Anda di halaman 1dari 27

A.

    Latar Belakang
Perekonomian Indonesia sedang mengalami masa-masa sulit akibat krisis yang terjadi
pertengahan tahun 1997 dan sampai sekarang belum mengalami pemulihan secara total.
Banyak perusahaan yang gulung tikar karena menderita kerugian dan tidak bisa bertahan
dalam perekonomian seperti ini. Maka setiap perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan
kinerja perusahaan, baik yang menyangkut perencanaan maupun pengendaliannya. Selain itu
di zaman perdagangan bebas ini, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing dengan
perusahaan-perusahaan asing.

Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang, perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur selalu menjalankan aktivitas yang beragam. Setiap perusahaan akan berbeda cara
perhitungan, terutama perusahaan manufaktur yang memproduksi dari barang mentah
sehingga menjadi barang jadi, Dengan adanya makalah tentang perusahaan manufaktur ini
diharapkan akan memberikan suatu pengetahuan yang terpadu dalam pengenalan kegiatan
perusahaan manufaktur dengan lancar. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan
perusahaan manufaktur adalah kesesuaian dan kecocokan antara sistem itu sendiri dengan
aktivitas perusahaan. Salah satu aktivitas yang sering dilakukan adalah aktivitas yang
berhubungan dengan Laporan keuangan perusahaan manufaktur.

Laporan keuangan perusahaan manufaktur adalah suatu proses pencatatan, pengklasifikasian


dan pelaporan atas kejadian ekonomi dan dilaporkan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Kegiatan dalam suatu perusahaan manufaktur yaitu untuk mencapai produksi
dan produktifitas yang optimal agar dapat digunakan untuk pengambilan-pengambilan
keputusan atau kebijakan dalam memilih alternative sehingga operasional produksinya dapat
lebih efektif dan efesien. Konsep dasar dalam penyusunan laporan keuangan adalah
penyediaan data yang akurat dan dapat dipercaya, serta dapat teruji kebenarannya sehingga
dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan.

B.     Masalah
Saat ini banyak generasi muda terutama kalangan para pelajar yang tidak peduli dengan ilmu
pengetahuan tentang perusahaan, padahal hal ini sangat penting untuk bekal para pelajar
ketika bekerja di suatu perusahaan, berikut ini adalah masalah-masalah yang sebenarnya
terjadi saat ini.
1.      Mereka tidak mengenal apa itu perusahaan manufaktur ?
2.      Bagaimana laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur?
3.      Bagaimana sistem produksi dalam perusahaan manufaktur?
C.    Tujuan
1.      Mengenal perusahaan manufaktur
2.      Mengetahui cara menyusun laporan   keuangan dalam perusahaan manufaktur
3.       Mengetahui sistem produksi di dalam perusahaan manufaktur.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Perusahaan Manufaktur
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga
kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk
dijual.
Istilah ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai ke produksi
dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk dunia
industri, dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar.
Manufaktur ada dalam segala bidang sistim ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas,
manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara masal untuk dijual ke pelanggan untuk
mendapatkan keuntungan.
a)      Sejarah dan perkembangan            
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan.
Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun
1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi
produk. Proses ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-
tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur
melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan
operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang
diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang
kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagaiberikut:

- Perancangan Produk - Pembelian - Pemasaran


- Mesin dan perkakas - Manufacturing - Penjualan
- Perancangan proses - Production control - Pengiriman
- Material - Support services - Customer service
Hal-hal di atas telah melahirkan disiplin ilmu tentang teknik manufaktur. Sesuai dengan
definisi manufaktur, keilmuan teknik manufaktur mempelajari perancangan produk
manufaktur dan perancangan proses pembuatannya serta pengelolaan sistem produksinya
(sistem manufaktur). Meskipun teknik manufaktur pada berbagai perguruan tinggi memiliki
ke-khas-an sendiri-sendiri namun selalu ada bagian yang sama pada jurusan-jurusan tersebut.
Keilmuan teknik manufaktur selalu berbasis kepada aktifitas pembuatan produk manufaktur
yang melibatkan berbagai aktifitas dan sumberdaya seperti yang telah diuraikan di atas.
Jika dicermati, bidang ilmu teknik manufaktur sesungguhnya merupakan sinergi (gabungan
yang saling menguatkan) dari jurusan teknik mesin dan teknik industri. Dari teknik mesin
diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan perancangan produk dan perancangan proses
pembuatan, sedangkan dari teknik industri diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan
pengelolaan sistem di industri manufaktur (industri yang menghasilkan produk manufaktur).
Dengan demikian akan ada beberapa matakuliah yang bisa dijumpai terdapat pada ketiga
jurusan tersebut (overlapping).
Karena sinergi tersebut, di beberapa perguruan tinggi yang belum memiliki teknik
manufaktur sebagai jurusan tersendiri, keilmuan teknik manufaktur biasanya menjadi bagian
dari jurusan teknik mesin atau teknik industri. Dengan demikian banyak bidang ilmu di kedua
jurusan tersebut yang juga dipelajari di jurusan teknik manufaktur.
Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, teknik manufaktur berhubungan dengan produk-
produk manufaktur. Yang dimaksud produk manufaktur di sini adalah produk-produk yang
pembuatannya melalui berbagai proses manufaktur. Sebagai ilustrasi, mari kita perhatikan
dan kita periksa beberapa obyek di sekitar kita: arloji, kursi, stapler, pensil, kalkulator, telpon,
panci dan pemegang lampu. Kita segera akan menyadari bahwa semua obyek tersebut
mempunyai bentuk yang berbeda. Benda-benda tersebut tidak akan bisa kita jumpai ada di
alam ini sebagaimana seolah-olah tersedia begitu saja di ruangan kita. Benda-benda tersebut
telah ditransformasikan (diciptakan/dibuat) dari berbagai material dan dirakit hingga menjadi
benda-benda yang kita pergunakan sehari-hari.
Beberapa obyek terdiri dari satu komponen, seperti paku, baut, kawat, gantungan baju.
Namun demikian, kebanyakan obyek – mesin pesawat terbang (ditemukan tahun 1939),
ballpoint (1938), panggangan roti (1926), mesin cuci (1910), AC (1928), lemari es (1931),
mesin fotocopy (1949), dan semua jenis mesin, serta ribuan produk lainnya - dibangun dari
perakitan sejumlah komponen yang terbuat dari berbagai jenis material. Semua komponen
tersebut dibuat melalui berbagai proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Di
samping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga melibatkan aktifitas dimana produk
yang dibuat dipergunakan untuk membuat produk. Produk tersebut adalah mesin-mesin yang
dipakai untuk membuat berbagai macam produk. Misalnya mesin press untuk membuat plat
lembaran menjadi bodi mobil, mesin-mesin untuk membuat komponen, atau mesin jahit
untuk memproduksi pakaian. Aspek yang sama pentingnya adalah perbaikan dan perawatan
(service and maintenance) mesin-mesin tersebut selama umur hidupnya.
Contoh Permasalahan Dalam Pengembangan Produk Manufaktur
Sebagai contoh permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan produk manufaktur,
berikut ini diilustrasikan bagaimana permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan
paper clip. Paper clip, benda yang sangat sederhana yang kita jumpai sehari-hari,
dikembangkan pertamakali oleh Johan Vaaler, seorang warganegara Norwegia dan menerima
hak paten pada tahun 1901.
Anggaplah bahwa kita akan memproduksi paper clip. Sebelum proses produksi berlangsung,
langkah pertama adalah merancang paper clips tersebut. Pada proses merancang produk
tersebut, berbagai pertanyaan akan muncul, material jenis apa yang akan dipilih untuk
membuat produk tersebut? Apakah material logam atau non logam seperti plastik? Jika
dipilih logam, logam jenis apa? Jika dipilih material kawat, berapakah diameternya? Apakah
penampangnya harus berbentuk bundar atau ada yang berbentuk lain? Jika kehalusan
permukaan kawatnya penting, seberapa kasar seharusnya? Bagaimana caranya membentuk
paper clip dari kawat tersebut? Apakah ditekuk dengan tangan atau dengan menggunakan alat
bantu? Jika diperlukan, mesin apa yang harus dirancang atau dibeli untuk membuat
memproduksinya? Jika sebagai perusahaan mendapatkan order 100 buah clip atau 1 juta clip,
apakah pendekatan manufakturnya akan berbeda?
Kekakuan dan kekuatan juga tergantung kepada diameter kawat dan desain klip. Termasuk di
dalam proses perancangan adalah pertimbangan-pertimbangan seperti jenis (style),
penampilan fisik (appearance) dan kehalusan permukaan dari clip tersebut. Perhatikan,
misalnya, bahwa beberapa jenis klip memiliki goresan di permukaannya, untuk memberikan
gaya tekan yang lebih baik.
Setelah menyelesaikan perancangan, material yang cocok harus dipilih. Pemilihan material
memerlukan pengetahuan tentang kebutuhan akan fungsi dan pemakaian produk tersebut, dan
ini mengarahkan kepada pemilihan material yang tersedia secara ekonomis untuk memenuhi
tuntutan tersebut pada harga yang sedapat mungkin paling murah. Pemilihan material juga
melibatkan pertimbangan akan ketahanannya terhadap korosi, karena clip seringkali dipegang
dan kontak dengan kotoran serta gangguan lingkungan lainnya. Perhatikan, kadang-kadang
ada bekas karat akibat yang ditinggalkan oleh clip pada kertas yang disimpan pada waktu
yang lama.
Banyak hal tentang clip ini yang harus ditanyakan. Apakah material yang dipilih bisa
menahan lekukan (bending) pada saat proses pembuatan, tanpa retak atau patah? Bisakah
kawat dipotong tanpa mengakibatkan keausan pada pisaunya? Akankah bekas potongannya
halus atau meninggalkan permukaan yang tajam?
Akhirnya, metode pembuatan apakah yang paling ekonomis pada laju produksi yang
diperlukan, sehingga kompetitif di pasar dan menghasilkan keuntungan. Selanjutnya, metode
pembuatan yang tepat dengan perkakas yang tepat, mesin dan peralatan harus dipilih untuk
membentuk kawat menjadi paper clip.
Contoh di atas adalah contoh berbagai masalah di dalam produksi suatu produk yang relatif
sederhana, pada produk-produk lain mungkin akan dijumpai masalah-masalah yang jauh
lebih rumit. Terutama bila produk tersebut melibatkan teknologi tinggi dan diproduksi dalam
jumlah banyak sehingga melibatkan banyak mesin, fasilitas maupun tenaga kerja. Sebuah
mobil, misalnya, terdiri dari sekitar 15.000 komponen, pesawat terbang transport C-5A
terbuat dari lebih dari empat juta komponen dan pesawat Boeing 747-700 terbuat dari enam
juta komponen. Semuanya dibuat dengan bermacam-macam proses yang disebut manufaktur
(manufacturing). Dengan demikian bisa dibayangkan luasnya area industri manufaktur, mulai
dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih. Bagi kebanyakan negara industri,
manufaktur merupakan tulang punggung perekonomian. Sebagai aktifitas ekonomi
manufaktur menyumbang 20 hingga 30% nilai dari produk dan jasa yang dihasilkan di suatu
negara.
Kenyataan itu telah membuktikan bahwa peluang sarjana teknik manufaktur masih terbentang
luas.
B.     Jenis- Jenis Perusahaan Manufaktur
Manufaktur adalah komponen besar dari ekonomi modern. Semuanya dari merajut untuk
ekstraksi minyak untuk produksi baja berada di bawah deskripsi manufaktur. Konsep
manufaktur terletak pada gagasan mengubah bahan baku, baik organik atau anorganik,
menjadi produk yang digunakan oleh masyarakat. Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika
mengklasifikasikan manufaktur menjadi ratusan subfield dan sub-subbidang. Daftar ini akan
menyederhanakan ke dalam enam sektor umum.

1.      Pakaian dan Tekstil


Pakaian dan tekstil yang berbasis di sekitar pengolahan wol mentah untuk membuat kain,
serta merajut dan menjahit untuk membuat pakaian. Industri ini mencakup penjahit dan
semua yang terlibat dengan kain dan menjahit. Ini juga mencakup semua penggunaan produk
wol dan baku lainnya untuk membuat handuk dan seprai. Sintetis seperti polyester
dimasukkan dalam manufaktur kimia. Materi, bukan produk, adalah di pusat mendefinisikan
sektor ini.
2.  Minyak, Kimia dan Plastik
Sektor ini terlibat dalam mengganti oli bahan kimia, batubara dan minyak mentah menjadi
produk yang dapat digunakan. Bagian dari sektor ini meliputi pembuatan sabun, resin, cat dan
pestisida. Hal ini juga mencakup pembuatan obat-obatan. Karet manufaktur dianggap sebagai
bagian dari pekerjaan plastik. Tentu saja, itu juga mencakup penggunaan minyak mentah
untuk membuat plastik tertentu, serta bensin dan bahan kimia lainnya.
3.  Elektronika, Komputer dan Transportasi
Bidang ini erat terkait, meskipun biasanya mereka diperlakukan sebagai bidang yang
berbeda. Banyak produk di bidang ini menggunakan daya listrik, dan semua menggunakan
sumber daya. Bidang ini mencakup semua peralatan dan mikro-prosesor, semi-konduktor dan
chip. Ini juga mencakup semua peralatan audio-visual. Sektor transportasi mendefinisikan
diri, termasuk semua, kereta api mobil dan pesawat yang tidak jatuh di bawah sektor lain,
seperti pekerjaan logam atau manufaktur kimia.
4.  Makanan
            Pangan, pertanian dan peternakan penggalangan adalah yang paling sederhana dari
semua industri manufaktur. Dimasukkannya pertanian hari ke manufaktur menunjukkan
bagaimana pertanian telah berubah selama bertahun-tahun, lebih meniru sebuah pabrik untuk
produksi pangan dari pertanian organik-gaya abad yang lalu. Sektor ini mencakup semua
bentuk produksi pangan, dari peternakan ke meja makan, termasuk hal-hal seperti
pengalengan dan memurnikan.

5. Logam
Seiring dengan minyak dan manufaktur kimia, logam juga merupakan bagian dari apa yang
sering disebut “industri berat,” sementara sisanya dari sektor kadang-kadang disebut “industri
ringan,” atau “berorientasi konsumen industri.” Logam mencakup semua besi, manufaktur
aluminium dan baja, serta keterampilan penempaan, pelapisan ukiran, dan stamping.

6. Kayu, Kulit dan Kertas


Produk-produk ini semua agak sederhana untuk mendefinisikan dan memahami. Kayu
mencakup semua bentuk lantai manufaktur atau perumahan, serta menggergaji dan
laminating. Kulit mencakup semua penyamakan dan menyembuhkan (sementara penciptaan
pakaian kulit berada di bawah tekstil). Proses kertas dilambangkan oleh pembersihan dari
pulp kayu mentah menjadi produk kertas dari berbagai jenis.
C.     Karakteristik Perusahaan Manufaktur
Karakteristik perusahaan manufaktur memiliki sifat yang berbeda dengan jenis perusahaan
jasa. Konsep perbedaan karakter ini menjadi salah satu hal yang menyebabkan perbedaan
strategi kedua jenis perusahaan ini memiliki perbedaan.

Salah satu strategi yang mempertimbangkan masalah karakteristik perusahaan manufaktur ini
terkait dengan penetapan konsep 4P dalam pemasaran mereka. Yaitu meliputi Product, Price,
Place dan Promotion. Sebuah perusahaan manufaktur harus mempertimbangkan produk apa
yang akan mereka ciptakan serta menentukan harga jual pada produk tersebut.

Jika antara produk dan harga sudah terselesaikan, hal selanjutnya yang perlu dipikirkan
adalah tentang Place, yaitu dimana produk tersebut hendak dipasarkan. Agar bisa meraih
konsumen dalam proses pemasaran produk tersebut, perusahaan harus bisa menciptakan
komunikasi pemasaran dalam rangka pelaksanaan proses promosi.

Hal ini demi memperkenalkan masyarakat tentang sebuah produk dan juga nilai penting
produk tersebut bagi masyarakat. Selain itu, masyarakat juga akan diedukasi dimana bisa
mendapatkan produk yang dipasarkan tersebut.

Sebagai perusahaan yang memproduksi barang, maka karakteristik perusahaan manufaktur


lebih bersifat komplek. Sebab, hal ini terkait dengan sistem yang dijalankan perusahaan
tersebut. Untuk jenis perusahaan jasa, tidak melewati masa produksi barang. Mereka hanya
bersifat sebagai perantara antara penyedia kebutuhan dan pengguna saja.

v  Beberapa karakteristik perusahaan manufaktur menurut teori adalah sebagai berikut :


1.      Produk yang dihasilkan bisa dilihat secara kasat mata atau memiliki wujud. Sementara
pada perusahaan jasa, produk yang mereka hasilkan yakni jasa, tidak bisa dilihat namun
hanya bisa dirasakan.
2.      Konsumen tidak memiliki peran dalam proses produksi sebuah perusahaan manufaktur.
Dalam karakteristik perusahaan manufaktur ini, konsumen hanya akan menikmati hasil
produksi saja.
3.      Konsumen bisa menilai suatu produk saat belum menggunakan produk tersebut atau
juga setelah menggunakan produk tersebut. Sedangkan pada perusahaan jasa, seorang
konsumen harus mengkonsumsi layanan jasa untuk bisa memberikan penilaian atas produk
yang dihasilkan perusahaan jasa.
4.      Untuk proses penyampaian pada konsumen, bisa dilakukan tanpa memerlukan kontak
fisik. Salah satunya melalui jasa distributor atau memanfaatkan sistem pemasaran modern
menggunakan internet.
5.      Adanya ketergantungan konsumen untuk mencari produk yang ada. Sehingga, produsen
memiliki kewenangan mutlak untuk menyediakan jumlah barang di pasaran. Hal ini
berdampak pada harga jual sebuah produk. Karena makin sedikit barang yang tersedia, makin
tinggi harga produk tersebut jika permintaan tidak berkurang.

v  Beberapa karakteristik perusahaan manufaktur menurut teori adalah sebagai berikut :


Ø  Persediaan (Inventory);
Berdasarkan perusahaan dagang, dalam perusahaan manufaktur biasanya terdiri dari tiga
macam, yakni:
1. Persediaan bahan baku (raw materials inventory)
2. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory)
3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)

Ø  Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost)


Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan manufaktur selama suatu periode disebut biaya
manufaktur (manufacturing cost), atau lebih dikenal dengan biaya pabrik. Biaya ini
digunakan untuk menyelesaikan barang yang masih sebagian selesai di awal periode, barang-
barang yang dimasukkan dalam proses produksi periode itu dan barang-barang yang baru
dapat diselesaikan sebagian di akhir periode. Pada dasarnya biaya pabrik dapat
dikelompokkan menjadi:
a.       Biaya bahan baku (raw materials cost) yaitu biaya untuk bahan-bahan yang dapat
dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi. Contoh bahan baku adalah
kayu bagi perusahaan mebel atau tembakau bagi perusahaan rokok.
b.      Biaya tenaga kerja lansung (direct labor cost) adalah biaya untuk tenga kerja yang
menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung
dengan barang jadi. Contoh buruh langsung adalah tukang kayu dalam perusahaan mebel atau
pelinting rokok dalam perusahaan rokok (Sigaret Kretek Tangan = SKT).
c.       Biaya overhead pabrik (overhead cost) adalah biaya-biaya pabrik selain bahan baku
dan tenga kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan
barang yang dihasilkan.

D.    Rumus-Rumus Perusahaan Manufaktur


1.      Pengertian Harga Pokok Penjualan.
Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.
Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan.
Ø  Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
Ø  Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari
harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih
rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

2.      Rumus Menghitung Penjualan Bersih.


Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan.
Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:
- penjualan kotor;
- retur penjualan;
- potongan penjualan;
- penjualan bersih.
Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:
Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan.

Contoh:
·         Diketahui penjualan Rp. 25.000.000,-
Retur penjualan Rp. 125.000,-
Potongan penjualan Rp. 150.000,-
·         Hitunglah penjualan bersih!
·         Penjulan bersih = Rp. 25.000.000,- – Rp. 125.000,- – Rp. 150.000,-
 = Rp. 24.725.000,-

3.      Rumus Menghitung Pembelian Bersih.


Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga pokok penjualan.
Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari:
- pembelian kotor;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- retur pembelian;
- potongan pembelian.
Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ø  Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan
pembelian.

4.       Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan.


Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu unsur-unsur
yang berhubungan dengan harga pokok penjualan.
Unsur-unsur itu antara lain:
- persediaan awal barang dagangan;
- pembelian;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- potongan pembelian

·         Rumus harga pokok penjualan:


HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhir
HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir

Keterangan :
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih.
Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan
pembelian.
Atau
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban angkut
Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian
5.      Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu
perusahaan (dagang) selama periode akuntansi.
Untuk Menghitung laba rugi perusahaan adalah:
Laba bersih = laba kotor – beban usaha.
Beban uasaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.
·       Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.
·       Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan penjualan.
Untuk menghitung laba kotor adalah:
Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan.
Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :
Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga – potongan penjualan.

E.     Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur


Laporan keuangan perusahaan manufaktur tidak jauh berbeda dengan laporan keuangan
perusahaan pada umumnya. Perbedaan yang paling terlihat hanyalah terdapat dalam
rekening-rekeningnya saja.

Perbedaan rekening tersebut terutama karena perusahaan manufaktur melakukan proses


pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi. Sedangkan perusahaan dagang tidaklah
demikian.
Laporan keuangan biasanya dibuat minimal satu tahun sekali di akhir periode akuntansi.
Laporan keuangan itu sendiri terdiri dari tiga laporan, yaitu neraca atau balance sheet, laporan
laba rugi, dan laporan modal atau laporan perubahan posisi keuangan.

Di dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur, neraca dan laporan laba rugi lebih
digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan. Sementara laporan posisi keuangan
digunakan oleh pemilik perusahaan manufaktur dan atau para pemegang saham.

Ø  Pihak yang Berkepentingan


Beberapa pihak yang membutuhkan informasi dalam laporan keuangan diantaranya adalah
investor yang menanamkan modalnya, investor potensial yang diharapan akan menanamkan
modalnya, pemasok, karyawan atau pegawai, pemberi pinjaman dari bank maupun dari non-
bank, konsumen, pemerintah, dan masyarakat umum.
Pihak-pihak yang berkepentingan pada laporan keuangan mempunyai kebutuhan informasi
yang berbeda. Jadi, di samping penyusunan laporan keuangan yang standar, biasanya
disertakan pula beberapa informasi yang diminta khusus oleh pemakai tertentu.

Ø  Keterbatasan Laporan Keuangan


Meskipun laporan keuangan dapat menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan, namun
tidak sepenuhnya laporan keuangan tersebut dapat dijadikan landasan dalam mengambil
keputusan manajemen.

Pada laporan keuangan perusahaan manufaktur, biasanya perusahaan manufaktur menyimpan


modal yang cukup banyak, sehingga kekeliruan dalam mengambil keputusan tentulah
memberikan dampak yang tidak sepele. Berikut adalah beberapa keterbatasan laporan
keuangan:
1)      Laporan keuangan hanya menyediakan data kuantitatif :Dengan kata lain, laporan
keuangan mengabaikan beberapa data kualitatif yang mungkin sangat berarti untuk dijadikan
bahan pertimbangan. Misalnya tingkat kesetiaan konsumen pada produk, kesan produk di
mata pelanggan, kemampuan karyawan atau pegawai yang handal serta profesional, dan lain
sebagainya.
2)      Laporan keuangan berisi istilah-istilah yang bersifat teknis Beberapa istilah teknis
tersebut lebih sering ditemukan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur.
Setiap  pembaca, apapun latar belakangnya, akan dipaksa untuk memahami istilah teknis
yang tercantum dalam laporan keuangan atau mereka tidak akan memahami isi laporan
keuangan yang disodorkan padanya sama sekali.
3)      Adanya beberapa variasi metode perhitungan :Hal ini dapat memberikan
kesalahpahaman antara akuntan yang menyusun laporan keuangan dan pemakai laporan
keuangan. Beberapa variasi metode perhitungan tersebut setidaknya muncul pada metode
perhitungan penyusutan aktiva tetap, perhitungan laba rugi perusahaan, dan penilaian
persediaan (bahan baku, bahan dalam proses, maupun bahan jadi).
4)      Laporan keuangan mengacu pada data-data historis yang telah terjadi di masa lampau
Hal ini menyebabkan laporan keuangan tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya sumber
rujukan informasi dalam memutuskan suatu kebijakan. Karena di sisi lain, dalam
memutuskan suatu kebijakan, haruslah dipertimbangkan pula proyeksi atau kecenderungan
atau peramalan terhadap beberapa kondisi di masa mendatang. Sebagai contoh, laporan
keuangan perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa produknya memberikan laba yang
besar di tiap tahunnya. Perusahaan manufaktur tersebut tidak boleh lantas memutuskan untuk
meningkatkan produksi sebanyak-banyaknya begitu saja. Sebelumnya, ia harus
mempertimbangkan apakah di masa depan akan muncul produk baru yang lebih inovatif yang
dapat menggeser turun penjualannya, atau apakah akan ada kebijakan pemerintah yang
berpotensi untuk membatasi pemasarannya, atau mungkinkah pesaing akan melakukan
strategi penjualan yang bisa memukul mundur perusahaan, dan masih banya lagi bahan
pertimbangan lainnya.Laporan keuangan perusahaan manufaktur berisi beberapa angka
taksiran atau perkiraan Angka-angka taksiran ini nampak betul dalam penyusutan aktiva
tetap, yaitu tanah, bangunan, peralatan kantor, mesin, kendaraan, dan aktiva lain yang
digunakan dalam operasi perusahaan. Angka-angka yang ditaksir dalam perhitungan
penyusutan metode garis lurus adalah angka-angka residu dan umur manfaat aktiva yang
disusutkan.

Ø  Tiga Bagian Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan manufaktur terdiri dari tiga bagian: Neraca, Laporan Laba
Rugi dan Laporan Arus Kas. Laporan keuangan disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi
yang berlaku umum (GAAP) dan tunduk pada audit (review) oleh independen Akuntan
Publik (CPA). Istilah " Laporan Keuangan Diaudit " menunjukkan bahwa laporan keuangan
perusahaan telah memenuhi GAAP dan telah diaudit oleh akuntan publik.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur menyediakan data
tentang kekayaan bersih perusahaan (Neraca), profitabilitas (Laporan Laba Rugi) dan kas
yang tersedia (Laporan Arus Kas) pada periode waktu tertentu.

Neraca menunjukkan nilai dari apa yang perusahaan miliki seperti persediaan dan peralatan
(aset), jumlah uang perusahaan berutang kepada para pemberi pinjaman, pemasok dan
karyawan (kewajiban), dan jumlah uang yang diinvestasikan oleh pemegang saham atau
pemilik ke dalam perusahaan (ekuitas pemegang saham). Cara mudah untuk mengingat data
pada Neraca adalah:

Aktiva - Kewajiban = Ekuitas Pemegang Saham


Lalu bagaimana cara membaca laporan keuangan perusahaan manufaktur? Inilah dia
Laporan Laba Rugi menunjukkan pendapatan total yang dibuat oleh perusahaan dari
penjualan setelah biaya untuk manufaktur, distribusi dan biaya lainnya sudah dipotong. Data
yang dilaporkan pada Laporan Laba Rugi diringkas sebagai berikut:

Sales.  Costs + Expenses = Income


Rincian Arus Kas Pernyataan pergerakan uang tunai masuk dan keluar dari perusahaan. Ini
adalah catatan pembayaran perusahaan (arus kas keluar) dan deposito (arus kas masuk). Data
yang dilaporkan pada Laporan Arus Kas adalah:

(Cash on Hand + Cash Deposits) -- Cash Payments = Available Cash


Anda dapat menggunakan data dari Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas untuk
melakukan analisis keuangan perusahaan. Ada 18 rasio keuangan yang mengidentifikasi
likuiditas perusahaan, risiko, efisiensi dan profitabilitas. Berikut adalah lima cara yang utama
untuk menghitungnya:

Rasio Lancar = Aktiva Lancar ÷ Kewajiban Lancar

Sebuah rasio lancar dari 2 ke 1, misalnya, dianggap baik karena hal ini menunjukkan
perusahaan memiliki aset dua kali sebanyak kewajiban sehingga memiliki stabilitas finansial
yang lebih besar.

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan ÷ Persediaan 

Persediaan semakin tinggi putarannya, maka semakin cepat perusahaan menjual produk, dan
hal ini akan mengurangi biaya pergudangan dan meningkatkan aliran kas.

Perputaran Piutang = Penjualan Bersih ÷ Piutang

Sebuah perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan ini dapat menerima
uang tunai dari penjualan kepada pelanggan yang relatif cepat. Lebih banyak uang di tangan
memungkinkan perusahaan untuk membayar utang tepat waktu dan membeli aset tambahan
bila diperlukan.
Margin Laba Kotor = Laba Kotor  ÷ Total PenjualanSemakin tinggi margin laba kotor,
perusahaan lebih banyak keuntungan dari hasil membuat produk-produknya. Sebuah marjin
laba kotor yang sebesar 80%, misalnya, menunjukkan bahwa untuk setiap $ 1,00 dalam
penjualan, hanya .20 sebenarnya dihabiskan untuk membuat produk yang dijual.

Debt to Equity Ratio = Total Liabilities ÷ Total Shareholders' EquitySebuah hutang yang
lebih rendah terhadap ekuitas menunjukkan perusahaan memiliki utang kurang, lebih stabil
secara finansial dan dalam posisi yang baik untuk mendapatkan pinjaman. Rasio yang lebih
tinggi membawa risiko kredit yang lebih tinggi.

Ø  Cara Mendeteksi Penipuan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur


Banyak firma memanfaatkan Six Sigma Report dalam mendeteksi penipuan pada saat
penyusuan laporan keuangan perusahaan manufaktur untuk meningkatkan kinerja dengan
mengidentifikasi bidang utama yang berfokus pada pada peningkatan. Six Sigma didasarkan
pada keyakinan bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang terbatas, karena itu, harus
memusatkan sumber daya di daerah dengan dampak yang paling bisa di antisipasi. Untuk
mengetahui daerah yang paling potensial untuk perbaikan, analisis statistik digunakan.
Perusahaan manufaktur bertujuan untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan
keuntungan menggunakan Six Sigma Report untuk mengukur kemajuan. Manajer dengan
keahlian Six Sigma Report dikategorikan sebagai manajer ber'sabuk hitam' yang mampu
menghasilkan laporan untuk mendorong perbaikan dari pengambilan keputusan.
mencari harga pokok produksi

Laporan yang disajikan dalam akuntansi biaya juga dapat digunakan sebagai alat untuk
membandingkan hasil yang dicapai dengan standard dari budget yang dibuat sebelumnya. Hal
ini dapat berhasil apabila pengawasan terhadap biaya dilakukan dengan perencanaan biaya
yang tepat dalam setiap kegiatan, sehingga kegagalan-kegagalan atau kurang efisiennya suatu
pekerjaan dapat dihindari
Menurut Mulyadi:
Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian
biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara tertentu, serta penafsiran
terhadapnya (Mulyadi, 2002 : 6).
Pendapat mengenai akuntansi biaya menurut Supriyono,adalah
Alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta
menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya (Supriyono, 1999 : 12).

Menurut Abdul Halim, Akuntansi Biaya adalah


Akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari “ sesuatu produk “
yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi pesanan dari pemesan maupun
untuk menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual (Halim, 1996 : 3)
Berdasarkan definisi–definisi di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa akuntansi
biaya sangat penting artinya bagi manajemen dalam mengelola perusahaan yang mereka
pimpin, sebab akuntansi biaya merupakan alat untuk pengawasan dan bila mungkin menekan
biaya produksi yang bertujuan untuk menentukan harga pokok produksi barang/jasa secara
teliti dalam suatu periode tertentu.
Beberapa tujuan lain dari akuntansi biaya, adalah :
1.      Pengendalian biaya, akuntansi biaya menyajikan informasi biaya yang diperkirakan
akan terjadi dengan biaya yang sesungguhnya terjadi dan kemudian menyajikan analisis
terhadap penyimpangannya.
2.      Pengambilan keputusan khusus, akuntansi biaya menyajikan biaya yang relevan dengan
keputusan yang akan di ambil dan biaya yang relevan ini selalu berhubungan dengan biaya
masa yang akan datang (Mulyadi, 2002 : 24).

Akuntansi Biaya dapat mencapai tujuan tentang penentuan harga pokok produk, maka
akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk
atau penyerahan jasa. Biaya-biaya yang dikumpulkan disajikan adalah biaya-biaya yang telah
terjadi pada masa lalu atau biaya historis. Umumnya akuntansi biaya untuk penentuan harga
pokok produk ini untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan. Oleh karena itu, untuk
melayani kebutuhan pihak luar tersebut, akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok
produk tunduk pada prinsip-prinsip akuntansi yang yang lazim.
1. Pengertian Biaya
Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya tidak bisa lepas dari pengorbanan sumber-sumber
ekonomis atau alat-alat produksi untuk menghasilkan produk-produk yang diinginkan.

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang produksi, istilah biaya sangat penting artinya, sebab
biaya harus relevan dengan proses produksi yang sedang dibiayainya. Pada dasarnya biaya
diukur dengan nilai sekarang dari sumber-sumber ekonomi yang dikorbankan untuk
memperoleh barang atau jasa yang akan dipergunakan dalam aktivitas perusahaan. Barang
atau jasa yang dikorbankan merupakan pengurangan atas harta atau dibebankan sebagai
hutang pada saat barang atau jasa itu diperoleh.

Beberapa ahli akuntansi berpendapat mengenai pengertian biaya seperti yang dikemukakan di
bawah ini :
Ø  Menurut Mulyadi :
Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang di ukur dalam satuan uang
yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan biaya
dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomis untuk memeperoleh aktiva atau
dalam istilah lain disebut dengan harga pokok (Mulyadi, 2002 : 8).
Ø  Menurut Harnanto dan Zulkifli, pengertian biaya adalah
Jasa atau manfaat suatu sumber ekonomi yang telah digunakan atau dilkeluarkan dalam
rangka menciptakan pendapatan yang merupakan tujuan setiap unit usaha (Harnanto &
Zulkifli, 2003 : 15).

Akuntansi Biaya memerlukan sebuah konsep dan terminologi untuk dasar pembahasan
akuntansi biaya dengan tujuan supaya dapat dipakai pedoman di dalam penyusunan laporan
biaya. Beberapa konsep dan terminologi tersebut adalah :
Ø  Harga Perolehan atau harga Pokok (Cost)
Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang,
dalam bentuk :
- Kas yang dibayarkan , atau
- Nialai aktiva lainnya yang diserahkan / dikorbankan ,atau
- Nilai jasa yang diserahkan/dikorbankan, atau
- Hutang yang timbul, atau
- Tambahan modal
Dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan , baik pada masa lalu
(harga perolehan yang telah terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan
yang akan terjadi).

2.      Biaya (expenses)
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh
penghasilan (revenue) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan .Biaya digolongkan
ke dalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga
dan biaya pajak perseroan.
3.      Penghasilan (Revenues)
Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk :
- Kas yang diterima, atau
- Piutang yang timbul, atau
- Nilai aktiva lainnya yang diterima ,atau
- Nilai jasa yang diterima, atau
- Pengurangan hutang, atau
- Pengurangan modal
- Dalam rangka penjualan barang dagangan , produk atau jasa yang dilakukan
oleh     perusahaan kepada pihak lain.

4.      Rugi dan laba (Profit and loss)


Rugi dan laba adalah hasil dari proses mempertemukan secara wajar antara semua
penghasilan dengan semua biaya dalam periode akuntansi yang sama. Apabila semua
penghasilan lebih besar dibanding biaya , maka selisihnya adalah laba bersih.Apabila
penghasilan lebih kecil dibandingkan dengan semua biaya, selisihnya rugi bersih.

5.      Rugi (Losses)
Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan pengambilan modal
oleh pemilik, di mana tidak ada manfaat uyang diperoleh dari berkurangnya aktiva.
(Supriyono, 1999 : 16)

2. Penggolongan Biaya Produksi


Penggolongan adalah proses mengelompokkan secara sitematis atas keseluruhan elemen yang
ada ke dalam golongan-golongan ternetu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan
informasi lebih punya arti atau lebih penting.

Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akan digunakan untuk
berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi
biaya yang akan disajikan. Oleh karena itu dalam penggolongan biaya tergantung untuk apa
biaya tersebut digolongkan, untuk tujan yang berbeda diperlukan cara penggolongan yang
berbeda pula, atau tidak ada satu cara penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk semua
tujuan menyajikan informasi biaya.

Penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan ada empat fungsi yang utama, yaitu ;
Ø  fungsi produksi, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku
menjadi produk selesaiyang siap untuk dijual.
Ø  fungsi pemasaran, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk
selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba
sesuai yang diinginkan perusahaan samapai dengan pengumpulan kas dari hasil penjualan.
Ø  fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan
penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara
keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien). Kegiatan fungsi ini
berhubungan dengan fungsi pokok perusahaan yang lain, tetapi manfaatnya tidak dapat
diidentifikasikan langsung pada fungsi lain tersebut.
Ø  fungsi keuangan, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau
penyediaan dana yang diperlukan perusahaan. Fungsi ini tidak begitu penting, jika dana yang
ada dalam perusahaan telah dapat terpenuhi.
(Supriyono, 1999 : 18)

Atas dasar fungsi tersebut di atas, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok biaya,
yaitu :
1. Biaya produksi
Pengertian biaya produksi menurut Supriyono adalah ” semua biaya yang berhubungan
dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai ”
(Supriyono, 1999 : 19)

Menurut Abdul Halim, pengertian biaya produksi adalah Biaya-biaya yang berhubungan
langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatch-kan) dengan
penghasilan (revenue) di periode mana produk itu dijual (Halim, 1999 : 5)

Kegiatan ekonomi yang dilakukan secara individu terutama kegiatan produksi rumah tangga,
secara eksplisit tentu saja memerlukan biaya produksi, dalam hal ini mencerminkan
pengeluaran nyata (aktual) yang dikeluarkan untuk memperoleh input.
Secara garis besar, biaya produksi dibagi menjadi tiga, yaitu : biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja dan biaya overhead pabrik.

a.    Biaya Bahan Baku (material cost)


Biaya ini sering disebut dengan istilah biaya utama (prime cost). Bahan baku merupakan
bahan yang membantu bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku dapat diproduksi sendiri
maupun diperoleh dari pembelian. Di dalam memperoleh bahan baku pengusaha tidak hanya
mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan ongkos
transportasi

Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan
baku dan untuk menempatkan dalam keadaan siap untuk diproduksi, merupakan unsur harga
pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku tersebut terdiri dari harga beli
ditambah dengan biaya–biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
menyiapkan bahan baku sampai dalam keadaan siap untuk diolah (Mulyadi, 2002 : 301).

Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi yang terdiri dari dua macam, yaitu bahan
baku langsung (direct material) dan bahan baku tidak langsung (indirect material). Bahan
baku langsung adalah bahan baku yang secara langsung berperan dalam proses produksi dan
mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah produk yang dihasilkan. Bahan baku tidak
langsung adalah bahan baku yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi.

Anggaran bahan baku merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku langsung,
sedangkan kebutuhan bahan baku tidak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya
overhead pabrik.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa anggaran bahan baku adalah semua anggaran yang
berhubungan dengan perencanaan secara lebih terperinci mengenai penggunaan bahan baku
untuk proses produksi selama periode yang akan datang.

b. Biaya Tenaga Kerja


Seperti halnya bahan baku, tenaga kerja yang bekerja di pabrik juga dikelompokkan menjadi
tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung berperan dalam proses
produksi. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang secara tidak
langsung berperan dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya overhead
pabrik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang
merencanakan secara terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja
meliputi rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu periode
produksi, tarif upah dan waktu (kapan) pengerjaannya.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan bagian dari anggaran tenaga kerja yang
secara terperinci akan memuat :
Ø  Jumlah barang yang diproduksi
Ø  Jumlah produksi yang dihasilkan
Ø  Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi
Ø  Jumlah jam / hari tenaga kerja langsung setiap produksi
Ø  Tingkat upah rata-rata per jam/hari tenaga kerja langsung.
Ø  Waktu kapan upah rata-rata per jam/hari tenaga kerja langsung.

Biaya tenaga kerja merupakan salah satu dari biaya konversi, di samping biaya overhead
pabrik. Yang merupakan salah satu biaya untuk mengubah bahan baku manjadi produk jasa.
Sebelum lebih lanjut perlu dipahami batasan biaya tenaga kerja dan cara penggolongannya. ”
tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah
produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja
manusia tersebut ”. (Mulyadi , 2002 : 343)

Biaya tenaga kerja untuk tujuan akuntansi di bagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1.      Biaya tenaga kerja langsung (direct labor), adalah balas jasa yang diberikan kepada
karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk
tertentu yang dihasilkan perusahaan.
2.      Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor), adalah balas jasa yang diberikan
kepada karyawan pabrik, akan tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan atau diikuti
jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.

c .Biaya Overhead Pabrik (factory Overhead).

Biaya-biaya yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi dimasukkan
(dikelompokkan) ke dalam biaya overhead pabrik.

Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya–biaya dalam pabrik yang
dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi, kecuali bahan baku langsung, dan biaya
tenaga kerja langsung. Oleh karena terlalu banyaknya jenis biaya yang muncul dalam
operasional pabrik, maka diperlukan perhatian khusus. Sedangkan anggaran biaya overhead
pabrik adalah suatu perencanaan yang terperinci mengenai biaya-biaya tidak langsung yang
dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi selama periode yang akan datang. Terlalu
besarnya biaya overhead pabrik akan memperngaruhi tingkat keuntungan yang akan
diperoleh.

Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik menurut sifatnya
dikelompokkan menjadi beberapa golongan, antara lain :
Ø  Biaya bahan penolong
Ø  Biaya tenaga kerja tidak langsung
Ø  Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva
Ø  Biaya yang yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Ø  Biaya overhead lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai (Mulyadi,
2002 : 208).

2. Biaya Pemasaran

Menurut Supriyono, “Biaya pemasaran adalah biaya dalam rangka penjualan produk selesai
sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas” (Supriyono, 1999 : 21).
Biaya pemasaran meliputi biaya untuk melaksanakan fungsi penjualan, fungsi penggudangan
produk selesai, fungsi pengepakan dan pengiriman, fungsi advertensi, fungsi pemberian
kredit dan pengumpulan piutang, dan fungsi pembuatan faktur atau administrasi penjualan.
3. Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi dan umum ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan,
dan pengwasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini gaji
pimpinan tertinggi perusahaan, personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakat,
keamanan dan sebagainya.

Ø  Pengertian Harga pokok Produksi


Harga Pokok adalah gambaran kuantitatif pengorbanan yang harus dilakukan oleh produsen
pada waktu terjadinya pertukaran barang-barang atau jasa–jasa yang ditawarkannya di pasar
(Winardi, 2000 : 249).

Perhitungan harga pokok produksi di mulai dengan menjumlahkan biaya-biaya produksi yang
terdiri dari bahan baku langsung, buruh langsung / tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik, sehingga diperoleh total biaya yang dibebankan pada pekerjaan pada setiap periode.

Seperti yang telah dibahas di atas, bahwa untuk menghitung harga pokok secara tepat dan
teliti, maka biaya yang harus dikeluarkan harus diklasifikasikan menurut aliran–aliran biaya
itu sendiri. Di dalam akuntansi yang konvensional komponen harga pokok terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Perhitungan biaya produksi dan perhitungan harga pokok produk dalam proses supaya bisa
dianalisis kegiatannya selama periode tertentu, maka harus disusun laporan biaya produksi
yang biasanya di bagi menjadi 3 (tiga) bagian :

a) Data produksi
Berisi jumlah produk dalam proses pada awal periode, jumlah produk yang telah diolah
selama periode tertentu, jumlah produk selesai ditransfer ke gudang, dan produk yang masih
dalam proses pada akhir periode dengan tingkat penyelesaian tertentu.

b) Biaya yang dibebankan


Memperhatikan biaya-biaya produksi yang terjadi atau yang dikeluarkan selama periode
tertentu. Dalam bagian ini disajikan biaya total dan biaya pemantauan tiap-tiap elemen biaya
produksi.

c) Perhitungan biaya
Memperhatikan perhitungan harga produk selesai yang ditransfer ke gudang dan biaya
produk dalam proses pada akhir periode.
(Mulyadi, 2002 : 189)

Harga pokok proses merupakan cara penentuan harga pokok produk dimana biaya produksi
dibebankan kepada proses selama periode tertentu. Dalam metode ini tidak ada pembedaan
antara biaya langsung dan biaya tidak langsung, sedangkan biaya overhead pabrik terdiri dari
biaya-biaya yang dikeluarkan atau yang terjadi didalam proses produksi yang secara tidak
langsung ikut dalam membuat barang jadi, yaitu selain biaya bahan baku, biaya bahan
penolong, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

Ø  Metode pengumpulan harga pokok produksi


Pembuatan suatu produk mempunyai dua kelompok biaya, yaitu biaya produksi dan biaya
non produksi. Biaya produksi merupakan biaya–biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan
bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya–biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan
administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi, yang digunakan
untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk yang pada akhir periode
akuntansi masih dalam proses. Biaya non produksi ditambahkan pada harga pokok produksi
untuk menghitung total harga pokok produk.

Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi, menurut Mulyadi,
secara garis besar cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Produksi atas dasar pesanan
perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, mengumpulkan harga pokok produksinya
dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method).Dalam metode
ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per
satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam
pesanan yang bersangkutan.

2. Produksi massa
Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan
menggunakan metode harga pokok proses (process cost method).Dalam hal ini biaya-biaya
produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk
yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi
untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan (Mulyadi, 2002 : 18).
BAB III
PENUTUPAN
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan kita selama menyusun dan mencari sumber referensi makalah
ini bahwa:
Ø  Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang dari bahan baku,
bahan setengah jadi ssampai dengan barang jadi yang siap untuk di jual.
Ø  Setiap perusahaan manufaktur harus menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) dengan
cara BBB+BTKL+BOP.
Ø  Setiap data laporan keungan perusahaan manufaktur harus valid, akurat, dapat dipercaya
dan ada buktinya.   
B.     Saran-saran
Ø  Proses penyelesaian makalah harus diselesaikan tepat waktu dan akurat, untuk itu
agar penulis betul-betul lebih meiliki rasa tanggungjawab yang besar agar data tersebut dapat
terselesaikan dengan baik.
Ø  Sebaiknya dalam suatu penyusunan makalah harus benar-benar jelas dan tidak
membingungkan agar pembaca dapat mengerti apa yang dituliskan oleh penulis.

Anda mungkin juga menyukai