Anda di halaman 1dari 48

IAS 2

INVENTORIES
Kelompok 5
Nama Kelompok:
2111070039 Anisa Farisdayanty
2111070040 Nindya Khoirunnisa
2111070041 Ilham Alviando
2111070046 Hanna Shinta Ronauli
2111070053 Zuyan Falahunnashirah
Pendahuluan

● International Accounting Standard 2 Inventories (IAS 2) menggantikan IAS 2 Inventories dan harus
diterapkan untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2005. Pengembangan
IAS 2 merupakan pelaksanaan proyek tentang Perbaikan Standar Akuntansi Internasional yang
dilakukan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional.

● Pada bulan Desember 2003 Dewan mengeluarkan revisi IAS 2 sebagai bagian dari agenda awal
proyek teknis. IAS 2 yang direvisi juga memasukkan panduan yang terdapat dalam Interpretasi
terkait (Konsistensi SIC‑1—Formula Biaya Berbeda untuk Persediaan).

● IAS 2 memberikan panduan untuk menentukan biaya persediaan dan selanjutnya pengakuan biaya
sebagai beban, termasuk penurunan nilai realisasi bersih. Ini juga memberikan panduan tentang
formula biaya yang digunakan untuk membebankan biaya ke persediaan.

● Persediaan diukur pada nilai mana yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi
bersih. Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi
taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan.
Tujuan
Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi
untuk persediaan. Masalah utama dalam akuntansi persediaan
adalah jumlah biaya yang harus diakui sebagai aset dan diteruskan
sampai pendapatan terkait diakui. Pernyataan ini memberikan
pedoman dalam penentuan biaya dan pengakuan selanjutnya
sebagai beban, termasuk setiap penurunan nilai menjadi nilai
realisasi bersih. Ini juga memberikan panduan tentang formula
biaya yang digunakan untuk membebankan biaya ke persediaan.
Ruang Lingkup
Standar ini berlaku untuk semua Persediaan, kecuali:
1. Pekerjaan dalam penyelesaian yang timbul berdasarkan kontrak konstruksi, termasuk
kontrak layanan yang terkait langsung,
2. Instrumen keuangan.
3. Aset biologis yang terkait dengan aktivitas pertanian dan hasil pertanian pada titik panen.

Pernyataan ini tidak berlaku untuk pengukuran persediaan yang dimiliki oleh:
4. Produsen produk pertanian dan hutan, hasil pertanian setelah panen, dan mineral dan
produk mineral, sejauh diukur pada nilai realisasi bersih sesuai dengan praktik yang
berlaku di industri tersebut. Ketika persediaan tersebut diukur pada nilai realisasi bersih,
perubahan nilai tersebut diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya perubahan.
5. Pedagang perantara komoditas yang mengukur persediaan mereka pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual. Ketika persediaan tersebut diukur pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual, perubahan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya perubahan.
Definisi
Istilah-istilah berikut digunakan dalam Standar ini dengan arti yang ditentukan:
● Persediaan adalah aset:
1. dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
2. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
3. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi dalam proses produksi atau
dalam pemberian jasa.
● Persediaan mencakup barang-barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali
termasuk, misalnya, barang dagangan yang dibeli oleh pengecer dan disimpan untuk
dijual kembali, atau tanah dan properti lain yang dimiliki untuk dijual kembali.
● Dalam kasus penyedia jasa, persediaan termasuk biaya jasa, dimana entitas belum
mengakui pendapatan terkait
● Nilai realisasi bersih (Net Realisable Value) NRV adalah taksiran harga jual dalam
kegiatan usaha biasa dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang
diperlukan untuk melakukan penjualan.
Dasar-dasar Persediaan
 Neraca dalam perusahaan manufaktur dan dagang
menggambarkan persediaan merupakan aktiva lancar yang
jumlahnya sangat besar.
 Laporan rugi laba, persediaan merupakan hal yang sangat
menentukan keuntungan atau hasil usaha.
 Pendapatan kotor, (penjualan bersih dikurangi harga pokok
penjualan) diawasi oleh manajemen perusahaan, pemilik
maupun pihak-pihak lain

Karakteristik Persediaan Barang Dagangan


1. Persediaan Barang Dagangan dimiliki oleh perusahaan
2. Dalam bentuk siap untuk dijual
Pengelompokan Persediaan dalam
Lingkungan Pabrikan (manufacturing)

1. Persediaan pabrikan mungkin bukan merupakan


persediaan yang siap dijual
2. Diklasifikasikan dalam tiga kategori:
a. barang jadi, siap dijual kepada konsumen
b. sedang dalam proses produksi, beberapa tahap produksi
(belum selesai)
c. bahan baku atau mentah, komponen atau bahan yang
siap untuk digunakan dalam proses produksi
Pengelolaan Fisik Persediaan
Prinsip-prinsip pengendalian intern untuk persediaan meliputi:
1. Pemisahan tugas, penghitungan persediaan dilakukan oleh
karyawan yang bukan bertugas mengawasi persediaan.
2. Penyelenggaraan pertanggungjawaban, masing-masing
bagian dalam pengelolaan persediaan wajib menggunakan
otorisasi yang otentik.
3. Verifikasi intern yang independen, penghitungan ulang
persediaan oleh petugas yang lain dan dilakukan
penandaan terhadap item barang persediaan. Penandaan
hanya dilakukan sekali.
4. Prosedur pendokumentasian, menggunakan penandaan
barang dengan dokumen yang sudah dinomori sebelumnya
(prenumbered).
Pengukuran Persediaan

● Persediaan harus diukur 1 Biaya Pembelian


dengan membandingkan
yang lebih rendah antara Biaya Konversi
2
biaya atau nilai realisasi
bersih.
3 Biaya Lainnya
● Biaya persediaan meliputi
biaya berikut yang timbul 4
Biaya Persediaan Penyedia
sampai persediaan berada Layanan
dalam kondisi dan lokasi Biaya Produk Pertanian yang
saat ini. 5
Dipanen dari Aset Biologis
Biaya Pembelian
● Biaya pembelian persediaan terdiri dari
harga pembelian, bea masuk dan pajak
lainnya (selain yang kemudian dapat
diperoleh kembali oleh entitas dari otoritas
perpajakan), biaya pengangkutan,
penanganan, dan biaya lainnya yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan
perolehan barang jadi, bahan dan jasa.

● Potongan dagang, rabat, dan item serupa


lainnya dikurangkan dalam menentukan
biaya pembelian.
Biaya Konversi
● Biaya konversi persediaan termasuk biaya
yang terkait langsung dengan unit produksi,
seperti tenaga kerja langsung.

● Biaya konversi juga memasukkan alokasi


sistematis dari biaya overhead produksi
tetap dan variabel yang terjadi dalam
mengubah bahan menjadi barang jadi.
Biaya Lainnya
● Biaya-biaya lain dimasukkan dalam biaya
persediaan hanya sepanjang biaya tersebut
dikeluarkan untuk membawa persediaan ke lokasi
dan kondisinya saat ini.

● Contoh biaya yang dikeluarkan dari biaya


persediaan dan diakui sebagai beban pada periode
terjadinya adalah:
1. jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja atau biaya
produksi lainnya yang tidak normal;
2. biaya penyimpanan, kecuali diperlukan dalam proses
produksi sebelum tahap produksi selanjutnya;
3. biaya administrasi yang tidak berkontribusi membawa
persediaan ke lokasi dan kondisi saat ini; dan
4. biaya penjualan
Biaya Persediaan Penyedia Layanan
● Sejauh penyedia layanan memiliki
inventaris, mereka mengukurnya dengan
biaya produksinya.

● Biaya ini terutama terdiri dari tenaga kerja


dan biaya lain dari personel yang secara
langsung terlibat dalam penyediaan
layanan, termasuk personel penyelia, dan
biaya overhead yang dapat diatribusikan.
Biaya Produk Pertanian yang Dipanen dari Aset Biologis

● Persediaan yang terdiri dari produk


agrikultur yang dipanen entitas dari aset
biologisnya diukur pada pengakuan awal
sebesar nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual pada titik panen (Sesuai dengan
IAS 41 – Pertanian).
Teknik Pengukuran Biaya

Metode Eceran
Metode Biaya Standar
Biaya standar memperhitungkan Metode eceran sering digunakan dalam
tingkat normal bahan dan industri eceran untuk mengukur persediaan
persediaan, tenaga kerja, efisiensi sejumlah besar item yang berubah dengan
dan pemanfaatan kapasitas cepat dengan marjin yang sama yang tidak
praktis untuk menggunakan metode
penetapan biaya lainnya.
Sistem Pencatatan Persediaan

Perpetual Periodik
catatan persediaan selalu dimutakhirkan jumlah persediaan ditentukan secara berkala
(updated) setiap kali terjadi transaksi yang (periodik) dengan melakukan perhitungan fisik
melibatkan persediaan dan mengalikan jumlah unit tersebut dengan
harga satuan untuk menghitung nilai
persediaan yang ada pada saat itu.
Perbedaan jurnal akuntansi
Contoh

25- Membeli persediaan barang dagang kepada


Jan PT ABC secara kredit sebesar Rp50.000.000,
5/10, n/30
30- Dikembalikan barang kepada PT ABC karena
Jan tidak sesuai, senilai Rp10.000.000
15- Pembayaran utang ke PT ABC atas transaksi
Feb tanggal 25 Jan
30- Dijual barang dagang dengan HPP tersebut
Mar sebesar Rp40.000.000, Mark Up 20%
02- Terdapat retur penjualan sebesar Rp6.000.000
Apr
Metode Penilaian Persediaan

1 2
Metode Harga Pokok Metode Estimasi
Identifikasi Khusus Metode Gross Profit
Metode First In First Out (FIFO) Metode Retail
Metode biaya rata-rata tertimbang
Metode Harga Pokok
1. Identifikasi Khusus

Biaya persediaan barang-barang yang biasanya tidak dapat dipertukarkan dan barang
atau jasa yang diproduksi dan dipisahkan untuk proyek tertentu harus dibebankan
dengan menggunakan identifikasi khusus dari biaya masing-masing.

Identifikasi khusus biaya berarti bahwa biaya tertentu diatribusikan ke item


persediaan yang teridentifikasi. Ini adalah perlakuan yang tepat untuk item yang
dipisahkan untuk proyek tertentu, terlepas dari apakah item tersebut telah dibeli atau
diproduksi.
Metode Harga Pokok
2. First In First Out (FIFO)

Rumus FIFO mengasumsikan bahwa item persediaan yang dibeli atau diproduksi
terlebih dahulu akan dijual terlebih dahulu, dan konsekuensinya item yang tersisa
dalam persediaan pada akhir periode adalah item yang paling akhir dibeli atau
diproduksi. 
Contoh Metode FIFO
Berikut adalah catatan persediaan dari PT ABC.

Tanggal Keterangan Kuantitas Harga

02-Jan Persediaan Awal 200 unit 9.000

10-Mar Pembelian 300 unit 10.000

05-Apr Penjualan 200 unit 15.000

07-Mei Penjualan 100 unit 15.000

21-Sep Pembelian 400 unit 11.000

18-Nov Pembelian 100 unit 12.000

20-Nov Penjualan 200 unit 17.000

10-Des Penjualan 200 unit 18.000


Jawaban
Dengan menggunakan metode FIFO, perusahaan akan menilai
persediaan sebagai berikut.
Jurnal
Dengan menggunakan metode FIFO, perusahaan akan mencatat
jurnal sebagai berikut.
Metode Harga Pokok
3. Metode biaya rata-rata tertimbang

Biaya perolehan setiap barang ditentukan dengan rata-rata tertimbang dari biaya
perolehan dari barang yang sejenis pada awal suatu periode dan biaya perolehan
barang tersebut dibeli atau diproduksi selama periode yang bersangkutan.
Contoh Metode Average
Berikut adalah catatan persediaan dari PT XYZ.

Tanggal Keterangan Kuantitas Harga


02-Jan Persediaan Awal 200 unit 9.000
10-Mar Pembelian 300 unit 10.000
05-Apr Penjualan 200 unit 15.000
07-Mei Penjualan 100 unit 15.000
21-Sep Pembelian 400 unit 11.000
18-Nov Pembelian 100 unit 12.000
20-Nov Penjualan 200 unit 17.000
10-Des Penjualan 200 unit 18.000
Jawaban
Dengan menggunakan metode biaya rata-rata tertimbang,
perusahaan akan menilai persediaan sebagai berikut.
Jurnal
Dengan menggunakan metode biaya rata-rata tertimbang,
perusahaan akan mencatat jurnal sebagai berikut.
Metode Estimasi/Penaksiran
Metode estimasi/penaksiran dapat digunakan untuk menilai
persediaan. Hal ini memungkinkan dikarenakan adanya faktor
tertentu seperti:

• Jumlah fisik persediaan tidak mungkin ditemukan karena gudang


persediaan terbakar/musnah karena bencana.
• Penentuan jumlah fisik persediaan yang ada di gudang akan
memakan waktu lama/berbiaya sangat besar.
Metode Estimasi

Metode Gross Profit Metode Retail


Metode laba kotor (gross profit) adalah penilaian Akuntansi untuk persediaan dalam bisnis
persediaan yang didasarkan pada persentase laba eceran memberikan sejumlah tantangan.
kotor perusahaan tahun berjalan atau rata rata Retailer yang memiliki jenis persediaan
beberapa tahun. tertentu bisa memakai metode identifikasi
khusus untuk menilai persediaannya.
Alternatif yang bisa dilakukan adalah
menyusun persediaan menurut harga eceran.
Metode Gross Profit
Metode laba kotor adalah metode yang digunakan untuk mengestimasi persediaan karena kadang-kadang
perhitungan fisik tidak praktis dilakukan.
Metode Laba Kotor didasarkan pada tiga asumsi :
• Persediaan Awal + Pembeliaan = Total barang yang diperhitungkan
• Barang yang belum terjual harus berada ditangan
• Jika penjualan – biaya – jumlah persediaan awal + pembelian = persediaan akhir

  Langkah Estimasi
Langkah 1 Mengestimasi nilai penjualan tahun berjalan

Menghitung nilai harga pokok penjualan berdasarkan pada


Langkah 2
persentaase laba kotor yang telah diketahui

Menghitung estimasi nilai perusahaan akhir dengan


Langkah 3
mengurangkan harga pokok penjualan terhadap penjualan
Contoh Kasus (Metode Gross Profit)
Penjualan = Rp 20.000.000,-
Persediaan Awal = Rp 4.000.000,-
Pembelian = Rp 12.000.000,-
Gross Profit Margin = 30%

Total Persediaan = Persediaan Awal + Pembelian


= 4.000.000 +12.000.000
= 16.000.000
Penjualan Bersih – Laba Kotor
= 20.000.000 - 6.000.000 (20.000.000 x 30%)
= 14.000.000
Nilai Persediaan akhir = Total persediaan - HPP
= 16.000.000 - 14.000.000
= Rp2.000.000,-
Metode Retail
Dalam sebagian besar perusahaan eceran, terdapat pola yang dapat diamati antara biaya dengan harga.
Karena itu, harga eceran dapat dikonversikan menjadi biaya dengan suatu rumus. Metode ini, yang
dinamakan metode persediaan eceran (retail inventory method), mensyaratkan bahwa pencatatan
dilakukan atas:

• total biaya dan nilai eceran dari barang yang dibeli;


• total biaya dan nilai eceran barang yang tersedia untuk dijual
• penjualan periode berjalan.

Nilai Persediaan akhir dengan harga pokok akan diketahui dengan cara menghitung rasio antara nilai
persediaan yang tersedia untuk dijual dengan pendekatan harga pokok dibandingkan dengan
pendekatan ritel. Rasio yang diperoleh dikalikan dengan persediaan akhir yang dinilai dengan
pendekatan eceran.

Formula metode eceran:


Contoh Kasus (Metode Retail)
Net Realizable Value (NRV)
 Aktiva seharusnya tidak dinyatakan melebih jumlah yang mungkin dapat direalisasi
 Estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya
yang diperlukan untuk membuat penjualan

Estimasi Nilai Realisasi Bersih


Nilai Realisasi Bersih
 Berdasarkan bukti yang paling andal
 Biaya ganti/replacement cost
yang tersedia
 Harga jual dikurangi dengan biaya
 Mempertimbangkan fluktuasi harga
untuk melakukan penjualan
atau biaya yang langsung terkait
 Mempertimbangkan tujuan
persediaan
Lower or Cost Net Realizable
Value (LCNRV)
Pada metode LCNRV persediaan akan dinilai
sebesar nilai terendah antara biaya perolehan
(cost) dengan nilai realisasi bersih (net
realizable value). Nilai realisasi bersih akan
dihitung dengan cara mengurangi taksiran
harga penjualan dengan taksiran biaya
penyelesaian dan taksiran biaya yang
diperlukan untuk melakukan penjualan.
Contoh Kasus LCNRV
Contoh Kasus LCNRV
Jawaban :

Jurnal penyesuaian yang harus dibuat:

Kerugian penurunan nilai persediaan Rp40.000


Persediaan Rp40.000
Contoh LCNRV
PT Makmur memiliki persediaan yang PT Makmur melaporkan persediaan dalam
belum selesai dengan biaya perolehan laporan posisi keuangan sebesar Rp750.000.
sebesar Rp950.000. Harga jual persediaan Dalam laporan laba rugi, PT Makmur
tersebut adalah Rp1.000.000, estimasi biaya melaporkan kerugian penurunan persediaan
penyelesaiannya Rp50.000, dan estimasi sebesar Rp200.000 (dari Rp950.000 di
biaya penjualan sebesar Rp200.000. kurangi Rp750.000).
Pengakuan Beban

01 02 03
Jika persediaan dijual, maka Jumlah setiap pemulihan
nilai tercatat persediaan kembali penurunan nilai Beberapa persediaan dapat
tersebut harus diakui sebagai persediaan, yang timbul dari dialokasikan ke akun aset lain, misalnya
beban pada periode diakuinya kenaikan nilai realisasi bersih, persediaan yang digunakan sebagai
pendapatan. harus diakui sebagai pengurang komponen dari properti, pabrik, atau
jumlah persediaan yang diakui peralatan yang dibangun sendiri.
sebagai beban pada periode Persediaan yang dialokasikan ke aset
terjadinya pembalikan. lain dengan cara ini diakui sebagai
beban selama masa manfaat aset
tersebut
Penurunan ke NRV

Penurunan yang terjadi 01


langsung dibebankan
Penurunan dapat dilakukan
beban periode berjalan /
menambah beban
persedian.
02 per item atau grup

Nilai realisasi bersih


yang telah ditentukan
03 Pemulihan nilai akan
diakui sebagai
harus ditinjau kembali pengurang jumlah
pada setiap periode beban persediaan
berikutnya 04
Contoh Pengakuan Beban
PT Steam yang bergerak di bidang manufaktur memiliki persediaan yang
belum selesai (WIP) senilai $1,950 (cost) dan $2,000 (sales), perkiraan
biaya menyelesaikan WIP tersebut adalah sebesar $50 dan estimasi biaya
untuk menjual adalah sebesar $200.

Maka Nilai Realisasi Bersih dapat dihitung dengan rumus :


Selling Price – Estimated Cost to Complete – Estimated Cost to Sell
= $2,000 – $50 – $200 = $1,750

sehingga, dalam laporan keuangannya, entitas melaporkan nilai


persediaannya sebesar $1,750, dan mengakui rugi penurunan nilai
persediaan (loss on inventory writedown) sebesar $200 ($1,950 [cost] -
$1,750 [NRV])
Mengapa Pengendalian Persediaan Penting?
 Persediaan adalah aset yang signifikan dan bagi banyak perusahaan
merupakan aset terbesar.
 Persediaan merupakan hal yang sangat penting bagi aktivitas utama
perusahaan dagang dan manufaktur.
 Kesalahan dalam menentukan biaya persediaan dapat menimbulkan
kesalahan penting dalam laporan keuangan.
 Persediaan harus dilindungi dari risiko eksternal (seperti kebakaran dan
pencurian) dan penggelapan internal oleh karyawan.
Laporan Pesanan
penerimaan SESUAI pembelian

SE

I
SU

UA
AI

S
SE
Faktur

JURNAL
Ref.
Tgl.
Uraian
Nov. Persediaan 1.220.000
Pos.
9
Utang Usahae--XYZ Co. 1.220.000
Membeli barang dagangan
secara kredit.
Pengungkapan (Disclosure)
Laporan keuangan mengungkapkan:
 kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam mengukur
persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan;
 total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat dalam
klasifikasi yang sesuai dengan entitas;
 jumlah tercatat persediaan yang dicatat pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual;
 jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode
tersebut;
 jumlah penurunan nilai persediaan yang diakui sebagai beban
dalam periode
 jumlah pembalikan penurunan nilai yang diakui sebagai
pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban
dalam periode
 keadaan atau peristiwa yang menyebabkan pembalikan
penurunan nilai persediaan
 jumlah tercatat persediaan yang dijaminkan untuk
kewajiban
Pengungkapan (Disclosure)
 Klasifikasi umum persediaan adalah barang dagangan, perlengkapan
produksi, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Persediaan
penyedia layanan dapat digambarkan sebagai pekerjaan dalam proses.
 Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama suatu periode,
yang sering disebut sebagai harga pokok penjualan, terdiri dari biaya-
biaya yang sebelumnya termasuk dalam pengukuran persediaan yang
kini telah terjual dan biaya produksi yang tidak teralokasi dan jumlah
biaya produksi persediaan yang tidak normal. Keadaan entitas juga
dapat menjamin penyertaan jumlah lain, seperti biaya distribusi.
 Beberapa entitas mengadopsi format laba rugi yang menghasilkan
jumlah yang diungkapkan selain biaya persediaan yang diakui sebagai
beban selama periode tersebut. Dalam format ini, entitas menyajikan
analisis beban dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat
beban.
 Dalam hal ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebagai beban
untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja dan biaya
lainnya bersamaan dengan jumlah perubahan bersih dalam persediaan
selama periode tersebut.
Tanggal Berlaku

Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahunan yang


dimulai pada atau setelah 1 Januari 2005. Penerapan dini
dianjurkan. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode
yang dimulai sebelum 1 Januari 2005, entitas mengungkapkan
fakta tersebut.

Anda mungkin juga menyukai