Anda di halaman 1dari 5

Rekap Pertanyaan dan Jawaban

“Attribute, Standard, Kode Etik Akuntan Forensik”


Kelompok 1
1. Riko Sawindra (2010241843)
2. Yanto Hendrik Setiadi (2010241844)
3. Utari Esa Nanda (2010241673)

Pertanyaan :
1. Bagaimana Jika terdapat kode etik yang tidak terpenuhi? Bagaimana cara
memulihkannya? (Desi Anggraini)
Jawab : Kode Etik harus sangat penting dan harus dipegang utuh oleh yang memiliki
kepentingan, Jika kode etik tidak terpenuhi, maka cacatlah organisasi/perusahaan
tersebut. Organisasi seharusnya mentaati kode etik yang menjadi dasar jalannya suatu
organisasi. Untuk memulihkan kode etik yang tidak terpenuhi tersebut sebaiknya terdapat
pengendalian dan pengawasan yang dilakukan perusahaan untuk dapat menciptakan kode
etik yang sesuai
(Dijawab oleh Yanto Hendrik Setiadi)

2. Faktor apa yang menyebabkan tingginya tingkat kecurangan?dan bagaimana organisasi


dapat menghilangkan kesempatan untuk melakukan kecurangan? (Fakhri)
Jawab : Yang menyebabkan tingginya tingkat kecurangan :
 Top manajemen yang kurang peduli;
 Adanya ketidak adilan
 Loyalitas organisasi yang rendah
 Pelatihan dan kesempatan promosi jawabatan yang kurang baik
 Komunikasi yang kurang
 Serta kurangnya kejelasan alur koordinasi,serta tanggung jawab dalam organisasi

Cara organisasi dapat menghilangkan kesempatan untuk melakukan kecurangan


adalah
Membuat pemonitoran secara menyeluruh dan rutin, kemudian memiliki auditor
internal dan eskternal untuk melakukan pengecekan pada kinerja,
mengimplementasikan pengendalian preventif, dan tentunya melakukan identifikasi
pada sumber dan mengukur resiko kecurangan.
(Dijawab oleh Riko Sawindra)
Ditambahkan oleh Suryana Amni, melakukan audit rutin untuk mencegah adanya
kecurangan, dan tentunya melakukan pengawasan baik secara preventif, kemudian
Disiplin SOP, memberikan kenyamanan tersendiri pada karyawan, memperbaiki
kultur perusahaan dan tentunya memberikan training training pada karyawan seperti
training keuangan.
3. Apa apa saja yang membedakan antara akuntansi forensic dengan audit? (Arnengsih)
Jawab :
Kita dapat membedakan dua perbedaan utama antara auditor dan akuntan forensic, Audit
Mengungkapkan pendapat pada keakuratan dan kelengkapan laporan keuangan adalah
tujuan audit, sedangkan tujuan akuntansi forensik adalah pengumpulan data keuangan
yang sistematis untuk menganalisa dan menginterpretasikan masalah keuangan yang
kompleks dan untuk menanggapi keluhan yang timbul dari masalah-masalah pidana,
perdata dan pertanyaan lainnya yang timbul dari penyelidikan maupun yang bersumber
pada penyelidikan terhadap suatu perusahaan . Akuntan forensik memberikan skeptisisme
professional dan kemampuan analisis untuk melihat melampaui angka yang disajikan
untuk menyelidiki dan menemukan maksud sebenarnya dari transaksi, sebaliknya, fokus
audit adalah untuk menentukan apakah laporan keuangan perusahaan disajikan dengan
wajar tanpa ada salah saji yang Audit dilakukan untuk membantu dalam penerapan
strategi manajemen untuk mencapai tujuan serta memberikan laporan keuangan yang
benar dan adil dalam lingkungan bisnis kepada pemangku kepentingan untuk mengambil
keputusan, sedangakan akuntansi forensik dilakukan untuk menyelidiki penyimpangan
atau kecurangan dan pengukuran dampak (Audit menemukan laporan salah saji
sedangkan akuntansi forensik memeriksa atau menganalisa salah saji secara mendalam).
Akuntansi forensik dapat dilakukan jika auditor memiliki kecurigaan adanya
penyimpangan dan salah saji yang disengaja dalam laporan keuangan . Prosedur utama
dalam akuntansi forensik lebih menekankan pada teknik wawancara yang mendalam dan
analisis data walaupun seringkali menggunakan teknik audit umum seperti pengecekan
rekonsiliasi, konfirmasi dan sebagainya. Akuntansi forensik memfokuskan pada segmen
tertentu misalnya pemasukan dan pengeluaran yang di curigai telah terjadi tindak
kecurangan atau korupsi baik dari laporan pihak dalam atau orang ketiga (tip off) atau
petunjuk terjadinya kecurangan (red flag) dan petunjuk lainnya.

Akuntan forensik bertugas untuk mengumpulkan bukti untuk mengetahui keabsahan


transaksi akuntansi yang kompleks.. Akuntan forensik dapat memberikan pendapat
hukum dalam pengadilan. Akuntansi forensik adalah penggunaan keahlian di bidang
akuntansi, audit, hukum yang dipadu dengan kemampuan investigatif untuk memecahkan
suatu masalah atau sengketa keuangan atau dugaan kecurangan yang pada akhirnya akan
diputuskan oleh pengadilan/arbitrase/tempat penyelesaian perkara lainnya.
(Dijawab oleh Utari Esa Nanda)
4. Mengapa auditor internal sering gagal dalam mendeteksi kecurangan? ( Cherryl
Berthania Andaristha M)
Jawab : Auditor internal sering gagal dalam mendeteksi kecurangan karena,
Terlalu percaya pada Auditee ( orang yang diaudit/pihak yang diperiksa auditor)
Kurangnya perhatian pada potensi masalah kecurangan dalam temuan audit, tidak
mendapat dukungan yang memadai dari manajemen, dan auditor kadang kurang focus
pada daerah daerah yang beresiko tinggi terhadap kecurangan.
(Dijawab oleh Utari Esa Nanda)
Ditambahkan oleh Suryana Amni yang disampaikan oleh grup penyaji tadi sudah
sesuai, tapi ada yang ingin saya tambahkan sedikit mengenai mengapa auditor internal itu
sering gagal dalam mendeteksi kecurangan. Nah menurut saya yang paling dasar yang
menjadi alasan auditor internal sering gagal dalam mendeteksi kecurangan ya karna
kurang memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat mengenali, meneliti dan
menguji adanya indikasi kecurangan. Karna berdasarkan Standar Profesi Audit Internal
menyatakan bahwa internal audit itu harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk
dapat mengenali, meneliti, dan menguji adanya indikasi kecurangan. Pemahamannya
mengenai proses bisnis perusahaan juga sangat penting, karna akan membantu
menemukan dan mengenali tanda-tanda bahwa telah terjadi pelanggaran dan
merekomendasikan tindak lanjutnya. Selain itu, yang menyebabkan auditor internal itu
sering gagal dalam mendeteksi kecurangan adalah keengganan auditor internal untuk
mengungkapkan adanya kecurangan. Dalam memerangi kecurangan kan ada 4 pilar
utama. 3 diantaranya merupakan peran penting dari internal auditor dalam ikut membantu
memerangi kecurangan, yaitu preventing (mencegah), detecting (mendeteksi) dan
investigating fraud.
Ditambahkan oleh Arnengsi Bisa saja karena enggan memberi tahu adanya temuan
karena factor keakraban dan saling mengenal sehingga temuan yang seharusnya
diungkapkan tidak di kemuka kan.
Ditambahkan oleh Zulfahmi, di Indonesia tentu nya karena budaya sehingga temuan itu
sudah dibungkus sedemikian rupa sehingga tidak mengindahkan integritas, sebagaimana
dimaklumi adanya auditor internal merupakan bentuk dari GCG harusnya tetap
menyampaikan temuan temuan dan memberikan rekomendasi.

5. Mengapa penting seorang akuntan forensic itu memiliki sikap independesi, objetif, dan
skeptis? ( Evida )
Jawab : sikap dan tindak pikir yang selalu
harus melekat pada diri seorang auditor, yakni independen, objektif dan
skeptis, ketiga sikap tersebut juga tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan
akuntan forensik. Dalam mengungkap fraud sikap independen, objektif dan
skeptis tidaklah cukup, diperlukan kemampuan dan pengalaman yang baik
dalam melakukan pemeriksaan. auditor
forensik harus memiliki kemampun tentang prinsif-prinsif akuntansi, standar
akuntansi dan pengalaman dalam praktek dilapangan yang dapat diperoleh
melalui pelatihan serta pendidikan profesi yang berkesinambungan.
Dijawab oleh Riko Sawindra

6. Bagaimana prosedur akuntan forensic dalam kasus suap di perusahaan? (Zulfahmi)


Jawab :
Kasus suap berarti memberikan penawaran sejumlah uang guna menyelesaikan sebuah
masalah ataupun memengaruhi kondisi yang menguntungkan seseorang. Contohnya,,
Perusahaan A menyuap seorang karyawan perusahaan B untuk memberikan data tertentu
guna membantu perusahaan A menyiapkan tawaran tender kepada perusahaan B.

 Merencanakan Investigasi

Ketika klien menyewa auditor forensik, auditor tersebut diharuskan untuk memahami apa fokus
auditnya. Misalnya, klien mungkin curiga tentang kemungkinan penipuan dalam hal kualitas
bahan baku yang dipasok. Auditor forensik akan merencanakan penyelidikan mereka untuk
mencapai tujuan seperti:

 Identifikasi penipuan apa, jika ada, yang sedang dilakukan.


 Tentukan jangka waktu terjadinya penipuan.
 Temukan bagaimana penipuan itu disembunyikan.
 Identifikasi pelaku penipuan.
 Hitung kerugian yang diderita karena penipuan.
 Kumpulkan bukti relevan yang bisa diterima di pengadilan.
 Sarankan langkah-langkah yang dapat mencegah penipuan semacam itu di perusahaan di
masa mendatang.

 Kumpulkan Bukti

Pada akhir audit, auditor forensik diminta untuk memahami kemungkinan jenis kecurangan yang
telah dilakukan dan bagaimana hal itu dilakukan. Bukti yang dikumpulkan harus cukup untuk
membuktikan penipuan di pengadilan, mengungkapkan rincian skema penipuan, dan
mendokumentasikan jumlah kerugian finansial yang diderita dan pihak-pihak yang terkena
penipuan.

Bukti yang logis akan membantu pengadilan dalam memahami kecurangan. Auditor forensik
diharuskan untuk memastikan bahwa dokumen dan bukti lain yang dikumpulkan tidak rusak atau
diubah oleh siapapun.

Teknik umum yang digunakan untuk mengumpulkan bukti dalam audit forensik meliputi:

o Teknik substantif – Contohnya melakukan rekonsiliasi, review dokumen, dan


lain sebagainya.
o Prosedur analitis – Digunakan untuk membandingkan tren selama periode waktu
tertentu atau untuk mendapatkan data komparatif dari segmen yang berbeda.
o Teknik audit komputer – Program software yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kecurangan.

 Mendalami pengendalian internal serta mengujinya – guna mengetahui celah


memiliki kemungkinan besar terjadi kecurangan.

 Pelaporan

Laporan diperlukan agar dapat disajikan kepada klien. Laporan tersebut harus mencakup temuan
investigasi, ringkasan bukti, penjelasan tentang bagaimana kecurangan dilakukan, dan saran
tentang bagaimana pengendalian internal dapat ditingkatkan untuk mencegah kecurangan
tersebut di masa mendatang. 

Laporan audit forensik perlu disajikan kepada klien agar mereka dapat mengajukan kasus hukum
apabila diperlukan. 

 Proses Pengadilan 

Auditor forensik harus hadir selama proses pengadilan untuk menjelaskan bukti yang
dikumpulkan. Mereka harus menyederhanakan masalah akuntansi yang kompleks dan
menjelaskan dalam bahasa awam sehingga orang yang tidak memahami istilah akuntansi tetap
dapat memahami kecurangan yang dilakukan.

Dijawab oleh Riko Sawindra dan Yanto Hendrik Setiadi

Ditambahkan oleh Suryana Amni dengan semakin berkembangnya tekhnologi, justru semakin
mudah untuk menemukan bukti. Kalau dalam tahapan kerja akuntan forensik tersebut, mulai dari
identifikasi masalah hingga penyampaian laporan, ada tahapan pemeriksaan awal dan
pemeriksaan lanjutan. Di pemeriksaan lanjutan inilah merupakan tahapan penemuan bukti
tersebut. Kalau kita ambil contoh seperti KPK, saya yakin mereka sudah tau siapa dalang
besarnya atas satu kasus besar tersebut, tapi banyak hal yg membuat mereka sulit mengungkap,
pergerakan mereka di batasi, kemudian ada regulasi yg dirancang untuk melindungi mereka
dalang besar dari suatu kasus tersebut.

Anda mungkin juga menyukai