Anda di halaman 1dari 15

akuntansi manajemen

lingkungan

KELOMPOK IV
C L A R I TA P R A S A ( 1 8 1 0 0 2 0 1 4 1 )
GABRIELA MASI TENGKO (1810020153)
MARIA HERLINCE MALI (1810020134)
Y O V I TA P U T R I ( 1 8 1 0 0 2 0 1 4 8 )
Definisi Akuntansi Manajemen Lingkungan

Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan


istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan
(environmental costs) ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau
lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari
sisi keuangan mampun non-keuangan yang harus dipikul sebagai akibat
dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan.
Akuntansi manajemen lingkungan (Environmental Management
Accounting) merupakan salah satu sub sistem dariakuntansi lingkungan
yang menjelaskan sejumlah persoalan mengenai dampak-dampak bisnis
perusahaan kedalam sejumlah unit moneter(Ikhsan, 2009).The United
Nations Divition for Sustainable Development (UNSD) (2001)
menyediakan suatu definisi yang lain dari akuntansi manajemen
lingkungan. Definisi akuntansi manajemen lingkungan adalah informasi
yang diperoleh dari pengambilan keputusan internal, dimana informasi
dapat terfokus secara fisik maupun moneter.
Beberapa alasan kenapa perusahaan perlu untuk
mempertimbangkan untuk mengadopsi akuntansi lingkungan
sebagai bagian dari sistem akuntansi perusahaan, antara lain:
memungkinkan untuk mengurangi dan menghapus biaya-
biaya lingkungan, memperbaiki kinerja lingkungan
perusahaan yang selama ini mungkin mempunyai dampak
negatif terhadap kesehatan manusia dan keberhasilan bisnis
perusahaan, diharapkan menghasilkan biaya atau harga yang
lebih akurat terhadap produk dari proses lingkungan yang
diinginkan dan memungkinkan pemenuhan kebutuhan
pelanggan yang mengharapkan produk/jasa lingkungan yang
lebih bersahabat.
lingkup akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama didasarkan pada kegiatan akuntansi lingkungan suatu
perusahaan baik secara nasional maupun regional. Bagian kedua
berkaitan dengan akuntansi lingkungan untuk perusahaan-perusahaan
dan organisasi lainnya. Pada dasarnya penjelasan mengenai konsep
akuntansi lingkungan harus mengikuti beberapa faktor berikut, antara
lain:
Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai satuan
uang).
Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik).
Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur
dengan nilai satuan
uang/rupiah).
Peranan Akuntansi Manajemen Lingkungan
Terhadap Pengambilan Keputusan Internal

SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan informasi


yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam
mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.
 Peran akuntansi manjemen untuk pengambilan keputusan:
Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal
perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan
usaha, seperti rumah tangga konsumen dan rumah tangga produksi maupun
jasa lainnya. Adapun yang menjadi aktor dan faktor dominan pada fungsi
internal ini adalah pimpinan perusahaan. Sebab pimpinan perusahaan
merupakan orang yang bertanggungjawab dalam setiap pengambilan
keputusan maupun penentuan setiap kebijakan internal perusahaan.
Sebagaimana hanya dengan sistem informasi lingkungan perusahaan, fungsi
internal memungkinkan untuk mengukur biaya konservasi lingkungan dan
menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan yang efektif
dan efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan. Dalam fungsi internal
ini diharapkan akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat manajemen bisnis
yang dapat digunakan oleh manajer ketika berhubungan dengan unit-unit
bisnis.
Teknik Akuntansi Manajemen Lingkungan
dalam Pengambilan Keputusan Internal

Dalam penyusunan perencanaan ataupun pengambilan keputusan


seorang manajer memerlukan informasi – informasi yang relevan untuk
meminimalisir resiko yang mungkin timbul dari perencanaan atau
keputusan yang telah dibuat. Oleh karena itu seorang pengolah informasi
atau akuntan harus dapat menyajikan informasi – informasi yang relevan
dan berkualitas. Informasi yang disajikan dalam akuntansi manajemen
ini merupakan informasi utama yang dimiliki perusahaan. Informasi ini
sangat berperan dalam pembuatan keputusan bagi manajer, karena
manajer merupakan pimpinan dan peserta aktif dalam proses
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Sedangkan
informasi itu sendiri merupakan “mesin yang berisi suatu data, fakta,
pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah ilmu
pengetahuan.” sehingga membuat manajemen terus berjalan.
Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para
pemakai, tanpa mengharuskan adanya perantara sistem informasi.
 Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi
secara kritis.
 Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.

 Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.

 Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.

 Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi


dan teknologi baru.
 Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.

 Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi


biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
 Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada
tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
 SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari
sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka.
jenis-jenis informasi akuntansi manajemen adalah:

1.Akuntansi biaya penuh (full cost accounting)


2.Informasi Akuntansi Diferensial
3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
(Responbility Accounting )
Adapun karakteristik informasi yang berkualitas:
1. Tepat Waktu: Informasi harus tepat waktu
2. Relevan: Relevan adalah kesesuaian informasi tersebut
dengan kebutuhan manajemen.Informasi yang relevan akan
sangat mendukung manajemen dalam pengambilan
keputusan.
3. Akurat:Informasi yang akurat akan menjamin ketepatan
dalam pengambilan keputusan manajemen.
4. Broadscope: Broadscope adalah keluasan informasi.
Dengan informasi yan Luas manajemen dapat meminimalisir
resiko yang mungkin timbul dari keputusan yang dibuat.
Tujuan Akuntansi Manajerial Lingkungan

1. Meningkatnya tingkat kepentingan ‘Biaya terkait lingkungan’.


2. Lemahnya komunikasi bagian akuntansi dengan bagian lain
dalam perusahaan.
3.Menyembunyikan biaya lingkungan dalam pos biaya umum
(overhead).
4.Ketidaktepatan alokasi biaya lingkungan sebagai biaya tetap.
5. Ketidaktepatan perhitungan atas volume (dan biaya) atas
bahan baku yang terbuang. Berapa sebenarnya biaya limbah,
Akuntansi konvensional akan menghitungnya sebagai biaya
pengelolaannya, yaitu biaya pembuangan atau pengolahan.
6. Tidak dihitungnya keseluruhan biaya lingkungan yang relevan
dan signifikan dalam catatan akuntansi.
Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan

Menurut Guide to Corporate Environmental Cost Management (2003),


manfaat dan keuntungan akuntansi manajemen lingkungan terdiri atas:
1. Kepatuhan (Compliance)
Akuntansi manajemen lingkungan mendukung lingkungan lewat
kepatuhan efisiensi biaya dengan regulasi lingkungan dan kebijakan yang
dikenakan sendiri.
2. Eco-Efficiency
Akuntansi manajemen lingkungan mendukung pengurangan simultan
dari biaya-biaya dan dampak lingkungan lewat penggunaan energi yang
lebih efisiensi, air dan material dalam operasi internal dan produk akhir.
3. Posisi Strategik (Strategic Position)
Akuntansi manajemen lingkungan mendukung evaluasi dan
implementasi dari program biaya efektif dan lingkungan sensitif untuk
menjamin posisi strategi jangka panjang.
Biaya Lingkungan

1 Definisi Biaya Lingkungan


Biaya lingkungan adalah dampak, baik moneter atau non-
moneter yang terjadi oleh hasil aktivitas perusahaan yang
berpengaruh pada kualitas lingkungan. Menurut Arfan
Ikhsan (2009), biaya lingkungan pada dasarnya
berhubungan dengan biaya produk, proses, sistem atau
fasilitas penting untuk pengambilan keputusan manajemen
yang lebih baik. Tujuan perolehan biaya adalah bagaimana
cara mengurangi biaya-biaya lingkungan, meningkatkan
pendapatan dan memperbaiki kinerja lingkungan dengan
memberi perhatian pada situasi sekarang, masa yang akan
datang dan biaya-biaya manajemen yang potensial
2 Klasifikasi Biaya Lingkungan
Menurut Hansen & Mowen (2009) menyebutkan bahwa biaya lingkungan
dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori yaitu:
1. Biaya Pencegahan Lingkungan (environmental prevention costs) adalah
biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah
dan atau sampah yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
2. Biaya Deteksi Lingkungan (environmental detection costs) adalah biaya
untuk aktivitas yang dilakukan dalam menentukan apakah produk, proses,
dan aktivitas lainnya di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan
yang berlaku atau tidak.
3. Biaya Kegagalan Internal Lingkungan (environmental internal failure cost)
adalah biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah
dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. Dengan kata lain
upaya menghilangkan dan mengolah limbah sampah ketika diproduksi.
3 .Biaya Lingkungan
IFAC (2005) menyatakan bahwa agar dapat mengelola dan
mengurangi dampak lingkungan dari produk dan proses
produksi, perusahaan harus memiliki data yang akurat
mengenai jumlah dan tujuan dari semua energi, air dan
bahan yang digunakan. Harus diketahui berapa yang
digunakan, berapa yang menjadi produk akhir dan berapa
yang menjadi limbah. Dengan diketahui data-data tersebut
maka perusahaan diharapkan dapat membantu manajamen
perusahaan untuk melakukan perencanaan, pengendalian
dan evaluasi terkait dengan pengelolaan lingkungan.
4. Strategi Biaya Lingkungan
Strategi yang bisa digunakan untuk mengatur biaya lingkungan
(Hilton, 2011:561)
1. End-of-pipe strategy.
Menurut pendekatan ini perusahaan yang menghasilkan limbah
atau polutan, kemudian akan membersihkannya sebelum tersebar
ke lingkungan. Contoh strategi ini adalah scrubber pada cerobong
asap, pengelolaan limbah, dan penyaringan udara.
2. Process improvement strategy.
Menurut pendekatan ini, perusahaan memodifikasi produk dan
proses produksi agar menghasilkan sedikit atau tidak menghasilkan
polutan, selain itu juga menemukan cara untuk melakukan daur
ulang limbah sendiri.

Anda mungkin juga menyukai