Pertanyaan :
1. Bagaimana Jika terdapat kode etik yang tidak terpenuhi? Bagaimana cara
memulihkannya? (Desi Anggraini)
Jawab : Kode Etik harus sangat penting dan harus dipegang utuh oleh yang memiliki
kepentingan, Jika kode etik tidak terpenuhi, maka cacatlah organisasi/perusahaan
tersebut. Organisasi seharusnya mentaati kode etik yang menjadi dasar jalannya suatu
organisasi. Untuk memulihkan kode etik yang tidak terpenuhi tersebut sebaiknya terdapat
pengendalian dan pengawasan yang dilakukan perusahaan untuk dapat menciptakan kode
etik yang sesuai
(Dijawab oleh Yanto Hendrik Setiadi)
5. Mengapa penting seorang akuntan forensic itu memiliki sikap independesi, objetif, dan
skeptis? ( Evida )
Jawab : sikap dan tindak pikir yang selalu
harus melekat pada diri seorang auditor, yakni independen, objektif dan
skeptis, ketiga sikap tersebut juga tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan
akuntan forensik. Dalam mengungkap fraud sikap independen, objektif dan
skeptis tidaklah cukup, diperlukan kemampuan dan pengalaman yang baik
dalam melakukan pemeriksaan. auditor
forensik harus memiliki kemampun tentang prinsif-prinsif akuntansi, standar
akuntansi dan pengalaman dalam praktek dilapangan yang dapat diperoleh
melalui pelatihan serta pendidikan profesi yang berkesinambungan.
Dijawab oleh Riko Sawindra
Merencanakan Investigasi
Ketika klien menyewa auditor forensik, auditor tersebut diharuskan untuk memahami apa fokus
auditnya. Misalnya, klien mungkin curiga tentang kemungkinan penipuan dalam hal kualitas
bahan baku yang dipasok. Auditor forensik akan merencanakan penyelidikan mereka untuk
mencapai tujuan seperti:
Kumpulkan Bukti
Pada akhir audit, auditor forensik diminta untuk memahami kemungkinan jenis kecurangan yang
telah dilakukan dan bagaimana hal itu dilakukan. Bukti yang dikumpulkan harus cukup untuk
membuktikan penipuan di pengadilan, mengungkapkan rincian skema penipuan, dan
mendokumentasikan jumlah kerugian finansial yang diderita dan pihak-pihak yang terkena
penipuan.
Bukti yang logis akan membantu pengadilan dalam memahami kecurangan. Auditor forensik
diharuskan untuk memastikan bahwa dokumen dan bukti lain yang dikumpulkan tidak rusak atau
diubah oleh siapapun.
Teknik umum yang digunakan untuk mengumpulkan bukti dalam audit forensik meliputi:
Pelaporan
Laporan diperlukan agar dapat disajikan kepada klien. Laporan tersebut harus mencakup temuan
investigasi, ringkasan bukti, penjelasan tentang bagaimana kecurangan dilakukan, dan saran
tentang bagaimana pengendalian internal dapat ditingkatkan untuk mencegah kecurangan
tersebut di masa mendatang.
Laporan audit forensik perlu disajikan kepada klien agar mereka dapat mengajukan kasus hukum
apabila diperlukan.
Proses Pengadilan
Auditor forensik harus hadir selama proses pengadilan untuk menjelaskan bukti yang
dikumpulkan. Mereka harus menyederhanakan masalah akuntansi yang kompleks dan
menjelaskan dalam bahasa awam sehingga orang yang tidak memahami istilah akuntansi tetap
dapat memahami kecurangan yang dilakukan.
Ditambahkan oleh Suryana Amni dengan semakin berkembangnya tekhnologi, justru semakin
mudah untuk menemukan bukti. Kalau dalam tahapan kerja akuntan forensik tersebut, mulai dari
identifikasi masalah hingga penyampaian laporan, ada tahapan pemeriksaan awal dan
pemeriksaan lanjutan. Di pemeriksaan lanjutan inilah merupakan tahapan penemuan bukti
tersebut. Kalau kita ambil contoh seperti KPK, saya yakin mereka sudah tau siapa dalang
besarnya atas satu kasus besar tersebut, tapi banyak hal yg membuat mereka sulit mengungkap,
pergerakan mereka di batasi, kemudian ada regulasi yg dirancang untuk melindungi mereka
dalang besar dari suatu kasus tersebut.