Anda di halaman 1dari 30

Sejarah Akuntansi di Indonesia

Disusun Oleh :

 Adhi Nugraha ( 43213110068 )

 Ajeng Mas Reina ( 43213110232 )

 Isqi Nur Fianti ( 43213110428 )

 Purniati ( 43213110464 )

 Tuti Adyati ( 43213110135 )

 Winda Ekawati ( 43213110044 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA


JAKARTA

2016
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunianya, serta atas dorongan restu dari kedua orangtua
,sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini ,dengan judul “Sejarah
Akuntansi di Indonesia“

Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Teori
Akuntansi” pada fakultas ekonomi program studi akuntansi Universitas Mercu Buana .

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna baik dari segi isi maupun dari segi penyajiannya ,disebabkan pengetahuan dan
kemampuan kami yang sangat terbatas, walaupun demikian kami telah berusaha
semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

”Tak ada gading yang tak retak“, demikian pula dengan makalah ini. Untuk itu dengan
tangan terbuka kami selaku penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.

Jakarta, 6 September 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………………………............…... 1

1.2. Perumusan Masalah …………………………………………………………………………………..... 2

1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................................................…………. 2

II. PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

2.1 Pengertian Akuntansi............................................................................................................... 3

2.2 Sejarah dan Perkembangan Ilmu Akuntansi .................................................................. 4

2.3 Sejarah dan Perkembangan Ilmu Akuntansi di Indonesia ……………………………. 7

2.4 Sejarah Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia ……………………………………… 16

2.5 Bidang – Bidang Akuntansi ……………………………………………......................................... 24

2.6 Hubungan Akuntansi dengan Bidang Lain ………………………...................................... 24

III. PENUTUP......................................................................................................... 25

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ……....…………………………………………………….....….….. 26


ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir
sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip, standar,
asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan.
Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi yang berguna dalam
membantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya.

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah menggunakan jasa
akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian barang dagangannya,
mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan kotak antara uang yang
masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan
barang dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik
warung tadi telah menerpkan teknik akuntansi. Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi
tentu semakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar.

Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai perkembangan teknologi
dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga ikut serta dalam perkembangan
akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak berkembang
dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong akuntansi
tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.

Berdasarkan uraian di atas, maka kami tertarik untuk membuat makalah yang berjudul
“SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA” agar para pembaca khusunya praktisi dan calon
praktisi akuntan di Indonesia dapat mengetahui sejarah lahirnya akuntansi di Indonesia.

1 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, penulis dapat mengangkat permasalahan
dalam makalah ini yaitu “bagaimana sejarah perkembangan ilmu akuntansi dari pertama kali
muncul hingga sekarang?”

1.3. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merasa perlu mencantumkan tujuan dalam
penulisannya agar penulisan makalah ini lebih terarah pada sasaran yang akan dicapai.
Tujuan penulisan tersebut yakni untuk mendapatkan gambaran yang pasti tentang sejarah
perkembangan ilmu akuntansi dari sejak dahulu hingga sekarang dan sebagai bahan bacaan
dan acuan bagi diri sendiri, rekan-rekan, serta generasi yang akan datang.

2 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AKUNTANSI

Menurut Weygant (dalam Yadiati & Wahyudi, 2007) akuntansi adalah suatu sistem informasi
yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu
organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

Sedangkan menurut Meigs (dalam wikipedia.com, 2008) akuntansi adalah pengukuran,


penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer,
investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya
keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah
seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara
luas, akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa bisnis”.

Dengan demikian, secara singkat akuntansi berarti rekening atau perkiraan. Interpretasi
akuntansi terdiri dari tiga bagian yaitu:
1) pengidentifikasian, mengenalai aatu memilah peristiwa-peristiwa ekonomi yang
merupakan laporan keuangan/transaksi;
2) mencatat, pencatatan dilakukan secara sistematis, kemudian pencatatan ini
diklasifikasi dan diringkas;
3) pengukuran, menetapkan nilai dari peristiwa yang dipilih tersebut dalam satuan uang;
dan
4) pengkomunikasian, menyajikan informasi berdasarkan transaksi yang sedang atau
sudah berlangsung.

Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar
tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalahChartered Accountant (FCA, CA or
ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA,
FCMA atau AICWA),Certified Public Accountant (CPA), dan Certified General
Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia

3 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


(sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik).

2.2 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI

Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu
dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan
sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan
yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara
sistematis dan sering tidak lengkap.

Pencatatan yang lebih lengkap sejalan dengan perkembangan dunia usaha muncul di kota
Venesia Italia. Seorang pakar matematika yang bernama Lucas Paciolo tahun 1494
menerbitkan buku yang berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, dan Proporpioni et
Proportionality. Buku itu yang pertama memuat dasar-dasar akuntansi. Pada bagian buku itu
terdapat subjudul “Tractus de Computies et Screptoria” yang membahas secara khusus
dasar-dasar akuntansi. Karena tulisannya itu, Lucas Paciolo dijuluki Bapak Akuntansi.

Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry bookkeeping
system sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Dalam bukunya, Lucas Paciolo menjelaskan
praktik-praktik yang berlaku di venesia pada masa itu yang kemudian dikenal sebagai
“Metode Venesia atau “Metode Italia “. Oleh sebab itu ia bukanlah penemu dari double entry
bookkeeping system, tetapi orang pertama yang menguraikan mengenai apa yang
dipraktikkan pada masa itu. Ia menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk
memberikan informasi yang tidak tertunda kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva
dan utang-utangnya.

Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan
menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto
Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto
Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan
demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.”

Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah
ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis
bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang
dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad

4 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu
digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”
Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap
perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di
Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam
undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang,
mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya
perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai
informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.

Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi


sebagai berikut.
 Tahun 1775 : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry
maupun double entry.

 Tahun 1800 : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan
dalam perusahaan.

 Tahun 1825 : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).

 Tahun 1850 : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang
dianggap lebih penting.

 Tahun 1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui
ujian yang dilaksanakan secara nasional.

 Tahun 1925 : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
1. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan,
akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
2. Laporan keuangan mulai diseragamkan;
3. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
4. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya
“punch card record”.

 Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan
akuntansi, yaitu sebagai berikut.
1. Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.
2. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
3. Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
5 | Sejarah Akuntansi di Indonesia
4. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai
ditawarkan profesi akuntan.
5. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan
manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.
7. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.

 Tahun 1975 : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-
bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
1. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan
usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;
2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model
organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis
cost benefit;
3. Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
4. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal;
dan
5. Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi
perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.

2.3 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI DI


INDONESIA

6 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB
2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik
akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang
dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era
ini Belanda mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping)
sebagaimana yang dikembangkan oleh Lucas Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda-yang
merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan-memainkan peranan
penting dalam praktik bisnis di Indonesia selama era ini (Diga dan Yunus 1997).

Kegiatan ekonomi pada masa penjajahan meningkat cepat selama tahun 1800an dan awal
tahun 1900an. Hal ini ditandai dengan dihapuskannya tanam paksa sehingga pengusaha
Belanda banyak yang menanmkan modalnya di Indonesia. Peningkatan kegiatan ekonomi
mendorong munculnya permintaan akan tenaga akuntan dan juru buku yang terlatih.
Akibatnya, fungsi auditing mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1907 (Soemarso 1995).
Peluang terhadap kebutuhan audit ini akhirnya diambil oleh akuntan Belanda dan Inggris
yang masuk ke Indonesia untuk membantu kegiatan administrasi di perusahaan tekstil dan
perusahaan manufaktur (Yunus 1990). Internal auditor yang pertama kali datang di Indonesia
adalah J.W Labrijn-yang sudah berada di Indonesia pada tahun 1896 dan orang pertama
yang melaksanakan pekerjaan audit (menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan)
adalah Van Schagen yang dikirim ke Indonesia pada tahun 1907 (Soemarso 1995).

Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan Negara-
Government Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soermarso 1995). Akuntan
publik yang pertama adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor di Indonesia pada
tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu kantor akuntan
H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-Belasting Accountant
Dienst (Soemarso 1995). Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang bekerja
sebagai akuntan publik. Orang Indonesa pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah
JD Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada
tanggal 21 September 1929 (Soemarso 1995).

Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945, dengan
mundurnya Belanda dari Indonesia. Pada tahun 1947 hanya ada satu orang akuntan yang
berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soermarso 1995). Praktik akuntansi model
Belanda masih digunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan
pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda. Nasionalisasi

7 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


atas perusahaan yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang orang Belanda dari Indonesia
pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997).

Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan, Indonesia pada akhirnya berpaling ke
praktik akuntansi model Amerika. Namun demikian, pada era ini praktik akuntansi model
Amerika mampu berbaur dengan akuntansi model Belanda, terutama yang terjadi di
lembaga pemerintah. Makin meningkatnya jumlah institusi pendidikan tinggi yang
menawarkan pendidikan akuntansi-seperti pembukaan jurusan akuntansi di Universitas
Indonesia 1952, Institute Ilmu Keuangan (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara-STAN) 1990,
Univesitas Padjajaran 1961, Universitas Sumatera Utara 1962, Universitas Airlangga 1962
dan Universitas Gadjah Mada 1964 (Soermarso 1995)-telah mendorong pergantian praktik
akuntansi model Belanda dengan model Amerika pada tahun 1960 (ADB 2003). Selanjutnya,
pada tahun 1970 semua lembaga harus mengadopsi sistem akuntansi model Amerika (Diga
dan Yunus 1997).

Pada pertengahan tahun 1980an, sekelompok tehnokrat muncul dan memiliki kepedulian
terhadap reformasi ekonomi dan akuntansi. Kelompok tersebut berusaha untuk menciptakan
ekonomi yang lebih kompetitif dan lebih berorientasi pada pasar-dengan dukungan praktik
akuntansi yang baik. Kebijakan kelompok tersebut memperoleh dukungan yang kuat dari
investor asing dan lembaga-lembaga internasional (Rosser 1999). Sebelum perbaikan pasar
modal dan pengenalan reformasi akuntansi tahun 1980an dan awal 1990an, dalam praktik
banyak ditemui perusahaan yang memiliki tiga jenis pembukuan-satu untuk menunjukkan
gambaran sebenarnya dari perusahaan dan untuk dasar pengambilan keputusan; satu untuk
menunjukkan hasil yang positif dengan maksud agar dapat digunakan untuk mengajukan
pinjaman/kredit dari bank domestik dan asing; dan satu lagi yang menjukkan hasil negatif
(rugi) untuk tujuan pajak (Kwik 1994).

Akuntansi di Indonesia pada awalnya menganut system kontinental, seperti yang dipakai di
Belanda saat itu. Sistem ini disebut juga dengan tata buku yang sebenarnya tidaklah sama
dengan akuntansi, di mana tata buku menyangkut kegiatan- kegiatan yang bersifat
konstruktif dari proses pencatatan, peringkasan, penggolongan dan aktivitas lain yang
bertujuan menciptakan informasi akuntansi berdasarkan pada data. Sedangkan akuntansi
menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dan analitikal seperti kegiatan
analisis dan interpretasi berdasarkan informasi akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.

8 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


Perkembangan selanjutnya tata buku sudah mulai ditinggalkan orang. Di Indonesia
perusahaan atau orang semakin banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon.
Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia disebabkan adanya penanaman
modal asing di Indonesia yang membawa dampak positif terhadap perkembangan akuntansi,
karena sebagian besar penanaman modal asing menggunakan sistem akuntansi Amerika
Serikat (Anglo Saxon).

Penyebab lain sebagian besar mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan
akuntansi menyelesaikan pendidikannya di Amerika, kemudian menerapkan ilmu akuntansi
itu di Indonesia. Saat ini sistem Anglo Saxon semakin populer di Indonesia baik dalam
pendidikan akuntansi maupun dalam praktek dunia bisnis. Sekarang dapatkah Anda
menjelaskan perbedaan antara sistem kontinental dengan sistem Anglo Saxon? Apakah
perbedaannya? Untuk lebih jelasnya, mari perhatikan tabel berikut ini!

Perbedaan Akuntansi Sistem Kontinental dengan Anglo Saxon


Objek perbedaan Sistem Kontinental Sistem Anglo Saxon
1. Buku Harian Pengelompokan debet / kredit belumPengelompokan debet / kredit
rinci sudah rinci.
2. Akun Buku Besar
a. Penyusutan Menggunakan akun cadangan danMenggunakan akun beban
9 | Sejarah Akuntansi di Indonesia
dicatat kredit Penyusutan dan dicatat di sisi
debet.
b. Akun Menggunakan akun campuran Tidak menggunakan akun
campuran
c. Prive. Terdapat penyetoran prive Tidak terdapat penyetoran
prive.
3. Neraca Lajur Arsip disimpan sebagai dokumen. Arsip tidak disimpan karena
hanya sebagai alat bantu.
4. Laporan Terdiri atas:: Terdiri atas
Keuangan 1. Neraca 1. Neraca
2. Laporan perhitungan 2. Laporan perhitungan laba
laba rugi rugi
3. Laporan perubahan 3. Laporan perubahan modal
modal 4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Dana
6. Laporan Catatan Keuangan

Pada awal tahun 1990an, tekanan untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan muncul
seiring dengan terjadinya berbagai skandal pelaporan keuangan yang dapat mempengaruhi
kepercayaan dan perilaku investor. Skandal pertama adalah kasus Bank Duta (bank swasta
yang dimiliki oleh tiga yayasan yang dikendalikan presiden Suharto). Bank Duta go public
pada tahun 1990 tetapi gagal mengungkapkan kerugian yang jumlah besar (ADB 2003).
Bank Duta juga tidak menginformasi semua informasi kepada Bapepam, auditornya atau
underwriternya tentang masalah tersebut. Celakanya, auditor Bank Duta mengeluarkan opini
wajar tanpa pengecualian. Kasus ini diikuti oleh kasus Plaza Indonesia Realty (pertengahan
1992) dan Barito Pacific Timber (1993). Rosser (1999) mengatakan bahwa bagi pemerintah
Indonesia, kualitas pelaporan keuangan harus diperbaiki jika memang pemerintah
menginginkan adanya transformasi pasar modal dari model “casino” menjadi model yang
dapat memobilisasi aliran investasi jangka panjang.

Berbagai skandal tersebut telah mendorong pemerintah dan badan berwenang untuk
mengeluarkan kebijakan regulasi yang ketat berkaitan dengan pelaporan keuangan.
Pertama, pada September 1994, pemerintah melalui IAI mengadopsi seperangkat standar
akuntansi keuangan, yang dikenal dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK). Kedua, Pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia (World Bank) melaksanakan
Proyek Pengembangan Akuntansi yang ditujukan untuk mengembangkan regulasi akuntansi
dan melatih profesi akuntansi. Ketiga, pada tahun 1995, pemerintah membuat berbagai

10 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


aturan berkaitan dengan akuntansi dalam Undang Undang Perseroan Terbatas. Keempat,
pada tahun 1995 pemerintah memasukkan aspek akuntansi/pelaporan keuangan kedalam
Undang-Undang Pasar Modal (Rosser 1999).

Jatuhnya nilai rupiah pada tahun 1997-1998 makin meningkatkan tekanan pada pemerintah
untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan. Sampai awal 1998, kebangkrutan
konglomarat, collapsenya sistem perbankan, meningkatnya inflasi dan pengangguran
memaksa pemerintah bekerja sama dengan IMF dan melakukan negosiasi atas berbagaai
paket penyelamat yang ditawarkan IMF. Pada waktu ini, kesalahan secara tidak langsung
diarahkan pada buruknya praktik akuntansi dan rendahnya kualitas keterbukaan informasi
(transparency). Berikut ini tabel ringkasan perkembangan akuntansi di Indonesia

11 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB
2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik
akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang
dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era
ini Belanda mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping)
sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda-yang
merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan-memainkan peranan
penting dalam praktik bisnis di Indonesia selama era ini (Diga dan Yunus
1997).Perkembangan akuntansi di Indonesia, pada mulanya menganut sistem kontinental,
sama seperti yang di pakai Belanda. Sistem kontinental ini, yang di sebut juga Tata Buku

12 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


atau Pembukuan, yang sebenarnya tidak sama dengan akuntansi, karena Tata Buku
(Bookkeeping) adalah elemen prosedural dari akuntansi sebagaimana aritmatika adalah
elemen prosedural dari matematika

Selain itu, terletak perbedaan antara tata buku dengan Akuntansi, yakni :

 Tata Buku (Bookkeeping) : menyangkut kegiatan – kegiatan proses akuntansi seperti


pencatatan, peringkasan, penggolongan, dan aktivitas – aktivitas lain yang bertujuan
untuk menghasilkan informasi akuntansi yang berdasarkan pada data.
 Akuntansi (Accounting) : menyangkut kegiatan – kegiatan analisis dan interprestasi
berdasarkan informasi akuntansi.

Seiring perkembangan, selanjutnya tata buku mulai di tinggalkan orang. Di Indonesia,


orang atau perusahaan semakin banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo
Saxonyang berasal dari Amerika, dan ini di sebabkan oleh :

1. Pada tahun 1957, Adanya konfrontasi Irian Barat antara Indonesia – Belanda yang
membuat seluruh pelajar Indonesia yang sekolah di Belanda di tarik kembali dan dapat
melanjutkan kembali studinya di berbagai negara (termasuk Amerika), terkecuali negara
Belanda.
2. Hampir sebagian besar mereka yang berperan dalam kegiatan pengembangan
akuntansi menyelesaikan pendidikannya di Amerika, dan menerapkan sistem
akuntansi Anglo Saxon di Indonesia. Sehingga sistem ini lebih dominan di gunakan
daripada sistem Kontinental / Tata buku di Indonesia.
3. Dengan adanya sistem akuntansi Anglo Saxon, Penanaman Modal Asing (PMA) di
Indonesia membawa dampak positif terhadap perkembangan akuntansi.

Selain itu, terdapat beberapa perbedaan istilah antara tata buku dan akuntansi, yaitu :
-Istilah “ perkiraan ”, menjadi “ akun ”;
-Istilah “ neraca lajur ”, menjadi “ kertas kerja ” ; dan lain – lain.

Di Indonesia, Komite Prinsip Akuntansi (KPA) merumuskan Standar Akuntansi untuk di

13 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


sahkan oleh Pengawas Pusat Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) danberfungsi untuk menyesuaikan dan menyusun laporan keuangan yang
di keluarkan oleh pihak ekstern. Sejalan dengan perkembangan ekonomi, hubungan dagang
antarnegara pada masa – masa kerajaan di masa lalu seperti Majapahit, Mataram, Sriwijaya,
menjadi pintu masuk akuntansi dari negara lain ke Indonesia. Meskipun demikian, belum
terdapat penelitian yang memadai mengenai sejarah akuntansi di Indonesia. Masa
perkembangan akuntansi di Indonesia secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Masa Penjajahan Belanda dan Jepang


Kedatangan bangsa Belanda di Indonesia akhir abad ke-16 awalnya untuk berdagang,
kemudian Belanda membentuk perserikatan maskapai Belanda yang dikenal dengan
Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Pada tahun 1602, terjadi peleburan 14
maskapai yang beroperasi di Hindia Timur, yang selanjutnya di tahun 1619 membuka
cabang di Batavia dan kota-kota lainnya di Indonesia. Perjalanan VOC ini berakhir pada
tahun 1799 dan setelah VOC dibubarkan, kekuasaan diambil alih oleh Kerajaan Belanda.
Sejak masa itulah mulai tumbuh perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia. Catatan
pembukuan saat itu menekankan pada mekanisme debit dan kredit berdasarkan praktik
dagang yang semata-mata untuk kepentingan perusahaan Belanda.
Pada masa ini, sektor us aha kecil dan menengah umumnya dikuasai oieh masyarakat Cina,
India, dan Arab yang praktik akuntansinya menggunakan atau dipengaruhi oieh sistem dari
negara mereka masing-masing. Pada masa penjajahan Jepang tahun 1942 sampai 1945,
sistem akuntansi tidak banyak mengalami perubahan, yaitu tetap menggunakan pola
Belanda.

2. Masa Kemerdekaan
Sistem akuntansi yang beriaku di Indonesia mengikuti sejarah masa lampau dari masa
kolonial Belanda, maka sistem akuntansinya mengikuti akuntansi Belanda yang dikenal
dengan Sistem Tata Buku. Sistem Tata Buku ini merupakan subsistem akuntansi atau hanya
merupakan metode pencatatan.

Setelah masa penjajahan Belanda berakhir dan masuk ke dalam masa kemerdekaan,
banyak perusahaan milik Belanda yang dirasionalisasi yang diikuti pula dengan masuknya
berbagai investor asing, terutama Amerika Serikat. Para investor tersebut memperkenalkan
sistem akuntansi Amerika Serikat ke Indonesia.

Akuntansi masa kini telah berkembang dalam tahap masa kedewasaan menjadi suatu aspek

14 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


integral dari bisnis dan keuangan global. Keputusan yang berasal dari data-data akuntansi,
pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi internasional menjadi sangat penting untuk
mendapatkan interpretasi dan pemahaman yang tepat dalam komunikasi bisnis
internasional.

Sejarah akuntansi dan akuntan, memperlihatkan perubahan yang terus menerus secara
konsisten. Pada suatu waktu, akuntansi lebih mirip sistem pencatatan bagi jasa-jasa
perbankan tertentu dan bagi rencana pengumpulan pajak. Kemudian muncul pembukuan
double entry untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan usaha perdagangan. Saat ini akuntansi
beroperasi dalam lingkungan perilaku, sektor publik dan Internasional. Akuntansi
menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik domestik maupun
internasional.

Kemudian, setelah Indonesia merdeka dan mendapat pengakuan dari Belanda, mulailah
orang-orang Indonesia untuk dikirim ke Amerika Serikat untuk memperdalam ilmu akuntansi.
Pada tahun 1952 dibuka Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang
kemudian diikuti oleh perguruan tinggi negeri lain. Mulai tahun 1952 itulah akuntansi sistem
kontinental bergeser ke sistem anglo-saxon. Bersama 4 akuntan lulusan pertama FEUI
(Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) dan 6 lulusan Belanda, Prof.Sumardjo merintis
pendirian Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) tanggal 23 Desember 1957.

IAI sendiri memiliki peranan yang sangat besar di Indonesia yaitu menyusun Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) 1996 sebagai dasar penyusunan laporan keuangan
perusahaan di Indonesia. Dan saat ini, IAI yang bertugas sebagai regulator dan
pembuat standar akuntansi keuangan di Indonesia , telah menyelesaikan lebih dari 90
persen adaptasi International Financial Reporting Standard (IFRS) yang berlaku
secara global diseluruh dunia. Sehingga, ilmu akuntansi yang dipelajari di Indonesia
tentunya dipahami juga oleh negara di dunia

2.4 SEJARAH STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) DI


15 | Sejarah Akuntansi di Indonesia
INDONESIA

Sejarah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia

1. Selama masa penjajahan atau Pra PAI 1973

Selama penjajahan Belanda, Indonesia tidak memiliki standar Akuntansi jadi saat
itu hanya menggunakan standar Sound Business Pratice (menggunakan standar
Belanda). Tahun 1955 Indonesia pun belum mempunyai undang-undang resmi untuk
peraturan tentang standar keuangan.

2. Prinsip Akuntansi Indonesia pertama di Indonesia tahun 1973

Awal sejarah adanya standar akuntansi keuangan di Indonesia adalah ketika


menjelang diadakannya pasar modal aktif di Indonesia tahun 1973. Pada tahun 1973
terbentuk Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Pada
tahun tersebut juga dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang
bertugas menyusun standar keuangan.

Pada tahun 1974, Indonesia mulai mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat
oleh IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah
organisasi profesi akuntan yang juga merupakan badan yang menyusun standar
akuntansi di Indonesia. Organisasi profesi ini terus berusaha menanggapi
perkembangan akuntansi keuangan yang terjadi baik tingkat nasional, regional maupun
global, khususnya yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi sendiri.
Perkembangan akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini
16 | Sejarah Akuntansi di Indonesia
perkembangan standar akuntansi ini dilakukan secara terus menerus.

Pada 1984, komite PAI membuat sebuah revisi standar akuntansi dengan cara lebih
mendasar jika dibandingkan PAI 1973 dan mengkodifikasikan ke dalam sebuah buku
berjudul “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984”. Prinsip tersebut memiliki tujuan untuk
membuat suatu kesesuaian terhadap ketentuan akuntansi yang dapat diterapkan di
dalam dunia bisnis.

3. Harmonisasi IAS tahun 1994-2007

Ini merupakan masa awal IAI menerapkan system standar akuntansi di Indonesia yang
dituangkan di dalam buku berjudul “Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).” Komite PAI telah
bertugas selama empat periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994
dengan susunan personel yang selalu diperbarui. Selanjutnya, pada periode
kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi Komite Standar
Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian pada kongres VIII, tanggal 23-24
September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi
Keuangan untuk masa bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi untuk menyusun dan
mengesahkan PSAK.

Pada 1994, IAI telah melakukan berbagai langkah harmonisasi menggunakan standar
akuntansi internasional di dalam proses pengembangan standar akuntansi dan
melakukan revisi total pada PAI 1984 dan sejak itu mengeluarkan serial standar
keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitken sejak
1 Oktober 1994. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ditetapkan sebagai standar
akuntansi yang baku di Indoneisa. Perkembangan standar akuntansi ketiga ini ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti
dan mengantisipasi perkembangan internasional. Banyak standar yang dikeluarkan itu
sesuai atau sama dengan standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh IASC.

Sekarang ini ada dua PSAK yang dikeluarkan oleh 2 Dewan Standar Akuntansi
Keuangan, yaitu:

a. PSAK Konvensional
b. PSAK Syariah

Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah
maupun non lembaga syariah. Pengembangan dengan model PSAK umum namun
17 | Sejarah Akuntansi di Indonesia
berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI. PSAK ini tentu akan terus bertambah dan
revisi sesuai kebutuhan perkembangan bisnis dan profesi akuntan.

Sejak tahun 1994 hingga 2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini
ditunjukkan Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi
Keuangan untuk menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk
membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI
melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang
kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan
lainnya dibuat sendiri.

4. Konvergensi IFRS tahun 2008

Setelah terjadi sebuah perubahan harmonisasi menjadi adaptasi, selanjutnya


dilakukan adopsi guna terjadi konvergensi terhadap Internasional Financil Standards

18 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


(IFRS). Adopsi dilakukan secara penuh dengan tujuan tercapainya konvergensi
terhadap IFRS sehingga standar akuntansi keuangan dapat terlaksanakan lebih baik di
masa selanjutnya.

Di dalam proses berkembangnya standar akuntansi keuangan, terjadi beberapa


revisi yang dilakukan secara kontinyu, yaitu baik penyusunan ataupun penambahan dari
standar itu sendiri.sejak tahun 1994, telah dilakukan sekitar enam kali revisi hingga
tahun 2007. Di dalam revisi tersebut, ditambahkan sejumlah standar, yaitu KDPPLK
Syariah, 5 PSAK revisi, dan 6 PSAK baru. Saat ini terdapat 2 KDPPLK, 7 ISAK dan 62
PSAK.

Merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010,
buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik
berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan
sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1
Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006
dalam kongres IAI X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan
diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua
standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah.
Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS
dari total 33 standar (terjadi pada periode 2006-2008).

Baskerville (2010) dalam Utami, et al. (2012) mengungkapkan bahwa konvergensi


dapat berarti harmonisasi atau standardisasi, namun harmonisasi dalam konteks
akuntansi dipandang sebagai suatu proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi
dengan menetapkan batas tingkat keberagaman. Jika dikaitkan dengan IFRS maka
konvergensi dapat diartikan sebagai proses menyesuaikan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) terhadap IFRS

Lembaga profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa


Indonesia melakukan adopsi penuh IFRS pada 1 Januari 2012. Penerapan ini bertujuan
agar daya informasi laporan keuangan dapat terus meningkat sehingga laporan
keuangan dapat semakin mudah dipahami dan dapat dengan mudah digunakan baik
bagi penyusun, auditor, maupun pembaca atau pengguna lain.

Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi,


yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS
sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara

19 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


-negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara
bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.

Terdapat 3 tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:

a. Tahap Adopsi (2008 – 2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke
PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang
berlaku.
b. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap
persiapan infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara
bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS.
c. Tahap Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS
secara bertahap. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap dampak penerapan PSAK
secara komprehensif.

Indonesia merupakan bagian dari IFAC (International Federation of Accountant) yang


harus tunduk pada SMO (Statement Membership Obligation), salah satunya adalah
dengan menggunakan IFRS sebagai accounting standard. Konvergensi IFRS adalah
salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum.

Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November
2008, prinsip-prinsip G20 yang dicanangkan adalah:

a. Strengthening Transparency and Accountability


b. Enhancing Sound Regulation
c. Promoting Integrity in Financial Markets
d. Reinforcing International Cooperation
e. Reforming International Financial Institutions

Selanjutnya, pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan


untuk Srengthening Financial Supervision and Regulation.

“to call on the accounting standard setters to work urgently with supervisors and
regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve a single set
of high-quality global accounting standards.”

5. Konvergensi IFRS 2012 – 2015

Penerapan konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standards) di


20 | Sejarah Akuntansi di Indonesia
Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Berdasarkan informasi dari
organisasi profesional akuntan Indonesia yaitu IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) saat ini,
gap (jurang) perbedaan antara PSAK per Januari 2015 dengan IFRS adalah hanya 1
tahun. Selanjutnya timbul pertanyaan, IFRS apa saja yang sudah di adopsi oleh
Indonesia? hal ini penting mengingat ada beberapa IFRS yang keluar ditahun 2014
belum diadopsi oleh Indonesia yaitu IFRS 9, 14, dan 15 yang mungkin adakan menjadi
prioritas program kerja DSAK-IAI tahun 2015 (kutipan dari majalah akuntan Indonesia
oleh Ersa Tri Wahyuni, CA, CPSAK,CPMA, PhD(Cand)*

Sebelum itu, kita harus mengetahui standar apa saja yang dikeluarkan oleh IASB
(International Accounting Standard Board) selaku organisasi internasional yang
mengeluarkan IFRS. IFRS terdiri dari IAS, IFRS, SIC dan IFRIC. Sebelumnya IASB
bernama IASC (International Accounting Standards Committe) dan mengeluarkan
standar yang disebut IAS (International Accounting Standard) sebagai standar pelaporan
keuangan dan SIC (Standing Interpretation Committe) sebagai interpretasi dari standar
pelaporan keuangan. Selanjutnya setelah berubah nama, standar yang dibuat oleh IASB
dinamakan IFRS (International Financial Reporting Standards) dan interpretasinya
dinamakan IFRIC (International Financial Reporting Interpretations Committe

Indonesia tidak mengadopsi secara penuh (full adoption) seluruh standar yang ada
di IFRS, akan tetapi menggunakan standar yang dianggap sesuai untuk iklim usaha di
Indonesia dengan melakukan “konvergensi”. Berikut merupakan IAS dan IFRS yang
sudah di adopsi oleh PSAK Indonesia per Januari 2015

Fase I

 SAK per 1 Januari 2012 = IFRS 1 Januari 2009


 SAK berbasis IFRS:
o 40 PSAK
o 20 ISAK
o 11 PPSAK
 SAK Non-IFRS:
o PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian
o PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa
o PSAK 38: Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
o PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba
o ISAK 25: Hak atas Tanah
21 | Sejarah Akuntansi di Indonesia
Fase II

 SAK per 1 Januari 2015 = IFRS 1 Januari 2014


 Pertimbangan:
o Amandemen IFRS 2009-2014
o Annual improvements IFRS
o ED IFRS terbaru
o Proyek konvergensi IASB dan FASB (IFRS dan US GAAP)
o Implementasi SAK berbasis IFRS di Indonesia

 IFRS 1 Januari 2014 yang tidak diadopsi:


o IFRS 1, First Time Adoption of IFRS

menunggu waktu adopsi penuh IFRS

o IFRS 9, Financial Instruments

menunggu finalisasi IFRS 9 secara penuh

o IFRS 41, Agriculture

menunggu pembahasan amandemen IAS 41

o IFRS 15, Agreements for the Construction of Real Estate

IFRS 15, Revenue from Contracts with Customers akan mencabut IFRIC 15

o IFRS 21, Levies

dalam pembahasan dan menunggu perkembangan penerapan di negara lain

Perubahan SAK 2012

 PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian


22 | Sejarah Akuntansi di Indonesia
Efektif 2012

 PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa

Efektif 2012

 PSAK 38: Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

Efektif 2013

 ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan

E fektif 2014

 ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas dengan Ekuitas

Efektif 2014

 ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi pada Tambang
Terbuka

E fektif 2014

PSAK yang Efektif per 1 Januari 2015

 PSAK 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan


 PSAK 66 (2013): Pengaturan Bersama
 PSAK 15 (2013): Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
 PSAK 65 (2013): Laporan Keuangan Konsolidasian
 PSAK 4 (2013): Laporan Keuangan Tersendiri
 PSAK 67 (2013): Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
 PSAK 46 (2013): Pajak Penghasilan

PSAK yang Efektif per 1 Januari 2015

 PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar

23 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


 PSAK 55 (2013): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
 PSAK 50 (2013): Instrumen Keuangan: Penyajian
 PSAK 60 (2013): Instrumen Keuangan: Pengungkapan
 ISAK 26 (2013): Penilaian Ulang Derivatif Melekat
 PSAK 24 (2013): Imbalan Kerja
 PSAK 48 (2013): Penurunan Nilai

2.5 BIDANG – BIDANG AKUNTANSI

1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)


2. Pemeriksaan Akuntan (Auditing)
3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
5. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
6. System Informasi (Information System)
7. Anggaran (Budgeting)
8. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)
9. Akrual Basis dan Kas Basis
10. Akuntan Internal dan Akuntan Eksternal
11. Akuntansi Proyek (Project Accounting)

2.6 HUBUNGAN AKUNTANSI DENGAN BIDANG LAIN

Pentingnya pemahaman akuntansi tidaklah terbatas hanya pada dunia usaha semata.
Banyak karyawan yang pendidikannya bukan dalam bidang bisnis juga menggunakan data
akuntansi dan mereka itu perlu mengetahui prinsip-prinsip serta terminologi akuntansi.
Semua orang akan berhubungan dengan transaksi usaha sehingga harus memperhatikan
aspek keuangan yang terdapat dalam dirinya sendiri. Dalam dunia bisnis yang semakin
modern, akuntansi memainkan peranan penting, dan dalam arti luas semua warga Negara
akan berhubungan dengan dunia akuntansi pada kesempatan tertentu.

BAB III
24 | Sejarah Akuntansi di Indonesia
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sebenarnya akuntansi sudah ada sejak pada abad 3600 SM. Lalu mulai merkembang
dengan ditemukannya buku tentang double entry. Orang yang pertama kali menulis buku
tentang double entry bookkeeping systemadalah Bonedetto Cotrugli dan orang yang
pertama kali menerbitkan buku tentang double entry bookkeeping system adalah Luca
Pacioli pada tahun 1949. Sedangkan di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642,
tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta
sejak tahun 1747.

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan


menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga
dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk
pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.

Akuntansi sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain meskipun hal itu tidak selalu
berhubungan, terutama di zaman modern ini yang pertarungan bisnis dan perkembangan
ilmu dan teknologi yang semakin pesat menuntut semua kegiatan menggunakan ilmu
akuntansi meskipun terkadang tidak dilakukan persis sesuai dengan aturan.

25 | Sejarah Akuntansi di Indonesia


DAFTAR PUSTAKA

 Divisi Litbang Madcoms. 2005. Seri Panduan Lengkap Myob Accounting,


Yogyakarta : Andi Harahap, Sofyan Syafri. 1997. Teori Akuntansi, Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada

 Rosjidi. 1999. Teori Akuntansi. Tujuan, Konsep, dan Struktur, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
 Yadiati, Winwin & Ilham Wahyudi. 2007. Pengantar Akuntansi, Jakarta :
Kencana
 http://id.shvoong.com/humanities/h_history/1699638-sejarah-perkembangan-
akuntansi/
 http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi
 http://www.geocities.com/bert_tons/akuntansi.html
 http://patrickgalugu.blogspot.com/2013/09/sejarah-dan-perkembangan-
teori.html
 http://ilmuakuntansi.web.id/sejarah-akuntansi/
 http://jannysuarjanny.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-ilmu-
akuntansi-di.html
 http://aisaanjani.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-standar-akuntansi-keuangan-
sak.html
 https://elraihany.wordpress.com/2013/04/24/konvergensi-ifrs-di-indonesia-
perkembangan-dan-dampaknya-terhadap-bisnis-dan-auditor/
 http://www.primaciptasolusindo.com/news/read/regular-training-20-nov-2014-
update-perkembangan-konvergensi-ifrs-di-indonesia
 http://anakuntansi.wordpress.com/2009/03/27/sejarah-akuntansi-di-indonesia/
 http://nanomuhamad.wordpress.com/2012/09/14/sejarah-akuntansi-di-
indonesia/
 http://cescbergas.blogspot.com/2013/04/sejarah-perkembangan-akuntansi.html
 http://ilmubisnis.co.id/sejarah-perkembangan-akuntansi-di-indonesia/

26 | Sejarah Akuntansi di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai