diadakan tanpa menggunakan dana anggaran daerah. Promosi ini dilakukan dengan
cara kerja sama dengan pihak ketika sehingga dana APBD dapat dimanfaatkan secara optimal
pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur, khususnya dalam meningkatkan kualitas jalan
dengan panjang 300 kilometer per tahun. Promosi wisata Banyuwangi dilakukan oleh media
konvensional dan media social, seperti Twitter, Facebook, Youtube, Path, dan Instagram.

5. Kesimpulan dan Saran

Pengalaman kabupaten Banyuwangi dan kabupaten Jember dapat dijadikan referensi bagi
kabupaten lain di Indonesia untuk mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif dengan bekerja
sama dengan pihak ketiga tanpa menghabiskan dana Anggaran Daerah dalam upaya menarik turis.
Ini merupakan strategi untuk mendorong pembangunan daerah dan mengoptimalkan potensi yang
ada serta memanfaatkan teknologi informasi secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Tayibnapis, A.Z. & Wuryaningsih, L.E. (2017) Development of tourism and creative industry in
Indonesia, Surabaya: Departement on Management, Faculty of Business and Economics Universitas
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai