RUANG KOLABORASI 2
SMKN 1 DUDUKSAMPEYAN
Jln. Sumari Kec. Duduksampeyan
Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61162
1
Disusun oleh:
Nama:Ikhsan Pranoto (10)
Kelas:X TMI 2
Nama:Luki Prasetyo (15)
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas I P A S
.Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................
1.3 TUJUAN .................................................................................................................
A.) TEMPAT..................
B.) WAKTU....................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARI'AH............................................................
2.2 PENDIRIAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARI'AH.........................................
2.3 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN SYARI'AH..........
2.4 STRATEGI PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARI'AH.............................................................
4
BAB I PENDAHULUAN
Kebijakan bagi pengembangan dan perluasan berbagi jenis lembaga keuangan melalui
diservikasi kegiatan pembiayaan landasan operasionalnya diatur lewat Keputusan Presiden
No. 61 Tahun 1998 sebagai bagaian deregulasi 20 Desember 1988 (Paket Desember).
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha diluar bank dan lembaga keuangan bukan bank
yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha
lembaga pembiayaan.
5
Kegiatan usaha lembaga pembiayaan adalah:
Secara umum pembiayaan berfungsi menyediakan produk yang berkualitas dan pelayanan
profesional untuk menjamin kesetiaan pelanggan. Memanfaatkan sumber daya yang ada
secara maksimal untuk memperoleh revenue yang dapat memberikan konstribusi bagi
pemegang saham dan kesejahteraan bagi karyawan.
[1]
Untuk mendirikan perusahaan pembiayaan syariah ada beberapa tahapan yang dapat
dilakukan, antara lain:
b. Selanjutnya dari ketua Bapepam LK, diteruskan ke Biro P3. Biro P3 memriksa
kelengakapan dokumen persyaratan izin usaha PP sesuai PMK No. 84/PMK.012/2006. Jika
lengkap, maka diteliti informasi Daftar Kredit Macet (DKM) dan Daftar Tidak Lulus (DTL) bagi
direksi, komisaris, dan pemegang saham. Jika tidak termasuk DKM dan DTL maka Biro P3
memproses permohonan izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan sesuai ketentuan
dalam PMK No. 84/PMK.012/2006 termasuk melakukan fit and proper test bagi Direksi dan
Komisaris.
d. Jika pengajuan diterima maka dikeluarkan KMK Izin Usaha sebagai PP. Pemberian Izin
Usaha sebagai Perusahaan. Pembiayaan dilakukan oleh Ketua Bapepam LK
e. Perusahaan yang telah memperoleh izin usaha sebagai PP wajib melakukan kegiatan
usaha selambat-lambatnya 60 hari sejak tanggal izin usaha ditetapkan
6
f. Melaporkan kegiatan usaha kepada Menteri Keuangan Ketua Bapepam LK (Biro Perbankan,
Pembiayaan, dan Penjaminan) selambat-lambatnya 10 hari sejak tanggal dimulainya kegiatan
usaha.
a. Akta pendirian badan hukum termasuk anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi
berwenang, yaitu Departemen Hukum dan HAM.
b. Data Direksi dan dewan komisaris atau pengurus dan Pengawas. Direksi dan komisaris
atau pengurus dan pengawas nantinya akan di uji fit propertest.
e. Bukti perlunasan modal disetor dalam bentuk deposito. berjangka pada salah satu bank
umum di Indonesia dan dilegalisasi oleh bank penerima setoran yang masih berlaku selama
dalam proses pengajuan izin usaha.
Pada perusahaan pembiayaan syari'ah pengawasan dan pembinaan yang dilakukan meliputi:
1. Sumber Pendanaan.
2. Kegiatan Pendanaan.
a. Sewa guna usaha (leasing) syariah adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa
guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha
(lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran sesuai
dengan prinsip syariah.
b. Anjak piutang (factoring) adalah kegiatan pengalihan. piutang dagang jangka pendek suatu
perusahaan berikut pengurusan akan piutang tersebut sesuai dengan prinsip syariah. Anjak
piutang (factoring) dilakukan berdasarkan akad wakalah bil Ujrah. Wakalah bil Ujrah adalah
pelimpahan kuasa oleh satu pihak (al muwakil) kepada pihak lain (al wakil) dalam hal-hal
yang boleh diwakilkan dengan pemberian keuntungan (ujrah).
d. Usaha kartu kredit (credit card) yang dilakukan sesuai dengan prinsip syari'ah adalah
fasilitas jaminan pembayaran untuk pembelian barang dan jasa dengan menggunakan kartu
kredit sesuai dengan prinsip syari'ah. Adapun akad yang digunakan dalam penggunaan kartu
tersebut adalah akad kafalah, qardh, dan ijarah. [3]
4. Pelaporan
8
2001, hlm. 363.
Penjaminan dengan tebusan kepada Bank Indonesia, Direktorat Statistik Ekonomi dan
Moneter-Bagaian Statistik Moneter. Pelaporan perusahaan pembiayaan umumnya meliputi
laporan keuanganan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik. [4]
1. Pemasaran antara lain membangun kerja sama dengan dealer, sinergi bisnis dengan
grup/induk perusahaan, untuk membangun captive market.
2. Produk antara lain menciptakan produk yang sederhana. dimata konsumen dan dari
mitigasi resiko masih tetap aman.
3. Keuangan antara lain bila tak memungkinkan funding mayoritas dari bank, ada
keterbatasan untuk menambah jumlah funding yang diperoleh. Oleh karena itu, perlu
dipertimbangkan untuk memperoleh pendanaan dari
berbagai sumber.
4. Permodalan antara lain secara bertahap perusahaan perlu melakukan pemupukan modal
atau berusaha mendapatkan penamabahan modal disetor dari para pemegang saham.
5. Sumber daya insani antara lain diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas agar
dapat melakukan marketing, menganalisis resiko, dan melakukan perjanjian jika terjadi resiko
gagal bayar dari konsumen. [5]
5 [5] Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2009, hlm.343.
3.1 Kesimpulan
Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha diluar bank dan lembaga keuangan bukan bank
yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha
lembaga pembiayaan. Pembinaan dan pengawasan kegiatan usaha perusahaan pembiayaan
secara kelembagaan dilakukan oleh Menteri Keuangan. Sedangkan pembinaan dan
pengawasan dari sisi pemenuhan prinsip Syari'ah dilakukan oleh dewan Syari'ah Nasional-
MUI yang menempatkan dewan pengawas syari'ah (DPS) dimasing-masing perusahaan
pembiayaan syari'ah.
3.2 SARAN
Kami mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari semua pihak untuk perbaikan makalah
kami.
9
DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, M. Nur Riyanto, Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: CV Pustaka Setia, 2012
10