Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

UANG DAN BANK


Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Umum Pengantar Ekonomi Makro
yang di ampu oleh : Fivien Muslihatinningsih, SE.,M.Si

Oleh Kelompok 7 :
Khafid Fitriyanto Albahrudin (190810301146)
Muchammad Zulfani (190810301147)
Willy Daiva (190810301148)
Enrico Pratamaputra (190810301161)
Cindy Iswanti (190810301165)

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

0
KATA PENGANTAR
Puji syukur Allhamdulillah senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT
yang telah melimpakan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Pengantar Ekonomi Makro dengan dosen Fivien M, SE.,M.Si yang berjudul:
“UANG DAN BANK”.
Kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhir kata kelompok kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan perkembangan dan manfaat bagi dunia pendidikan.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….2
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………...3
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………...3
C. TUJUAN……………………………………………………………………....4
D. MANFAAT……………………………………………..……………………..4
BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI UANG………………………………………5
B. MACAM-MACAM UANG…………………………………………………10
C. PENCIPTAAN UANG………………………………………………………12
D. PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG……………………………..14
E. TEORI KUANTITAS UANG……………………………………………….21
F. KEBIJAKSANAAN MONETER……………………………………………26
G. LEMBAGA KEUANGAN BANK………………………………………….28
H. PERANAN BANK DALAM MASYARAKAT…………………………….30
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………………31
B. SARAN………………………………………………………………………31
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..32

BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

2
Uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita sehari-hari. Ada pula
yang berpendapat bahwa uang merupakan darah nya perekonomian,karena di dalam
masyarakat modern dewasa ini, dimana mekanisme perekonomian berdasarkan lalu
lintas barang dan jasa semua kegiatan-kegiatan ekonomi tadi akan memerlukan uang
sebagai alat pelancar guna mencapai tujuannya.
Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai peranan yang sangat penting.
Dengan adanya uang, kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar. Uang
digunakan oleh masyarakat untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang
juga digunakan untuk menyimpan kekayaan dan untuk membayar hutang. Bahkan
dengan adanya uang, kalian dapat mengatakan bahwa bukumu lebih mahal daripada
pensil temanmu, dan sebagainya. Apakah yang dimaksud dengan uang itu? Setelah
membaca uraian di atas, kalian dapat menyimpulkan bahwa uang adalah suatu benda
yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan
melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu yang
bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.
Seperti kita lihat dalam perekonomian masyarakat,uang merupakan sesuatu
yang sangat vital keberadaanya. Bahkan ada beberapa orang mengatakan bahwa tanpa
uang orang tidak bisa hidup. Oleh karena itu,untuk mendapatkan uang dan dapat
hidup mapan kita harus bekerja dengan giat dan sungguh-sungguh. Dalam makalah
ini kami akan membahas tentang uang dan lembaga keuangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian uang dan fungsi dari uang ?
2. Apa saja maca-macam dari uang ?
3. Bagaimanakah proses penciptaan uang ?
4. Bagaimanakah permintaan dan penawaran dalam uang ?
5. Apa saja teori kuantitas uang ?
6. Bagaimanakah proses kebijaksaan moneter ?
7. Apa saja yang termasuk dalam lembaga keuangan bank ?
8. Apa saja perananan bank dalam masyarakat ?

3
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi uang.
2. Untuk mengetahui macam-macam uang.
3. Untuk mengetahui proses penciptaan uang.
4. Untuk mengetahui permintaan dan penawaran uang.
5. Untuk mengetahui teori dari kuantitas uang.
6. Untuk mengetahui kebijaksanan moneter.
7. Untuk mengetahui macam-macam lembaga keuangan bank.
8. Untuk mengetahui peranan bank dalam masyarakat.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penulisan ini dapat dijadikan salah satu sumbangsih yang cukup penting
terhadap ilmu pengetahuan yang didapat pada masa perkuliahan.
2. Bagi Pembaca
Penulisan makalah ini dapat membuka wawasan pembaca menjadi lebih luas
mengenai modal dan pembangunan ekonomi.

BAB 2 : PEMBAHASAN
a. PENGERTIAN DAN FUNGSI UANG
Definsi Uang
Uang, sudah tentu, amat dibutuhkan oleh perekonomian agar perekonomian
pasar itu berfungsi. Pemanfaatan uang, memisahkan mereka yang tengah bertukaran
ke dalam penjual dan pembeli dan memisahkan barter ke dalam penawaran dan
permintaan pasar. Uang secara umum didefinisikan sebagai alat tukar. Karena itu

4
segala sesuatu yang dapat bertindak sebagai alat tukar umum, yang disebabkan alat
itu dapat diterima sebagai alat penyelesai utang, dapat dianggap sebagai uang. Karena
itu pula uang merupakan kondisi yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan pasar
kredit. Memang, adalah mungkin untuk meminjam barang dalam perekonomian
barter dengan janji untuk mengembalikan barang atau barang lain setelah waktu
tertentu. Akan tetapi, tidaklah mungkin untuk mendapatkan pasar yang seragam untuk
pelayanan ekonomi khusus itu, misalnya pertukaran barang sekarang dan barang yang
akan dating. Pelayanan ini sangat tidak bergantung dari jenis barang khusus dan
hanya dapat dinyatakan secara memuaskan dengan meminjam dan meminjamkan
uang.
Untuk menyelesaikan pembayaran yang sah, uang berubah kedudukannya. Uang
tersebut menjadi uang sah.Lazimnya uang sah seperti itu berbentuk uang tanda atau
uang kertas yang tidak mempunyai nilai barang (kecuali sebagai selembar kertas yang
bergambar bagus yang terlalu sempit untuk dipakai pembungkus), namun diterima
sebagai alat tukar. Sebaliknya uang barang (barang yang digunakan sebagai alat
tukar) mungkin mempunyai nilai barang, tetapi tidak diterima umum sebagai alat
tukar untuk menyelesaikan segala macam klaim. Deposito bank yang amat dikenal
dalam dunia perbankan modern, dapat dianggap sebagai uang sekiranya diterima oleh
penerima deposito itu. Sekarang, oleh karenanya, mudahlah diketahui bagaimana
deposito bank,andaikata dipinjamkan, bisa menciptakan tambahan uang dalam
peredaran. Jadi, dapatlah dipahami, bahwa kegiatan penciptaan kredit yang dilakukan
bank itu dapat menaikkan jumlah uang dalam kehidupan perekonomian, bilamana
sebagian deposito bank tersebut dipinjamkan dan beredar di luar “ruang-besi” bank
itu. Kiranya perlu pula diketahui bahwa penciptaan kredit oleh bank itu dapat
mengubah persediaan uang walaupun bank tersebut tidak dapat menerbitkan uang.
Kendatipun demikian bank itu mempunyai batas – batas tertentu untuk
menciptakan uang (sekalipun dalam keadaan sangat mendesak, seperti perang, batas –
batas itu menjadi rapuh).Keterbatasan itu mungkin disebabkan :
1. Pembatasan yang dilakukan kebijaksanaan bank sentral terhadap ekspansi
moneter yang dilakukan oleh bank komersial.

5
2. Kemungkinan kenyapnya kepercayaan masyarakat atau nasabah yang dalam
jangka pendek dapat menganggu kehidupan moneter negara yang
bersangkutan
3. Keinginan masyarakat untuk menahan uang konstan yang bukan simpanan di
bank yang dapat mengurangi permintaan total, menurunkan produksi,
menambah pengangguran, dan semakin berkurangnya permintaan.
Kelaziman melukiskan bahwa definisi uang itu mencakup (1) uang kas; (2) mata
uang ; dan (3) deposito bank umum. Giro, yakni uang yang dapat dibayar atas
permintaan, jelas tercakup dalam konsep uang. Akan halnya dengan deposito
berjangka, terdapat pertentangan paham; apakah dapat dianggap sebagai uang karena
deposito itu tidak dapat berjangka berada di luar definisi tersebut. Akan tetapi dalam
definisi yang lebih longgar, deposito berjangka itu tercakup didalamnya karena
kenyataan bahwa deposito tersebut memiliki segala sifat yang dimiliki uang kecuali
setelah celah waktu yang pendek lewat. Perbedaan definisi diatas itu perlu, karena
gejala deposito berjangka akan muncul bilamana syarat – syarat untuk tiu telah
terpenuhi. Negara – negara berkembang seringkali harus menghadapi masalah besar
apabila mereka ingin memenuhi syarat – syarat serupa itu.
Fungsi Uang
Berapapun sederhananya identifikasi fungsi uang di masyarakat modern, namun
bila fungsi uang itu dihadapkan dengan masyarakat sederhana yang kebanyakan
berada di negara – negara sedang berkembang, maka segalanya harus dilihat dari
sudut yang sungguh berbeda. Secara tradisional,para ahli menganggap fungsi uang
dalam kehidupan praktis tersebut meliputi :
1. Fungsi uang sebagai alat tukar
Dapat dipastikan, fungsi uang sebagai alat tukar itu akan berbarengan dengan
munculnya pasar. Dalam perekonomian tanpa uang, memperkenalkan uang
sebagai alat tukar akan mempermudah pertukaran yang akan memuaskan
kedua belah pihak. Berkat fungsinya sebagai alat tukar, uang dapat menambah
ruang – lingkup pertukaran,pembagian kerjadan efisiensi dalam pengalokasian
sumber – sumber daya. Melalui fungsinya sebagai alat tukar pula,
kemungkinan – kemungkinan produksi pun akan semakin meluas. Akan

6
tetapi, tidak boleh dilupakan, pemanfaatan uang pun akan menyeret
masyarakat ke dalam pengalaman pahit yang disebabkan inflasi dan deflasi.
Dalam hal seperti ini, tidak sedikit masyarakat yang jauh dari “mental
kapitalisme” yang tidak siap untuk menghadapinya.

2. Fungsi uang sebagai alat satuan hitung atau ukur


Uang dapat dianggap sebagai “Kelipatan persekutuan terkecil dari beberapa
penyebut” (common denominator) untuk penilaian subyektif atas asumsi
bahwa jumlah daya beli yang dibelanjakan kepada barang – barang secara
obyektif mengukur kepentingan relative dari kepuasan kepada pembeli.
Dalam perekonomian yang masih primitif, upaya memperkenalkan
penggunaan uang sebagai alat satuan hitung (numerarie) akan
mengembangkan kesadaran untuk berhitung dan kalkulasi perniagaan dalam
kegiatan ekonomi. Asas alokasi sumber – sumber rasional sukar diterapkan
tanpa satuan hitung atau ukuran umum. Andaikata uang tidak dikenal
masyarakat, maka jumlah “harga” yang akan dihadapi masyarakat itu akan
berlipat ganda sebagaimana telah dilukiskan oleh Simpson. Misalnya, di
dalam perekonomian hanya terdapat 1000 jenis barang dan jasa. Setiap barang
dapat dipertukarkan dengan beras, kubis, rempah – rempah, garam, gula, teh,
ikan asin, hasil anyaman dan seterusnya. Karena itu tanpa satuan hitung, harga
papaya itu akan dinyatakan dengan 999 jenis barang lainnya. Demikian pula
halnya dengan beras, kubis, rempah – rempah, garam, gula, teh, ikan asin,
hasil anyaman dan sebagainya itu akan dinyatakan dengan 999 jenis barang
selebihnya. Dengan demikian maka kita dapat menyatakan jumlah “harga”
pertukaran ini dengan rumus:

E = ½ n (n-1)
Rumus itu menunjukkan bahwa E adalah jumlah pertukaran yang khas,
sedangkan n adalah jumlah barang dan jasa yang dipertukarkan. Dalam contoh
di atas, n = 1000. Karena n tersebut berjumlah 1000 jenis maka E = 499.500.
Oleh sebab itu, andaikata kehidupan kita tidak dibantu oleh satuan hitung atau
satuan ukur (yang kemudian kita kenal sebagai “uang”), setiap saat kita pergi

7
ke pasar yang memperdagangkan 1000 jenis barang dan jasa, kita harus
berhadapan dengan hamper 500.000 tingkat (“harga”) pertukaran.

3. Fungsi uang sebagai penyimpan nilai


Agaknya, semakin tinggi kebudayaan manusia, semakin besar dan beraneka –
ragam pula “aktiva” yang disimpannya. Sebelum uang dipergunakan, konon
masyarakat menyimpan kekayaannya itu dalam bentuk nyata, misalnya,padi,
ternak, perhiasan, dan lain lain. Cara seperti itu bukan saja tidak efisien,
karena kerusakan, kematian dan ancaman penyakit umpannya, tetapi malahan
juga akan meninggikan biaya penyimpanan. Akan tetapi, dengan pemanfaatan
uang, maka inefisiensi yang disebabkan oleh gejala itu akan lenyap.
Penyimpanan aktiva seperti itu dalam masyarakat modern yang penduduknya
semakin berjejal – jejal akan mempersulit perolehan lahan. Dahulu, ketika
penduduk masih sedikit, penyimpanan nilai dalam bentuk ternak misalnya,
tidak banyak menimbulkan kesulitan, tetapi saat ini, semakin terasa
ketidakefisienannya.
Dengan pemanfaatan uang, maka tingkat pendapatan yang diperoleh dari
tabungan akan naik, dan dengan demikian juga tabungan yang diperlukan
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan akan memperoleh dorongan.
Friedman bahkan menambahkan, bahwa uang adalah sesuatu yang lebih
dasariah daripada sekedar sebagai alat tukar; uang adalah sesuatu yang
memungkinkan orang dapat memisahkan tindakan membeli dari tindakan
menjual. Dari sisi pandangan ini, peranan uang adalah untuk bertindak
sebagai penyimpan sementara tenaga beli.
Sudah tentu, pemanfaatan uang sebagai alat penyimpan nilai itu akan
menyebabkan aktiva masyarakat terbawa arus gelombang pasang dan
gelombang surut perekonomian harga, dan konsep biaya dan harga pokok
yang tidak mudah dipahami oleh masyarakat sederhana, sekalipun mereka
telah mengenal arti “perdagangan” dalam kehidupan.

8
b. MACAM-MACAM UANG
Macam-macam uang
Dalam perekonomian, jenis-jenis uang dapat dibedakan menjadi tiga, yakni:
 Uang Kartal
Yakni jenis uang kertas dan logam yang diciptakan dan dikeluarkan oleh Bank
Central. Khusus di negara kita Indonesia, yang berhak menciptakan jenis uang ini
ialah Bank Indonesia. Uang kartal ialah alat pembayaran yang sah dan wajib
digunakan bagi masyarakat yang hendak melakukan kegiatan transaksi ekonomi
sehari-hari.
 Uang Giral
Yakni uang yang diciptakan oleh Bank-bank umum ataupun Bank perdagangan,
seperti rekening giro, treeveler’s check, rekening deposito, dimana uang giral ini
sewaktu-waktu bisa digunakan untuk pembayaran karena uang jenis ini merupakan
uang simpanan atau deposito yang bisa ditarik kapanpun sesuai dengan
kebutuhanya. Masyarakat bisa menolak jika transaksi dibayar dengan uang jenis
ini, karena tidak semua pembayaran menggunakan cek, jadi secara ekonomi jenis
uang ini sah namun secara hukum tidak, maksudnya hanya berlaku untuk kalangan
tertentu. Untuk pengambilan uang giral ini bisa menggunakan giro atau cek.

9
 Uang Kuasi
Uang kuasi adalah uang yang sengaja disimpan dalam kurun waktu tertentu
sehingga selama periode tersebut nasabah tidak dapat menggunakannya sebagai
alat pembayaran.
Contoh : Tabungan,Tabungan valuta asing, deposito, deposito dalam bentuk
sertifikat

Jenis uang berdasarkan bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yakni:


 Uang logam
Biasanya terbuat dari emas ataupun perak, karena keduanya memenuhi syarat-
syarat uang yang seharusnya dan efisien. Harga emas dan perak yang cenderung
tinggi menjadikan emas dan perak mudah dikenali dan diterima masyarakat.

 Uang kertas
Yakni jenis uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu juga
sebagai alat pembayaran yang sah. Adapun menurut penjelasan Undang-Undang
No. 23 tahun 1999 tentang “Bank Indonesia”, yang dimaksud dengan uang kertas
ialah uang dalam bentuk lembaran.

Jenis uang berdasarkan nilainya yaitu:


 Uang penuh (Full bodied Money)
Jika uang terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang
dikandungnya. Maksudnya nilai uang dapat dikatakan sebagai uang penuh jika
nilai yang tertera diatas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang
digunakan, atau dengan kata lain nilai nominal sama dengan nilai intrinsik.
Contohnya: adalah uang emas dan perak.
 Uang tanda (Token Money)
Yakni jika nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang
digunakan untuk membuat uang atau nilai nominal lebih besar daripada nilai

10
intrinsik dari uang tersebut. Contohnya untuk membuat uang Rp. 5.000,00,-
pemerintah mengeluarkan biaya sebesar Rp. 3.450,00,-.

c. PENCIPTAAN UANG
Penciptaan Uang
Berdasarkan pengelompokan peranannya, secara umum dikenal tiga pelaku
utama dalam peredaran uang, yaitu (i) otoritas moneter, (ii) bank umum, dan (iii)
masyarakat atau sektor swasta domestik. Pada dasarnya, ketiga pelaku tersebut
berinteraksi sedemikian rupa sehingga penyediaan (penawaran) uang oleh otoritas
moneter dan bank sesuai dengan kebutuhan (permintaan) masyarakat akan uang
tersebut. Secara sederhana dapat diuraikan: otoritas moneter menciptakan uang kartal,
sementara bank umum menciptakan uang giral dan uang kuasi, sedangkan masyarakat

11
akan menggunakan uang yang diciptakan oleh otoritas moneter dan bank umum
tersebut untuk melaksanakan kegiatan ekonomi.

Penciptaan Uang Kartal Oleh Bank Sentral Indonesia.


Bank sentral Indonesia merupakan pemilik autoritas moneter negara yang
berhak mengeluarkan atau menerbitkan atau menciptakan uang dan besert
mengedarkannya. Bank Indonesia akan menerbitkan uang kartal jenis kertas maupun
jenis logam berdasarkan pada faktor-faktor berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi yang ekspansi. Keadaan perekonomian negara sedang
memerlukan penambahan jumlah uang beredar. Penambahan uang beredar ini
untuk menciptakan kondisi moneter yang lebih stabil atau tetap stabil.
2. Menggantikan uang yang ditarik dari peredaran atau masyarakat. Penarikan
uang beredar ini terkait dengan penerbitan uang baru, mengganti uang yang sudah
rusak, uang yang sudah terlalu lama (tahun penerbitan lama, uang sudah banyak
dipalsukan atau karena faktor-faktor lainnya.

Penciptaan Uang oleh Bank Umum


Bank Umum atau Commercial Bank merupakan lembaga keuangan yang
dalam melakukan usahanya dapat menciptakan uang giral, dan uang kuasi.
Terjadinya penciptaan uang giral dan kuasi pada bank umum dapat melalui tiga
mekanisme berikut:
1. Mekanisme Substitusi. Penciptaan uang ini terjadi karena nasabah menyimpan
uang kartalnys pada bank dalam bentuk rekening seperti rekening tabungan,
rekening deposito, rekening giro, dan rekening koran. Ketika bank
menerbitkan rekening-rekening tersebut, maka secara otomatis bank tersebut
telah menciptakan uang giral dan kuasi.
Penciptaan uang ini tidak menambah uang beredar. Uang giral dan kuasi
bertambah, namun uang kartal berkurang.
2. Mekanisme Transfomasi. Penciptaan uang terjadi karena bank umum
mendiskonto wesel atau membeli surat berharga dari nasabah dan

12
membukukan nilai wesel yang didiskonto atau surat berharga yang dibeli
tersebut ke dalam rekening tabungan, deposito atau giro atas nama nasabah.
Penciptaan ini tidak merubah jumlah uang beredar.
3. Mekanisme Pemberian Kredit. Penciptaan uang terjadi karena bank umum
memberikan kredit kepada nasabah atau perusahaan dan kredit tersebut
dipindah bukukan ke dalam bentuk rekening koran atau rekening giro
nasabah. Terjadi pencitaan uang giral senilai kredit yang diberikan tersebut.
Penciptaan uang ini menambah jumlah uang beredar di masyarakat sebesar
nilai kredit yang dikeluarkan bank.

Perlu diketahui bahwa dalam proses substitusi dan transformasi terdapat


kemungkinan terjadinya perpindahan bentuk dari uang giral ke uang kuasi melalui
pemindahbukuan. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam praktik suku bunga
deposito berjangka pada umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan jasa giro.
Namun, pergeseran tersebut tergantung pada daya tarik simpanan dalam bentuk
tabungan atau deposito berjangka dibandingkan dengan simpanan dalam bentuk
giro. Sementara itu, dalam proses pemberian kredit pada umumnya tidak
dibukukan sebagai tabungan atau deposito karena, pada umumnya, suku bunga
pinjaman lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga tabungan atau deposito.

d. PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG


Teori Permintaan Uang
Terdapat beberapa teori permintaan uang yang sering digunakan, yaitu teori
permintaan klasik yang terdiri dari Teori Inving Fisher dan Teori Cambridge. Adapun
untuk teori modern dikenal dengan teori permintaan uang Keynes. Berikut adalah
pembasahan untuk masing-masing teori permintaan uang tersebut.

Irving Fisher
Melalui bukunya The Purchasing power of money terbit pada tahun 1911,
Irving Fisher memperkenalkan pendekatan secara velositas. Pendekatan ini

13
menjelaskan bahwa jumlah uang yang dibelanjakan sama dengan jumlah uang yang
diterima. Dalam teori ini, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar.
Fisher mengemukakan bahwa permintaan uang merupakan kepentingan yang
sangat likuid untuk memenuhi motif transaksi. Dengan sederhana persamaan
transaksi permintaan uang Fisher adalah:
MV = PT
Dimana nilai dari barang yang dijual dikalikan dengan harga rata-rata dari
barang tersebut (P) harus sama dengan volume uang yang ada dalam masyarakat (M)
dikalikan dengan berapa kali rata-rata perputaran uang (V). Volume transaksi (T)
dalam suatu periode tertentu ditentukan oleh tingkat output masyarakat (pendapatan
nasional) dan bisa pula dianggap mempunyai nilai tertentu dalam dalam satu tahun.
Menurut Fisher dan kaum klasik diasumsikan selalu dalam keadaan full
employment. Velocity ditentukan oleh faktor-faktor kelembagaan, mencakup faktor-
faktor, misalnya tingkat permintaan uang akan sama dengan pendapatan nasional.
Maka secara matematis dapat ditulis:
Md = kPY
Dimana k adalah proporsi/bagian dari GNP yang diwujudkan dalam bentuk
uang kas, jadi besarnya sama dengan I/VV, sedangkan Y adalah tingkat pendapatan
nasional riil dan P adalah harga umum.

Teori Cambridge
Teori ini dikemukakan oleh A. Marshall dari Universitas Cambridge, dia
memandang persamaan Fisher dengan sudut pandang yang berbeda. Marshall tidak
menekankan pada perputaran uang (velocity) dalam suatu periode, melainkan pada
bagian dari pendapatan (GNP) yang diwujudkan dalam bentuk uang kas (Nopirin,
1998: 73). Secara matematis, teori ini dapat dituliskan sebagai berikut:
M = k Py
Dimana k adalah proporsi dari GNP yang diujudkan dalam bentuk uang kas,
jadi besarnya sama dengan 1/v. Marshall tidak menggunakan volume transaksi (T)
sebagai alat pengukur jumlah output, tetapi menggunakan Y (untuk menunjukkan

14
GNP riil). Jadi, T umumnya lebih besar daripada Y, sebab dalam pengertian T
termasuk juga total transaksi barang akhir dan atau setengah jadi dihasilkan beberapa
tahun yang lampau. Sedang dalam GNP hanyalah mencakup barang dan jasa akhir
yang dihasilkan pada tahun tertentu saja, di dalamnya juga tidak termasuk barang
setengah jadi. Esensi dari persamaan Irving Fisher tidaklah berbeda dengan
persamaan Marshall ditinjau dari segi matematis, sehingga masih juga merupakan
suatu identitas. Namun demikian, orientasinya berbeda. Persamaan Marshall dapat
dikatakan merupakan persamaan yang menunjukkan adanya permintaan akan uang,
dimana masyarakat menghendaki sebagian tertentu dari pendapatannya dalam bentuk
uang kas (ditunjukkan dengan k).
Dengan demikian, persamaan Marshall tidak lagi merupakan persamaan
pertukaran atau identitas (seperti pada persamaan Irving Fisher), tetapi telah
merupakan persamaan teori kuantitas uang (dalam arti telah terkandung di dalamnya
pengertian permintaan akan uang, yang kemudian sering disebut dengan persamaan
cash-balance).

Teori Keynes
General Theory of Employment Interest and Money, buku fenomenal yang
ditulis oleh John Maynard Keynes pada tahun 1936 merupakan kritik terhadap kaum
klasik yang tidak mampu menjelaskan masalah depresi yang terjadi, karena selalu
mengasumsikan bahwa ekonomi selalu berada dalam keadaan yang full employment.
Keynes mengungkapkan bahwa motif masyarakat memegang uang dibagi dalam tiga
tujuan:
A. Permintaan uang untuk transaksi
Individu atau perusahaan memerlukan uang kas untuk transaksi karena
mereka berpikir bahwa pengeluaran ini sering terjadi lebih dahulu dari uang masuk
(dari pendapatannya). Pengeluaran ini seringkali tidak bisa diperkirakan terlebih
dahulu, sehingga sangat diperlukan adanya uang kas di tangan. Meskipun seandainya
pengeluaran dan penerimaan bisa diperkirakan namun uang kas di tangan tetap
diperlukan. Sebab, penerimaan yang diharapkan mungkin tidak diterima atau

15
pengeluaran untuk transaksi yang sangat penting perlu dilakukan sebelum penerimaan
datang.
Keynes menyatakan bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini
tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan makin besar keinginan
uang kas untuk transaksi. Seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya
tinggi, biasanya melakukan transaksi yang lebih banyak dibandingkan dengan
seseorang atau masyarakat yang pendapatannya rendah.
B. Permintaan uang untuk berjaga-jaga
Setiap orang menghadapi ketidakpastian mengenai apa yang kan terjadi di
masa datang. Ketidakpastian ini menyebabkan orang memegang uang tunai lebih
besar daripada yang dibutuhkan untuk transaksi. Menurut Keynes, antisipasi terhadap
pengeluaran yang direncanakan dan yang tidak direncanakan menyebabkan seseorang
akan memegang uang tunai lebih besar dari yang dibutuhkan untuk tujuan transaksi,
yaitu untuk tujuan berjaga-jaga. Menurutnya jumlah uang yang dipegang untuk tujuan
berjaga-jaga ini tergantung dari besarnya pendapatan, semakin tinggi pendapatan
semakin tinggi pula uang yang dipegang untuk tujuan berjaga-jaga.
Oleh karena permintaan uang dengan tujuan transaksi dan berjaga-jaga
dipengaruhi oleh faktor yang sama, maka biasanya kedau variabel ini sering dijadikan
satu menjadi permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga.
C. Permintaan uang untuk spekulasi
Keynes juga menyadari bahwa masyarakat menghendaki jumlah uang kas
yang melebihi untuk keperluan transaksi, karena keinginan untuk menyimpan
kekayaannya dalam bentuk yang paling lancar (uang kas). Uang kas yang disimpan
ini memenuhi fungsi uang sebagai alat penimbun kakayaan (store if value). Istilah
yang lebih modern disebut dengan permintaan uang untuk penimbun kekayaan.
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh
tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan
uang kas untuk motif spekulasi. Alasannya, pertama apabila tingkat bunga naik,
berarti ongkos memegang uang kas makin besar, sehingga keinginan masyarakat akan
uang kas semakin kecil. Kedua, hipotesa Keynes bahwa masyarakat menganggap

16
akan adanya tingkat bunga normal berdasar pengalaman, terutama pengalaman
tingkat bunga yang baru-baru terjadi (Nopirin, 1998: 119).

Teori Penawaran Uang


Penawaran uang (Money Supply) dalam teori moneter mempunyai arti yang
sama dengan jumalh uang yang beredar. Pada zaman standar emas, penawaran uang
hanya bisa ditambah dengan jalan menaikkan produksi emas. Memproduksikan emas
memerlukan biaya. Penawaran uang tidak bisa ditambah menurut kehendak
pemerintah, tetapi secara otomatis dibatasi oleh adanya biaya untuk menambah
“uang” tersebut. Tepatnya, karena emas mempunyai nilai intrinsik seperti barang –
barang lain, maka para produsen emas (Pemerintah bukan satu – satunya produsen
emas) akan menawarkan emas sehingga harga emas sama dengan biaya marginal
untuk memproduksikan emas. Bila harga emas tinggi maka produsen emas akan
cenderung menaikkan produksi emasnya. Ini berarti bahwa penawaran uang makin
banyak. Keadaan sebaliknya akan terjadi kalau harga emas terlalu rendah. Jadi di
dalam sistem moneter standar emas, kestabilan harga – harga secara otomatis
terjamin. Penawaran uang atau jumlah uang yang beredar di luar pengaruh kekuasaan
pemerintah.
Setelah sistem standar kertas semakin meluas penggunaannya, keadaan
menjadi sangat berbeda. Uang yang beredar bisa ditambah sebanyak yang
dikehendaki pemerintah dengan biaya yang cukup rendah. Produksi uang kertas
adalah monopoli pemerintah, dan penawaran uang (atau jumlah uang yang beredar)
menjadi sepenuhnya pencerminan dari kehendak pemerintah. Sistem standar kertas
melandasi teori teori moneter modern. Penawaran uang atau jumlah uang yang
beredar seringkali dianggap sebagai variable yang langsung ditentukan oleh
pemerintah. Teori pasar uang dari Keynes adalah contoh utama dari anggapan seperti
ini.
Dalam perekonomian modern “uang” termasuk bukan hanya uang kartal,
tetapi juga uang giral. Bahkan di negara – negara maju uang giral mencakup tidak
kurang dari 2/3 dari seluruh uang yang beredar. Siapakah yang menentukan besarnya

17
uang giral yang beredar? Jelas pemerintah tidak mempunyai kekuasaan langsung
untuk menentukkannya. Uang giral diciptakan oleh bank – bank umum sesuai dengan
permintaan dari nasabahnya. Jadi jumlah uang yang beredar atau penawaran uang
merupakan hasil netto dari perilaku pemerintah (bank sentral), bank – bank umum
dan masyarakat. Memang dalam hal inipun tidak bisa disangkal bahwa dari ketiga
golongan ini pemerintahlah yang mempunyai pengaruh yang paling besar. Ini
disebabkan bahwa pemerintahlah yang memegang monopoli penciptaan uang kartal.
Bank hanya bisa menciptakan uang giral atas dasar sejumlah uang kartal yang
dipegang tersebut. Tanpa ada uang kartal tidak akan ada uang giral. Dan setiap rupiah
uang kartal yang diciptakan pemerintah merupakan “benih” bagi terciptanya beberapa
rupiah uang giral. Oleh sebab itu, maka uang kartal ciptaan pemerintah sering disebut
sebagai uang inti atau high powered money atau base money. Konsepsi mengenai
penawaran uang seperti ini jelas lebih mendekati realitas dan mempunyai implikasi
kebijaksanaan yang berbeda dibanding dengan konsepsi sederhana bahwa penawaran
uang langsung ditentukan oleh pemerintah seperti dalam perumusan teori moneter
Keynes dan teori – teori yang serupa sebelumnya.
1. Teori Ekonomi Klasik
Para ahli ekonomi klasik menitik beratkan analisis mereka pada efek dari
perubahan-perubahan penawaran uang atas tingkat harga. Teori ini dibedakan atas 2
yaitu teori kuantitas dan teori sisa tunai. Tetapi pandangan pokok kedua teori tersebut
tetap sama yakni: perubahan penwaran uang akan menimbulkan perubahan yang
sama persentasinya dengan tingkat harga, dan begitupula sebaliknya jika terjadi
penurunan penawaran uang.
Persamaan pertukaran : MV=PT
M (penawaran uang) disini merupakan penawaran uang dalam arti sempit / m1.
Besarnya V ditentukan oleh keseringan uang yang tersedia berpindah tangan dalam
masyarakat. P perubahan dalam indeks harga, perubahan ini menggambarkan
perubahan rata-rata tingkat harga dalam perekonomian. T adalah jumlah barang
dalam ekonomi, dan disini berarti ia adalah nilai fiskal bukan uang dan ia merupakan
barang jadi dan setengah jadi.

18
2. Teori kuantitas uang:

Dengan persamaan = Y teori ini dikemukakan oleh Irving Fisher ahli ekonomi

amerika. Asumsi teori ini:


 Menurutnya kelajuan peredaran uang tergantung pada faktor teknikal seperti
sistim pembayaran gaji, ciri-ciri perdagangan, efisiensi sistem pengangkutan
dan kepadatan penduduk. Faktor2 ini tidak akan mengalami perubahan dalam
jangka pendek, da oleh karena itu cara2 masyarakat untuk menggunakan uang
dan belanja tidak berubah.
 Karena itu jumlah barang adalah tetap dan tidak berubah. Panawaran tidak
akan kurang dari produksi barang pada kesempatan kerja penuh. Rumusan
say, setiap barang yang diproduksi akan dibeli oleh masyarakat.

3. Teori sisa tunai:


Dikemukakan oleh Alfred Marshall dari Cambridge.
Kritik terhadap teori klasik:
1. Golongan keynesian berpendapat bahwa kesempatan kerja penuh tidak selalu
tercapai, yang banyak berlaku adalah kegiatan ekonomi tidak menggunakan
faktor2 produksi sepenuhnya dan menyebabkan pengangguran. Karena itu
jumlah barang atau T masih boleh ditambah.
2. Pengangguran yang tinggi akan mengurangi pengeluaran masyarkat dan ini
menyebabkan kurangnya laju peredaran uang. Dan inflasi akan mempercepat
laju peredaran uang. Dalam jangka panjang, kemajuan institusi keuangan akan
mempercepat laju peredaran uang. Jadi banyak faktor yang akn
mempengaruhi laju peredaran uang
3. Persamaan mv=pt tidak dapat digunkan untuk menerangkan bagaimana
perubahan penawaran uang akan memepengaruhi harga dan jumlah produksi
barang dan jasa.
4. Dalam persamaan mv=pt harga2 akan stabil jika kenaikan T sebnayak 5%
diikuti oleh perubhaan M sebanyak 5% juga. Ini menunjukkan persamaan

19
tersebut menganggap bahwa uang hanya digunakan untuk tujuan transaksi
jualbeli barang
5. Karena dalam teori klasik suku bunga ditentukan oleh penwaran tabungan dan
permintaan tabungan untuk investasi.

e. TEORI KUANTITAS UANG

1. Teori Kuantitas Ricardo atau Crude- Quantity Theory


Teori dengan jumlah yang sederhana atau asli yang memperhatikan
hubungan yang khusus antara nilaia uang dengan jumlah uang. Ricardo
menyimpulkan bahwa jumlah uang dan nilai uang mempunyai hubungan yang
terbalik., sehingga ia berpendapat jika uang menjadi dua kali lipat banyaknya
maka nilai uang akan turun juga dua kali lipat banyaknya maka nilai uang
akna turun juga dua kali lipat atau setengah dari harga semula . sebaliknya
jika jumlah uang berkurang tinggal setengah dari semula maka nilai uang akan
naik dua kali lipat banyaknya.
Pendapat Ricardo di atas yang kemudian kita hubungkan antara nilai
uang dengan harga maka definisi dari teori Ricardo adalah sebagai berikut:
Bila jumlah uang naik dua kali lipat , harga akan naik juga dua kali lipat,
demikian sebaliknya bila jumlah uang turun dua kali lipat maka harga akan
turun setengah dari semula. Rumus teori Ricardo digambarkan seprti dibawah
ini:
M = kP atau P = 1/k × M

20
M adalah jumlah uang, P = tingkat harga. k adalah faktor yang tetap
dimana segala sesuatu tidak dapat berubah. Ricardo mengatakan bahwa nilai
uang itu sama dengan kebalikandari jumlah uang. Teori kuantitas ini disebut
asli atau sederhana karena faktor-faktor yang diperhatikannya juga sangat
sederhana yaitu M dan P, dimana faktor kecepatan peredaran uang tidak
diperhatikan. Demikian juag teori Ricardo ini kurang memperhatikan jumlah
barag yang beredar sehingga ada beberapa hal yang belum sempat disentuh
atau dibahas.
Teori ini mungkin bisa memenuhi persyaratan dalam arti kata sesuai
dengan kenyataan yang berlaku di kalangan masyarakat ataupun
perekonomian masyarakat dengan catatan harus memenuhi dua persyaratan
sebagai berikut
a. Bahwa harga akan menunjukkan perubahan dengan perbandinagn
yang sama terhadap jumlah uang yanag beredar di masyarakat.
Jadi, bila jumlah uang yanga beredar (M) naik dua kali lipat, maka
harga barang kaan naik dua kali lipat juga. Sebaliknya bila jumlah
M berkuarang menjadi setengah dari semula maka mestinya
hargapun akan turun setengah juga dari semula.
b. Jumlah uang sleuruhnya harus sebanding dengan pengeluaran
masyarakat artinya kalau jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat adalah Rp. 100,- milyar maka pengeluaran sleuurh
masyarakatpun harus berjumlah semua dengan itu.
Teori Ricardo ini kemudian disempurnakan oelh beberapa ahli
ekonomi lainnya yang tidak hanya menyoroti M dan P tapi juga menyoroti
kecepetan peredaran uang serta jumlah barang yang dihasilkan dan jumlah
barang yang diperdagangkan.
2. Teori Kuantitas Irving Fisher Atau Disebut Juga Dengan Exchange
Equation Theory
Teori ini merupakan kelanjutan dari Ricardo yang disempurnakan lagi
yaitu dengan memperhitungkan kecepatan peredaran uang, peredaran barag
dan jasa. Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut :
M .V= P.T
M : jumlah uang beredar

21
V : perputaran uang dari tangan satu ke tangan yang lain dalam satu
periode
P : harga barang
T : volume barang yang diperdangangkan
P atau harga merupakan dependen variable yang tergantung
sepenuhnya pada M,V, dan T. Kemudian kita bisa melihat bahwa M,V,T adlah
variabel bebas walaupun sebenarnya dipengaruhi secara tidak langsung oleh P.
Artinya bila tingkat harga tinggi maka V akan besar dna berarti keadaan akan
mendekati inflasi. Ini berarti P mempunyai fungsi dependen dan independen
variabel. Jumlah uang tergnatung dari besra kecilnya dasar moneter
( Monetary base) yaitu
a. Jumlah persediaan emas yang ada maupun yang masih diproduksi
atau diimpor.
b. Uang yang diciptakan pemerintah
c. Jumlah kredit dari Bank Sentral.
V= tergantung dari beberapa faktor yang terjadi di masyarakat dan
sangat berkaitan erat dengan perkembangan uang dari jumlah barang yaitu
a. Perkembangan badan-badan kredit dan keuangan dan sampai sejauh mana
rakyat mempergunakan badan-badan kredit ini antara lain-lain bank-bank
dan lembaga-lembaga keuangan lainnya;
b. Kebiasaan masyarakat untuk mengadakan tabungan dan konsumsi;
c. Pengeluaran masyarakat dibandingkan dengan penerimaan;
d. Ketentuan-ketentuan dari penerimaan dan pengeluaran masyarakat;
e. Kecepatan perpindahan uang dari satu tempat ke tempat lainnya;
f. Pengharapan masyarakat terhadap income (pendapatan dan harga barang-
barang atau jasa-jasa dikemudian hari serta gerakan-gerakan dari harga-
harga tersebut).
T= tergantung dari:
a. Faktor yang menentukan besarnya produksi yang berjalan yang ada
hubungannya dengan jumlah penduduk, kesehatan, kegiatan, dan pandangan
hidupnya; luas daerah dan kekayaan alamnya, suplay dan permodalan,
tingkaat kecerdasan teknik, teknologi dan administrasi produksi;

22
b. Tingkat pemakaian faktor-faktor produksi yang tergantung dari spesialisasi
dan ketrampilan manajerial; struktur dunia usaha; dan tingkat integrasi dari
berbagai faktor yang ada;
c. Jumlah surat-surat berharga yang dikeluarkan dan berapa kali surat
berharaga itu ditukarkan dengan uang;
d. Jumlah surat berharga dari masa lalu dan jumlah penjualannya dan masa
sekarang.
Dalam teori Fisher tidak dimasukkan uang giral sehingga salah satu
kelemahannya. Namun disempurnakan sehingga dimaksud dengan M adlah
uang kartal dan uang giral. Demikian juga dengan V sebagai kecepatan
peredaran uang kartal dan uang giral.
3. Teori Kuantitas Robertson Atau Disebut Juga Cash-Balance Equation
Atau Sering Disebut Juga Cambridge Equation
Teori ini diformulasikan dalam rumus:
M = KTP
Pada dasarnya antara teori Robertson dan Fisher tidak banyak perbedaan ;
mereka mempunyai kesimpulan-kesimpulan yang sama. Perbedaan antara dua
teori ini terletak pada cara pendekatan. V dalam Robertson diubah menjadi K
dalam teorinya yang diberi nama Cash Balance Equation. K pada dasarnya
adalah sama dengan kebalikan dari V (K=1/V); yaitu bila V menunjukkan
berapa kali tiap-tiap rupiah berpindah dari tangan satu ke yang lain dalam
suatu jangka waktu tertentu, maka K dalam teroi Robertson akan
menunjukkan berapa lama rata-rata tiap-tiap rupiah rupiah itu mengendap
dalam kas selama suatu jangka waktu tertentu atau K=1/V. Dari ketentuan
terakhir ini K=1/V, maka secraa ilmu hitung jelas bahwa kedua rumus tersebut
bisa dipersamakan bilamana terhadap rumus M=KTP kita hubungkan dengan
rumus sebagai berikut: M=PT/V atau P= MV/T, maka dalam rumus Robertson
P=M/TK, yang berarti keuda rumus tersebut menghasilkan hal yang sama
yaitu MV=PT.
4. Teori Kuantitas Dari Marshall
Banyak pandangan-pandangan dari Marshall yang dipergunakan dalam
teori moneter dimana Marshall menitikberatkan pada hubungan antara jumlah
uang dengan harga dan dikaitkan dengan pendapatan nasional. Oleh karena

23
pendapatan nasional diperoleh dari hasil 0 atau output yang merupakan hasil
dari keseluruhan produksi yang dikalikan dengan nilai uangnya adalah sama
dengan E atau pendapatan nasional. Rumus dari Marshall adalah
M = kY
M = Money(uang)
Y = Income secara nasional atau pendapatan seluruh masyarakat
k = koefisien yang mengatur keseimbangan antara dua sisi persamaan tersebut
Bila antara rumus Marshall dan Fisher kita gabungkan akan diperoleh
rumus MV=PO, dimana O adalah output atau hasil produksi secara nasional.
PO pada rumus Marshall adalah Y. Jadi PO adalah hasil jumlah produksi atau
bila dikalikan dengan nilai hasil produksi itu akan diperoleh jumlah
pendapatan sehingga lebih tepat jika dikatakan bahwa PO yang merupakan
jumlah produksi yang dikalikan dengan harga adalah sama dengan jumlah
barang yang diperdagangkan dikalikan harga atau T×P sehingga k dalam
rumus Marshall adalah 1/V, bila disubstitusikan kembali akan diperoleh
perhitungan sebagai berikut:
MV = PO
M = kY
Bila k = 1/V maka diperoleh rumus M = Y/V menjadi MV = Y
karena Y adalah PO maka menjadi MV = PO
0 = output adalah sama dengan jumlah barang yang diperdagangkan atau T
sehingga rumus akhir adalah MV = PT
Jadi dengan menguraikan ketiga rumus kuantitas uang yang dikemukakan
oleh ketiga orang tersebut yaitu Fisher, Robertson, dan Marshall, pada
dasarnya menghasilkan kesimpulan yang sama. Fisher menekankan pada
kecepatan peredaran uang. Robertson pada pengendapan uang sedangkan
Marshall dalam kaitan dengan pendapatan nasional melalui hasil output.

f. KEBIJAKSANAAN MONETER
A. Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi
makro agar berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang

24
yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan untuk mengendalikan
kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Kebijakan moneter ekspansif: suatu kebijakan dalam rangka menambah
jumlah uang yang beredar
2. Kebijakan moneter kontraktif : Suatu kebijakan dalam rangka mengurangi
jumlah uang yang beredar. Disebut juga kebijakan uang ketat.

B. Instrumen Kebijakan Moneter


1. Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan peredaran uang dengan
cara menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities).
Jika ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah akan membeli
surat berharga pemerintah agar uang yang berada di masyarakat dapat bertambah
banyak. Sebaliknya, apabila pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang
beredar, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada
masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain SBI( Sertifikat Bank
Indonesia) dan SBPU (Surat Berharga Pasar Uang)
2. Fasilitas Diskonto
Fasilitas Diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan cara
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang
mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk
membuat jumlah uang bertambah, pemerintah akan menurunkan tingkat bunga
pada bank sentral. Sebaliknya, pemerintah akan menaikkan tingkat suku bunga
jika ingin mengurangi jumlah uang yang beredar.
3. Rasio Cadangan Wajib
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
cara memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio

25
cadangan wajib. Sebaliknya,untuk menurunkan jumlah uang, pemerintah akan
menaikkan rasionya.
4. Imbauan Moral
Imbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan cara memberi himbauan kepada pelaku ekonomi. Contoh:
Mengimbau kepada perbankan pemberi kredit untuk berhati hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang yang beredar.

g. LEMBAGA KEUANGAN BANK

A. Pengertian Lembaga Keuangan Bank


Berdasarkan UU RI No. 10 tahun 1998 Tentang Perbankan, pengertian Bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Lembaga keuangan bank adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang
keuangan dimana kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat secara langsung
dan memberikan berbagai jasa keuangan kepada masyarakat luas.

26
B. Jenis-jenis Lembaga Keuangan Bank
1. Bank Sentral
Bank Sentral adalah lembaga keuangan yang memiliki tanggungjawab untuk
menstabilkan harga-harga dan nilai mata uang suatu negara. Di Indonesia, Bank
Sentral adalah Bank Indonesia yang berpusat di Jakarta dan mempunyai kantor
bacang di beberapa daerah di Indonesia. Bank Sentral menetapkan dan menjalankan
kebijakan moneter yang akan diberlakukan di suatu negara untuk mengatur dan
menjaga kelancaran sistem devisa serta mengatur dan mengawasi bank
lainnya.Adapun tugas pokok bank sentral adalah menetapkan dan menjalankan
kebijakan moneter sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat dikontrol.

2. Bank Umum
Bank umum adalah Bank yang melakukan kegiatan usaha di bidang jasa
keuangan, baik secara konvensional atau dengan prinsip syariah. Bank umum adalah
lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit
(lending). Bank umum memiliki banyak kegiatan, diantaranya adalah:
a.Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat
deposito, dan tabungan;
b. Memberikan kredit
c.Menerbitkan surat pengakuan hutang
d.Memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah atau kepentingan bank
sendiri
e.Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan atau dengan pihak ketiga
f. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
g. Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk
surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek

27
3. Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang memberikan jasa keuangan
dalam bentuk tabungan, simpanan berbentuk deposito berjangka, dan lainnya yang
bentuknya sama, lalu menyalurkan dana tersebut untuk keperluan modal usaha
masyarakat.Umumnya Bank Perkreditan Rakyat ini berlokasi di dekat tempat
masyarakat yang membutuhkan modal. Adapun status BPR tersebut diberikan kepada
Bank desa, bank pasar, bank pegawai, lembaga perkreditan desa (LPD) dan badan
kredit desa (BKD). Adapun tugas pokok BPR adalah:
A. Menghimpun dana masyarakat berupa deposito berjanka, tabungan,
dan lainnya yang dipersamakan.
B. Memberikan kredit modal kepada masyarakat, baik individu maupun
badan usaha.
C. Memberikan jasa perbankan dalam bentuk pembiayaan dengan prinsip
bagi hasil sesuai Peraturan Pemerintah.
D. Menempatkan dana tersebut dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia )
SBI), tabungan pada bank lain, deposito berjangka, dan sertifikat deposito.

h. PERANAN BANK DALAM MASYARAKAT


Peranan Bank dalam Masyarakat
Secara garis besar bangk berfungsi menghinmpun dana masyarakat dan
menyalurkan kembali pada masyarakat untuk tujuan yang bermacam-macam atau
biasa dikenal dengan fungsi Financial Intermadiary.
Secara spesifik fungsi / peranan bank dalam masyarakat yakni:
1. Agent of Trust
Agent of trusht artinya pembawa kepercayaan. Bank dinilai sebagai lembaga
yang mengandalkan kepercayaan sebagai kunci dan dasar utama kegiatan
perbankan. Kepercayaan tersebut meliputi segala kegiatan opersional yang
menyangkut kepentingan masyarakat selaku nasabah.

28
2. Agent of Development
Bank disebut sebagai agent of development lantaran mampu memberikan
kegiatan yang memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi,
distribusi, konsumsi atau jasa yang menggunakan uang sebagai medianya.
Semua kegiatan perbankan tersebut tentunya akan mempengaruhi
perekonomian masyarakat.

3. Agent of Service
Seperti yang telah diketahui, bank menawarkan berbagai jasa keuangan pada
masyarakat seperti jasa penyimpanan dana, jasa pemberian pinjaman, dan lain
sebagainya. Bank sendiri merupakan penghimpun dana masyarakat yang
ditujukan pula untuk masyarakat, sehinggga jasa yang ditawarkan oleh bank
ini pun erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian Indonesia.

BAB 3 : PENUTUP

29
KESIMPULAN
Uang adalah alat pembayaran yang sah yang diterbitkan oleh pemerintah
(bank sentral) baik berbentuk kertas maupun logam yang yang memiliki nilai/besaran
tertentu yang tertera pada kertas atau logam yang dimaksud yang penggunaannya
diatur dan dilindungi dengan undang-undang.
Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatan utamanya menghimpun
dan menyalurkan dana, dengan motif mendapatkan keuntungan. Porsi terbesar
asetnya merupakan aset finansial. Fungsi utama lembaga keuangan adalah sebagai
perantara pihak-pihak yang membutuhkan uang modal (pemakai dana) dengan pihak-
pihak yang memilikinya (pemilik dana). Berikut lembaga-lembaga keuangan bank di
Indonesia:
a. bank sentral
b. bank umum
c. bank BPR

SARAN
Setelah menyimpulkan hasil pembahasan dari makalah ini berdasarkan teori-
teori yang ada, maka menyarankan kami menyarankan agar dapat mengambil hal-hal
positif dari makalah ini untuk pembelajaran dan lebih banyak membaca buku yang
berkaitan uang dan bank agar dapat berkontribusi terhadap keuangan Negara.

DAFTAR PUSTAKA

30
Ai Siti Farida,S.E.,M.Si., 2010, Sistem Ekonomi Indonesia, Bandung:Pustaka Setia

Dr. Boediono,. 1982. Teori Moneter, Yogyakarta:BPFE Yogyakarta

Prof. Komaruddin,. 1991, Uang di Negara Sedang Berkembang, Jakarta:Bumi Aksara

Sinungan, Muchdarsyah. 1995. Uang dan Bank. Jakarta. PT Rineka Cipta

Solikin, Suseno. 2002. Uang : Pengertian, penciptaan dan peranannya dalam


perekonomian. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BI

https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-perbankan-lembaga-keuangan/pengertian-
mekanisme-penciptaan-uang-kartal-giral-bank/

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/03/jenis-dan-sifat-uang-secara-
umum.html

https://www.kajianpustaka.com

https://www.dosenpendidikan.co.id/lembaga-keuangan-bank/

https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/lembaga-keuangan-bank.html

31

Anda mungkin juga menyukai