Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PASAR UANG DAN PASAR VALUTA ASING (VALAS)


Diajukan untuk memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Bank dan Lembaga Keuangan Semester Ganjil T. A. 2021/2022
Dosen Pengampu: Bapak Dikky Nopiansah, SE., MM.

Disusun Oleh:
 Alfi Hasanah (2010631030001)
 Ryo Aditya Pratama (2010631030029)
 Septiani Hazanah (2010631030177)

Kelompok 1
Kelas 3F Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah yang berjudul “Pasar
Uang dan Pasar Valuta Asing” dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa kami ucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu, Bapak Dikky Nopiansah, SE.,
MM., selaku dosen mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan yang telah mengajar dan
membimbing kami. Tugas makalah “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing” ini kami susun agar
dapat memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan kontribusinya
dalam penyelesaian makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat, dengan
memberikan pengetahuan, pengalaman, dan wawasan baru bagi para pembaca. Dan kami
memohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan, isi materi,
dan yang lainnya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Karawang, 04 Januari 2022

Penyusun

i|P a g e
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Pengertian dan Fungsi Pasar Uang..........................................................................3
2.1.1 Pengertian Pasar Uang..........................................................................................3
2.1.2 Fungsi Pasar Uang.................................................................................................3
2.3 Instrumen dan Indikator dalam Pasar Uang..........................................................4
2.3.1 Instrumen Pasar Uang...........................................................................................4
2.3.2 Indikator Pasar Uang............................................................................................8
2.4 Lembaga Atau Pihak Yang Terlibat Dalam Pasar Uang......................................9
2.5 Risiko Investasi dalam Pasar Uang........................................................................10
2.6 Pengertian dan Fungsi Pasar Valuta Asing..........................................................11
2.7 Jenis Transaksi di Pasar Valuta Asing..................................................................13
2.8 Instrumen dan Indikator dalam Pasar Valuta Asing..........................................20
2.9 Lembaga Atau Pihak Yang Terlibat Dalam Pasar Valuta Asing.......................21
2.10 Risiko Investasi dalam Pasar Valuta Asing..........................................................23
BAB 3.......................................................................................................................................26
PENUTUP...............................................................................................................................26
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................26
3.2 Saran.........................................................................................................................26
References...............................................................................................................................27

ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang pasar, seperti pasar uang dan pasar valas pastinya tidak bisa
dilepaskan dari transaksi atau yang lebih umumnya kita kenal dengan jual beli. Pada
jaman dahulu, jual beli dilakukan dengan sistem barter. Barter adalah perdagangan yang
dilakukan dengan cara tukar menukar barang, setelah barter orang mulai menggunakan
alat pembayaran yang disepakati. Sebelum menggunakan uang, orang menggunakan
barang yang tertentu sebagai alat pembayaran, misalnya kulit kerang, mutiara, batu
permata, tembaga, emas, perak, manik-manik, dan gigi binatang. Pada zaman modern
sekarang ini, uang digunakan sebagai alat pembayaran. Dengan menggunakan uang,
manusia berusaha memenuhi kebutuhannya dan mayoritas penduduk di dunia pasti
mengetahui uang karena sudah menjadi kebutuhan yang sangat fundamental.
Sesuai dengan namanya, pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan
penawaran dana-dana atau surat-surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu
tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga
perbankan. Di dalam pasar uang ini diperjualbelikan instrumen kredit jangka pendek,
karena kredit yang diperjualbelikan kurang dari satu tahun, maka disebut kredit jangka
pendek.
Seperti yang kita ketahui di setiap negara memiliki mata uang yang berbeda-beda
antara negara yang satu dengan negara yang lain. Sehingga dalam melakukan suatu
transaksi perdagangan dengan negara lain dibutuhkan suatu perhitungan, yaitu suatu nilai
tukar antar mata uang suatu negara terhadap negara lain. Perhitungan ini lebih dikenal
dengan Kurs Valuta Asing (Foreign Exchange Rate), kurs ini dapat memberikan acuan
berapa nilai mata uang asing jika dilihat dari mata uang kita yaitu rupiah. Sehingga
memudahkan terjadinya transaksi karena bisa mengetahui berapa jumlah uang yang akan
dikeluarkan untuk membeli produk dari negara asing, dan juga bisa mengetahui berapa
jumlah uang yang akan diterima dari pembayaran penjualan produk dalam negeri ke
negara asing.

1|P a g e
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pasar uang dan pasar valas?


2. Apa saja fungsi dari pasar uang dan pasar valas?
3. Jenis transaksi apa saja yang terjadi di dalam pasar uang dan pasar valas?
4. Apa saja instrumen dan indikator yang terdapat di pasar uang dan pasar valas?
5. Lembaga apa saja yang terlibat di dalam pasar uang dan pasar valas?
6. Apa saja yang menjadi resiko investasi?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari pasar uang dan pasar valas


2. Untuk mengetahui fungsi dari pasar uang dan pasar valas
3. Untuk mengetahui jenis transaksi yang terjadi di dalam pasar uang dan pasar valas
4. Untuk mengetahui instrumen dan indikator yang terdapat di pasar uang dan pasar
valas
5. Untuk mengetahui lembaga yang terlibat di dalam pasar uang dan pasar valas
6. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi resiko investasi

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini diharapkan memberikan manfaat kepada beberapa pihak, yaitu:


1. Bagi penulis
Dapat menerapkan teori dan memperdalam pengetahuan terutama yang
berkaitan dengan pasar uang dan pasar valas.
2. Bagi pembaca
Makalah ini dapat dijadikan sebagai penambah wawasan dan dapat
menjadi bahan referensi atau acuan penulisan.

2|P a g e
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Fungsi Pasar Uang


2.1.1 Pengertian Pasar Uang
Pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana atau
surat-surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu
tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Pasar uang sering
juga disebut pasar kredit jangka pendek. Selain itu, pasar uang juga bisa diartikan
sebagai suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek
dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara
langsung maupun melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka
pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan
batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjual-belikan di dalam
pasar uang.
Menurut wikipedia, yang dimaksud dengan pasar uang yaitu pertemuan dalam
suatu pasar yang abstrak untuk memperoleh demand dan supply dana jangka pendek.
Dalam pasar uang, valuta asing diperlukan untuk membayar kegiatan ekspor impor
dan utang luar negeri bahwa “valuta asing merupakan pertukaran mata uang suatu
negara terhadap negara lainnya. Dengan adanya perbandingan nilai antara mata uang
suatu negara terhadap mata uang negara lain yang menimbulkan suatu nilai, dapat
disebut foreign exchange rate (kurs valuta asing)”. Pasar uang di Indonesia masih
relatif baru jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Namun, dalam
perkembangan dunia sekarang ini, pasar uang di Indonesia juga ikut berkembang
walaupun tidak semarak perkembangan pasar modal (capital market).
2.1.2 Fungsi Pasar Uang
Pasar uang memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Mempermudah masyarakat memperoleh dana jangka pendek untuk membiayai
modal kerja atau keperluan jangka pendek lainnya
b. Memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dengan
membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
c. Menunjang program pemerataan pendapatan bagi masyarakat
d. Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek

3|P a g e
e. Sebagai penghimpun dana berupa surat-surat berharga jangka pendek
f. Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan untuk melakukan investasi
g. Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka
pendek kepada perusahaan di indonesia
2.2 Jenis Transaksi di Pasar Uang
Di dalam pasar uang terdapat berbagai macam transaksi yang dijadikan opsi
dalam melakukan perdagangan. Jenis transaksi tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pasar Uang Antar Bank
Pasar uang antar bank merupakan salah satu transaksi dalam pasar
uang yang paling sering dijumpai. Perdagangan pasar uang sebagian besar
melibatkan lembaga-lembaga perbankan yang saling meminjam dana satu sama
lain demi memenuhi kebutuhan nasabahnya.
b. Jual Beli Sertifikat Utang
Transaksi pasar uang berikutnya yaitu melakukan jual beli sertifikat
utang. Pihak pemerintah atau Bank Sentral menerbitkan surat utang (efek) kepada
Bank Umum untuk dibeli sebagai suntikan modal bagi Bank Sentral. Begitu pula
sebaliknya, Bank Umum menjual surat utang kepada Bank Sentral untuk
memperoleh dana.
c. Transaksi Sertifikat Deposito
Yaitu sebuah transaksi dimana pihak bank menerbitkan surat berharga
untuk dibeli nasabah dengan nominal tertentu, namun sertifikat tersebut dapat
dipindahtangankan.
d. Pasar Valuta Asing
Pasar valuta asing adalah transaksi jual beli valuta asing untuk
ditukarkan dalam mata uang rupiah atau sebaliknya. Karena investor tidak hanya
dari dalam negeri saja, sehingga pasar valuta asing membantu proses transaksi
pasar uang antar negara.

2.3 Instrumen dan Indikator dalam Pasar Uang


2.3.1 Instrumen Pasar Uang
Pemilihan dana oleh investor di dalam pasar uang tentu dengan berbagai
pertimbangan. Investor dapat memilih salah satu dari sekian banyak surat-surat
berharga yang ditawarkan sesuai dengan tujuan masing-masing. Surat-surat berharga

4|P a g e
yang ditawarkan di pasar uang tersebut disebut dengan instrumen pasar uang.
Adapun jenis-jenis instrumen pasar uang yang ditawarkan antara lain:
1) Interbank Call Money
Merupakan pinjaman antar bank yang terjadi dalam proses kliring.
Pengertian call money itu sendiri adalah kredit atau pinjaman yang harus segera
dilunasi atau dibayar apabila sudah ada tagihan atau panggilan dari pihak pemberi
dana (kreditur). Jangka waktu kredit berkisar antara 1 sampai dengan 7 hari.
Pemberian call money dapat berbentuk one day call money (overnigh) dimana
harus dilunasi dalam 1 hari. Call money dapat pula berbentuk two day call money
dimana masa pelunasanya 2 hari.
Proses pemberian Call Money pada prinsipnya tidak berbeda dengan
pemberian kredit pada umumnya. Mungkin yang menjadi perbedaan adalah
persyaratannya yang ringan serta jangka waktuya yang relatif singkat. Namun,
sebelum fasilitas Call Money diberikan, terlebih dulu pihak kreditur
mempertimbangkan masalah kepercayaan. Hal ini disebabkan jaminan yang
diberikan hanyalah jaminan kepercayaan.
Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pemberian
fasilitas Call Money antara lain sebagai berikut:
a) Fasilitas Call Money diberikan dilembaga kliring kepada bank-bank yang
mengalami kekalahan kliring dan kekurangan likuiditas.
b) Besarnya pinjaman Call Money tidak boleh melebihi kalah kliring hari ini.
c) Instrumen pinjaman dapat berupa promes.
d) Maksimal jangka waktu 7 hari dan apabila dapat dilunasi pada masa jatuh
tempo, maka akan berubah menjadi pinjaman biasa.
2) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia merupakan surat berharga yang diterbitkan
oleh Bank Sentral (Bank Indonesia). Penerbitan SBI dilakukan atas unjuk dengan
nominal tertentu dan penerbitan SBI biasanya dikaitkan dengan kebijaksanaan
pemerintah terhadap operasi pasar terbuka (open market operation) dalam
masalah penanggulangan jumlah uang beredar.
SBI pertama sekali diterbitkan tahun 1970 dan hanya diperdagangkan
antar bank. Namun, kebijaksanaan ini tidak berlangsung lama, karena pemerintah
mengeluarkan kebijaksanaan untuk memperkenankan bank-bank umum untuk

5|P a g e
menerbitkan sertifikat deposito tahun 1971. SBI diterbitkan kembali dengan
keluarnya kebijaksanaan deregulasi perbankan 1 juni 1983.
Tujuan bagi investor baik bank maupun lembaga keuangan lainnya
membeli SBI adalah sebagai akibat kelebihan dana yang tidak disalurkan untuk
sementara waktu, namun jika pihak investor memerlukan dana kembali, maka
dengan mudah SBI dapat diperjualkan kepada pihak Bank Indonesia atau pihak
lainya.
3) Sertifikat Deposito
Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah yang membolehkan pihak
perbankan untuk menerbitkan sertifikat deposito sejak tahun 1971, maka sampai
sekarang ini sertifikat deposito merupakan alternatif utama bagi pihak perbankan
untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya. Sertifikat deposito
diterbitkan atas unjuk dengan nominal tertentu. Jangka waktunya pun bervariasi
sesuai dengan keinginan bank. Pencairan sertifikat deposito dapat dilakukan
setelah jatuh tempo. Namun apabila investor memerlukan dana, maka dapat pula
sertifikat deposito ini diperjualbelikan kepada lembaga ataupun pihak umum.
Perbedaan antara sertifikat deposito dengan deposito berjangka adalah
dalam hal identitas, di mana sertifikat deposito atas unjuk, sedangkan deposito
berjangka atas nama. Dengan tanpa identitas (atas unjuk) ini, maka sertifikat
deposito dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan. Sedangkan, deposito
berjangka tidak. Kemudian dalam hal nominal sertifikat deposito sudah tercetak,
sedangkan deposito berjangka belum. Perbedaan lainnya adalah dalam hal
penarikan bunga, di mana sertifikat deposito dapat ditarik di muka, sedangkan
deposito berjangka hanya dapat ditarik setiap bulan atau setelah jatuh tempo.
4) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Merupakan surat berharga yang diperkenalkan oleh Bank Indonesia
tahun 1985 sebagai salah satu alat untuk melakukan operasi pasar terbuka dalam
rangka ikut menstabilkan nilai rupiah. Bank atau lembaga keuangan yang ingin
memperoleh dana jangka pendek dapat menerbitkan SBPU ini kemudian
diperjualbelikan dengan bank Indonesia atau pihak-pihak lainnya. Penerbitan
warkat-warkat dapat berupa promes dengan jangka waktu antara 30 hari sampai
dengan 180 hari.
5) Banker’s Acceptance

6|P a g e
Merupakan wesel bank yang diberikan cap dengan kata-kata
“accepted” dan dapat diperjual belikan di pasar uang sebagai salah satu sumber
dana jangka pendek. Jangka waktu penarikan wesel berkisar antara 30 hari
sampai dengan 180 hari. Wesel yang diberi cap “accepted” inilah yang kemudian
kita kenal dengan Banker’s Acceptance.
Banker’s acceptance terjadi dalam perdagangan luar negeri (ekspor
impor). Terjadinya Banker’s acceptance dimana adanya proses transaksi
pembelian dan penjualan barang antar negara. Sebagai contoh importir di
Indonesia ingin membeli barang dari penjual (eksportir) di Jerman. Setelah
menyetujui dan menandatangani Sales Contract antara keduanya maka importir
dapat membuka L/C dengan bank di Jakarta (Opening Bank). Atas penjualan
bank importir, maka bank eksportir (Advising Bank) yang ditunjuk dapat
membuka wesel atas nama bank importir begitu barang dikirimkan. Penerbitan
wesel oleh bank eksportir kemudian oleh bank eksportir (Advising Bank) wesel
dikirim kepada bank importir beserta dokumennya. Apabila dalam pemeriksaan
dokumen tidak terjadi kesalahan dan lengkap, maka issuing bank memberikan
cap pada wesel dengan kata-kata “accepted” kemudian dikirim kepada Advising
Bank. Wesel yang diberi cap “accepted” ini sudah berfungsi sebagai Banker’s
Acceptance yang dapat diperjualbelikan dengan jaminan pihak bank importir atau
pihak importir sendiri.
6) Commercial Paper Commercial Paper
Merupakan kertas berharga yang dapat diperdagangkan di pasar uang
dengan jangka waktu yang tidak lebih dari 1 tahun. Yang termasuk kedalam
Commercial Paper adalah promes yang diterbitkan oleh perusahaan lembaga
keuangan, termasuk bank. Penerbitan promes yang termasuk kedalam jenis
Commercial Paper ini tidak disertai jaminan tertentu. Seperti halnya jenis surat
berharga pasar uang lainya, bahwa penerbitan Commercial Paper ini dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan modal jangka pendek perusahaan kepada si
pemegang promes penerbit dan berjanji untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada saat jatuh tempo.
Dalam praktiknya, keuntungan dari penjualan Commercial Paper
dapat berbentuk bunga seperti kredit, namun sering kali dilakukan dengan
menggunakan sistem diskonto. Penjual Commercial Paper tidak di dukung oleh
suatu jaminan tertentu, oleh karena itu bagi pihak investor yang ingin melakukan

7|P a g e
pembelian terlebih dulu melihat bonafiditas perusahaan yang menerbitkannya.
Namun, sering kali jika penjualan Commercial Paper dalam jumlah yang sanagt
besar pihak investor meminta suatu jaminan tertentu. Dalam hal ini pihak penerbit
dapat menyediakan jaminan jika memang dibutuhkan. Jaminan tersebut dapat
berupa bank garansi sebagaimana yang telah diinginkan oleh investor. Penjualan
dan pembelian Commercial Paper ini dapat dilakukan secara langsung antara
pihak-pihak yang berkepentingan.
Kelebihan dari Commercial Paper terletak pada jaminan di mana
pihak penerbit tidak perlu menyediakan jaminan tertentu. Kemudian tingkat suku
bunga yang relatif rendah jika dibandingkan dengan jenis kredit lainnya. Hal
lainnya adalah penerbitannya yang relatif mudah dengan jangka waktu yang tidak
terlalu pendek. Sedangkan, kelemahannya adalah akibat tidak ada jaminan
tertentu, maka untuk menjualnya relatif lebih sulit apabila si penerbit tersebut
bonafiditasnya dianggap kurang. Kelemahan lainnya yaitu dana yang diperoleh
hanya digunakan untuk modal kerja.
7) Treasury Bills
Merupakan instrumen pasar modal yang diterbitkan oleh Bank Sentral
dengan jangka waktu paling lama 1 tahun. Penerbitan Treasury Bills oleh Bank
Sentral ini biasanya atas unjuk dengan nominal tertentu pula. Di samping jenis
surat berharga ini mudah diperjualbelikan. Treasury bills diterbitkan di luar
negeri, sedangkan di Indonesia dapat disamakan dengan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
8) Repuchase Agreement
Merupakan bentuk surat berharga yang juga dapat diperjualbelikan
dengan suatu perjanjian tertulis bahwa si penjual akan membeli kembali surat-
surat berharga tersebut. Pembelian kembali surat-surat berharga tersebut disertai
dengan perjanjian harga dan tanggal jatuh temponya. Transaksi Repuchase
Agreement ini diperjualbelikan secara diskonto. Instrumen yang diperjualbelikan
dapat berupa Sertifikat Deposito, SBI, SBPU, serta Treasury Bills.
2.3.2 Indikator Pasar Uang
Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak mengamati
perkembangan pasar uang. Indikator pasar uang meliputi:
1) Suku Bunga Antar Bank (Rp)

8|P a g e
Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam
meminjam dana dalam bentuk rupiah.
2) Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp)
Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk rupiah.
3) Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (US$)
Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam
meminjam dana dalam bentuk US$.
4) Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (US$)
Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk US$.
5) JIBOR (Jakarta Interbank Offered)
Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi pinjam meminjam antar bank.
6) Suku bunga deposito Rupiah (%/Th)
Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya
dalam bentuk Rupiah.
7) Suku bunga deposito US$ (%/Th)
Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya
dalam bentuk US$.
8) Nilai Tukar Rupiah (Kurs)
Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata
uang terhadap mata uang lainnya
9) Suku Bunga Kredit
Tingkat bunga kredit yang dikenakan bank atau lembaga keuangan lainnya
kepada para kreditor.
10) Inflasi
Kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam
waktu tertentu.
11) Indeks Harga Konsumen (IHK)
Angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus
dibeli konsumen dalam suatu periode tertentu.
12) Sertifikat Bank Indonesi (SBI)
Instrumen investasi jangka pendek yang bebas resiko.

2.4 Lembaga Atau Pihak Yang Terlibat Dalam Pasar Uang


a) Lembaga-lembaga keuangan

9|P a g e
b) Perusahaan-perusahaan besar
c) Lembaga-lembaga pemerintah
d) Individu-individu
e) Perusahaan Asuransi
f) Yayasan
g) Lembaga Keuangan Lainnya : Koperasi dan Rumah Gadai

2.5 Risiko Investasi dalam Pasar Uang


Ada beberapa risiko dalam berinvestasi di pasar uang yaitu sebagai berikut.
a) Risiko pasar (interest-rate risk)
Semua surat berharga termasuk instrumen pasar uang memiliki risiko yang
disebut market risk atau juga disebut dengan interest rate risk, yaitu risiko yang
berkaitan dengan turunnya harga surat berharga dan tingkat bunga naik yang
mengakibatkan investor mengalami capital loss.
b) Risiko reinvestment
Dalam praktiknya bukan saja harga surat berharga yang dapat jatuh, tetapi juga
tingkat bunga. Turunnya harga sekuritas menyebabkan timbulnya risiko investor
yang disebut reinvestment risk, yaitu risiko terhadap penghasilan suatu aset
finansial yang harus di reinvest dalam aset yang berpendapatan rendah. Dapat
pula dikatakan bahwa reinvestment risk adalah risiko yang memaksa investor
menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit atau surat-surat
berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga.
c) Risiko gagal bayar
Risiko gagal bayar terjadi akibat tidak mampunya peminjam (debitur) memenuhi
kewajibannya sesuai dengan yang telah diperjanjikan. Risiko ini juga disebut
sebagai default risk atau credit risk.
d) Risiko inflasi
Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya harga-harga barang dan
jasa-jasa yang akan menurunkan daya beli atas pendapatan yang diterimanya.
Oleh karena itu risiko inflasi sering juga disebut dengan risiko daya beli
(purchasing power risk). Untuk menghadapi hal tersebut kreditur biasanya
berusaha mengimbangi proyeksi inflasi dengan mengenakan tingkat bunga yang
lebih tinggi.
e) Risiko valuta (currency or exchange rate risk)

10 | P a g e
Investor internasional dihadapkan pada risiko mata uang, yaitu kerugian yang
terjadi akibat adanya perubahan yang tidak menguntungkan terhadap kurs mata
uang asing. Misalnya apabila seorang investor Amerika membeli British-Treasury
Bills di pasar uang London. Keuntungan dari T-Bills ini dapat turun drastis
apabila nilai Poundsterling mengalami penurunan terhadap dolar Amerika
Serikat.
f) Risiko politik.
Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan ketentuan
perundangan yang berakibat turunnya pendapatan dari suatu investasi atau
bahkan akan terjadi kerugian total dari modal yang diinvestasikan.
g) Marketability atau Liquidity
Risiko dapat terjadi apabila instrumen pasar uang yang dimiliki sulit untuk dijual
kembali sebelum jatuh tempo. Sulitnya menjual kembali surat berharga tersebut
memberikan risiko untuk tidak dapat mencairkan kembali investment pasar uang
dalam bentuk uang tunai pada saat membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo.

2.6 Pengertian dan Fungsi Pasar Valuta Asing


2.6.1 Pengertian Valuta Asing
Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, dalam bahasa
asing dikenal dengan foreign exchange (Forex) merupakan mata uang yang di
keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akan
mempunyai suatu nilai apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta
lainnya tanpa pembatasan. Sebagai contoh, suatu perusahaan multinasional AS
yang mendirikan pabrik di Inggris, pada akhir tahun buku selalu ingin
mentransfer laba yang diperoleh dari usahanya di Inggris (dalam bentuk
Poundsterling) ke kantor pusatnya di AS (dalam bentuk USD) maka untuk
mengonversikan mata uang Poundsterling Inggris ke dalam US Dolar
diperlukan adanya pasar valas.
Pasar valuta asing (valas) merupakan suatu jenis perdagangan atau
transakasi yang memperdagangkan suatu mata uang suatu negara terhadap
mata uang negara lainnya yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia
selama 24 jam secara berkesinambungan. Selain itu, pasar valuta asing dapat
juga diartikan sebagai pasar yang memfasilitasi pertukaran valuta untuk
mempermudah transaksi-transaksi perdagangan dan keuangan internasional.

11 | P a g e
Atau jika diartikan secara sederhana, pasar valas adalah perdagangan mata
uang (valuta) suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Sedangkan tarif
dan pertukaran mata uang ini disebut juga dengan Foreign Exchange Rate, di
Indonesia dikenal dengan Kurs Valas.
Di Indonesia Bank Indonesia juga menyelenggarakan bursa valas, di
mana bank-bank devisa dapat melakukan transaksi valas dengan BI, Kurs
ditentukan oleh Bank Indonesia setiap hari dan kurs selalu berubah-ubah setiap
hari. Transaksi valas antar bank devisa dapat pula dilakukan dalam bursa
bebas, baik dalam negeri maupun internasional. Penjualan valas oleh bank
devisa dilakukan oleh para dealer-dealer bank yang bersangkutan. Dealer
merupakan petugas bank yang melakukan transaksi valas dan dalam
melakukan pekerjaannya dilengkapi dengan berbagai alat atau sarana
informasi yang canggih.
Dalam perdagangan pasar valas internasional hanya mata uang yang
tergolong “convertible currencies” yang sering diperdagangkan, sedangkan
yang tidak termasuk dalam golongan tersebut jarang diperdagangkan. Yang
menentukan golongan convertible currencies adalah salah satunya volume
perdagangan suatu negara baik secara kualitas maupun kuantitas disamping
faktor lainnya.
2.6.2 Fungsi Pasar Valuta Asing
Fungsi pasar valuta asning antara lain:
a) Transfer daya beli (transfer of purchasing power)
Sangat diperlukan terutama dalam perdagangan internasioanal
dan transaksi modal yang biasanya melibatkan pihak-pihak yang tinggal
di negara yang memiliki mata uang yang berbeda.
b) Penyediaan kredit.
Pengiriman barang antarnegara dalam perdagangan internasional
membutuhkan waktu. Oleh karena itu, harus ada suatu cara untuk
membiayai barang-barang dalam perjalanan pengiriman barang termasuk
setelah barang sampai ke tempat tujuan yang biasanya memerlukan
beberapa waktu untuk kemudian dijual kepada pembeli.
c) Mengurangi risiko valuta asing
Importir mengharapkan memperoleh keuntungan dalam usaha
perdagangan. Dalam kondisi normal dari kemungkinan risiko yang tidak

12 | P a g e
diperkirakan misalnya terjadi perubahan kurs yang tiba-tiba, sehingga
mempengaruhi besarnya keuntungan yang telah diperkirakan.

2.7 Jenis Transaksi di Pasar Valuta Asing


Valuta asing jika ditinjau dari jenisnya terbagi menjadi dua kelompok, antaralain :
1. Valuta Asing Fisik
Valuta asing fisik merupakan uang asing dalam pengertian uang asing yang
sebenarnya, yaitu uang asing yang berbentuk uang kartal baik itu dalam bentuk
uang logam, uang kertas negara, ataupun uang kertas bank. Pada jenis valuta
asing fisik memiliki pengertian yang sama dengan pengertian uang kartal, valuta
asing ini dapat untuk digunakan dalam perdagangan internasional.
2. Valuta Asing Non-Fisik
Valuta asing dalam bentuk uang giral atau surat-surat berharga seperti :
dalam bentuk wesel, cek, travelers, cheque, internasional money order dan lain-
lain.
Apabila dilihat dari segi bentuknya, jenis-jenis valuta asing yang biasanya di jual
belikan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain :
1. Mata Uang Asing
Mata uang asing seperti mata uang Yen Jepang, Euro Dollar, Dollar Amerika
Serikat, dan lain sebagainya.
2. Saldo Kredit
Saldo Kredit yang ada pada bank-bank devisa pada suatu negara di luar negeri.
3. Surat-surat Wesel Luar Negeri
Adanya surat-surat wesel luar negeri ini dapat untuk diketahui dengan cara
seperti : terdapat seorang eksportir Indonesia yang menarik wesel atas Importir
(dari negara lain).
4. Hak-Hak Penerimaan Pembayaran
Berasal dari penduduk suatu negara dalam bentuk yang berbeda-beda dengan
tingkat likuiditas yang terbilang tinggi.

Secara umum ada 3 jenis transaksi transaksi valas dalam perdagangan internasional
, yaitu :

1. Transaksi Tunai (Spot Transaction)


- Value Today

13 | P a g e
- Value Tomorrow
- Value spot
2. Transaksi Tunggak (Forward Transaction)
3. Transaksi Barter (Swap Transaction)

A. Jenis Transaksi Pasar Valuta Asing Secara Umum/Dalam Perdagangan Int


ernational/Bank Konvensional
Jika dilihat dari jangka waktu, pasar valas bisa digolongkan menjadi dua macam tran
saksi :
1. Transaksi Spot
Transaksi valas disertai juga kewajiban dari kedua belah pihak pembeli dan penju
al untuk bisa saling menyerahkan mata uang yang mereka miliki dalam waktu ma
ksimum dua hari kerja setelah adanya kontrak.
Menurut Koncoro transaksi spot ini terdiri dari transaksi valas yang biasanya
selesai maksimal 2 hari kerja, dan terdapat tiga macam jenis transaksi spot yaitu :
Cash, dimana pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang lain
diselesaikan dalam hari yang sama. Tom (tomorrow/besok) dimana pengiriman
dilakukan hari berikutnya. Spot, dimana pengiriman diselesaikan dalam tempo 24
jam setelah perjanjian.
Contohnya.
Pada tanggal 22 Desember 1996 seorang ayah membutuhkan US$ 10.000 untuk
uang saku anaknya yang akan sekolah diluar negeri, maka seorang ayah tersebut
dapat menghubungi dan membuat kesepakatan selling price pada tanggal tersebut.
Apabila telah tercapai kesepakatanm selling price pada tanggal 22 Desember
1996 adalah US$1 = Rp 5.500 maka perhitungannya : Jumlah Rupiah yang
dibutuhkan = US$ yang dibutuhkan x selling price = US$ 10.000 x Rp 5.500 =
Rp 55.000.000,-Maka untuk mendapatkan US$ 10.000 diperlukan Rp
55.000.000,- yang harus diserahkan paling lambat tanggal 24 Desember 2004 ( 2
x 24 jam ).
2. Transaksi Forward
Hampir sama seperti transaksi spot, tetapi perbedaannya adalah di waktu penyera
han mata uang dari masing-masing pembeli dan penjual yang dalam kurun waktu
lebih dari dua hari kerja setelah tanggal terjadinya kontrak. Ini memiliki arti bahw

14 | P a g e
a serah terima dapat diselesaikan dalam kurun waktu berbeda-beda, contohnya sat
u hari, satu minggu, satu bulan, enam bulan, ataupun satu tahun setelah value spot.
Transaksi forward merupakan transaksi valas dimana pengiriman mata uang
dilakukan pada suatu tanggal tertentu dimasa akan datang. Kurs dimana transaksi
forward akan diselesaikan/ditentukan pada saat kedua belah pihak menyetujui
kontrak untuk membeli dan menjual. Waktu anatara ditetapkannya kontrak dan
pertukaran mata uangmyang sebenarnya terjadi dapat bervariasi dari dua minggu
hingga satu tahun. Jatuh tempo kontrak forward biasanya satu, dua, tiga atau
enam bulan. Transaksi forward biasanya terjadi apabila eksportir, importir, atau
pelaku ekonomi lain yang terlibat dalam pasar valas harus membayar atau
menerima sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu dimasa
mendatang.
Contohnya.
Apabila suatu perusahaan akan membutuhkan 1 juta mark Jerman, 90 hari dari
sekarang untuk mengimpor barang dari Jerman. Asumsikan bahwa perusahaan
tersebut dapat langsung membeli mark Jerman untuk pengiriman langsung ( yaitu
dari pasar spot ) dengan kurs spot $0,50 per mark. Berdasarkan kurs spot ini,
maka perusahaan membutuhkan $500.000 ($0,50 per mark x 1.000.000), namun
perusahaan belum memiliki dana saat ini juga untuk membeli Mark. Perusahaan
dapat menunggu 90 hari dan kemudian menukarkan US dolar dengan mark
menurut kurs yang berlaku saat itu, tetapi perusahaan tidak mengetahui berapa
kurs spot 90 hari dari sekarang. Jika naik menjadi $0.60 per Mark, perusahaan
akan membutuhkan $600.000 ( $0.60 per Mark x 1.000.000 Mark ). Dengan
adanya ini, maka perusahaan akan merugi sebesar $100.000 akan lebih baik
perusahaan mengunci kurs untuk 90 hari dari sekarang. Dimana kurs forward 90
hari sekarang adalah $0,51 per mark, maka perusahaan dapat melakukan
perjanjian kontrak forward dengan menggunakan kurs forward 90 hari dari
sekarang, sehingga dana yang dibutuhkan perusahaan sebesar $510.000 ($0.51
per mark x 1.000.000 mark). Maka dengan mengunci kurs, perusahaan tidak perlu
khawatir dengan adanya perubahan kurs spot 90 hari ke depan.
Berikut adalah jenis transaksi yang dikelompokkan secara lebih terinci, antara lai
n:
1) Funding : Pinjaman valas, kebutuhan cash flow.
2) Investasi : Commercial, property, and portofolio investment.

15 | P a g e
3) Komersial : Impor-Ekspor traffic modal dan traffic jasa.
4) Hedging : Keperluan hedging atas resiko dari perubahan kurs valas.
5) Individu : Turis dan kebutuhan-kebutuhan individu yang lain.
3. Transaksi Currency Futures/ Swap.
Menurut Madura (2000:67-68) Pasar Currency Futures adalah pasar yang
memfasilitasi perdagangan kontrak currency futures. Suatu kontrak currency
futures menetapkan sutu volume standar suatu valuta tertentu yang akan
dipertukarkan pada tanggal penyelesaian (settiement date) tertentu di masa depan.
Sebuah MNC (multi national corporation) yang ingin meng-hedge hutangnya
akan membeli kontrak corrency futures untuk mengunci harga suatu valuta di
masa depan.
Adapun bursa yang mengatur perdagangan ini antara lain:
 Tokyo Grain Exchange (TGE).
 Nagoya Grain and Sugar Exchange (NGE).
 Kansai Agricultural Commodities Exchange (KAE).
Contohnya.
Transaksi Currency Futures yaitu sebuah korporasi AS yang pada tanggal 2
Januari menyadari kebutuhan akan 450.000 mark untuk tanggal 11 Pebruari ( 40
hari kemudian ). Jika korporasi tersebut berupaya untuk mengunci harga
pembellian mark di masa depan dengan kontrak futures, tanggal penyelesaian
kontrak adalah hari Rabu ketiga bulan Maret. Selain itu, jumlah mark yang
dibutuhkan ( 450.000 ) lebih tinggi dari jumlah standarnya ( 125.000). Hal yang
terbaik yang bisa dilakukan korporasi adalah membeli tiga kontrak futures mark
( dengan total 375.000 mark) atau 4 kontrak futures mark ( 500.000 ). Asumsi
pada tanggal 11 Januari, harga futures mark untuk bulan Maret adalah $0,5900
per mark pada hari ketiga bulan Maret. Dilain pihak, siapapun yang menjual
kontrak futures ini pada tanggal 11 Januari wajib mengirimkan (menjual) Mark
dengan harga $0,5900 per mark pada hari Rabu ketiga bualn Maret. Karena satu
unit kontrak futures mark bernilai $125.000 Mark, maka perusahaan harus
membeli 3 atau 4 unit kontrak futures mark. Maka jumlah dolar yang dibutuhkan
adalah $221.500 (3 unit kontrak futures mark x $125.000 x $0,5900) atau 295.000
( 4 unit kontrak futures mark x $125.000 x $0,5900 ).
4. Transaksi Currency Options.

16 | P a g e
Currency Options adalah merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan
kontrak currency options. Kontrak currency options dapat diklasifikasikan
sebagai call atau put. Suatu currency call options menyediakan hak untuk
membeli l suatu valuta tertentu dengan harga tertentu dalam suatu pride tertentu.
Currency call options digunakan untuk meng-hedge hutang-hutang valas yang
harus dibayarkan dimasa depan. Currency put options memberikan hak untuk
menjual suatu valuta asing dengan harga tertentu dalam suatu priode waktu
tertentu. Currency put options digunakan untuk meng-hedge piutang-piutang
valas yang akan diterima dimasa depan.
Contohnya.
Transaksi currency call options yaitu ada kemungkinan sebuah perusahaan akan
membutuhkan valuta asing dimasa depan, tetapi perusahaan tidak begitu yakin.
Misalnya anggaplah sebuah perusahaan AS terlibat dalam tender sebuah proyek
di Jerman. Jika proyek tersebut jatuh kepada perusahaan tersebut, maka
perusahaan akan membutuhkan kira-kira DM625.00 untuk membeli bahan baku
dan jasa di Jerman, namun perusahaan tidak tahu apakah tawaran akan diterima
atau tidak sampai tiga bulan kedepan. Asumsikan bahwa exercise price bagi mark
adalah $0,50 dan premium call options-nya adalah $ 0,02 per unit. Perusahaan
akan membayar $1250 per opsi ( 62.500 x $0,02 ) atau $12.500 untuk 10 kontrak.
Dengan adanya opsi tersebut, jumlah maksimum pengeluaran US Dolar untuk
membeli mark adalah $312.500 ( 62.500 x $0,5 ).
B. Praktek Transaksi Valuta Asing Berdasarkan Prinsip-Perinsip Syari’ah.
Sebagaimana telah dikemukakan penulis, aspek ekonomi sangat penting
peranannya dalam meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Perdagangan
merupakan salah satu jenis usaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Allah
SWT dan Rasulnya telah menetapkan pertukaran barang dengan persetujuan antara
kedua belah pihak dalam suatu transaksi perdagangan sebagai suatu yang halal atau
dibolehkan dan melarang mengambil benda orang lain secara batil. Selain untuk
menjaga perdamaiandan ketertiban dalam masyarakat, hal ini juga sangat penting
untuk memelihara hubungan baik dan harmonis dikalangan anggota masyarakat. Nabi
Muhammad SAW telah meletak dasar-dasar hukum dan peraturan guna melakukan
transaksi-transaksidan juga telah memberikan hak untuk meneruskan atau
membatalkan transaksi dengan syarat-syarat tertentu. Dalam bagian ini, penulis

17 | P a g e
mencoba memfokuskan masalah pada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
aktivitas transaksi valuta asing dengan berbasis pada prinsip-prinsip syari’ah.
Heri Sudarsono dalam bukunya “ Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah
Deskripsi dan Ilustrasi “ menyebutkan beberapa ketentuan umum dalam alsharf
sebagai berikut :
1) Nilai tukar yang diperjualbelikan harus tetap dikuasai, baik oleh pembeli maupun
oleh penjual, sebelum berpisah. Penguasaan tersebut dapat berbentuk penguasaan
secara material maupun hukum. Penguasaan secara material. Misalnya pembeli
langsung menerima dolar AS yang dibeli dan penjual langsung menerima uang
rupiah. Adapun penguasaan secara hukum, misalnya pembayaran dengan
menggunakan cek.
2) Transaksi valuta asing dari jenis yang sama harus dilakukan dengan mata uang
sejenis yang memiliki kuantitas dan kualitas yang sama, sekalipun model mata
uang itu berbeda.
3) Dalam sharf tidak dipersyaratkan dalam akadnya hak khiyar syarat bagi pembeli.
Khiyar syarat adalah hak pilih bagi pembeli untuk dapat melanjutkan jual beli
tersebut setelah selesai berlangsungnya transaksi terdahulu tersebut.
4) Tidak ada tenggang waktu antara penyerahan mata uang yang dipertukarkan, bagi
sahnya sharf, penegasan objek akad harus dilaksanakan secara tunai dan perbuatan
saling menyerahkan itu harus berlangsung sebelum kedua pihak yang melakukan
jual beli valuta berpisah.
Zainul Arifin dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah
menyebutkan prinsih-prinsip syari’ah dalam transasksi valuta asing sebagai berikut :
a. Pertukaran harus dilakukan secara tunai (bai’ naqd), artinya masingmasing pihak
harus menerima atau menyerahkan masing-masing mata uang pada saat
bersamaan.
b. Motif pertukaran adalah dalam rangka mendukung transaksi komersial, transaksi
perdagangan barang dan jasa atar bangsa, bukan dalam rangka spekulasi. c. Harus
dihindari jual beli bersyarat, misalnya si A setuju membeli barang hari ini dengan
syarat B harus membelinya kembali pada tanggal tertentu dimasa mendatang.
c. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini mampu
menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.
d. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai, atau dengan kata lain
tidak dibenarkan jual beli tanpa hak kepemilikan ( bai’ ainaih).

18 | P a g e
Berkenaan dengan hal ini, ada beberapa jenis transaksi valuta asing yang biasa
dilakukan pada transaksi valuta asing konvensional seperti disebutkan terdahulu,
dimana kalau dicermati pelaksanaannya mempunyai motif komersial berupa ekspor
impor, lalu lintas modal, funding berupa pinjaman valuta asing dan kebutahan
cashflow, investasi dan ada pula yang bermotif spikulasi. Sehubungan hal ini menurut
fatwa Dewan Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor : 28/DSN-MUI/III/2002
tanggal 28 Maret 2002 tentang hukum transaksi valuta asing yang sekarang berjalan di
pasar valas sebagai berikut :
1. Transaksi spot yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing untuk
penyerahan pada saat itu ( over the counter ) atau penyelesaiannya paling lambat
dalam jangka waktu 2 hari. Menurut syari’ah, hukumnya transaksi yang seperti
ini adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap
sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan transaksi
Internasional.
2. Transaksi forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing yang
nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan
datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun, hukumnya adalah haram,
karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan ( muwa’adah ) dan
penyerahannya dilakukan dikemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan
tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam
bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari ( li al-
hajah )
3. Transaksi Currency Futures/Swap yaitu kontrak pembelian dan penjualan
valuta asing dengan harga sport yang dikombinasikan dengan pembelian antara
penjual valuta asing yang sama dengan harga forward dalam jangka waktu
dimasa depan, atau dengan kata lain pertukaran mata uang dengan mata uang
lainnya tidak dilakukan dengan tunai melainkan berjangka waktu yang cukup
lama. Terhadap hal ini hukumnya haram, karena mengandung maisir ( spikulasi ).
4. Transaksi Currency Options, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam
rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah
unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu,
hukumnya haram karena mengandung unsur maisir ( spikulasi ).
Dengan demikian, jenis transaksi valuta asing yang memiliki dasar syari’ah adalah
transaksi spot yang dalam pelaksanaannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip

19 | P a g e
syari’ah. Adapun jenis transaksi valuta asing lainnya, nampaknya tidak sejalan dengan
prinsip-prinsip syari’ah, karena dalam prakteknya tidak dilakukan secara tunai dan
mengandung unsur spikulasi.
Berkenaan dengan hal ini, perlu disadari bahwa pada dasarnya Islam memandang
uang hanya sebagai alat tukar, bukan sebagai barang dagangan (komoditas). Oleh
karena itu, motif permintaan uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi, bukan
untuk spikulasi. Dengan kata lain, dalam konsep Islam tidak dikenal money demand
for speculation karena spikulasi tidak dibenarkan. Islam juga tidak mengenal konsep
time value of money, namun Islam mengenal konsep economic value of time, artinya
bahwa yang dinilai adalah waktu itu sendiri. Dalam hal ini uang adalah flow concept
sehingga harus selalu berputar dalam perekonomian. Dengan demikian, dalam
transaksi valuta asing, umat Islam perlu memperhatikan aturan main yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah.
Di Indonesia, fatwa hukum Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia
telah mengatur ketentuan dan batasan dalam transaksi valuta asing melalui fatwa DSN
Nomor : 28/DSN-MUI/III/2002 tanggal 28 Maret 2002. Dalam fatwa tersebut
dikemukakan beberapa prilaku perdagangan valuta asing yang biasa dilakukan pada
pasar valuta asing konvensional yang harus dihindari seperti “Perdagangan tanpa
penyerahan (future non delivery trading atau margin trading), jual beli valuta asing
bukan transaksi komersial, melakukan penjualan melebihi jumlah yang dimiliki atau
dibeli, dan melakukan transaksi pure swap’’.
Sementara itu DSN juga memberikan penjelasan tentang kebolehan transaksi
valuta asing dengan ketentuan “ Tidak untuk spikulasi (untunguntungan, adanya
kebutuhan transaksi untuk berjaga-jaga (simpanan), transaksi dilakukan terhadap mata
uang sejenis dan nilainya harus sama serta dilakukan dengan tunai ( al-taqabudh ),
apabila berlainan jenis, maka harus dilakukan dengan nilai tukar ( kurs ) yang berlaku
pada saat transaksi dan dilakukan secara tunai.

2.8 Instrumen dan Indikator dalam Pasar Valuta Asing


Sebagai informasi, pemerintah membuka celah yang lebih besar bagi pemilik v
aluta asing untuk menanamkan uangnya di tanah air. Kali ini, pemerintah melebarkan
transaksi Surat Berharga Negara (SBN) di pasar domestik dengan cara private placem
ent bisa dilakukan dalam mata uang rupiah dan valas.

20 | P a g e
Untuk meningkatkan penawaran dan mengendalikan permintaan terhadap vala
s, ada lima instrument dikeluarkan BI yaitu :
 Meningkatkan threshold forward jualyang wajib menggunakan underlying dari sem
ula US$ 1 juta menjadi US$ 5 juta per transaksi per nasabah dan memperluas caku
pan underlying khusus untuk forward jual, termasuk deposito valas di dalam negeri
dan luar negeri.
 Menerbitkan Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) Valas, untuk mendukung pen
dalaman pasar keuangan valas. Instrumen tradable ini berjangka waktu 6 dan 12 bu
lan. Mekanismenya lewat lelang variable rate, dengan peserta bank umum dan pial
ang. Metode perhitungan bunganya diskonto.
 Menurunkan holding period SBI dari 1 bulan menjadi 1 minggu untuk menarik alir
an masuk modal asing. Keempat, bekerja sama dengan pemerintah, memberikan in
sentif pengurangan pajak bunga deposito kepada eksportir yang menyimpan Devis
a Hasil Ekspor (DHE) di perbankan Indonesia atau mengonversinya ke rupiah. Pe
mberikan insentif pajak secara progresif dari DHE yang ditempatkan di perbankan
Indonesia ini tergantung lama penempatan atau konversi penuh ke rupiah. Kebijaka
n ini diharapkan dapat mendorong DHE menetap lebih lama di dalam negeri.
 Mendorong transparansi dan meningkatkan ketersediaan informasi atas penggunaa
n devisa dengan memperkuat laporan lalu lintas devisa (LLD). Dalam hal ini, pelak
u LLD wajib melaporkan penggunaan devisanya dengan melengkapi dokumen pen
dukung untuk transaksi dengan nilai tertentu.
Ketentuan ini sejalan dengan UU No 24 tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devis
a dan Sistem Nilai Tukar, di mana BI berwenang meminta keterangan dan data terkait
lalu lintas devisa kepada penduduk. BI masih optimistis nilai tukar rupiah terhadap do
lar akan menguat. Bank sentral memperkirakan dolar AS bisa ditekan hingga ke level
Rp 13.700 pada akhir tahun ini.

2.9 Lembaga Atau Pihak Yang Terlibat Dalam Pasar Valuta Asing
Terdapat beberapa macam pelaku pasar valuta asing. Pelaku-pelaku utama dala
m pasar valas menurut Sri Handaru (2002), adalah sebagai berikut:
1. Bank dan nonbank yang bertindak sebagai dealer (Market Maker)
Bank dan sedikit lembaga nonbank yang bertindak sebagai dealer, bero
perasi baik di pasar antar bank maupun di pasar klien. Mereka memperoleh k

21 | P a g e
euntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing. Adanya persain
gan antar dealer membuat selisih harga menjadi semakin kecil sehingga bisa
meningkatkan efesiensi pasar valuta asing.
2. Individu dan perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan dan i
nvestasi
Individu dan perusahaan memanfaatkan pasar valuta asing untuk mem
perlancar pelaksanaan transaksi perdagangan dan investasi. Partisipan yang t
ermasuk dalam kategori ini antara lain adalah importir dan eksportir, investor
yang memiliki portofolio internasional, perusahaan multinasional dan para wi
satawan asing. Beberapa partisipan juga menggunakan pasar valuta asing unt
uk membatasi risiko valuta asing.
3. Spekulan dan arbitrator
Berbeda dengan dealer, spekulan dan arbitrator bertindak atas kehenda
k sendiri dan tidak memiliki kewajiban untuk melayani klien atau menjamin
kelangsungan pasar. Apabila dealer memperoleh keuntungan dari selisih harg
a jual dan harga beli valuta asing, serta secara insidentil dari perubahan harga
umum, maka spekulan mengharapkan keuntungan semata-mata dari perubaha
n tingkat harga umum. Sementara itu, arbitrator meraih keuntungan dengan
memanfaatkan adanya perbedaan harga di berbagai pasar.
4. Bank Sentral
Bank sentral memanfaatkan pasar valuta asing untuk mendapatkan atau
membelanjakan cadangan valuta asingnya agar dapat mempengaruhi stabilita
s nilai tukar mata uang domestik. Dengan demikian, motivasi bank sentral un
tuk bermain di pasar valuta asing bukan untuk meraih keuntungan, tetapi men
jaga stabilitas nilai tukar mata uang domestik sehingga memberi dampak posi
tif bagi perekonomian nasional. Perilaku bank sentral dengan demikian akan
sangat ditentukan oleh kebijakan perekonomian makro nasional.
5. Pialang valuta asing
Pialang valuta asing berfungsi sebagai perantara yang mempertemukan
penawaran dan permintaan terhadap mata uang tertentu. Pialang valuta asing
bertindak atas nama klien. Atas jasanya, mereka memperoleh komisi sebagai
kontra prestasi. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, perusahaan
pialang memiliki akses langsung dengan dealer dan bank di seluruh dunia.
6. Pemerintah

22 | P a g e
Dengan memakai berbagai instrumen di dalam negara, pemerintah ikut
turun tangan di dalam perdagangan valas. Keterlibatan pemerintah di pasar v
alas bertujuan mencari keuntungan sebanyak-banyak demi menambah penda
patan nasional serta membayar hutang luar negeri. Pendapatan dari pasar
nantinya akan ditukarkan ke mata uang negara tersebut.
7. Perusahaan Manajemen Investasi
Perusahaan Manajemen Investasi merupakan perusahaan yang mengel
ola sejumlah rekening atas nama nasabahnya. Perusahaan melakukan transak
si dipasar untuk mendapatkan mata uang asing tertentu. Mata uang asing yan
g diperoleh digunakan untuk transaksi pembelian saham diluar negeri.
Transaksi terhadap mata uang asing yang dilakukan oleh mereka bukan
merupakan tujuan utamanya, sehingga transaksi bukan untuk spekulasi ataup
un untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
8. Lembaga Keuangan Lainnya
Lembaga-lembaga diskonto,broker,perusahaan-perusahaan komoditas,
dan perusahaan asuransi juga merupakan peserta valas. Aktivitas ini secara in
ternational mengakibatkan timbulnya exposure dalam berbagai valas. Broker
tidak melakukan perdagangan valuta asing untuk keperluan sendiri, tapi berfu
ngsi untuk mempertemukan penjual dengan pembeli.
9. Nasabah Besar dan Kecil
Salah satu peserta dipasar valas adalah nasabah besar atau dapat disebu
t konglomerat dari suatu negara tertentu. Keterlibatan para nasabar besar ini
mempunyai berbagai tujuan yaitu untuk transaksi maupun kepentingan hedgi
ng. Di samping nasabar besar, maka ada nasabah kecil yang juga terlibat dala
m pasar valas seperti : perusahaan ekspor-impor, Yayasan-yayasan dan peror
angan.

2.10 Risiko Investasi dalam Pasar Valuta Asing


Setiap investasi tentu memiliki risiko tersendiri, entah itu saat kamu m
emilih instrumen deposito, reksa dana atau lainnya. Risiko bisa diartikan sebagai k
enyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya. Dalam dunia
investasi ada istilah high risk-high return, yang artinya semakin tinggi risiko yang a
da maka semakin tinggi pula keuntungan yang bisa didapatkan.

23 | P a g e
 Risiko Suku Bunga : Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul dikarenakan
memburuknya nilai relatif aktiva berbunga (cth: pinjaman atau obligasi) diseb
abkan oleh adanya peningkatkan suku bunga. Adanya perubahan suku bunga y
ang ada di pasaran, tentu akan mempengaruhi pendapatan investasi atau return
yang didapatkan. Umumnya walaupun suku bunga meningkat, tapi harga oblig
asi berbunga tetap akan turun, begitupun juga sebaliknya. Teknik paling tua ya
ng masih digunakan untuk mengukur risiko suku bunga adalah menggunakan j
angka waktu obligasi.
 Risiko Pasar : Perubahan bisa terjadi karena beberapa hal seperti adanya resesi
ekonomi, isu, kerusuhan, spekulasi termasuk juga perubahan politik. Risiko in
vestasi ini juga seringkali disebut dengan risiko sistematik (systematic risk) ya
ng berarti risiko ini tak bisa dihindari dan pasti akan dialami oleh para investor
apapun risk profilenya.
 Risiko Inflasi : Risiko inflasi disebut juga sebagai risiko daya beli yang menun
jukan bahwa nilai kas dari investasi saat ini tidak akan bernilai sebanyak di ma
sa depan dikarenakan adanya perubahan daya beli akibat inflasi. Akibatnya ris
iko ini memiliki potensi yang dapat merugikan daya beli masyarakat terhadap
investasi karena adanya kenaikan rata-rata dari harga konsumsi.
 Risiko Likuiditas : Risiko investasi yang satu ini biasanya muncul diakibatkan
karena kesulitan menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Contoh
nya, ada satu pihak yang tak bisa membayar kewajibannya saat jatuh tempo se
cara tunai. Walaupun pihak tersebut mungkin bisa dikatakan memiliki aset yan
g cukup bernilai untuk melunasi kewajiban utangnya, tapi di saat aset tersebut
tak bisa dikonversikan menjadi uang tunai maka bisa dikatakan asetnya tidak l
ikuis. Adapun hal ini bisa saja terjadi jika pihak yang memiliki utang tersebut t
ak bisa menjual hartanya karena tidak ada pihak lain yang minat untuk
membeli.
 Risiko Valas atau Nilai Tukar Mata Uang : Risiko Valutas Asing (Valas) adala
h risiko yang disebabkan adanya perubahan kurs valuta asing di pasaran. Peru
bahan ini tidak lagi sesuai dengan yang diharapkan terutama pada saat nilainya
dikonversikan ke mata uang domestik. Gampangnya risiko investasi ini, berkai
tan dengan adanya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

24 | P a g e
Umumnya risiko valas disebut sebagai currency risk atau dengan exchange rat
e risk.

BAB 3
PENUTUP

25 | P a g e
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis internasional
mempermudah pasar keuangan internasional yang menyebabkan perdagangan valas dan
aliran modal berjalan lancar antar negara. Lembaga dalam pasar uang antara lain bank-
bank, perusahaan-perusahan umum, lembaga pemerintah, individu, dan lembaga
keuangan lainnya. Terdapat jenis-jenis resiko investasi, yaitu resiko pasar, resiko
reinvestment, resiko gagal bayar, resiko inflasi, resiko valuta, dan resiko politik.
Pasar Valuta Asing menyediakan pasar sarana fisik maupun dalam pasar
kelembagaan untuk melakukan perdagangan mata uang asing, menentukan nilai tukar
mata uang asing, dan menerapkan managemen mata uang asing. Pemilihan dana dalam
pasar uang selalu berkaitan dengan pasar uang. Artinya jika kita hendak
menginvestasikan uang kita dalam pasar uang maka, kita akan selalu
mempertimbangkan kegiatan yang terjadi di pasar valas, demikian pula sebaliknya. Hal
ini dilakukan untuk menentukan investasi mana yang paling menguntungkan di pasar
uang atau valas. Interaksi antara pasar uang dan valas ini menjadi lebih penting apabila
jumlah dana yang ada dalam jumlah besar atau kondisi ekonomi pada saat yang kurang
baik.

3.2 Saran
Sebelum kita hendak menginvestasikan uang kita dalam pasar uang maupun
pasar valuta asing sebaiknya kita mempertimbangkan kegiatan yang terjadi di pasar
valuta asing maupun pasar uang. Hal ini dilakukan untuk menentukan investasi mana
yang paling menguntungkan di pasar uang atau valuta asing.

26 | P a g e
References
(n.d.). Retrieved from Pasar Uang dan Valuta Asing.
Chang, C., Chaniago, C., & Leonardo , I. (n.d.). Makalah Pasar Uang & Valuta Asing.
Friska, R., & Tiara, E. (2012). Pasar Uang, Pasar Modal dan Pasar Valuta Asing. 3-20.
H.Tarsi. (n.d.). PASAR UANG DAN VALUTA ASING KONVENSIONAL DAN YANG
BERBASIS SYARIAH.
Kasmir. (2012). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Latumaerissa, J. R. (2012). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
Sofyan, M. E., & Winosa , Y. (2015, Oktober 1). 5 Instrumen Tingkatkan Penawaran dan
Kendalikan Permintaan Valas. Retrieved from Investor.id:
https://investor.id/archive/5-instrumen-tingkatkan-penawaran-dan-kendalikan-
permintaan-valas
Syahputra, H. E. (2020). Modul Bank dan Keuangan Lembaga Lainnya. Medan.
Yulianti, A., Fadilah, M. F., & Safitri , R. (2017, November 14). MAKALAH BLKN PASAR
UANG DAN PASAR VALUTA ASING_KELOMPOK 16_AKUNTANSI D3 A.
Retrieved from scribd.com:
https://www.scribd.com/document/540578278/MAKALAH-BLKN-PASAR-UANG-
DAN-PASAR-VALUTA-ASING-KELOMPOK-16-AKUNTANSI-D3-A
https://ardra.biz/ekonomi/valuta-asing/pasar-valuta-asing/
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/03/pengertian-valuta-asing-tujuan-fungsi-jenis-
pelaku-kelebihan-kekurangan.html
https://lifepal.co.id/media/valuta-asing/
https://www.psychologymania.com/2013/08/pelaku-pasar-valuta-asing.html
http://repository.unpas.ac.id/34252/4/10.BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai