Anda di halaman 1dari 5

Diskusi dan simpulan forum 2 (lanjutan pembuktian dan pelaporan fraud)

Top fraud management


Shaker A Zahra,dkk dalam laporan penelitiannya yang berjudul Understanding the Causes and Effects of Top
Management Fraud, mengatakan bahwa fraud top management mengacu pada tindakan sengaja oleh
manajemen pada level apapun untuk menipu, memanipulasi atau menyurangi investor atau pemangku
kepentingan kunci lainnya. Penipuan bisa berbagai macam bentuknya termasuk penggelapan, internal trading,
dan korupsi. Top management juga bisa melibatkan window dressing atau manipulasi laporan keuangan.
BPK yang menggelar konferensi pers pada Kamis 8 Januari lalu terkait hasil invesitgasi mereka terhadap
Jiwasaraya, menemukan fakta bahwa Jiwasraya melakukan window dressing pada tahun 2006. Adapun laporan
keuangan tentunya dibuat oleh manajemen perusahaan dalam hal ini direksi. Inilah mengapa fraud Jiwasraya
termasuk dalam top fraud management. Window dressing Inilah yang menyebabkan pada akhirnya kasus
Jiwasaraya ibarat bom waktu.

Menurut penelitian, manajemen penipuan top memiliki dampak yang luas. Tidak hanya dalam hal merugikan
pemangku kepentingan – pelanggan, karyawan, industri asuransi, tetapi juga masyarakat pada umumnya.

2. SkemaPonzi
Mirip dengan kasus Enron, skandal Jiwasraya melibatkan skema Ponzi pada produk investasinya, seperti
diungkapkan oleh Direktur Jiwasraya Hexana Tri Sasongko kepada CNBC Indonesia (29/12/2019). Dia
mengakui bahwa pada awalnya, perusahaan tidak berniat mempraktikkan skema Ponzi. Namun, di tengah
masalah keuangan yang melilit, Jiwasraya menjamin pengembalian bunga hingga 13% untuk produk rencana
tabungan JS dan 14% untuk produk asuransi tradisional. Situasi ini mendorong perusahaan untuk membayar
polis jatuh tempo pelanggan lama mereka dengan premi pelanggan baru.

3. Korupsi
Kantor Kejaksaan Agung pada Rabu 15 Januari menyebut lima orang sebagai tersangka korupsi, tiga di
antaranya adalah mantan Direktur Keuangan Jiwasraya untuk periode Januari 2013-2018, Direktur Utama
Jiwasraya untuk periode 2008-2018 dan mantan Kepala Investasi Jiwasraya dan Divisi Keuangan.
Skandal fraud seperti yang terjadi pada Jiwasraya dapat terjadi di perusahaan di banyak industri yang berbeda,
baik dalam skala besar maupun kecil. Berita baiknya adalah bahwa fraud dapat dicegah. Secara umum, kasus
fraud seringkali merupakan masalah budaya, yaitu transparansi. Dalam kasus Jiwasraya, masalah transparansi
ini tercermin oleh fakta bahwa perusahaan melakukan window dressing.

1. Pertanyaan elice: Dihubungkan dengan alat pembuktian fraud yang dibahas di


materi, maka dalam kasus Jiwasraya, apa saja teknik pembuktian kecurangan
yang digunakan untuk pembuktian tindak pidana korupsi PT. Jiwasraya di
pengadilan? 
Jawab Fhelya: Dihubungkan dengan alat pembuktian fraud yang dibahas di
materi, maka dalam kasus Jiwasraya, apa saja teknik pembuktian kecurangan
yang digunakan untuk pembuktian tindak pidana korupsi PT. Jiwasraya di
pengadilan?. Teknik pembuktian dilakukan dengan rumusan mengenai perbuatan
yang melawan hukum yakni TPK, dilihat dari adanya kerugian negara, menyalah
gunakan kewenangan dan juga adanya kelalaina dari pihak perusahaan dalam
melaporkan laporan keuangan di tahun-tahun sebelumnya. Jiwasraya tidak
memberikan laporan yang benar melainkan adanya manipulasi pelaporan
keuangan, BPK melihat adanya kecurigaan dalam hal manipulasi dan kecurangan
yang dilakukan oleh pihak Jiwasraya 
Tanggapan alice: berarti teknik audit investigatif yang dilakukan dengan
menganalisis unsur perbuatan melawan hukum ya. Karena setahu saya, kasus
PT. Jiwasraya belum selesai dan masih berupa kasus dugaan korupsi, berarti
pembuktiannya tindak kecurangan belum benar - benar selesai/ terbukti di
pengadilan?
Tanggapan fhelya: kasus Jiwasraya memang belum selesai sampai tahap akhir di
pengadilan, dan sampai sekarang masih dilakukan investigasi terus-menerus
terkait dengan pembuktian BPK bahwa Jiwasraya melakukan tindak kecurangan.
Tanggapan bu theresia:
Terjawab pada postingan saya diatas ya, jadi pengadilan berproses, tetap dari
BPK, BPKP dan kementrian sudah melakukan analisis fraud seperti yang saya
sampaikan dalam 3 model. Jadi tekniknya juga mengikuti jenis fraud yang
dilakukan. Analisis window dressing menjadi salah satu kunci menguak adanya
fraud. Window dressing ini adalah upaya manupulatif dengan model tutup lubang
gali lobang baik dilakukan dlm pembukua perusahaan maupun dalam proses di
rekening banknya .

2. Pertanyaan Thomas: Saya dari kelompok 2 ingin bertanya : Mengapa Jiwasraya


tidak dapat membayar polis nasabahnya? Apakah teknik pembuktian yang
digunakan dalam membongkar kasus fraud Jiwasraya?
Jawaban : Jiwasraya tidak dapat membayar polis nasabah karena sudah sejak
lama Laporan Keuangan dilakukan window dressing yang sebenarnya sudah
mengalami negatif ekuitas dan kemudian meluncurkan produk baru yang mana
sangat merugikan perusahaan karena bunga yang tinggi sehingga hal ini
semakin membuat sulit dalam pembayarn polis nasabah. Teknik pembuktian
dilakukan dengan rumusan mengenai perbuatan yang melawan hukum yakni
TPK
Tanggapan bu there:
No 1 sudah dijawab fhelya, no 2 sudah saya jawab leat postingan diatas.
3. Dari thalia: Dear fhelya, teknik pembuktiannya kan ada mapping wawancara dll.
Maksudnya teknik mana yg digunakan untuk alat pembuktian?
Jawaban Vivian: Teknik pembuktian awal adalah menggunakan dokumen yakni
uraian hasil audit yg ditelaah lebih lanjut yang kemudian dilakukan wawancara
yang sebelum nya sudah menentukan aksioma2 dalam kecurangan

Jawaban fhelya: terdapat aksioma yang digunakan, menurut association of


certified fraud examiners dalam proses investigasi untuk mendapatkan
pembuktian terdapat aksioma yaitu : 
1.reverse proff yaitu pembuktian secara terbalik agar tidak tercampur dalam
pembuktiannya sebagai pembuktian bahwa fraud emang terjadi maka harus
meliputi upaya bahwa pembuktian fraud tidak terjadi dan sebaliknya
2. existence of fraud aksioma ini ssecara sedehana ingin mengatakan bahwa
pengadilan yang berhak menetapkan bahwa fraud memang terjadi atau tidak
terjadi. pemeriksaan fraud berupaya membuktikan terjadi atau tidak terjadinya
fraud. namun, bahwa pengadilan yang mempunyai kewenangan untuk
menetapkan hal itu

Tanggapan bu there:
Semua yang ditanyakan thalia dan jawaban Vivian maupun fhelya digunakan
semua . krn ini kasus besar yang menuntut perhatian seluruh masyarakat
bahkan masyarakat dunia dan menyangkut kepercayaan terhadap pemerintah
juga dan berdampak terhadap kondite pemerintah.
4. Dari Deny: Bagaimana peran OJK, dan BEI atas kasus tersebut?, Mengapa kasus
tersebut dapat terjadi padahal sudah ada badan pengawas dalam pasar modal?
Jawaban Fhelya:
teknik pembuktian dari dokumen audit udah melakukan secara otomatis udahh
melakukan tracing, vouching, wawancara, pemeriksaan arus kas dan lain
sebagianya, setelah adanya pendapat audior dua kali berturut-turut tidak
menyatakan opini setelah itu dilakukan wawancara dan investigasi

jawaban fhelya: karena fraud is hidden (tersembunyi) dan kasus ini sudah
terjadisejak lama namun belum terdeteksi hingga adanya pelaporan liabilitas
keuangan yang negatif dan pelaporan bahwa Jiwasraya tidak membayar polis.
peran pengawas hanya sebatas kewajaran pelaopran keuangan.

Tanggapan bu there
PT jiwa sraya merupakan BUMN, sehingga kendali ada di kementian BUMN.
Kementerian BUMN melaporkan adanya indikasi terjadinya tindakan
curang (fraud) PT Asuransi Jiwasraya (Persero) ke Kejaksaan Agung. Hal
ini dilakukan setelah Kementerian BUMN melakukan review terhadap
laporan keuangan yang dikelola tidak transparan. Sudah saya jawab juga
dalam postingan saya diatas

5. Pertanyaan Thomas: Untuk Kelompok Penyaji : Teknik Pembuktian terdiri dari


wawancara, perhitungan, vouching, tracing, observasi dan inspeksi, scanning
dan lainnya. teknik pembuktian apa yang digunakan dalam kasus jiwasraya.?
Jawaban: teknik pembuktian dari dokumen audit udah melakukan secara
otomatis udahh melakukan tracing, vouching, wawancara, pemeriksaan arus kas
dan lain sebagianya, setelah adanya pendapat audior dua kali berturut-turut
tidak menyatakan opini setelah itu dilakukan wawancara dan investigasi
Tanggapan bu there:
Semua teknik yang disebutkan Thomas digunakan semuanya, dan bahkan
permeriksaan bertingkat dari level BPKP, BPK dan pengawasan oleh kementrian

6. Pertanyaan harseno: Saya mau bertanya, apakah tindakan pihak jiwa sraya yang
menanamkan investasi JS Saving Plan pada reksadana kualitas rendah
dan memberikan dana sponsor untuk klub Manchester City, dapat termasuk
dalam fraud atau kelalaian? (Karena hal seperti itu harusnya dapat dihindari)
Apakah tindakan tersebut dapat dijadikan sumber pembuktian?
Jawaban vivina: Memberikan dana sponsor dan investasi JS Saving Plan di
reksadana rendah bukan termasuk fraud tetapi hanya sebagai tambahan bahwa
hal ini membuat Jiwasraya semakin menurun likuiditas keuangannya. Padahal
maksud dari memberi sponsor adalah bukti bahwa Jiwasraya merupakan entitas
yg mampu dalam likuiditas tetapi nyatanya semakin kesini semakin
digelontorkan.

Tanggapan bu there:
Upaya pengalihan dan menjaga image kadang kala menjadi salah satu tindakan
yang diambil oleh manajemen, memberikan sponsor adalah salah satu tindakan
pengalihan perhatian pubiik dan penciptaan image, meski sebenarnya semakion
membuat terperosok semakin dalam. Investasi di JS juga menjadi pisau dengan
dua sisi yang sama2 akan tajam mengiris, satu pengalihan satu cara fraud dan
kekacauan /kepanikan manajemen untuk mendongkrak kinerja.
7. Ardo: Untuk kelompok penyaji, Jiwasraya merupakan BUMN yang tata kelolanya
mengikuti Pemerintah, namun mereka dapat melakukan TPK, sejak tahun 2002
BPK juga sudah masuk dalam menangani Jiwasraya, namun hingga 2018 BPK
masih belum dapat mengungkap kasus yang sebenarnya terjadi di Jiwasraya
(Karna dari kasus tersebut saya melihat kalau BPK hanya mengeluarkan
statement seperti opini tidak wajar, Pengelolaan yang tidak sehat) hingga
akhirnya pada tahun 2019 KPK turun tangan untuk mengupas kasus Jiwasraya.
Apakah ada kemungkinan bahwa terjadi kerjasama antara Jiwasraya dengan BPK
dalam menutupi kasus ini? jika iya berarti penggunaan tekhnik Analisis Dokumen
untuk kasus ini tidak efektif?
Jawaban Vivian: Dari pernyataan BPK dengan tidak memberikan opini berturut-
turut membuktikan bahwa ada yg salah dalam kondisi pelaporan keuangan
sehingga menurut kami BPK tidak bekerja sama dengan Jiwasraya. Dan juga
menurut mentri keuangan BUMN RI bahwa kasus ini sudah tercium sejak lama
yakni sejak BPK memberitahukan permasalahan dan opini tersebut. BPK jg
berperan mencari tahu berapa kerugian dari kasus gagal pembayaran polis
asuransi ini.  Sehingga menurut kami teknik analisis dokumen dari BPK sangat
membantu awal investigasi
Tanggapan bu theresia:
Dalam proses audit fraud memang harus sangat detail bukti2 didapatkan terlebih
bukti yang meyakinkan dipengadilan. Dan saat ini juga masih dalam proses
dipengadilan. Tetapi kalau dilihat dari sejarah bahwa BPK sudah menyatakan
tidak wajar KL jiwa sraya, mestinya ini hars segera disikapi oleh direksi jiwa
staya dan kementrian BUMN sebagai monotoringnya…..seringkali kelambanan
direksi justru menjadi indikasi juga kalau terlibat…jadi memang kompleks dan
apakah BPK terlibat, masih perlu pembuktian, kalau dilihat dari pemberian opini
yang tdk wajar, hal ini mencerminkan BPK mau tegak menjalankan tugasnya
8.

Anda mungkin juga menyukai