Disusun Oleh:
Redy Sepriyadi 120620220011
Ichwanul Ichsan 120620220004
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Loyalitas pelanggan dalam dunia bisnis sangatlah penting baik dari segi perusahaan
barang maupun perusahaan jasa. Pelaku bisnis sangat mengharapkan dapat mempertahankan
pelanggannya dalam jangka panjang, bahkan jika mungkin selama mungkin atau seumur
hidup pelanggan.Pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan lebih rendah untuk
melakukan switching (berpindah merek), menjadi strong word of mouth (Bowen & Chen,
2001; Rowley & Dawes, 2000; Hallowell, 1996 dalam Darsono, 2004).
Seorang pelanggan yang loyal akan mengurangi usaha untuk mencari alternatif
produk lain, memberikan umpan balik positif kepada perusahaan. Selain itu ada bukti yang
kuat bahwa loyalitas memiliki hubungan dengan profitabilitas terhadap perusahaan
(Hallowell,1996; Rowley & Dawes,1999 dalam Darsono 2004). pelanggan yang tidak loyal
akan mengurangi jutaan pendapatan dan keuntungan yang diperoleh karena pelangaan
berpindah kepada produk dan jasa perusahaan lainnya. Oleh karena itu alternatif yang lebih
baik adalah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan pasar yang sudah ada, salah
satunya adalah melalui usaha meningkatkan kesetiaan pelanggan.
Banyak anggapan bahwa kepuasan pelanggan akan membentuk pelanggan yang loyal
terhadap perusahaan. Namun, Rowley & Dawes (1997) seperti yang dijelaskan oleh Darsono
(2004) menyatakan bahwa hubungan antara kepuasan dengan loyalitas tidak jelas. Buktinya
Strauss & Neugaus (1997) seperti yang dijelaskan oleh Darsono (2004) menemukan bahwa
sejumlah pelanggan yang mengekspresikan kepuasan masih berpindah merek.
Salah satu cara untuk membuat pelanggan menjadi loyal adalah dengan menggunakan
CRM (Customer Relationship Management) dan bahkan saat ini, penerapan CRM juga bisa
melalui teknologi internet yang disebut e-CRM, yaitu salah satu strategi yang digunakan
untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan juga untuk menarik, menjaga atau
mempertahankan konsumen agar tetap dekat dengan perusahaan. CRM dikatakan berhasil
apabila perusahaan tersebut sudah mendapatkan customer relation/customer loyalty/
kesetiaan konsumen terhadap perusahaan dan juga produk atau jasa yang diberikan
perusahaan tersebut. CRM adalah strategi yang diterapkan secara luas untuk mengelola
interaksi suatu perusahaan dengan pelanggan, klien dan prospek penjualan. Bukan hanya
melibatkan penggunaan teknologi untuk mengatur dan mensinkronisasi proses bisnis,
terutama kegiatan penjualan, tetapi juga orang-orang untuk pemasaran, layanan
pelanggan,dan dukungan teknis. Tujuan keseluruhan adalah untuk menemukan, menarik, dan
mendapatkan klien baru, memelihara dan mempertahankan yang telah dimiliki perusahaan,
menarik mantan konsumen untuk kembali, dan mengurangi biaya pemasaran dan pelayanan
klien
PEMBAHASAN
CRM mencakup metode dan teknologi yang digunakan perusahaan untuk mengelola
hubungan mereka dengan pelanggannya. Informasi yang disimpan untuk setiap pelanggan
dan calon pelanggan dianalisis dan digunakan untuk tujuan ini. Proses otomasi dalam CRM
digunakan untuk menghasilkan personalisasi pemasaran otomatis berdasarkan informasi
pelanggan yang tersimpan di dalam sistem.
1. Kalakota dan Robinson CRM adalah salah satu fungsi yang terintegrasi dari
strategi pemasaran, pemesanan dan pelayanan dan bertujuan untuk bisa
meningkatkan pendapat dari kepuasan pelanggan.
2. Kotler dan Keller
CRM adalah serangkaian proses mengelola informasi rinci tentang pelanggan
perorangan dan semua titik kontak pelanggan secara seksama untuk
memaksimalkan loyalitas pelanggan.
3. Laudon dan Traver
CRM adalah serangkaian proses menyimpan informasi pelanggan dan merekam
semua kontak yang terjadi antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil
pelanggan untuk dapat digunakan oleh para staf perusahaan yang membutuhkan
informasi tentang pelanggan ini.
4. Schiffman dan Kanuk
CRM adalah satu satu cara perusahaan untuk membina relasi dengan para
pelanggan - dengan tujuan memelihara kesetiaan dan komitmen pelanggan agar
tetap menggunakan produk perusahaan yang bersangkutan.
5. Sweeney Group
CRM adalah semua alat, teknologi dan prosedur untuk mengelola, meningkatkan,
atau memfasilitasi penjualan, dukungan dan suatu interaksi terkait dengan
pelanggan, prospek, dan mitra bisnis di seluruh perusahaan. Ini mengasumsikan
bahwa CRM adalah hal yang terlibat dalam setiap transaksi B2B.
6. Newell
CRM adalah sebuah modifikasi dan suatu pembelajaran perilaku konsumen setiap
waktu dari setiap interaksi, perlakuan terhadap para pelanggan dan membangun
kekuatan antara konsumen dan perusahaan.
Terdapat tiga tahap dalam sistem CRM yang harus dilakukan oleh setiap organisasi
perusahaan, berikut adalah penjelasannya.
Aktivitas CRM pada dasarnya bertujuan agar perusahaan dapat mengenali pelanggan
secara lebih detail dan melayani mereka sesuai kebutuhannya. Secara umum, beberapa
aktifitas utama dari konsep CRM adalah sebagai berikut :
1. Biaya menarik pelanggan lebih rendah. Ini mencakup biaya pemasaran, surat-
menyurat, kontak pelanggan, follow-up, fulfilment, dan pelayanan
2. Tidak perlu merekrut terlalu banyak pelanggan untuk menjaga volume penjualan,
terutama pemasaran business to business (B2B)
3. Mengurangi biaya penjualan, umumnya pelanggan yanh ada lebih responsive. CRM
akan mengurangi biaya kampanye dan meningkatkan return on investment (ROI)
dalam pemasaran dan komunikasi pelanggan.
4. Profitabilitas pelanggan lebih tinggi, share lebih besar, follow-up penjualan yang lebih
baik memberikan masukan ke[ada pelanggan lain tentang layanan dan kepuasan,
dapat dilakukan cross-sell atau up-sell dari pembelian saat ini
5. Meningkatkan kesetiaan dan retensi pelanggan. Pelanggan bermitra dalam waktu
lama, membeli lebih banyak dan langsung memberikan requirement sehingga ikatan
hubungan bertambah langgeng
6. Dapat mrlakukan evaluasi pelanggan yang menguntungkan atau tidak
Pengukuran kinerja pelanggan (CPM) adalah akuisisi, analisis dan evaluasi informasi
pelanggan terkait inerja dan tugas penting (analitis) Customer Relationship management
(CRM).
Life cycle profitability (LCP) atau keuntungan siklus yang bertujuan untuk
meelakukan analisis LCP demi mencapai keuntungan maksimal untuk investasi dalam jangka
Panjang. Rumus LCP dasar untuk investasi tunggal adalah
Dimana:
K = tingkat diskonto
Investasi menguntungkan jika LCP > 0, LCP tinggi berarti keuntungan yang tinggi.
Ada beberapa analisis yang berkaitan dengan Analisa LCP. Itu termasuk analisi Life
Cycle Cost (LCC), analisis cost / benefit dan net present value (NPV). Nilai LCP sangat
tergantung pada tingkat diskonto dan kualitas arus kas dalam periode investasi.
Keuntungan mempengaruhi factor nilai diskon ; analisis LCPakan mengotimalkan
keuntungan investasi.
Buttle (2004) menyatakan bahwa rantai nilai (value chain) CRM merupakan proses
lima tahap untuk pengembangan dan penerapan strategi CRM. Masingmasing dari kelima
tahap tersebut dilakukan dengan menggunakan sejumlah alat dan proses. Kelima tahap
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Portofolio pelanggan
Penggunaan istilah „portofolio‟ dalam analisis ini menunjukkan bahwa hasil dari
proses ini merupakan klasifikasi pelanggan menjadi kelompok-kelompok berlainan
yang kemudian dikelola berdasarkan portofolio, atau secara kolektif. Hal ini didasari
bahwa tidak semua pelanggan harus dikelola dengan cara yang sama. Analisis
portofolio pelanggan bertujuan mengoptimalkan kinerja CRM keuntungan di seluruh
basis pelanggan dengan menawarkan proposi-proposi nilai yang dibeda-bedakan
untuk segmen pelanggan yang berbeda-beda. Analisis portofolio pelanggan
memeriksa pasar untuk mengetahui peluang keuntungan di masa depan.
2. Keintiman pelanggan
Pada tahap ini dapat dikenali identitas, riwayat, tuntutan, harapan dan pilihan
pelanggan. Tanpa pemahaman yang cukup maka tidak akan dapat membuat dan
mengemukakan usulan yang diyakini sesuai dengan permintaan pelanggan, apalagi
lebih baik dari pada para pesaingnya. Wawasan mengenai pelanggan akan membantu
dalam membuat putusan CRM yang baik. Dalam hal ini bank data pelanggan
merupakan dasar bagi pelaksanaan strategi CRM. Pada bank data pelanggan akan
dikenali identitas, riwayat, tuntutan, harapan, dan pilihan pelanggan. Informasi untuk
bank data dapat dicari secara internal maupun secara eksternal.
3. Pengembangan jaringan
Pengembangan jaringan dimaksudkan untuk mengidentifikasi, menjelaskan, dan
mengelola hubungan dengan anggota jaringan dalam perusahaan. Hal ini termasuk
organisasi-organisasi dan orang-orang yang berkontribusi pada penciptaan dan
penyampaian proporsi nilai untuk pelanggan terpilih. Jaringan dapat mencakup
anggota dari luar seperti supplier, mitra dan pemilik/investor, dan juga pihak internal
yang penting, yaitu karyawan. Klaim dasar dalam membuat dan mengarur jaringan
bisnis adalah tercapainya tujuan CRM dalam menuntut perusahaan untuk
mengembangkan dan mengatur jaringan bisnis yang terdiri dari pemasok barang,
rekan bisnis, investor, dan pekerja. Kinerja CRM akan menjadi lebih baik apabila
sumber daya jaringan selaras dan terkoordinasi untuk mendukung pembuatan dan
pengiriman nilai pada pelanggan utama perusahaan. Kebanyakan perusahaan
beroperasi dalam dan melalui dua bentuk utama jaringan, yakni jaringan pemasok
(supplier) dan jaringan distribusi. Jaringan pemasok (supplier) terdiri atas banyak
hubungan tak langsung sedangkan jaringan distribusi berkaitan dengan rantai
permintaan. Rantai permintaan terdiri atas pelanggan perusahaan inti, pelanggan
pemasok, dan pelanggan dari pelanggan pemasok hingga sampai pada pelanggan
akhir.
4. Pengembangan Proporsi Nilai
Tahap ini melibatkan pengidentifikasian sumber-sumber nilai bagi pelanggan dan
penciptaan suatu proposisi dan pengalaman yang memenuhi kebutuhan, harapan, dan
pilihan mereka. Nilai adalah persepsi pelanggan tentang keseimbangan antara manfaat
yang diterima dengan pengorbanan yang diberikan untuk mendapatkan manfaat
tersebut. Beberapa pelanggan beranggapan bahwa nilai sama dengan harga yang
murah. Untuk kelompok pelanggan lainnya nilai berarti terpenuhinya tuntutan yang
mereka berikan dan bagi kelompok lain kualitas adalah pertimbangan utama.
Adapun hal – hal yang dijadikan dasar nilai diatas adalah:
1. Sumber-sumber nilai pelanggan
Alat-alat yang digunakan untuk menciptakan nilai disebut marketing mix.
McCarthy dalam Buttle (2004) mengelompokkannya dalam suatu klasifikasi yang
dikenal dengan 4P, yaitu product (produk), price (harga), promotion (promosi),
dan place (tempat). Para ahli marketing jasa menganggap taksonomi tersebut
belum cukup, sehingga berdasarkan karakteristik jasa maka marketing mix
ditambah lagi dengan 3P yaitu people (orang), physical evidence (bukti fisik), dan
process (proses).
2. Pengalaman pelanggan
Pengalaman pelanggan merupakan tanggapan kognitif maupun afektif secara
keseluruhan dari pelanggan atas paparan mereka terhadap kinerja perusahaan.
Walupun pelanggan dapat melaporkan kesan mereka dalam banyak variabel tetapi
ada dua variabel yang dominan, yakni orang dan proses. Pelanggan
mengumpulkan banyak pengalaman pribadi tentang perusahaan ketika mereka
berhubungan langsung dengan orang dan proses. Pengalaman pelanggan
merupakan pendorong utama komunikasi dari mulut ke mulut.
5. Kepuasan Pelanggan
Definisi kepuasan dan ketidakpuasan, Day ( dalam Tse dan Willton 1998)
menyatakan bahwa kepuasan atau ketidak puasan pelnggan adalah respon pelanggan
terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan
sebelumnya dengan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
Kepuasan pelanggan berbeda dengan kualitas pelayanan. Kepuasan pelanggan
merupakan evaluasi spesifik terhadap transakasi pemberian jasa, sedang kualitas
pelayanan adalah persepsi terhadap kualitas jasa terkait dengan penilaian umum
mengenai superioritas pemberian jasa. Perbedaan lain adalah Kualitas pelayanan
dapat dilakukan tanpa harus ada pelanggan sedangkan kepuasan pelanggan harus
melibatkan konsumen dan produsen.
1. penelitian yang dilakukan oleh Maidi (2014) tentang pengaruh customer relationship
management terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Moga djaja di Surabaya, bertujuan untuk
mengetahui pengaruh CRM terhadap loyalitas pelanggan dalam pembelian produk viva dan
Red A cosmetic. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian tersebut, dapat
disimpulkan sebagai berikut, berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa CRM melalui program continuity marketing, one to one marketing dan
partnering program mempunyai pengaruh dan hubungan positif dan signifikan terhadap
loyalitas pelanggan dalam pembelian produk viva dan Red A cosmetic pada PT. Moga Djaja
2. penelitian yangdilakukan oleh Jajuk Suprijanti (2018) tentang analisi pengaruh value chain
customer rrelationship management terhadap kepuasan pelanggan pada PT Pos Indonesia di
gresik dengan tujuan mencari korelasi pengaruh antara rantai nilai CRM dengan kepuasan
pelanggan. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan :
3.1 Kesimpulan
Agar perusahaan mencapai hasil yang diinginkan dalam kaitannya dengan CRM,
faktor lingkungan organisasi dan ekonomi harus diperkuat. Untuk itu, perusahaan harus
berupaya menciptakan budaya dan struktur organisasi, yang menempatkan pelanggan di
pusat proses bisnis, dan mempertimbangkan nilai pelanggan dan kepuasan mereka di
puncak aktivitas mereka, dan tidak hanya menggunakan taktik individu dalam
hubungannya dengan pelanggan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi manajer untuk menekankan berbagai proses dan
aktivitas CRM di bank. Manajer bank perlu memahami siapa pelanggan potensial yang
berharga, jenis layanan dan produk apa yang mereka butuhkan, mengapa pelanggan
terhubung dengan pesaing, bagaimana mereka dapat mempertahankan pelanggan, dan
bagaimana mereka dapat menarik pelanggan yang berharga untuk datangmeningkatkan
kinerja mereka. Mereka juga harus berusaha untuk membangun hubungan jangka
panjang dengan pelanggan mereka saat ini, meyakinkan mereka untuk menggunakan
layanan perbankan, menerima keluhan pelanggan dan menyelesaikan masalah mereka
sesegera mungkin, dan membuat pelanggan berpikir terus-menerus tentang produk atau
layanan yang mereka tawarkan. Melalui perbaikan sistem ini, hubungan antara CRM dan
kinerja dapat ditingkatkan juga. Tanpa memahami hal ini, sulit bagi bank untuk
menentukan aktivitas spesifiknya seputar CRM, yang kemungkinan dapat mengarah pada
kinerja terukur yang lebih luas
Daftar Pustaka
Buttle, Francis. 2011. Customer Relationship Management, Concepts and Technology. Third
edition, Routledge, 2011
Kalakota, Ravi dan Robinson, Marcia. 2001. E – Business 2.0 Roadmap For Success.
Addison – Wesley , USA.
Kotler, P., & Armstrong, G. 2004 Principles of marketing. New Jersey - Prentice Hall
Laudon, Kenneth C and Jane P. 2003. Essentials of Management Information System.
New Jersey: Prentice-Hall.
Lam, Y, Shankar, V, Murthy (2004), “Customer Value, Satisfaction, Loyalty and Switching
Cost: An Illustration From A B2B Service Context”, Journal of The Academy Of
Marketing Science, Vol. 32, No. 3
Liao, H (2012), “Service Quality and Customer Satisfaction: Direct and Indirect Effects in a
B2B Customer Loyalty Framework”, The Journal of Global Business Management,
Vol. 8
Pradana, Fredi (2018), Pengaruh Manajemen Hubungan Pelanggan, Kualitas Pelayanan dan
Kualitas Pengalaman terhadap Loyalitas Pelanggan dengan Kepuasan Pelanggan
sebagai Variable Intervening pada Nasabah FAC Sekuritas di Yogyakarta, jurnal
manajemen bisnis, Vol 9 no.2