Anda di halaman 1dari 18

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

DOSEN PENGAMPU :

Dr. NOVITA INDRAWATI, S.E., M.Si., Ak., CA

Disusun oleh :

SHADIQIN NAWARA (2310246456)

MUTIARA KADARWATI (2310246458)

ANANDA CHIKA BINTANI (2310246457)

PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga kami diberikan kemudahan dan kelancaran dalam

menyelesaikan tugas makalah yang berujudul “Transaksi Dalam Mata Uang Asing”

untuk mata kuliah Pengantar Akuntansi Keuangan.

Tugas ini dibuat berguna sebagai pemenuhan atas tugas yang diberikan oleh

dosen pengampu sebagai salah satu kewajiban mahasiswa dalam menempuh

pendidikan jenjang magister. Dalam menyelesaikan tugas ini kami mengucapkan

terimakasih kepada Ibu Dr. Novita Indrawati, S.E., M.Si., Ak., CA selaku dosen

pengampu mata kuliah Pengantar Akuntansi Keuangan yang telah memberikan tugas

dan petunjuk sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dan kami berharap tugas

ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan bagi para pembaca,

serta dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi tugas ini agar menjadi lebih

baik. Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, kami yakin masih

banyak kekurangan dalam tugas makalah ini, oleh karena itu kami sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan

tugas makalah ini.

Pekanbaru, 21 Oktober 2023

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4

2.1 Kurs Mata Uang Asing ................................................................................. 4

2.2 Penentuan Kurs ........................................................................................... 4

2.3 Kurs Langsung dan Tidak Langsung............................................................ 5

2.4 Perubahan Kurs........................................................................................... 6

2.5 Kurs Spot dan Kurs Terkini .......................................................................... 7

2.6 Kurs Forward ............................................................................................... 7

2.7 Transaksi Mata Uang Asing ......................................................................... 8

2.8 Transaksi Ekspor Impor Dalam Mata Uang Asing ........................................ 9

2.9 Derivatif ..................................................................................................... 11

2.10 Lindung Nilai ............................................................................................ 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 14

3.1 KASUS ..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Banyak Perusahaan, baik besar maupun kecil, bergantung pada pasar

internasional dalam melakukan kegiatan jual-beli produk dan jasa mereka. Hampir

setiap hari media massa memuat berita mengenai dampak kegiatan ekspor dan impor

pada perekonomian Indonesia serta pengaruh dari aliran modal antar-negara besar di

dunia. Selain itu, informasi mengenai laporan perubahan-perubahan kurs mata uang

utama dunia seperti dolar yang menguat atau rupiah yang melemah.

Perusahaan yang melakukan kegiatan bisnisnya di pasar internasional

dipengaruhi oleh risiko bisnis normal, seperti kurangnya permintaan atas produk

mereka di pasar luar negeri. Perusahaan juga dapat mengalami risiko mata uang asing

ketika melakukan transaksi dalam mata uang negara lain. Sebagai contoh, apabila

sebuah Perusahaan Indonesia memperoleh barang secara kredit dari produsen di

Amerika, Perusahaan Amerika tersebut mungkin mengharuskan pembayaran dalam

mata uang dolar. Ini berarti Perusahaan Indonesia tersebut terkadang harus

menggunakan pedagang mata uang asing atau bank untuk menukarkan rupiah ke

mata uang dolar untuk membayar barang yang dibeli sebelumnya. Selama proses

tersebut Perusahaan Indonesia dapat mengalami keuntungan atau kerugian kurs dari

fluktuasi dalam nilai rupiah relatif terhadap nilai mata uang dolar Amerika.

Topik mengenai nilai tukar mata uang merupakan topik penting dan sering

menimbulkan salah pengertian pada bisnis internasional. Topik ini dapat memberikan

kerangka untuk aktivitas bisnis internasional. Perusahaan multinasional (multinasional

enterprises-MNE) yang terlibat dalam transaksi usaha internasional harus menyetujui

mata uang yang digunakan dalam kegiatan tersebut. Beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan penggunaan mata uang ini mencakup tingkat familiar mata

uang asing, potensi keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan oleh perubahan kurs,

nasionalisme dan kepraktisan.

Akuntan harus dapat mencatat dan melaporkan transaksi yang melibatkan

pertukaran rupiah Indonesia dengan mata uang asing. Transaksi mata uang asing

(foreign currency transaction) Perusahaan Indonesia meliputi penjualan, pembelian

dan transaksi lain yang menimbulkan transfer mata uang asing atau pencatatan

piutang atau utang yang didenominasi. Yang artinya adalah nilai yang akan dilunasi

dalam satu mata uang asing. Oleh karena laporan keuangan dari hamper semua

Perusahaan Indonesia menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporan, maka

transaksi dalam mata uang lain harus disajikan kembali (setara) dalam satuan rupiah

sebelum dicatat pada pembukuan dan dimasukkan dalam laporan keuangan

Perusahaan. Proses penyajian kembali transaksi mata uang asing ke dalam nilai

rupiah disebut sebagai penjabaran atau translasi (translation).

Selain itu, banyak Perusahaan besar di Indonesia yang mempunyai operasi

multinasional, seperti adanya entitas anak atau cabang diluar negeri. Pada bagian

materi ini menjelaskan prosedur akuntansi untuk pencatatan dan pelaporan transaksi

dalam mata uang asing. (PSAK 10) “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”

mengatur prosedur akuntansi untuk piutang dan utang dagang dengan mata uang

asing-yaitu transaksi yang membutuhkan pembayaran ataupun menerima

pembayaran dalam mata uang asing. (PSAK 50) “Instrumen Keuangan : Penyajian

dan (PSAK 55) “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran” mengatur

prosedur akuntansi untuk instrument keuangan khususnya transaksi derivative

dengan tujuan melakukan lindung nilai (hedging).


1.2 Rumusan Masalah

Pada saat ini cukup banyak Perusahaan yang melakukan aktivitas bisnisnya di

pasar internasional. Sehingga permasalahan yang ada adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana transaksi yang dilakukan Perusahaan multinasional ?

2. Bagaimana seorang akuntan bekerja pada Perusahaan multinasional ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah tentang materi transaksi dalam mata uang asing ini

adalah sebagai beriku :

1. Untuk mengetahui cara dan bentuk transaksi pada Perusahaan multinasional.

2. Untuk mengembangkan ilmu dan wawasan akuntansi tentang Perusahaan

multinasional dan transaksi dalam mata uang asing.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kurs Mata Uang Asing

Pada tahun 1972 sebagian besar mata uang diniai dari standar logam emas yang

mempunyai nilai internasional tetap per/ons-nya. Namun, pada tahun 1972, sebagian

besar negara menandatangani suatu perjanjian yang memperbolehkan nilai mata

uang mereka “mengambang (float)” berdasarkan permintaan dan penawaran terhadap

mata uang tersebut. Kurs mata uang asing (foreign currency rates) ditentukan setiap

hari oleh broker mata uang asing yang bertindak sebagai agen untuk individu atau

negara yang memperdagangkan mata uang asing (Baker dkk., 2016). Nilai kurs dapat

berubah sewaktu-waktu dan Perusahaan yang beroperasi di luar negeri perlu

berkomunikasi dengan pemerintah negara tersebut untuk memastikan bahwa

perusahaannya telah memenuhi setiap ketentuan pembatasan pertukaran mata uang.

Kurs mata uang asing atau valas adalah mata uang yang diterima dan diakui

sebagai alat pembayaran sah dalam perdagangan internasional. Kurs rupiah adalah

nilai mata uang rupiah terhadap nilai mata uang dari negara lain (Meinarto, 2019).

Valuta Asing atau Valas berfungsi sebagai nilai tukar dalam perdagangan internasional,

valas juga dapat digunakan sebagai instrument investasi dan alat pembayaran hutang

suatu negara.

2.2 Penentuan Kurs

Kurs atau nilai tukar adalah suatu nilai yang menunjukkan nilai mata uang dalam

negeri yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing (Sukirno, 2014).

Sedangkan menurut (PSAK 10) Tahun 2010 Kurs adalah nilai mata uang atau alat

tukar suatu negara. Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi
utama dimana entitas beroperasi, sedangkan mata uang penyajian adalah mata uang

yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan (PSAK 10).

Mata uang suatu negara mirip dengan komoditas lain, dan kursnya berubah

karena sejumlah faktor ekonomi yang memengaruhi permintaan dan penawaran

terhadap mata uang tersebut. Sebagai contoh, jika suatu negara sedang mengalami

tingkat inflasi yang tinggi, daya beli mata uangnya akan turun. Penurunan nilai suatu

mata uang dicerminkan oleh penurunan posisi mata uang negara tersebut relatif

terhadap mata uang negara lain (Baker dkk., 2016).

Faktor yang menyebabkan fluktuasi kurs adalah laporan posisi keuangan

pembayaran, perubahan suku bunga dan tingkat investasi negara tersebut, serta

stabilitas dan proses tata Kelola (governance). Sebagai contoh, jika Indonesia

mempunyai rata-rata suku bunga yang lebih tinggi dari pada AS, masyarakat

internasional kemungkinan akan menginvestasikan modalnya di Indonesia, sehingga

akan meningkatkan permintaan atas rupiah relative terhadap dolar AS (Baker dkk.,

2016).

2.3 Kurs Langsung dan Tidak Langsung

Kurs langsung (direct exchange rate-DER) adalah banyaknya unit mata uang

lokal (local currency units-LCU) yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata

uang asing (foreign currency unit-FCU) (Baker dkk., 2016). Kurs langsung dapat

dipandang sebagai besarnya rupiah untuk memperoleh satu unit mata uang asing.

Rasio dari kurs langsung dinyatakan sebagai berikut :

DER = Nilai Setara Rupiah / 1 FCU

Kurs langsung paling sering digunakan dalam akuntansi untuk operasi dan

transaksi asing sebab akun-akun dalam mata uang asing harus ditranslasikan dalam

nilai setara rupiah. Sebagai contoh, jika dengan Rp.12.400 dapat diperoleh dengan $1
AS, kurs langsung dari rupiah terhadap dolar AS adalah sebesar Rp.12.400, seperti

ditunjukkan sebagai berikut :

DER = Rp.12.400 / 1 = Rp.12.400

Kurs tidak langsung (indirect exchange rate-IER) adalah kebalikan dari kurs

langsung. Dari sudut pandang entitas di Indonesia kurs tidak langsung adalah :

IER = 1 FCU / Nilai Setara Rupiah

IER = 1 / Rp.12.400 = 0,0000806 > Artinya adalah banyaknya unit mata uang asing

yang dibutuhkan untuk memperoleh nilai Rp.1 (satu rupiah).

2.4 Perubahan Kurs

Kurs adalah perbandingan harga atau nilai dari mata uang suatu negara yang

diukur dalam mata uang negara lain. Perubahan Kurs melibatkan kegiatan transaksi

dua mata uang , kegiatan dalam pasar valuta asing dan kegiatan ekspor-impor.

Menurut (Puspopranoto, 2004) kurs adalah harga dimana mata uang suatu negara

dipertukarkan dengan mata uang negara lain disebut nilai tukar (kurs).

Perubahan kurs dapat artikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap nilai mata uang suatu negara. Perubahan mata uang tersebut bisa mengarah

pada menguatnya atau melemahnya suatu mata uang.

Menguatnya nilai mata uang rupiah mengakibatkan lebih sedikit mata uang

rupiah yang di perlukan untuk memperoleh $1 dolar. Ini berarti mata uang rupiah

menguat terhadap dolar.

Sebagai contoh : Saat ini $1 dolar sama dengan Rp.15.000, ketika rupiah

menguat 1$ sama dengan Rp.10.000.


Melemahnya nilai mata uang rupiah mengakibatkan lebih banyak mata uang

rupiah yang diperlukan untuk memperoleh $1 dolar. Ini berarti mata uang rupiah

melemah terhadap dolar.

Sebagai contoh : Saat ini $1 dolar sama dengan Rp.15.000, ketika rupiah

melemah 1$ sama dengan Rp.20.000.

2.5 Kurs Spot dan Kurs Terkini

Menurut (PSAK 10) mengacu pada penggunaan kurs spot maupun kurs kini untuk

mengukur operasi luar negeri. Kurs Spot (spot rate) adalah kurs yang digunakan

dalam penyerahan segera suatu mata uang. Kurs Kini (current rate) adalah kurs

yang digunakan pada tanggal laporan keuangan suatu entitas.

2.6 Kurs Forward

Kurs Forward adalah kurs untuk pertukaran mata uang dimasa mendatang. Kurs

Forward bagi mata uang utama internasional untuk periode satu bulan, tiga bulan, dan

enam bulan kedepan (Baker dkk., 2016). Terdapat pasar pedagang kontrak nilai

tukar/kurs/forward yang aktif untuk Perusahaan yang menerima atau mengeluarkan

mata uang utama internasional.

Kurs forward pada suatu tanggal tertentu tidak sama dengan kurs spot pada

tanggal yang sama. Selisih antara kurs Forward dan Kurs Spot pada suatu tanggal

tertentu dinamakan Spread. Spread memberikan informasi tentang kemungkinan

penguatan atau pelemahan dari suatu mata uang. Sebagai contoh, diasumsikan

bahwa kurs spot dari euro adalah Rp.12.500 dan kurs forward yang jatuh tempo dalam

30 hari kedepan adalah Rp.12.000. Spread adalah selisih dari kedua nilai tersebut

yaitu, Rp.500. Oleh karena kurs forward nilainya lebih rendah dari kurs spot, maka hal

ini memberikan kesimpulan bahwa rupiah akan menguat terhadap euro dalam waktu

30 hari kedepan.
2.7 Transaksi Mata Uang Asing

Transaksi mata uang asing adalah transaksi ekonomi yang terjadi dengan

menggunakan atau keterlibatan antara dua mata uang yang berbeda. Transaksi mata

uang asing (foreign currency transaction) adalah aktivitas ekonomi yang dinyatakan

dalam mata uang selain dari mata uang pencatatan suatu entitas (Baker dkk., 2016).

Menurut (PSAK 10) transaksi mata uang asing dapat terjadi dengan melalui kegiatan

usaha luar negeri (foreign operation) dan atau melalui transaksi dengan menggunakan

mata uang asing (foreign activities). Transaksi mata uang asing meliputi sebagai

berikut : (Baker dkk., 2016)

1. Pembelian atau penjualan barang/jasa (ekspor atau impor) dimana harganya

dinyatakan dalam mata uang asing.

2. Utang atau piutang dalam mata uang asing.

3. Pembelian atau penjualan forward exchange contract.

4. Pembelian atau penjualan unit mata uang asing.

Salah satu pihak dalam transaksi mata uang asing harus menukarkan mata

uangnya sendiri dengan mata uang negara lain. Beberapa pihak menggunakan

singkatan yang mengacu pada transaksi mata uang asing dengan menggunakan

huruf FX (singkatan dari foreign exchange).

Untuk tujuan laporan keuangan, transaksi dalam mata uang asing harus

ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan yang digunakan Perusahaan. Selain itu,

pada setiap tanggal laporan posisi keuangan-interim mapun tahunan-saldo akun yang

dinyatakan dalam mata uang selain mata pelaporan dari suatu entitas harus

disesuaikan untuk mencerminkan perubahan kurs selama periode tersebut.

Penyeseuai dalam nilai setara dolar AS ini merupakan keuntung atau kerugian

transaksi mata uang asing (foreign currency transaction gain or loss).


Sebagai contoh :

Nilai rupiah 1 Januari 2023

$.5.000 X Rp.15.000 Rp. 75.000

Nilai rupiah 1 Oktober 2023

$.5.000 X Rp.14.000 Rp. 70.000

Kerugian transaksi mata uang asing Rp. 5.000

Kerugian transaksi mata uang asing disebabkan oleh transaksi dalam mata uang

asing dan dimasukkan dalam laporan laba rugi periode berjalan, serta pada umumnya

disajikan tersendiri dalam “Keuntungan atau Kerugian Lain-lain” atau dikenal dengan

rugi kurs.

2.8 Transaksi Ekspor dan Impor Dalam Mata Uang Asing

Transaksi ekspor impor harus diukur dan dinyatakan dalam mata uang asing, mata

uang harus diukur dan dicatat oleh entitas AS dalam mata uang yang digunakan untuk

pencatatan akuntansinya-yaitu rupiah. Kurs yang relevan bagi penyelesaian transaksi

dalam suatu mata uang asing adalah kurs spot pada tanggal penyelesaian transaksi.

Pada saat transaksi diselesaikan, utang atau piutang dalam unit mata uang asing

harus disesuaikan dengan nilai setara rupiah saat itu. Jika laporan keuangan disusun

sebelum transaksi diselesaikan, maka saldo akun tersebut harus disesuaikan pada

tanggal laporan posisi keuangan dalam setara rupiah menggunakan kurs kini pada

tanggal laporan posisi keuangan.

Sebagai contoh : Perusahaan ABC membeli barang secara kredit dari Perusahaan

Jepang seharga Rp.200.000.000 atau 2.000.000 yen.

Informasi transaksi Perusahaan adalah :


1. Pada tanggal 1 Oktober 2023, membeli barang secara kredit seharga

Rp.200.000.000 atau 2.000.000.

2. PT. ABC menyusun laporan keuangan 31 Desember 2023

3. Penyelesaian transaksi utang tanggal 1 April 2024.

Tanggal Kurs Langsung

1 Oktober 2023 (Tanggal Transaksi) 100

31 Desember 2023 (Tanggal Laporan 90

Keuangan)

1 April 2024 (Tanggal Penyelesaian 80

Transaksi)

Penjelasan pada tabel diatas adalah pada saat transaksi nilai kurs sebesar 100

yen. Ketika PT. ABC melakukan pelaporan keuangan, maka nilai kurs utang harus

disesuaikan dengan nilai kurs pada saat tanggal 31 Desember 2023. Dan ketika PT.

ABC menyelesaikan transaksi utang dengan kurs 80 yen, maka terdapat selisih

sebesar 10 yen (90-80). Maka selisih tersebut 2.000.000 yen X Rp,10 (Rp.20.000.000).

Nilai sebesar selisih sebesar Rp.20.000.000 diakui sebagai keuntungan atas transaksi

mata uang asing.

Ayat Jurnal Transaksi :

Utang Usaha Rp.180.000.000

Keuntungan Transaksi Mata Uang Asing Rp.20.000.000

Unit Mata Uang Asing Rp. 160.000.000


2.9 Derivatif

Derivatif merupakan salah satu instrument keuangan yang diperdagangkan di

pasar modal Indonesia. Menurut (Dharmadji & Hendi, 2001) Derivatif adalah efek

turunan atau perluasan dari efek utama baik yang bersifat penyertaan ataupun utang.

Derivatif (derivative) adalah instrument keuangan atau kontrak lainnya yang nilainya

berasal dari beberapa item lain yang memiliki nilai variabel dari waktu ke waktu.

Derivatif merupakan instrument utama yang berfungsi sebagai suatu strategi dan

solusi inovatif untuk sistem manajamen risiko. Contoh derivatif adalah forward

exchange contract mata uang/valuta asing yang nilainya diturunkan dari perubahan

kurs mata uang asing selama masa kontrak, perlu dicatat tidak semua instrument

keuangan adalah derivatif.

Berdasarkan (PSAK 55) derivatif adalah suatu instrument keuangan yang :

• Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan

(sering disebut dengan variabel yang mendasari), antara lain : suku bunga,

harga instrument keuangan, harga komoditas, kurs, indeks harga atau indeks

suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lain. Untuk

variabel nonkeuangan, variabel tersebut tidak spesifik dengan pihak-pihak

dalam kontrak.

• Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto

dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan

untuk kontrak serupa lain yang diperkirakan akan menghasilkan dampak yang

serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar; dan

• Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.

Definisi spesifik dari derivatif adalah suatu instrument keuangan atau kontrak yang

memiliki karakteristik sebagai berikut (Baker dkk., 2016) :


1. Instument keuangan yang mengandung satu atau lebih variabel pokok yang

mendasari (underlying) dan satu atau lebih jumlah nasional (national amount) yang

menentukan persyaratan instrument keuangan tersebut.

2. Instrumen keuangan atau kontrak lain tidak memerlukan investasi neto awal atau

jika pun ada, maka investasi neto awal tersebut lebih kecil daripada yang

diperlukan untuk jenis kontrak yang diharapkan mempunyai tanggapan yang

serupa pada perubahan faktor pasar.

3. Persyaratan kontrak : (a) memerlukan atau mengizinkan penyelesaian neto (net

settlement), (b) menyediakan penyerahan aset yang menempatkan penerima

dalam posisi ekonomi yang secara substansial tidak berbeda dengan

penyelesaian neto, atau (c) memungkinkan untuk kontrak yang akan siap untuk

diselesaikan neto oleh pasar atau mekanisme lain di luar kontrak.

2.10 Lindung Nilai

Lindung Nilai (hedging) merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk

meminimalkan risiko kerugian yang disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar atau suku

bunga dimasa yang akan datang. (Setiawan, 2019). Derivatif dapat ditetapkan untuk

tujuan lindung nilai atau mengurangi risiko. Beberapa Perusahaan memperoleh

derivatif yang tidak ditetapkan sebagai lindung nilai, tetapi sebagai instrument

keuangan spekulatif (Baker dkk., 2016). Sebagai contoh, Perusahaan dapat

menandatangani kontrak forward yang tidak mempunyai tujuan untuk saling

menghapuskan nilai apapun. Dalam hal ini, kerugian atau keuntungan derivatif dicatat

dalam laba periode berjalan.

(PSAK 55) memberikan persyaratan khusus untuk mengklasifikasikan derivatif

untuk tujuan lindung nilai. Akuntansi lindung nilai dapat saling hapus laba (rugi) dari

item yang dilindungi (hedged item) dengan kerugian pada instrument lindung nilai.
1. Lindung Nilai Atas Nilai Wajar (fair value hedges), sebuah lindung nilai dari

eskposur terhadap perubahan nilai wajar atas aset atau liabilitas yang diakui atau

komitmen pasti (firm commitment) yang belum diakui sebelumnya untuk membeli

atau menjuall aset pada harga tetap atau porsi tertentu, seperti aset. Sebagai

contoh : lindung nilai menggunakan kontrak opsi untuk melindungi efek/surat

berharga yang tersedia untuk dijual.

2. Lindung Nilai Arus Kas (cash flow hedges) sebuah lindung nilai dari eksposur

terhadap variabilitas arus kas yang dapat diatribusikan ke risiko tertentu yang

berhubungan dengan aset dan liabilitas yang diakui. Sebagai contoh : Sehubung

lindung nilai arus kas yang menggunakan opsi lindung nilai pembelian persediaan

yang diantisipasi.

3. Lindung Nilai dari Investasi Neto Dalam Operasi Luar Negeri. Derivatif yang

ditujukan sebagai lindung nilai untuk jenis eksposur mata uang asing ini

mempunyai keuntungan atau kerugian yang dilaporkan dalam penghasilan

komprehensif lain sebagai bagian dari penyesuain translasi kumulatif.


BAB III

PENUTUP

3.1 Contoh Kasus Materi Transaksi Dalam Mata Uang Asing

Contoh Kasus : Transaksi Pembelian Dalam Mata Uang Asing

Pada tanggal 1 Oktober 2022, PT. A membeli 100 unit barang dengan harga $100.

Pada saat pembelian kurs tukar adalah Rp.14.500/$1, sedangkan kurs pada saat tutup

buku Rp.15.000/$1, dan kurs pada saat melakukan pembayaran pada 1 Januari 2023

Rp.15.500/$1. Maka pencatatan jurnal untuk transaksi ini :

Ayat Jurnal Pada Saat Transaksi Pembelian (Transaksi)

Persediaan Rp.145.000.000

Hutang Rp.145.000.000

(100 unit X $100 X 14.500)

Ayat Jurnal Pada Saat Kerugian Selisih Kurs (Tutup Buku)

Rugi Selisih Kurs Rp. 5.000.000

Hutang Rp. 5.000.000

(100 unit X $100 ) X (Rp.15.000 – Rp. 14.500)

Ayat Jurnal Pada Saat Pelunasan Transaksi (Penyelesaian)

Rugi Selisih Kurs Rp. 5.000.000 (100 unit X $100) X (Rp. 15.500 – Rp. 15.000)

Hutang Rp. 150.000.000 (100 unit X $100) X Rp. 15.000)

Kas Rp. 155.000.000 (100 unit X $100) X Rp. 15.500)


DAFTAR PUSTAKA

Baker, R. E., Christensen, T. E., Cottrell, D. M., Rais, K. I., Astono, W., & Wulandari,

E. R. (2016). Akuntansi Keuangan Lanjutan (Edisi 2). Salemba Empat.

Dharmadji, T., & Hendi, M. . (2001). Pasar Modal Indonesia. Salemba Empat.

Indonesia, I. A. (2023). PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. Ikatan

Akuntan Indonesia.

INDONESIA, I. A. (2023a). PSAK 50 Instrumen Keuangan : Penyajian dan

Pengungkapan. IKATAN AKUNTAN INDONESIA2.

INDONESIA, I. A. (2023b). PSAK 55 Instrumen Keuangan : Pengakuan dan

Pengukuran. IKATAN AKUNTAN INDONESIA.

Meinarto, D. P. (2019). Pengaruh Kurs Mata Uang Asing Terhadap Saham Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG). STIE Yadika Bangil, 18(1).

Puspopranoto, S. (2004). Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan (Edisi Pert).

LP3ES.

Setiawan, R. J. (2019). Faktor Internal Perusahaan Yang Mempengaruhi Kebijakan

Lindung Nilai. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer, 11(1).

Sukirno, S. (2014). Pengantar Teori Makro Ekonomi (Edisi 2). PT. Raja Grafindo

Persada.

Anda mungkin juga menyukai