Latar Belakang
Perekonomian Indonesia sedang mengalami masa-masa sulit akibat krisis yang terjadi
pertengahan tahun 1997 dan sampai sekarang belum mengalami pemulihan secara total.
Banyak perusahaan yang gulung tikar karena menderita kerugian dan tidak bisa bertahan
dalam perekonomian seperti ini. Maka setiap perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan
kinerja perusahaan, baik yang menyangkut perencanaan maupun pengendaliannya. Selain itu
di zaman perdagangan bebas ini, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing dengan
perusahaan-perusahaan asing.
Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang, perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur selalu menjalankan aktivitas yang beragam. Setiap perusahaan akan berbeda cara
perhitungan, terutama perusahaan manufaktur yang memproduksi dari barang mentah
sehingga menjadi barang jadi, Dengan adanya makalah tentang perusahaan manufaktur ini
diharapkan akan memberikan suatu pengetahuan yang terpadu dalam pengenalan kegiatan
perusahaan manufaktur dengan lancar. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan
perusahaan manufaktur adalah kesesuaian dan kecocokan antara sistem itu sendiri dengan
aktivitas perusahaan. Salah satu aktivitas yang sering dilakukan adalah aktivitas yang
berhubungan dengan Laporan keuangan perusahaan manufaktur.
B. Masalah
Saat ini banyak generasi muda terutama kalangan para pelajar yang tidak peduli dengan ilmu
pengetahuan tentang perusahaan, padahal hal ini sangat penting untuk bekal para pelajar
ketika bekerja di suatu perusahaan, berikut ini adalah masalah-masalah yang sebenarnya
terjadi saat ini.
1. Mereka tidak mengenal apa itu perusahaan manufaktur ?
2. Bagaimana laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur?
3. Bagaimana sistem produksi dalam perusahaan manufaktur?
C. Tujuan
1. Mengenal perusahaan manufaktur
2. Mengetahui cara menyusun laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur
3. Mengetahui sistem produksi di dalam perusahaan manufaktur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perusahaan Manufaktur
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga
kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk
dijual.
Istilah ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai ke produksi
dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk dunia
industri, dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar.
Manufaktur ada dalam segala bidang sistim ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas,
manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara masal untuk dijual ke pelanggan untuk
mendapatkan keuntungan.
a) Sejarah dan perkembangan
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan.
Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun
1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi
produk. Proses ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-
tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur
melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan
operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang
diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang
kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagaiberikut:
5. Logam
Seiring dengan minyak dan manufaktur kimia, logam juga merupakan bagian dari apa yang
sering disebut “industri berat,” sementara sisanya dari sektor kadang-kadang disebut “industri
ringan,” atau “berorientasi konsumen industri.” Logam mencakup semua besi, manufaktur
aluminium dan baja, serta keterampilan penempaan, pelapisan ukiran, dan stamping.
Salah satu strategi yang mempertimbangkan masalah karakteristik perusahaan manufaktur ini
terkait dengan penetapan konsep 4P dalam pemasaran mereka. Yaitu meliputi Product, Price,
Place dan Promotion. Sebuah perusahaan manufaktur harus mempertimbangkan produk apa
yang akan mereka ciptakan serta menentukan harga jual pada produk tersebut.
Jika antara produk dan harga sudah terselesaikan, hal selanjutnya yang perlu dipikirkan
adalah tentang Place, yaitu dimana produk tersebut hendak dipasarkan. Agar bisa meraih
konsumen dalam proses pemasaran produk tersebut, perusahaan harus bisa menciptakan
komunikasi pemasaran dalam rangka pelaksanaan proses promosi.
Hal ini demi memperkenalkan masyarakat tentang sebuah produk dan juga nilai penting
produk tersebut bagi masyarakat. Selain itu, masyarakat juga akan diedukasi dimana bisa
mendapatkan produk yang dipasarkan tersebut.
Contoh:
· Diketahui penjualan Rp. 25.000.000,-
Retur penjualan Rp. 125.000,-
Potongan penjualan Rp. 150.000,-
· Hitunglah penjualan bersih!
· Penjulan bersih = Rp. 25.000.000,- – Rp. 125.000,- – Rp. 150.000,-
= Rp. 24.725.000,-
Keterangan :
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih.
Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan
pembelian.
Atau
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban angkut
Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian
5. Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu
perusahaan (dagang) selama periode akuntansi.
Untuk Menghitung laba rugi perusahaan adalah:
Laba bersih = laba kotor – beban usaha.
Beban uasaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.
· Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.
· Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan penjualan.
Untuk menghitung laba kotor adalah:
Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan.
Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :
Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga – potongan penjualan.
Di dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur, neraca dan laporan laba rugi lebih
digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan. Sementara laporan posisi keuangan
digunakan oleh pemilik perusahaan manufaktur dan atau para pemegang saham.
Laporan keuangan perusahaan manufaktur terdiri dari tiga bagian: Neraca, Laporan Laba
Rugi dan Laporan Arus Kas. Laporan keuangan disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi
yang berlaku umum (GAAP) dan tunduk pada audit (review) oleh independen Akuntan
Publik (CPA). Istilah " Laporan Keuangan Diaudit " menunjukkan bahwa laporan keuangan
perusahaan telah memenuhi GAAP dan telah diaudit oleh akuntan publik.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur menyediakan data
tentang kekayaan bersih perusahaan (Neraca), profitabilitas (Laporan Laba Rugi) dan kas
yang tersedia (Laporan Arus Kas) pada periode waktu tertentu.
Neraca menunjukkan nilai dari apa yang perusahaan miliki seperti persediaan dan peralatan
(aset), jumlah uang perusahaan berutang kepada para pemberi pinjaman, pemasok dan
karyawan (kewajiban), dan jumlah uang yang diinvestasikan oleh pemegang saham atau
pemilik ke dalam perusahaan (ekuitas pemegang saham). Cara mudah untuk mengingat data
pada Neraca adalah:
Sebuah rasio lancar dari 2 ke 1, misalnya, dianggap baik karena hal ini menunjukkan
perusahaan memiliki aset dua kali sebanyak kewajiban sehingga memiliki stabilitas finansial
yang lebih besar.
Persediaan semakin tinggi putarannya, maka semakin cepat perusahaan menjual produk, dan
hal ini akan mengurangi biaya pergudangan dan meningkatkan aliran kas.
Sebuah perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan ini dapat menerima
uang tunai dari penjualan kepada pelanggan yang relatif cepat. Lebih banyak uang di tangan
memungkinkan perusahaan untuk membayar utang tepat waktu dan membeli aset tambahan
bila diperlukan.
Margin Laba Kotor = Laba Kotor ÷ Total PenjualanSemakin tinggi margin laba kotor,
perusahaan lebih banyak keuntungan dari hasil membuat produk-produknya. Sebuah marjin
laba kotor yang sebesar 80%, misalnya, menunjukkan bahwa untuk setiap $ 1,00 dalam
penjualan, hanya .20 sebenarnya dihabiskan untuk membuat produk yang dijual.
Debt to Equity Ratio = Total Liabilities ÷ Total Shareholders' EquitySebuah hutang yang
lebih rendah terhadap ekuitas menunjukkan perusahaan memiliki utang kurang, lebih stabil
secara finansial dan dalam posisi yang baik untuk mendapatkan pinjaman. Rasio yang lebih
tinggi membawa risiko kredit yang lebih tinggi.
Laporan yang disajikan dalam akuntansi biaya juga dapat digunakan sebagai alat untuk
membandingkan hasil yang dicapai dengan standard dari budget yang dibuat sebelumnya. Hal
ini dapat berhasil apabila pengawasan terhadap biaya dilakukan dengan perencanaan biaya
yang tepat dalam setiap kegiatan, sehingga kegagalan-kegagalan atau kurang efisiennya suatu
pekerjaan dapat dihindari
Menurut Mulyadi:
Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian
biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara tertentu, serta penafsiran
terhadapnya (Mulyadi, 2002 : 6).
Pendapat mengenai akuntansi biaya menurut Supriyono,adalah
Alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta
menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya (Supriyono, 1999 : 12).
Akuntansi Biaya dapat mencapai tujuan tentang penentuan harga pokok produk, maka
akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk
atau penyerahan jasa. Biaya-biaya yang dikumpulkan disajikan adalah biaya-biaya yang telah
terjadi pada masa lalu atau biaya historis. Umumnya akuntansi biaya untuk penentuan harga
pokok produk ini untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan. Oleh karena itu, untuk
melayani kebutuhan pihak luar tersebut, akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok
produk tunduk pada prinsip-prinsip akuntansi yang yang lazim.
1. Pengertian Biaya
Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya tidak bisa lepas dari pengorbanan sumber-sumber
ekonomis atau alat-alat produksi untuk menghasilkan produk-produk yang diinginkan.
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang produksi, istilah biaya sangat penting artinya, sebab
biaya harus relevan dengan proses produksi yang sedang dibiayainya. Pada dasarnya biaya
diukur dengan nilai sekarang dari sumber-sumber ekonomi yang dikorbankan untuk
memperoleh barang atau jasa yang akan dipergunakan dalam aktivitas perusahaan. Barang
atau jasa yang dikorbankan merupakan pengurangan atas harta atau dibebankan sebagai
hutang pada saat barang atau jasa itu diperoleh.
Beberapa ahli akuntansi berpendapat mengenai pengertian biaya seperti yang dikemukakan di
bawah ini :
Ø Menurut Mulyadi :
Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang di ukur dalam satuan uang
yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan biaya
dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomis untuk memeperoleh aktiva atau
dalam istilah lain disebut dengan harga pokok (Mulyadi, 2002 : 8).
Ø Menurut Harnanto dan Zulkifli, pengertian biaya adalah
Jasa atau manfaat suatu sumber ekonomi yang telah digunakan atau dilkeluarkan dalam
rangka menciptakan pendapatan yang merupakan tujuan setiap unit usaha (Harnanto &
Zulkifli, 2003 : 15).
Akuntansi Biaya memerlukan sebuah konsep dan terminologi untuk dasar pembahasan
akuntansi biaya dengan tujuan supaya dapat dipakai pedoman di dalam penyusunan laporan
biaya. Beberapa konsep dan terminologi tersebut adalah :
Ø Harga Perolehan atau harga Pokok (Cost)
Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang,
dalam bentuk :
- Kas yang dibayarkan , atau
- Nialai aktiva lainnya yang diserahkan / dikorbankan ,atau
- Nilai jasa yang diserahkan/dikorbankan, atau
- Hutang yang timbul, atau
- Tambahan modal
Dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan , baik pada masa lalu
(harga perolehan yang telah terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan
yang akan terjadi).
2. Biaya (expenses)
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh
penghasilan (revenue) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan .Biaya digolongkan
ke dalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga
dan biaya pajak perseroan.
3. Penghasilan (Revenues)
Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk :
- Kas yang diterima, atau
- Piutang yang timbul, atau
- Nilai aktiva lainnya yang diterima ,atau
- Nilai jasa yang diterima, atau
- Pengurangan hutang, atau
- Pengurangan modal
- Dalam rangka penjualan barang dagangan , produk atau jasa yang dilakukan
oleh perusahaan kepada pihak lain.
5. Rugi (Losses)
Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan pengambilan modal
oleh pemilik, di mana tidak ada manfaat uyang diperoleh dari berkurangnya aktiva.
(Supriyono, 1999 : 16)
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akan digunakan untuk
berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi
biaya yang akan disajikan. Oleh karena itu dalam penggolongan biaya tergantung untuk apa
biaya tersebut digolongkan, untuk tujan yang berbeda diperlukan cara penggolongan yang
berbeda pula, atau tidak ada satu cara penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk semua
tujuan menyajikan informasi biaya.
Penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan ada empat fungsi yang utama, yaitu ;
Ø fungsi produksi, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku
menjadi produk selesaiyang siap untuk dijual.
Ø fungsi pemasaran, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk
selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba
sesuai yang diinginkan perusahaan samapai dengan pengumpulan kas dari hasil penjualan.
Ø fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan
penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara
keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien). Kegiatan fungsi ini
berhubungan dengan fungsi pokok perusahaan yang lain, tetapi manfaatnya tidak dapat
diidentifikasikan langsung pada fungsi lain tersebut.
Ø fungsi keuangan, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau
penyediaan dana yang diperlukan perusahaan. Fungsi ini tidak begitu penting, jika dana yang
ada dalam perusahaan telah dapat terpenuhi.
(Supriyono, 1999 : 18)
Atas dasar fungsi tersebut di atas, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok biaya,
yaitu :
1. Biaya produksi
Pengertian biaya produksi menurut Supriyono adalah ” semua biaya yang berhubungan
dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai ”
(Supriyono, 1999 : 19)
Menurut Abdul Halim, pengertian biaya produksi adalah Biaya-biaya yang berhubungan
langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatch-kan) dengan
penghasilan (revenue) di periode mana produk itu dijual (Halim, 1999 : 5)
Kegiatan ekonomi yang dilakukan secara individu terutama kegiatan produksi rumah tangga,
secara eksplisit tentu saja memerlukan biaya produksi, dalam hal ini mencerminkan
pengeluaran nyata (aktual) yang dikeluarkan untuk memperoleh input.
Secara garis besar, biaya produksi dibagi menjadi tiga, yaitu : biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja dan biaya overhead pabrik.
Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan
baku dan untuk menempatkan dalam keadaan siap untuk diproduksi, merupakan unsur harga
pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku tersebut terdiri dari harga beli
ditambah dengan biaya–biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
menyiapkan bahan baku sampai dalam keadaan siap untuk diolah (Mulyadi, 2002 : 301).
Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi yang terdiri dari dua macam, yaitu bahan
baku langsung (direct material) dan bahan baku tidak langsung (indirect material). Bahan
baku langsung adalah bahan baku yang secara langsung berperan dalam proses produksi dan
mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah produk yang dihasilkan. Bahan baku tidak
langsung adalah bahan baku yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi.
Anggaran bahan baku merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku langsung,
sedangkan kebutuhan bahan baku tidak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya
overhead pabrik.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa anggaran bahan baku adalah semua anggaran yang
berhubungan dengan perencanaan secara lebih terperinci mengenai penggunaan bahan baku
untuk proses produksi selama periode yang akan datang.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung berperan dalam proses
produksi. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang secara tidak
langsung berperan dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya overhead
pabrik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang
merencanakan secara terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja
meliputi rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu periode
produksi, tarif upah dan waktu (kapan) pengerjaannya.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan bagian dari anggaran tenaga kerja yang
secara terperinci akan memuat :
Ø Jumlah barang yang diproduksi
Ø Jumlah produksi yang dihasilkan
Ø Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi
Ø Jumlah jam / hari tenaga kerja langsung setiap produksi
Ø Tingkat upah rata-rata per jam/hari tenaga kerja langsung.
Ø Waktu kapan upah rata-rata per jam/hari tenaga kerja langsung.
Biaya tenaga kerja merupakan salah satu dari biaya konversi, di samping biaya overhead
pabrik. Yang merupakan salah satu biaya untuk mengubah bahan baku manjadi produk jasa.
Sebelum lebih lanjut perlu dipahami batasan biaya tenaga kerja dan cara penggolongannya. ”
tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah
produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja
manusia tersebut ”. (Mulyadi , 2002 : 343)
Biaya tenaga kerja untuk tujuan akuntansi di bagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor), adalah balas jasa yang diberikan kepada
karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk
tertentu yang dihasilkan perusahaan.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor), adalah balas jasa yang diberikan
kepada karyawan pabrik, akan tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan atau diikuti
jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.
Biaya-biaya yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi dimasukkan
(dikelompokkan) ke dalam biaya overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya–biaya dalam pabrik yang
dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi, kecuali bahan baku langsung, dan biaya
tenaga kerja langsung. Oleh karena terlalu banyaknya jenis biaya yang muncul dalam
operasional pabrik, maka diperlukan perhatian khusus. Sedangkan anggaran biaya overhead
pabrik adalah suatu perencanaan yang terperinci mengenai biaya-biaya tidak langsung yang
dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi selama periode yang akan datang. Terlalu
besarnya biaya overhead pabrik akan memperngaruhi tingkat keuntungan yang akan
diperoleh.
Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik menurut sifatnya
dikelompokkan menjadi beberapa golongan, antara lain :
Ø Biaya bahan penolong
Ø Biaya tenaga kerja tidak langsung
Ø Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva
Ø Biaya yang yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Ø Biaya overhead lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai (Mulyadi,
2002 : 208).
2. Biaya Pemasaran
Menurut Supriyono, “Biaya pemasaran adalah biaya dalam rangka penjualan produk selesai
sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas” (Supriyono, 1999 : 21).
Biaya pemasaran meliputi biaya untuk melaksanakan fungsi penjualan, fungsi penggudangan
produk selesai, fungsi pengepakan dan pengiriman, fungsi advertensi, fungsi pemberian
kredit dan pengumpulan piutang, dan fungsi pembuatan faktur atau administrasi penjualan.
3. Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi dan umum ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan,
dan pengwasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini gaji
pimpinan tertinggi perusahaan, personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakat,
keamanan dan sebagainya.
Perhitungan harga pokok produksi di mulai dengan menjumlahkan biaya-biaya produksi yang
terdiri dari bahan baku langsung, buruh langsung / tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik, sehingga diperoleh total biaya yang dibebankan pada pekerjaan pada setiap periode.
Seperti yang telah dibahas di atas, bahwa untuk menghitung harga pokok secara tepat dan
teliti, maka biaya yang harus dikeluarkan harus diklasifikasikan menurut aliran–aliran biaya
itu sendiri. Di dalam akuntansi yang konvensional komponen harga pokok terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Perhitungan biaya produksi dan perhitungan harga pokok produk dalam proses supaya bisa
dianalisis kegiatannya selama periode tertentu, maka harus disusun laporan biaya produksi
yang biasanya di bagi menjadi 3 (tiga) bagian :
a) Data produksi
Berisi jumlah produk dalam proses pada awal periode, jumlah produk yang telah diolah
selama periode tertentu, jumlah produk selesai ditransfer ke gudang, dan produk yang masih
dalam proses pada akhir periode dengan tingkat penyelesaian tertentu.
c) Perhitungan biaya
Memperhatikan perhitungan harga produk selesai yang ditransfer ke gudang dan biaya
produk dalam proses pada akhir periode.
(Mulyadi, 2002 : 189)
Harga pokok proses merupakan cara penentuan harga pokok produk dimana biaya produksi
dibebankan kepada proses selama periode tertentu. Dalam metode ini tidak ada pembedaan
antara biaya langsung dan biaya tidak langsung, sedangkan biaya overhead pabrik terdiri dari
biaya-biaya yang dikeluarkan atau yang terjadi didalam proses produksi yang secara tidak
langsung ikut dalam membuat barang jadi, yaitu selain biaya bahan baku, biaya bahan
penolong, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi, menurut Mulyadi,
secara garis besar cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Produksi atas dasar pesanan
perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, mengumpulkan harga pokok produksinya
dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method).Dalam metode
ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per
satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam
pesanan yang bersangkutan.
2. Produksi massa
Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan
menggunakan metode harga pokok proses (process cost method).Dalam hal ini biaya-biaya
produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk
yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi
untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan (Mulyadi, 2002 : 18).
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan kita selama menyusun dan mencari sumber referensi makalah
ini bahwa:
Ø Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang dari bahan baku,
bahan setengah jadi ssampai dengan barang jadi yang siap untuk di jual.
Ø Setiap perusahaan manufaktur harus menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) dengan
cara BBB+BTKL+BOP.
Ø Setiap data laporan keungan perusahaan manufaktur harus valid, akurat, dapat dipercaya
dan ada buktinya.
B. Saran-saran
Ø Proses penyelesaian makalah harus diselesaikan tepat waktu dan akurat, untuk itu
agar penulis betul-betul lebih meiliki rasa tanggungjawab yang besar agar data tersebut dapat
terselesaikan dengan baik.
Ø Sebaiknya dalam suatu penyusunan makalah harus benar-benar jelas dan tidak
membingungkan agar pembaca dapat mengerti apa yang dituliskan oleh penulis.