Anda di halaman 1dari 19

RESUME PSAK 10

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING

OLEH KELOMPOK 1 :

ZAQIH WILDAN FIRDAUS (2111070071)

RIZKY HARIDZ SATRIO (2111070083)

SANDI ARIF HIDAYATULOH (2111070084)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI LANJUTAN

PERBANAS INSTITUTE

BEKASI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha
Esa atas segala limpahan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat sebagian
makalah ini yang berjudul “Resume PSAK 10 berfokus pada pengaruh perubahan
nilai kurs valuta asing”. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Seminar
Akuntansi Keuangan, dengan bantuan dan dukungan dari pihak berupa
pemahaman dan tambahan ilmu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Imam Wahyudi,
Mcom(Hons), Phd., Ak., CA selaku Dosen Seminar Akuntansi Keuangan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian ilmunya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 30 November 2022

Penyusun,

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Halaman
RESUME PSAK 1.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Tujuan, Ruang Lingkup, dan Definisi....................................................................3
2.2 Penguraian Definisi................................................................................................4
2.2.1 Mata Uang Fungsional...................................................................................4
2.2.2 Investasi Neto di dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri....................................5
2.2.3 Pos Pos Moneter.............................................................................................6
2.3 Ringkasan Pendekatan yang Disyaratkan Pernyataan ini.......................................6
2.4 Pelaporan Transaksi Mata Uang Asing ke dalam Mata Uang Fungsional..............7
2.4.1 Pengakuan Awal.............................................................................................7
2.4.2 Pelaporan Pada Akhir Periode Pelaporan Berikutnya.....................................7
2.4.3 Pengakuan Selisih Nilai Tukar.......................................................................8
2.4.4 Perubahan dalam Mata Uang Fungsional.......................................................9
2.5 Penggunaan Mata Uang Pelaporan selain Mata Uang Fungsional..........................9
2.5.1 Penjabaran dalam Mata Uang Pelaporan........................................................9
2.5.2 Penjabaran Kegiatan Usaha Luar Negeri......................................................10
2.6 Pengaruh Perpajakan atas semua Selisih Nilai Kurs.............................................11
2.7 Pengungkapan......................................................................................................11
2.8 Contoh Laporan Keuangan Laba Rugi Berdasarkan PSAK 10.............................12
2.8.1 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba atau Rugi................................12
BAB III PENUTUP........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................14
3.2 Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Entitas merupakan bagian dari transaksi atau kegiatan dalam valuta
asing atau usaha yang memiliki aktivitas luar negeri dan dapat dilakukan
dengan dua cara. Bentuk penyajian entitas dapat disajikan dalam laporan
keuangan dalam valuta asing. kegiatan usaha luar negeri dapat berupa
perusahaan asosiasi, cabang atau anak perusahaan, yang aktivitasnya
dilaksanakan di luar negeri. Kegiatan usaha adalah salah satu bagian dari
integral dari perusahaan pelapor atau suatu entitas asing. Hal ini mencakup
dalam akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing yang terdiri dari
menentukan kurs yang akan digunakan dan laporan keuangan yang sudah
diakui terdapat perubahan kurs valuta asing yang telah diakui karena
pengaruh daru keuangan.
Beberapa pengaruh perubahan Kurs Valuta Asing yang disahkan
oleh DSAK menggantikan PSAK 10 mengenai transaksi dalam mara uang
asing. PSAK 11 menjabarkan laporan keuangan dalam mata uang asing
dan PSAK 52 pelaporan mata uang. Serta PSAK 10 mengenai pengaruh
perubahan Kurs Valuta Asing hingga mengalami revisi pada PSAK 10
tentang transaksi dan pelaporan pada laporan keuangan dengan valuta
asing. Pada PSAK 10 juga mengatur mengenai 2 aspek akuntansi untuk
perubahan kurs valuta asing yaitu transaksi mata uang dan menjabarkan
laporan keuangan. Hal ini diterapkan pada ruang lingkup akuntansi terkait
transaksi dan saldo dalam mata uang asing kecuali derivative, penjabaran
hasil dan posisi kegiatan keuangan dalam usaha luar negeri meliputi
konsolidasi, metode ekuitas. Serta penjabaran hasil dan posisi keuangan
dalam mata uang penyajian.
Berdasarkan penjabaran dari latar belakang diatas mengenai entitas
yang merupakan kegiatan usaha kurs valuta asing yang mempengaruhi
perubahan nilai pertukaran valuta asing. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor seperti peraturan dan ruang lingkup yang telah ditetapkan mengenai
transaksi dan penjabaran hasil laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Tujuan, Ruang Lingkup, dan Definisi PSAK 10 ?
2. Bagaimana Penguraian Definisi Mata Uang Fungsional, Investasi Neto
di dalam kegiatan usaha luar negeri, dan Pos Moneter?
3. Bagaimana Pelaporan transaksi mata uang asing ke dalam mata uang
fungsional ?
4. Bagaimana Penggunaan mata uang pelaporan selain mata uang
fungsional?
5. Bagaimana pengaruh perpajakan atas selisih kurs?
6. Bagaimana persyaratan pengungkapan transaksi?
7. Bagaimana contoh laporan posisi keuangan hingga laba rugi
berdasarkan PSAK 10?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Tujuan, Ruang Lingkup, dan Definisi PSAK 10.
2. Untuk mengetahui penguraian definisi atas mata uang fungsional,
investasi neto di dalam kegiatan usaha luar negeri, dan pos moneter.
3. Untuk mengetahui bagaimana pelaporan transaksi mata uang asing ke
dalam mata uang fungsional.
4. Untuk mengetahui penggunaan mata uang pelaporan selain mata uang
fungsional.
5. Untuk mengetahui pengaruh perpajakan atas selisih kurs.
6. Untuk mengetahui persyaratan pengungkapan dan ketentuan transaksi.
7. Untuk mengetahui contoh laporan posisi keuangan hingga laporan laba
rugi berdasarkan PSAK 10.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan, Ruang Lingkup, dan Definisi


PSAK adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di
Indonesia. PSAK digunakan sebagai pedoman akuntan untuk membuat
laporan keuangan.
Tujuan dari dibentuknya PSAK 10 ini adalah untuk mengetahui
bagaimana memasukkan transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan
usaha luar negeri kedalam laporan keuangan entitas kedalam menjabarkan
laporan keuangan kedalam mata uang penyajian
Ruang Lingkup
1. Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali transaksi
dan saldo derivative (PSAK 55)
2. Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri
yang termasuk dalam laoran keuangan entitas secara konsolidasi,
proporsional atau metode ekuitas.
3. Menjabarkan hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata
uang penyajian
4. Derivatif mata uang asing, kecuali derivative yang tidak termasuk
lingkup PSAK 55 misal derivative yang melekat pada kontrak lain.
5. Akuntansi lindung nilai mata uang asing termasuk lindung nilai
investasi di LN Penyajian laporan arus kas yang timbul dari transaksi
mata uang asing atau penjabaran arus kas dari kegiatan usaha LN.
Berikut adalah istilah yang digunakan pada PSAK 10 terkait Pengaruh
Perubahan NilaiTukar Valuta Asing:
a. Investasi neto dalam suatu kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah
dari kepentinganentitas pelapor di dalam aset neto dari kegiatan usaha
itu.
b. Kegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas yang merupakan
entitas anak, perusahaanasosiasi, ventura bersama atau cabang dari
entitas pelapor, yang aktivitasnyadilaksanakan di suatu negara atau
menggunakan mata uang selain dari mata uang entitas pelapor.
c. Mata uang asing adalah suatu mata uang selain mata uang fungsional
suatu entitas.
d. Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi
utama dimana suatu entitas beroperasi.
e. Mata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam
penyajian laporan keuangan
f. Kurs adalah rasio pertukaran untuk dua mata uang.
g. Kurs penutup adalah nilai tukar spot pada akhir periode pelaporan.
h. Kurs spot adalah nilai tukar untuk realisasi segera.
i. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu asset
atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas
dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran
(Lihat PSAK 65 : Pengukuran Nilai Wajar)
j. Valuta asing adalah mata uang selain mata uang fungsional entitas.
k. Pos-pos moneter adalah unit-unit mata uang yang dimiliki dan aset
serta laibilitas yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit
mata uang yang pasti atau dapat ditentukan.
l. Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah
tertentu satu matauang ke dalam mata uang lainnya pada nilai tukar
yang berbeda.
2.2 Penguraian Definisi
Terjadinya transaksi mata uang jika entitas mengadakan sebuah
transaksi dalam mata uang yang berbeda menggunakan mata uang
fungsional. Pada akuntansi transaksi mata uang asing mengenai kurs
digunakan untuk menyajikan ulang mengenai perbedaan yang
ditimbulkan. Pada PSAK10 mengatur mengenai kurs mata uang asing
untuk penyajian ulang mata uang asing dalam mata uang fungsional.
2.2.1 Mata Uang Fungsional
Lingkungan ekonomi utama dimana sebuah entitas beroperasi
adalah lingkungan dimana entitas tersebut utamanya menghasilkan
dan mengeluarkan kas. Suatu entitas mempertimbangkan factor
factor berikut dalam menentukan mata uang fungsionalnya:
a. mata uang:
(i) yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa
(mata uang iniseringkali menjadi mata uang dimana harga jual
untuk barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan); dan
(ii) dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan
perundang-undangannya sebagian besar menentukan harga jual
dari barang dan jasanya.
b. mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja,
material dan biaya-biaya laindari pengadaan barang atau jasa
(mata uang ini seringkali menjadi mata uang dimana biaya-
biaya tersebut didenominasikan dan diselesaikan).
Faktor-faktor berikut juga dapat memberikan bukti dari mata
uang fungsional suatu entitas:
- mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara
lain penerbitan instrument utang dan instrumen ekuitas)
dihasilkan.
- mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada
umumnya ditahan.

Faktor-faktor berikut ini dipertimbangkan dalam menentukan


mata uang fungsional dari suatu kegiatan usaha luar negeri, dan
apakah mata uang fungsionalnya sama seperti mata uang entitas
pelapor (entitas pelapor, dalam konteks ini, merupakan entitas yang
memiliki kegiatan usaha luar negeri sebagai entitas anak, cabang,
entitas asosiasi atau ventura bersama):
a. apakah aktivitas-aktivitas dari kegiatan usaha luar negeri
dilaksanakan sebagai suatu perpanjangan dari entitas pelapor,
bukan dilaksanakan dengan otonomi yang signifikan.
b. tinggi rendahnya proporsi kegiatan usaha luar negeri terhadap
transaksi dengan entitas pelapor
c. apakah arus kas dari kegiatan usaha luar negeri secara
langsung mempengaruhi arus kas entitas pelapor dan apakah
arus kas tersebut siap tersedia untuk dikirimkan ke entitas
pelapor.
d. apakah arus kas dari aktivitas-aktivitas kegiatan usaha luar
negeri cukup untuk membaya rkewajiban instrumen utang
yang ada ataupun yang diperkirakan dapat terjadi tanpa adanya
dana yang disediakan oleh entitas pelapor.
Mata uang fungsional suatu entitas mencerminkan transaksi,
kejadian dan kondisi yang mendasari yang relevan. Sehingga,
sekali ditentukan, mata uang fungsional tidak berubah kecuali ada
perubahan pada transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasari
tersebut
2.2.2 Investasi Neto di dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
Entitas mungkin memiliki suatu pos moneter yang merupakan
tagihan dari atau utangkepada suatu kegiatan usaha luar negeri.
Suatu pos yang penyelesaiannya tidak direncanakanataupun
mungkin tidak akan terjadi dimasa mendatang, pada hakekatnya
adalah bagian dariinvestasi neto entitas tersebut di dalam kegiatan
usaha luar negeri, dan diperlakukan sesuaidengan paragraf 30 dan
31. Pos-pos moneter ini mungkin mencakup piutang atau utang
jangka panjang. Pos-pos moneter ini tidak mencakup piutang
dagang atau utang dagang.
2.2.3 Pos Pos Moneter
Fitur utama dari suatu pos moneter adalah hak untuk menerima
(atau kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang
yang tetap atau dapat ditentukan. Contoh yang termasuk
didalamnya: pensiun dan imbalan kerja lainnya harus dibayar
dalam kas, kewajiban diestimasi yang harus diselesaikan secara
kas, dan dividen kas yang diakui sebagai kewajiban. Demikian
juga, suatu kontrak untuk menerima (atau menyerahkan) suatu
jumlah variabel dari instrumen ekuitas yang dimiliki oleh entitas
atau suatu jumlah variabel dari suatu aset yang nilai wajarnya harus
diterima (atau diserahkan) setara dengan suatu jumlah unit mata
uang yang tetapatau dapat ditentukan, adalah merupakan suatu pos
moneter. Fitur utama dari dari suatu posnonmoneter adalah tidak
adanya hak untuk menerima (atau kewajiban untuk menyerahkan)
suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan.
2.3 Ringkasan Pendekatan yang Disyaratkan Pernyataan ini
Dalam menyiapkan laporan keuangan, setiap entitas, baik entitas yang
berdiri sendiri,entitas dengan kegiatan usaha luar negeri (seperti sebuah
entitas induk) ataupun suatu kegiatanusaha luar negeri (seperti sebuah
entitas anak atau cabang) menentukan mata uang fungsionalnya.
Beberapa entitas pelapor terdiri dari sejumlah entitas individual
(misalnya sebuahkelompok terdiri dari satu entitas induk dan satu atau
lebih entitas anak). Beberapa entitas, apakah entitas tersebut adalah
anggota dari suatu kelompok ataupun sebaliknya, mungkinmemiliki
investasi di perusahaan asosiasi atau ventura bersama. Entitas mungkin
dapat jugamemiliki cabang. Hal itu membutuhkan hasil dan posisi
keuangan dari setiap entitas individualyang dimasukkan ke dalam entitas
pelapor dijabarkan kedalam mata uang di mana entitas pelapor menyajikan
laporan keuangannya. Pernyataan ini mengijinkan mata uang (atau
beberapamata uang) apapun sebagai mata uang penyajian dari suatu entitas
pelapor. Hasil dan posisikeuangan dari setiap entitas individual yang
dimasukan didalam entitas pelapor, di mana matauang fungsionalnya
berbeda dari mata uang penyajiannya

2.4 Pelaporan Transaksi Mata Uang Asing ke dalam Mata Uang


Fungsional
2.4.1 Pengakuan Awal
Suatu transaksi mata uang asing adalah suatu transaksi yang
didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalam suatu mata uang asing,
termasuk transaksi-transaksi yang timbul ketika suatu entitas:
a. membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan
dalam suatu mata uang asing.
b. meminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah yang merupakan utang
atau tagihan didenominasikan dalam suatu mata uang asing; atau
c. memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan
kewajiban yang didenominasikan dalam suatu mata uang asing.
2.4.2 Pelaporan Pada Akhir Periode Pelaporan Berikutnya
Pada akhir setiap periode pelaporan:
a. pos moneter mata uang asing harus dijabarkan menggunakan kurs
penutup;
b. pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis, dalam suatu mata uang
asing harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi;
dan
c. pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar, dalam mata uang asing
harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal ketika nilai wajar
ditentukan.
Jumlah tercatat dari suatu pos ditentukan sejalan dengan Pernyataan lain
yang relevan. Sebagai contoh, aset tetap dapat diukur dengan nilai wajar atau
biaya historis sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap. Apakah jumlah tercatat
ditentukan berdasarkan biaya historis ataupun berdasarkan nilai wajar, jika
jumlah nya ditentukan dalam mata uang asing maka kemudiandi jabarkan
kedalam mata uang fungsional sesuai Pernyataan ini.

2.4.3 Pengakuan Selisih Nilai Tukar


Selisih nilai tukar yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada
penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos
moneter tersebut dijabarkan pada pengakuan awal selama periode atau pada
periode laporan keuangan sebelumnya, harus diakui dalam laba atau rugi dalam
periode pada saat terjadinya.
Ketika pos moneter timbul dari transaksi mata uang asing dan terdapat
perubahan dalam nilai tukar antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian,
terjadilah sejumlah selisih nilai tukar. Ketika transaksi diselesaikan dalam
suatu periode akuntansi yang sama seperti saat transaksi itu terjadi, semua
selisih nilai tukar diakui dalam periode itu. Namun ketika transaksi
diselesaikan dalam periode akuntansi berikutnya, selisih nilai tukar yang diakui
dalam setiap periode sampai pada tanggal penyelesaian, ditentukan dengan
perubahan pada nilai tukar selama masing-masing periode.
Ketika suatu keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui
dalam pendapatan komprehensif lain, setiap komponen perubahan dari
keuntungan atau kerugian itu harus diakui dalam pendapatan komprehensif
lain. Sebaliknya, ketika keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter
diakui dalam laba atau rugi, setiap komponen perubahan dari keuntungan atau
kerugian tersebut harus diakui dalam laba atau rugi.
Ketika suatu pos moneter membentuk bagian dari investasi neto suatu
entitas pelapor dalam suatu kegiatan usaha luar negeri dan didenominasikan
dalam mata uang fungsional dari entitas pelapor, suatu selisih nilai tukar
muncul dalam laporan keuangan individual kegiatan usaha luar negeri. Jika pos
moneter tersebut didenominasikan dalam mata uang fungsional dari kegiatan
usaha luar negeri itu, selisih nilai tukar muncul di dalam laporan keuangan
terpisah suatu entitas pelapor. Jika pos moneter tersebut didenominasikan
dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional baik entitas pelapor atau
kegiatan usaha luar negeri, suatu selisih nilai tukar muncul dalam laporan
keuangan terpisah entitas pelapor dan dalam laporan keuangan individual
kegiatan usaha luar negeri. Selisih nilai tukar tersebut diakui dalam pendapatan
komprehensif lain pada laporan keuangan yang mencakup kegiatan usaha luar
negeri dan entitas pelapor (yaitu laporan keuangan yang didalamnya kegiatan
usaha luar negeri dikonsolidasikan,dikonsolidasikan secara proporsional atau
dihitung dengan menggunakan metode ekuitas
2.4.4 Perubahan dalam Mata Uang Fungsional
Pengaruh dari perubahan dalam mata uang fungsional diperlakukan secara
prospektif. Dalam kata lain, suatu entitas menjabarkan semua pos-pos ke dalam
mata uang fungsional yang baru menggunakan nilai tukar pada tanggal
perubahan itu. Hasil dari jumlah yang dijabarkanuntuk pos nonmoneter
dianggap sebagai biaya historis entitas. Selisih nilai tukar yang timbuldari
penjabaran kegiatan usaha luar negeri, yang sudah diakui sebelumnya di dalam
pendapatankomprehensif lain tidak dikelompokkan ulang dari ekuitas ke dalam
laba atau rugi sampai pelepasan kegiatan usaha tersebut

2.5 Penggunaan Mata Uang Pelaporan selain Mata Uang Fungsional


2.5.1 Penjabaran dalam Mata Uang Pelaporan
Entitas dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang (atau
beberapa matauang) apapun. Jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang
fungsional entitas, entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam
mata uang penyajian.Hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas yang mata
uang fungsionalnya bukan mata uang dari suatu ekonomi hiperinflasi harus
dijabarkan ke dalam mata uang pelaporan yang berbeda menggunakan
prosedur sebagai berikut:
a. aset dan laibilitas untuk setiap laporan dari posisi keuangan yang disajikan
(yaitutermasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan kurs penutup
pada tanggal laporandari posisi keuangan itu
b. pendapatan dan beban untuk setiap laporan laba rugi komprehensif atau
laporan laba rugi terpisah yang disajikan (yaitu termasuk komparatif)
harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi; dan
c. semua hasil dari selisih nilai tukar harus diakui dalam pendapatan
komprehensif lain.
Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati nilai tukar pada tanggal
transaksi,contohnya suatu kurs rata-rata untuk periode itu, sering digunakan
untuk menjabarkan pos pos pendapatan dan beban. Bagaimanapun, jika nilai
tukar berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk suatu
periode adalah tidak tepat. Selisih nilai tukar dihasilkan dari:
a. penjabaran pendapatan dan beban dengan nilai tukar pada tanggal
transaksi dan aset serta kewajiban dengan kurs penutup.
b. penjabaran saldo awal aset neto dengan kurs penutup yang berbeda dari
kurs penutup sebelumnya.
Selisih nilai tukar ini tidak diakui dalam laba atau rugi karena perubahan
dalam nilai tukar memiliki sedikit atau tidak memi- liki pengaruh langsung
terhadap arus kas sekarang danmasa depan dari kegiatan usaha. Jumlah
kumulatif dari selisih nilai tukar disajikan dalam suatukomponen terpisah dari
ekuitas sampai pelepasan kegiatan usaha luar negeri tersebut. Ketika selisih
nilai tukar yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri yang
dikonsolidasikan tetapitidak sepenuhnya dimiliki, akumulasi selisih nilai tukar
yang timbul dari penjabaran dan dapatdiatribusikan kepada kepentingan
nonpengendali dialokasikanke, dan diakui seba gai bagiandari, kepentingan
nonpengendali dalam laporan konsolidasi dari posisi keuangan.
2.5.2 Penjabaran Kegiatan Usaha Luar Negeri
Penggabungan dari hasil dan posisi keuangan dari suatu kegiatan usaha
luar negeridengan entitas pelapor mengikuti prosedur konsolidasi normal,
seperti eliminasi saldo antarkelompok dan transaksi antar kelompok dari suatu
entitas anak (lihat PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri dan PSAK 12: Bagian Partisipasidalam Ventura
Bersama). Namun, suatu aset atau kewajiban moneter antar kelompok, baik
jangka pendek atau jangka panjang, tidak dapat dieliminasi terhadap
kewajiban atau aset antarkelompok tanpa menunjukkan hasil fluktuasi mata
uang dalam laporan keuangan konsolidasian.
Hal ini karena pos moneter menggambarkan suatu komitmen untuk
mengkonversi satumata uang ke dalam mata uang lainnya dan mengakibatkan
suatu entitas pelapor memiliki resikoatas keuntungan atau kerugian melalui fl
uktuasi mata uang. Sehingga, dalam laporan keuangan konsolidasian dari
suatu entitas pelapor, selisih nilai tukar ini diakui dalam laba atau rugi atau,
jika selisih nilai tukar ini timbul dari kondisi-kondisi tersebut, selisih ini
diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam
suatukomponen terpisah dari ekuitas sampai pelepasan kegiatan usaha luar
negeri. Ketika laporan keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri
memiliki tanggal yang berbeda dari entitas pelapor, kegiatan usaha luar negeri
sering mempersiapkan laporan tambahandengan tanggal yang sama seperti
laporan keuangan entitas pelapor. Ketika hal ini tidak dilakukan, PSAK 4
mengijinkan penggunaan tanggal yang berbeda yang menunjukkan bahwa
perbedaan tersebut tidak lebih dari tiga bulan dan penyesuaian dibuat untuk
dampak dari setiaptransaksi signifi kan atau kejadian lain yang terjadi antara
tanggal yang berbeda tersebut. Dalam kasus demikian, asset dan kewajiban
dari kegiatan usaha luar negeri dijabarkan pada nilai tukar pada akhir periode
pelaporan dari kegiatan usaha luar negeri itu. Penyesuaian dibuat untuk
perubahan yang signifikan dalam nilai tukar sampai akhir periode pelaporan
dari entitas pelapor. Sesuai dengan PSAK 4. Pendekatan yang sama digunakan
dalam penerapan metode ekuitasuntuk entitas asosiasi dan ventura bersama
dan dalam penerapan konsolidasi secara proporsionaluntuk ventura bersama
sesuai dengan PSAK 15 dan PSAK 12.
2.6 Pengaruh Perpajakan atas semua Selisih Nilai Kurs
Keuntungan atau kerugian pada transaksi mata uang asing dan selisih
nilai tukar yangtimbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan dari suatu
entitas (termasuk suatu kegiatanusaha luar negeri) ke dalam suatu mata uang
yang berbeda mungkin memiliki pengaruh pajak.PSAK 46 diterapkan ke
pengaruh pajak ini.
2.7 Pengungkapan
Entitas terkadang menyajikan laporan keuangannya atau informasi
keuangan lainnyadalam suatu mata uang yang bukan mata uang
fungsionalnya tanpa memenuhi persyaratanpersyaratan dari paragraf 51.
Contohnya, suatu entitas dapat melakukan konversihanya terhadap pos-pos
tertentu dari laporan keuangannya. Atau, suatu entitas yang mata
uangfungsionalnya bukan mata uang dari suatu ekonomi hiperinflasi dapat
melakukan konversiterhadap laporan keuangannya ke dalam mata uang lain
dengan menjabarkan semua pos-posdengan kurs penutup terkini. Konversi
sebagaimana disebut di atas tidak sesuai dengan PSAKdan pengungkapan
yang dijelaskan dalam paragraf 54 dipersyaratkan.Ketika entitas menyajikan
laporan keuangan atau informasi keuangan lainnya di dalamsuatu mata uang
yang berbeda baik dari mata uang fungsionalnya maupun dari mata uang pela
porannya, dan persyaratan-persyaratan dari paragraf 52 tidak dipenuhi, entitas
harus:
a. mengidentifikasikan secara jelas informasi sebagai informasi tambahan
untukmembedakannya dari informasi yang tunduk dengan PSAK.
b. mengungkapkan mata uang di mana informasi tambahan tersebut
disajikan; dan
c. mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran yang
digunakan untuk menentukan informasi tambahan
2.8 Contoh Laporan Keuangan Laba Rugi Berdasarkan PSAK 10
2.8.1 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba atau Rugi
Berdasarkan pembelian, penjualan, dan beban keseluruhan dari
operasi yang muncul setiap tahun. HPP yang dikonversikan menggunakan
nilai rata-rata tukar. Serta konsekuensi mengabaikan pajak penghasilan.
Berikut contoh pemaparan laporan posisi keuangan dan laba rugi di
translasikan:
Tabel 1. Laporan Posisi Keuangan
£ Nilai Kode US $
Tukar Penjelasan
Kas 100,000 1,4 C 140,000
Piutang 300,000 1,4 C 420,000
Persediaan, at cost 500,000 1,4 C 700,000
Beban Dibayar Dimuka 25,000 1,4 C 35,000
Peralatan dan 1,000,000 1,4 C 1,400,000
Bangunan(net
Wesel Taguh Jangka 75,000 1,4 C 105,000
Panjang
Total Aset 2,000,000 2,800,000

Hutang Dagang 500,000 1,4 C 700,000


Porsi Kini atas Hutang 100,000 1,4 C 140,000
Jangka Panjang
Hutang Jangka Panjang 900,000 1,4 C 1,260,000
Total Liabilitas 1,500.000 2,100.000
Modal Saham 300,000 1,1 H 330,000
Laba DItahan:
Saldo, 1/1/Tahun ke-6 B
Laba Bersih Periode 50,000 F 60.000
Berjalan
Saldo, 31/12/Tahun ke-6 150,000 195,000
Kumulatif Penyesuaian 200,000 255,000
Penjabaran Mata Uang
Asing:
Saldo, 1/1/Tahun ke-6 B B 30,000
Penyesuaian periode G 85,000
berjalan
£ Nilai Kode US $
Tukar Penjelasan
Saldo, 31/12/ Tahun ke-6 115,000
Total Ekuitas Pemegang 500,000 700,000
Saham
Total Liabilitas dan 2,000,000 2,800,000
Ekuitas

Tabel 2. Laporan Laba atau Rugi


£ Nilai Kode US $
Tukar Penjelasan
Penjualan 5.000.000 13 A 6.500.000
HPP -4.000.000 13 A -5.200.000
Depresiasi -300.000 13 A -390.000
Laba Bersih 150.000 13 A 195.000

Berdasarkan contoh dari implementasi kurs pada laporan keuangan


yang memiliki perbedaan yang dijelaskan pada tabel pengkodean.
Penggunaan kode C berarti rate yang digunakan pada akun dari neraca,
penggunaan kode H berarti historical rate untuk mencatat transaksi akun
modal saham, kode B berarti balance berdasarkan US dollar pada periode,
kode F berarti menjabarkan mata uang asing, dan kode G penyelesaian
terhadap periode berjalan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil resume dapat disimpulkan bahwa pengaruh
perubahan pada nilai tukar valuta asing yang disebabkan beberapa faktor
yakni perbedaan mata uang fungsional dan penyajian data laporan
keuangan. Penggunaan akuntansi pada transaksi mata uang untuk
menyajikan mata uang asing secara ulang dengan mata uang fungsional.
Pada penjabaran dan translasi keuangan di implementasikan apabila
terdapat perbedaan mata uang dengan mata uang fungsionalnya. Beberapa
persyaratan untuk pengungkapan dan ketentuan dalam bertransaksi telah
dijabarkan pada PSAK 4, PSAK 15, dan PSAK 10.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil resume mengenai pengaruh perubahan kurs
valuta asing dapat berguna untuk pembaca dalam penyusunan laporan
posisi keuangan dan laporan laba/rugi. Serta sebagai acuan dalam
penyusunan laporan pengaruh perubahan valuta asing dengan beberapa
referensi pendukung lainnya dengan disesuaikan pada standar penyusunan
laporan keuangan dan penerapannya.
DAFTAR PUSTAKA

PSAK 10. (2022.).Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing.


Shofi dan Rakayana. (2017).Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universita Brawijaya. from
https://id.scribd.com/document/343483386/Makalah-Fix-PSAK-10

Anda mungkin juga menyukai