PENDAHULUAN
1
Customer Relationship Management (CRM) merupakan salah satu sarana
untuk menjalin hubungan yang berkelanjutan antara perusahaan dengan para
stakeholder maupun shareholdernya. Saat ini banyak perusahaan yang memanfaatkan
Customer Relationship Management (CRM) untuk menjalin hubungan dengan
pelanggan. Dengan memanfaatkan CRM, perusahaan akan mengetahui apa yang
diharapkan dan diperlukan pelanggannya sehingga akan tercipta ikatan emosional
yang mampu menciptakan hubungan bisnis yang erat dan terbuka serta komunikasi
dua arah di antara mereka. Dengan demikian kesetiaan pelanggan dapat
dipertahankan dan tidak mudah berpindah ke lain produk dan merek.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
5.Menentukan aturan penanganan strategi informasi CRM perubahan
Namun, dalam penerapan CRM juga selalu akan mengalami kendala, seperti:
1.Pada aplikasi TI, terbuangnya feature yang ditawarkan TI dengan percuma.
2.Pelanggan tetap mengeluh.
3.Hubungan dengan pelanggan tetap transaksional.
4.Tidak ada peningkatan efisiensi.
5.Staf sales dan marketing masih saling menyembunyikan data.
6.Keuntungan perusahaan masih stagnan/ jalan ditempat.
4
Manfaat-manfaat langsung ini berkontribusi pada margin yang
lebih besar dan pada gilirannya meningkatkn profitabilitas perusahaan.
b. Manfaat tidak langsung
Manfaat tidak langsung RM bagi organisasi jasa adalah retensi
karyawan, karena biasanya orang lebih suka bekerja diperusahaan yang
pelanggannya loyal dan puas. Iklim organisasi semacam ini sangat
kondusif bagi peningkatan kepuasan kerja dan produktivitas keryawan.
Apabila pelanggan internal (karyawan) puas dan loyal, maka mereka
akan lebih termotivasi untuk memuaskan pelanggan eksternal.
5
pelanggan Simpati jika kartu mereka hilang dan pelanggan masih dapat memakai
nomor yang sama dengan hanya membayar 50% dari harga kartu. Selain itu, benefit
yang dikeluarkan tentu saja perlu memiliki nilai yang sesuai dengan pelanggan.
2. Membuat profil dari setiap pelanggan
Langkah tersebut merupakan pengembangan dari proses segmentasi
konsumen yang sudah dilakukan pelanggan. Profil pelanggan menyangkut segala
aktivitas yang dilakukan oleh pelanggan mengenai penggunaan produk ataupun
layanan perusahaan. Profil pelanggan akan memberikan gambaran tentang kebutuhan,
keinginan, dan juga onsentrasi mereka tentang produk dan layanan perusahaan.
Terdapat 2 hal yang dapat menjadi parameter perusahaan dalam menentukan profiling
pelanggan: pertama adalah usage, dan kedua adalah uses. Usage disini menyangkut
seberapa banyak mereka menggunakan produk atau layanan perusahaan, kapan
menggunakannya, dan produk atau layanan apa saja yang digunakan. Sedangkan
Uses menyangkut bagaimana pelanggan memakai produk atau jasa perusahaan.
Dengan menggabungkan data-data dan dengan berbagai data pendukung lainnya,
profiling semacam ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Profil inilah yang kemudian dapat dipakai oleh
perusahaan untuk menentukan aktifitas marketing seperti apa yang cocok
diaplikasikan kepada pelanggan.
6
perusahaan dapat memberikan layanan yang sesuai dengan tingkat profitabiltas dari
setiap pelanggan.
7
konsumen baik berupa interaksi dengan perusahaan dan prospek kedepannya akan
sangat berharga, termasuk juga informasi yang diperoleh dari order kostumer,
informasi tentang support yang diberikan, request kostumer, complain, interview dan
survey yang telah diberikan. Bagi sistem CRM kesemua hal itu adalah input yang
sangat berharga bagi perusahaan.
2.4.2 Costumer Intelligence
Costumer intelligence adalah sebuah upaya untuk mengkotak-kotakkan
kostumer sesuai dengan needs dan kebutuhannya masing-masing. Tentu saja hal ini
bisa dilakukan dengan bantuan software atau manual manusia. Setelah ia dikotak-
kotakkan kita akan dengan mudah memasukkan kostumer itu kedalam permainan
strategi bisnis perusahaan. Contohnya adalah pembagian kostumer potensial,
kostumer biasa, dan kostumer tak potensial. Ini akan memudahkan kita untuk
mengetahui apakah kostumer itu cukup puas atau tidak.
8
1. Mendesain dan melaksanakan marketing campaign untuk mengoptimalkan
eketifitas marketing
2. Mendesain dan melaksanakan costumer campaign yang spesifik seperti cross
selling, up-selling, dan retensi.
3. Menilai respon kostumer terhadap produk dan level service, misalnya seperti
kenaikan harga, new product development, dan lainnya
4. Mengambil keputusan manajemen seperti forecasting financial dan costumer
profitability analysis
5. Prediksi terhadap level defect yang tak diinginkan kostumer (churn analysis).
CRM adalah sebuah sistem yang berbasis akan database kostumer, informasi
dari kostumer akan dengan segera diekstrak demi kepentingan perusahaan. Dalam
proses pengumpulan data sebagai bagian dari solusi CRM, sebuah perusahaan harus
mengingat bahwa privasi costumer dan kemanan data harus menjadi prioritas utama.
Beberapa penerap CRM yang baik malah tidak memperbolehkan data kostumernya
di-share atau diakses oleh pihak ketiga. Dalam hal ini mereka telah melakukan hal
yang benar. Yaitu perlindungan terhadap data dan privasi kostumer.
9
4. Intelijen Penjualan. Intelijen Penjualan atau Sales Intelligence dalam CRM
adalah sejenis dengan is similar to Analytical CRM, tetapi ditekankan lebih
jauh untuk piranti penjualan langsung dengan fitur untuk mencari peluang
Cross-selling/ Up-selling/ Switch-selling, kinerja penjualan, kecenderungan
pelanggan, margin pelanggan
5. Manajemen Kampanye. Campaign management mengkombinasikan
elemen antara CRM operasional dan analitik agar dapat menjalankan fungsi
pembentukan kelompok target dengan kriteria tertentu menggungakan data
pelanggan, mengirimkan materi yang terkait dengan kampanye produk untuk
calon tertentu menggunakan berbagai saluran seperti e-mail, telephone,
SMS, dan surat, menelusuri, menyimpan dan menganalisis statistik
kampanye.
6. Kolaboratif. Collaborative CRM mencakup aspek-aspek yang ditangani
korporasi yang terkait dengan pelanggan pada berbagai departemen seperti
pada bagian penjualan, dukungan teknis, dan pemasaran. Staf dari berbagai
departemen pada korporasi yang sama dapat saling bertukar dan berbagi
informasi yang dikumpulkan ketika berinteraksi dengan pelanggan. CRM
jenis ini bertujuan untuk menggunakan informasi yang dikumpulkan secara
bersama di semua departemen untuk peningkatkan kualitas pelayanan yang
diberikan.
10
BAB III
LOYALITAS DAN KEPUASAN PELANGGAN
11
Diagram Kepuasan Pelanggan
12
evaluasi segmen-segmen yang mungkin, pentingnya pasar dan nilai pertumbuhan
(Taylor, 2001).
Kualitas menurut American Society for Quality Control, adalah keseluruhan
ciri – ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk/jasa dalam hal
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau
bersifat laten (Lupiyoadi, 2001). Layanan menurut Moekijat (2003) merupakan suatu
kegiatan atau aktivitas yang sifatnya berwujud atau pun tidak berwujud yang
dilakukan untuk melayani konsumen dengan memberikan barang atau jasa disertai
atau tanpa disertai pemindahan kepemilikan atas suatu benda atau jasa tertentu.
Layanan menurut Tjiptono (2000) adalah suatu usaha dimana di dalamnya terdapat
proses pengakraban hubungan dengan konsumen yang bersifat obyektif dan
individual. Sedangkan kualitas Layanan menurut Tjiptono (2005) adalah upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya
untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas Layanan merupakan tingkat
keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut
untuk memenuhi harapan pelanggan (Lovelock 2004). Bitner (1999) mengemukakan
bahwa kualitas Layanan yang dirasakan merupakan hasil dari perbandingan kinerja
dan yang diterima konsumen dari penyedia jasa. Oliver (1999) menunjukkan bahwa
kualitas Layanan keseluruhan ditentukan oleh kesesuaian keinginan yang dihasilkan
dari perbandingan keinginan dan kinerja yang dirasakan konsumen. Berdasarkan
ketiga pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas Layanan adalah suatu
tingkat keunggulan yang dirasakan seseorang terhadap suatu jasa yang diharapkan
dari perbandingan antara keinginan dan kinerja yang dirasakan konsumen setelah
membeli jasa tersebut. Parasuraman (2003) mendefinisikan kualitas Layanan sebagai
seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dengan harapan para pelanggan atas
layanan yang mereka terima. Layanan yang berkualitas akan menciptakan kepuasan
terhadap pengguna layanan yang pada akhirnya dapat memberikan beberapa manfaat,
diantaranya terjalin hubungan yang harmonis antara penyedia jasa dengan pelanggan,
memberikan dasar yang kuat bagi pembelian ulang, dan terciptanya loyalitas
pelanggan.
Dimensi-dimensi yang dapat digunakan dalam mengevaluasi sekaligus
meningkatkan kualitas Layanan menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001) antara
lain:
1. Tangibles atau bukti fisik, yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal.
2. Reliability atau keandalan, yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanaan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
13
3. Responsiveness atau daya tanggap, yaitu suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan Layanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan
memberikan informasi yang jelas.
4. Assurance atau jaminan dan kepastian, yaitu pengetahuan, kesopan santunan,dan
kemampuan karyawan perusahaan dalam menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan kepada perusahaan.
5. Empathy yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan konsumen.
14
3.4 Nilai Pelanggan
Konsep nilai pelanggan memberikan gambaran tentang pelanggan suatu
perusahaan, mempertimbangkan apa yang mereka inginkan, dan percaya bahwa
mereka memperoleh manfaat dari suatu produk (Woodruff, 1997). William A. Band
(1991) melihat perlunya lintas fungsional dalam sebuah perusahaan, yaitu pemasaran,
operasi dan sumber daya manusia sebagai prasyarat dalam mengelola nilai pelanggan.
Elemen mengelola hubungan dengan pelanggan dan mengelola persepsi nilai adalah
tugas dari fungsi pemasaran, elemen meningkatkan kemampuan para karyawan
sebagai value creator adalah tugas dari manajemen sumber daya manusia, sedangkan
elemen meningkatkan kinerja kualitas adalah tugas dari fungsi operasi (Sinkula et al,
1997).
Konsep nilai pelanggan mengindikasikan suatu hubungan yang kuat
terhadap kepuasan pelanggan atau pelanggan (Woodruff, 1997). Dimana konsep
tersebut menggambarkan pertimbangan yang evaluatif pelanggan tentang produk
yang mereka konsumsi. Nilai yang diinginkan pelanggan terbentuk ketika mereka
membentuk persepsi bagaimana baik buruknya suatu produk dimainkan dalam situasi
penggunaan. Mereka mengevaluasi pengalaman penggunaan pada atribut yang sama,
seperti telah dijelaskan diatas bahwa atribut yang dimaksud disini adalah merk dan
keunggulan layanan atas produk. Nilai yang diterima bias mengarahkan secara
langsung pada formasi perasaan-perasaan kepuasan secara keseluruhan. Kepuasan
secara menyeluruh merupakan perasaan-perasaan pelanggan dalam respon untuk
evaluasi dari satu atau lebih pengalaman pelanggan dalam penggunaan suatu produk.
Dengan tercapainya tingkat kepuasan pelanggan yang optimal maka mendorong
terciptanya loyalitas di benak pelanggan yang merasa puas tadi.
15
BAB IV
PENERAPAN CRM
4.1 IMPLEMENTASI SOFTWARE/ APLIKASI CRM
Software/ aplikasi CRM sekarang ini sudah cukup banyak beredar di
pasaran, kebanyakan dibuat oleh perusahaan Amerika dan Eropa yang lebih dahulu
mengimplementasikan aplikasi CRM di perusahaan mereka. Aplikasi CRM berguna
bagi perusahaan dalam banyak hal. Pertama, dalam proses otomatisasi dari seluruh
data yang ingin dipakai perusahaandalam membangun database pelanggan. Dapat
dibayangkan betapa sulitnya mengumpilkan data-data pelanggan, mencatat beberapa
kali mereka menhubungi perusahaan dalam satu bulan, dan berapa kali mereka
menggunakan produk atau layanan perusahaan, dan berbagai data lain jika dilakukan
secara manual. Kedua, aplikasi CRM memberikan laporan-laporan dari data yang
dikumpulkan sehingga dapat menjadi informasi yang berguna bagi manajemen untuk
proses pengambilan kepurusan. Aplikasi CRM akan menjadi Decision Support
System, dimana pihak manajemen tidak lagi direpotkan pada urusan teknis dalam
membuat laporan dan menyusun informasi yang dibutuhkan.
Namun demikian, inisiatif CRM pada perusahaan tidaklah semata hanya
berhenti pada implementasi aplikasi CRM. Aplikasi CRM hanyalah sekedar teknologi
yang menjadi alat (tool) bagi perusahaan. Untuk menjamin implementasi CRM yang
sukses, banyak faktor yang harus dibenahi terlebih dahulu oleh perusahaan.
· Terdapat 3 aspek penting yang perlu dibenahi perusahaan dalam proses
implementasi CRM :
1. Orang : dalam aspek orang, biasanya meliputi internalisasi cara
berpikir orang tentang bagaimana melayani konsumen. Sehingga
memerlukan orang-orang yang professional dan dapat mengerti dari
visi implementasi CRM dengan jelas terlebih dahulu dan dipahami
secara benar oleh semua karyawan dalam perusahaan. Selanjutnya
adalah aspek kesiapan dari sisi pengetahuan dan keterampilan.
Perusahaan juga perlu mengadakan pelatihan-pelatihan dan proses
belajar yang membuat karyawan lebih siap dalam proses implementasi
CRM.
2. Proses dan prosedur : dari sisi proses dan prosedur, perusahaan harus
mendefinisikan secara lebih jelas target market yang akan dibidik dan
prosedur perusahaan secara lebih rinci dalam melayani konsumen. Hal
ini penting agar karyawan yang berhubungan langsung dengan
konsumen memiliki aturan yang jelas tentang bagaimana melayani
pelanggan mereka. Selain itu, satu hal yang terpenting juga adalah
bagaiman perusahaan menghubungkan antara kepuasan pelanggan
dengan kinerja karyawan. Artinya. Tidak hanya menjadi slogan dan
16
jargon di dalam perusahaan, tetapi proses layanan pelanggan menjadi
sistem yang harus dijalankan oleh seluruh karyawan.
3. Sistem dan teknologi : merupakan strategi pemilihan dan
pengembangan teknologi CRM. Perusahaan perlu membuat cetak biru
tentang teknologi CRM seperti apa yang akan digunakan, dan
bagaiman proses implementasinya, melakukan training, dan
penerapannya yang berhubungan dengan sistem yang sudah ada
sekarang.
Pada aspek implementasi ini, sebelum mengimplementasikan ke seluruh
perusahaan, perlu dilakukan proyek percontohanimplementasi yang dievaluasi secara
intensif dan menyeluruh. Proyek percontohan ini sangat penting agar menjaga proses
implementasi keseluruhan dapat berjalan dengan sukses.
· Implementasi CRM setidaknya juga harus memiliki elemen-elemen berikut:
1. Otomatisasi pemasaran, pemasaran dapat dilakukan secara
otomatisasi tanpa perlu bertransaksi langsung antara customer dengan
produsen. Atau cara pembayaran yang tidak perlu langsung membawa
uang cash.
2. Pusat pelayanan (Call Center), fungsinya antara lain untuk
mengetahui kebiasaan konsumen, menerima keluhan dari para
pelanggan sehingga data tersebut bisa digunakan untuk memperbaiki
kualitas pelayanan dan produknya serta mengumpulkan customer
history.
3. Penggudangan Data (Data Warehousing), informasi tentang
pelanggan harus dilakukan dalam satu system terpadu. Hasil analisa
harus mampu menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu tentang
pelanggan sehingga staf penjualan dan marketing mampu melakukan
kampanye terfokus terhadap grup pelanggan tertentu. Nantinya gudang
data ini juga harus mampu menaikkan volume penjualan.
4. Pencarian Data dan analisa Proses secara online, data yang telah
terkumpul akan dipisah-pisahkan menurut kualifikasinya dan
selanjutnya data akan disimpan dalam system yang bisa diakses secara
online, sehingga bila sewaktu-waktu data tersebut diperlukan dapat
bisa segera diperoleh.
5. Pengambilan keputusan dan alat pelaporan, jika sudah dilakukan
hal-hal tersebut diatas maka diharapkan proses pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara lebih bijak karena perusahaan telah memiliki
data yang cukup untuk menentukan langkah yang harus dilaksanakan
oleh perusahaan selanjutnya, misalnya penjualan dengan system cross
17
selling dan hasil penjualannya dapat dilihat apakah sesuai dengan
keinginan konsumen dan bisa menaikkan keuntungan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
2. Rigby, Darrell K.; Frederick F. Reichheld, Phil Schefter (2002). “Avoid the
four perils of CRM”. Harvard Bisnis Review 80 (2): 101–109.
18