Anda di halaman 1dari 12

TUGAS SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

PSAK 14 - PERSEDIAAN

OLEH KELOMPOK 1 :

Rizky Harridz Satrio (2111070083)

Zaqih Wildan Firdaus (2111070071)

Sandi Arif H (2111070084)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI LANJUTAN


PERBANAS INSTITUTE
BEKASI

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun
makalah ini yang berjudul “PSAK 14 Persediaan” Makalah ini dibuat sebagai
tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan, dengan berbagai bantuan berupa
pemahaman dan dukungan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Imam Wahyudi,


MCom(Hons), Phd., Ak., CA selaku Dosen Seminar Akuntansi Keuangan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 16 Desember 2022

Penyusun,

Kelompok 1

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persediaan adalah salah satu komponen wajib untuk sebuah


perusahaan baik perusahaan dagang maupun manufaktur dalam
menjalankan industrinya. Secara umum persediaan adalah bahan atau
barang yang digunakan untuk memenuhi tujuan usaha perusahaan,
misalnya untuk digunakan dalam proses produksi dan untuk dijual
kembali Shuseng (2013:541).
Persediaan bahan baku, bahan setengah jadi dan barang jadi
adalah persediaan yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur untuk
memperoleh produk persediaan. Pada laporan posisi keuangan terdapat
akun persediaan di perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur.Sementara itu pada laporan laba/rugi, harga pokok
penjualan (HPP) memegang peranan yang sangat penting dalam
menentukan hasil operasional perusahaan untuk satu periode.
Terkadang Dalam implementasinya, metode pencatatan maupun
penilaian persediaan belum dilakukan dengan baik oleh perusahaan
karena beberapa faktor di kurangnya pengetahuan dari pihak perusahaan
untuk menerapkan metode yang layak, ataupun perusahaan sudah
merasa cocok dengan metode yang digunakan selama ini sehingga
mereka takut jika mengganti dengan metode yang baru akan sulit untuk
menyesuaikan dengan sistem yang telah diterapkan oleh perusahaan
selama ini PSAK No. 14 revisi (2014).
Dalam pengakuan barang persediaan terdapat dua syarat

3
penyerahaan barang yaitu syarat penyerahan barang free on board ( FOB
) shipping point dan free on board ( FOB ) Destination.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka bisa dirumuskan
beberapa masalah berikut ini:
1. Apa tujuan, ruang lingkup dan definisi persediaan menurut PSAK 14?
2. Bagaimana pengukuran persediaan dan biaya-biaya apa saja yang ada
pada persediaan?
3. Bagaimana cara menghitung persediaan beserta rumusnya?
4. Bagaimana penyajian dan pengakuan persediaan tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tujuan, ruang lingkup dan definisi persediaan menurut
PSAK 14.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran persediaan dan biaya-biaya
apa saja yang ada pada persediaan.
3. Untuk mengetahui pengakuan persediaan.
4. Untuk mengetahui pengungkapan persediaan.
5.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan, Ruang Lingkup, dan Defisini Persediaan menurut PSAK 14


2.1.1 Tujuan
Tujuan dari dibentuknya PSAK 14 ini yaitu untuk mengetahui perlakuan
akuntansi untuk persediaan. Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan
adalah penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai asset dan perlakuan akuntansi
selanjutnya atas asset tersebut sampai pendapatan terkait diakui.
2.1.2 Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan untuk seluruh persediaan, kecuali:
1. Pekerjaan dalam proses yang timbul dalam kontrak konstuksi, termasuk
kontrak jasa yang terkait langsung (diatur di PSAK 34: Kontrak Konstruksi)
2. Instrumen keuangan (diatur di PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian
dan PSAK 55: Instrumen Keuangan: pengakuan dan Pengukuran)
Pernyataan ini tidak diterapkan untuk pengukuran persediaan yang dimiliki
oleh:
1. Produsen produk agrikultur dan kehutanan, hasil agrikultur setelah panen,
dan mineral dan produk mineral, sepanjang persediaan tersebut diukur pada
nilai realisasi neto sesuai dengan praktik yang berlaku di industri tersebut.
Perubahan nilai realisasi bersih diakui dalam laba rugi pada periode
terjadinya.
2. Pialang-pedagang komoditi yang mengukur persediaannya pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual. Perubahan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya.
2.1.3 Definisi Persediaan
Menurut PSAK 14 persediaan adalah asset:
 Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
 Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
 Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.

5
Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali,
misalnya, barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau
pengadaan tanah dan property lainnya untuk dijual kembali.
(lihat PSAK 23: Pendapatan).

2.2 Pengukuran Persediaan


Persediaan diukur berdasarkan biaya perolehan yaitu nilai realisasi neto,
mana yang lebih rendah.
2.2.1 Biaya Persediaan
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi,
dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat
yang siap untuk dijual atau dipakai.
Biaya persediaan terdiri dari:
1. Biaya Pembelian
Biaya pembelian termasuk harga beli, bea impor, pajak lainnya kecuali yang
dapat ditagih kembali kepada kantor pajak, biaya pengangkutan, dan hal serupa
lain.
2. Biaya Konversi
Biaya konversi meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit
yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variable yang
dialokasikan secara sistematis.
3. Biaya Lain-lain
Biaya lain hanya dibiayakan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya
tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap
untuk dijual atau dipakai.
Beberapa contoh biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui
sebagai beban dalam periode terjadinya adalah:
 Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan sumbangan untuk
membuat persediaan berada dalam lokasi dan kondisi sekarang; dan
 Biaya penjualan.
2.2.2 Biaya Persediaan Pemberi Jasa

6
Sepanjang pemberi jasa memiliki persediaan, mereka mengukur persediaan
tersebut pada biaya produksinya. Biaya persediaan tersebut terutama meliputi
biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yang secara langsung menangani
pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, dan overhead yang dapat
diatribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya yang terkait dengan personalia
penjualan dan administrasi umum tidak termasuk sebagai biaya persediaan tetapi
diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya persediaan pemberi jasa tidak
termasuk marjin laba atau overhead yang tidak dapat diatribusikan yang seringkali
merupakan faktor pembebanan harga oleh pemberi jasa.
2.2.3 Teknik Pengukuran Biaya
Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau
metode eceran, demi kemudahan dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya.
Metode eceran seringkali digunakan dalam industri eceran untuk mengukur
persediaan yang variasinya demikian banyak dan cepat berubah, serta memiliki
marjin yang serupa sehingga tidak praktis menggunakan metode penetapan biaya
lainnya. Biaya persediaan ditentukan dengan mengurangi nilai jual persediaan
dengan persentase marjin bruto yang sesuai. Persentase tersebut digunakan
dengan memerhatikan persediaan yang telah diturunkan nilainya dibawah harga
jual normal. Persentase rata-rata sering digunakan untuk setiap departemen
eceran.

Biaya standar memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan


perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilitas kapasitas. Biaya standar ditelaah
dan secara regular dan jika diperlukan, direvisi sesuai dengan kondisi terakhir.

2.3 Rumus Biaya


Biaya persediaan yang secara umum tidak dapat ditukar dengan persediaan
lain (not ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang dihasilkan dan
dipisahkan untuk proyek tertentu diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus
terhadap biayanya masing-masing.
Identifikasi khusus biaya artinya biaya-biaya spefisik diatribusikan ke item
persediaan tertentu. Cara ini merupakan perlakuan yang sesuai bagi barang yang

7
dipisahkan untuk proyek tertentu, baik yang dibeli maupun yang dihasilkan. Akan
tetapi, identifikasi khusus biaya tidak sesuai ketika terdapat jumlah besar unit
dalam persediaan yang dapat menggantikan satu sama lain (ordinarily
interchangeable). Dalam keadaan tersebut, metode pemilihan unit yang masih
berada dalam persediaan dapat digunakan untuk menentukan dampaknya dalam
laba rugi.
Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraph sebelumnya,
dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama
(FIFO) atau rata-rata tertimbang (weighted average cost method). Entitas harus
menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki
sifat dan kegunaan yang sama. Misalnya persediaan yang digunakan dalam suatu
segmen operasi mungkin memiliki kegunaan yang berbeda dari jenis persediaan
yang sama yang digunakan dalam segmen operasi yang lain.
Formula FIFO mengasumsikan barang persediaan yang pertama dibeli akan
dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga barang yang tertinggal dalam
persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian. Dalam rumus
biaya rata-rata tertimbang, biaya setiap barang ditentukan berdasarkan biaya rata-
rata tertimbang dari barang yang serupa pada awal periode dan biaya barang yang
serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu periode. Perhitungan rata-rata
dapat dilakukan secara berkala atau pada setiap penerimaan kiriman, tergantung
pada keadaan perusahaan.
2.4 Nilai Realisasi Neto
Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa
dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk
membuat penjualan.
Nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai realisasi neto secara terpisah
untuk setiap item dalam persediaan. Namun demikian, dalam beberapa kondisi
penurunan nilai persediaan mungkin lebih sesuai jika dihitung terhadap kelompok
item yang serupa atau berkaitan. Misalnya barang-barang yang termasuk dalam
lini produk dengan tujuan atau penggunaan akhir yang serupa, yang diproduksi
dan dipasarkan di wilayah yang sama dan tidak dapat dievaluasi terpisah dari
item-item lain dalam lini produk tersebut.

8
Estimasi nilai realisasi neto didasarkan pada bukti paling andal yang
tersedia pada saat estimasi dilakukan terhadap jumlah persediaan yang diharapkan
dapat direalisasi. Estimasi ini mempertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang
langsung terkait dengan peristiwa yang terjadi setelah akhir periode sepanjang
peristiwa tersebut menegaskan kondisi yang ada pada akhir periode.
Estimasi nilai realisasi neto juga mempertimbangkan tujuan pengadaan
persediaan yang dimiliki. Misalnya, nilai realisasi neto dari jumlah persediaan
yang dimiliki untuk memenuhi kontrak penjualan atau jasa yang bersifat pasti
didasarkan pada harga kontrak. Jika kontrak penjualan lebih sedikit daripada
jumlah persediaan yang dimiliki, maka nilai realisasi neto untuk kelebihannya
didasarkan pada harga jual umum.
2.5 Pengakuan Sebagai Beban
Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat dalam persediaan tersebut harus
diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.
Setiap penurunan nilai persediaan dibawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan
seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban periode terjadinya
penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai
persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, harus diakui sebagai
pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya
pemulihan tersebut.
Beberapa persediaan dialokasikan ke pos aset lainnya, misalnya, persediaan
yang digunakan sebagai komponen aset tetap yang dibangun sendiri. Persediaan
yang dialokasikan ke aset lain dengan cara ini diakui sebagai beban selama masa
manfaat aset tersebut.
2.6 Pengungkapan
Laporan keuangan harus mengungkapkan:
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan,
termasuk rumus biaya yang digunakan.
2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut
klasifikasi yang sesuai bagi entitas.
3. Jumlah tercatat persediaan dan jumlah dicatat dengan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual.

9
4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan.
5. Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah
persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.
6. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui
sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam
periode berjalan.
7. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan
yang diturunkan.
8. Jumlah tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan liabilitas.

Informasi tentang jumlah yang dicatat yang disajikan dalam berbagai


klasifikasi persediaan dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi
pemakai laporan keuangan. Klasifikasi persediaan yang biasa digunakan adalah
barang dagangan, barang dalam penyelesaian dan barang jadi. Persediaan dalam
pemberi jasa biasanya disebut pekerjaan dalam penyelesaian.

Biaya persediaan yang diakui sebagai beban dalam suatu periode, seringkali
disebut sebagai beban pokok penjualan, meliputi biaya-biaya yang sebelumnya
diperhitungkan dalam pengukuran persediana yang saat ini telah dijual, overhead
produksi yang tidak teralokasi, dan jumlah biaya produksi persediaan yang tidak
normal. Kondisi tertentu dari entitas juga memungkinkan untuk memasukkan
biaya lainnya, seperti biaya distribusi.

Beberapa prusahaan memakai suata format laporan laba rugi yang


mengakibatkan jumlah yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang
diakui sebagai beban selama periode yang bersangkutan.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persediaan adalah meliputi semua barang yang dimilki perusahaan pada saat
tertentu dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi
perusahaan. Dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 14 disetujui
dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus
1994 dan telah disahkan oleh Pengurus Ikatan Akuntansi Indonesia pada
tanggal 7 September 1994. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk
unsur yang tidak material.

11
DAFTAR PUSTAKA

PSAK 14 tentang “Persediaan”


Yunita et al. (2016). “Persediaan dan Aset Biologis (PSAK 14)” dalam Jurnal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Andalas.
https://id.scribd.com/doc/298152506/KEL-6-PSAK-14-Persediaan

12

Anda mungkin juga menyukai