Anda di halaman 1dari 4

Nama : Desviya Marta

Kelas : K-615
Nim : 181011200832

TUGAS PERTEMUAN 15
Uraikan tahapan – tahapan pemeriksaan persediaan dan nuraikan jenis jenis persediaan
bedakan kategori persediaan antar jenis usaha

Jawab: Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan
pemeriksaan atas akun persediaan diantaranya adalah :

1. Pemahaman Bisnis Klien – kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan merupakan dasar
terhadap audit persediaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh auditor melalui
Kuesioner Pemahaman Bisnis dan Jenis Usaha Klien akan memberikan auditor pemahaman
mengenai aspek-aspek unik dari bisnis dan jenis usaha, seperti faktor musiman dan siklus, sifat
dari keuangan, metode dan kebijaksanaan penjualan, kondisi persaingan usaha, bahan baku
dan sumbernya, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan operasi
perusahaan serta karakteristik sistim informasi termasuk metode costing. Pemahaman ini
memungkinkan auditor untuk mencapai kesimpulan mengenai aspek-aspek laporan keuangan
sehubungan dengan persediaan.

2. Penilaian Pengendalian Intern – tujuan pengendalian intern atas persediaan adalah untuk
meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi persediaan, (b)
semua transaksi persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan tepat, (c) penghitungan
fisik persediaan telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, (d) harga
perolehanpersediaan telah ditentukan dengan tepat, (e) penyesuaian atas persediaan yang
bergerak lambat (slow moving), usang dan rusak telah dilakukan dengan tepat.

3. Pengujian Substantif – tujuan utama pengujian substantif terhadap persediaan adalah untuk
memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilaian persediaan. Pengujian ini meliputi
observasi dan pengujian penghitungan fisik (stock taking), pengujian ringkasan dan pengujian
harga.

JENIS-JENIS PERSEDIAAN

Persediaan dibagi menjadi beberapa jenis tergantung dari jenis perusahaan dan kegiatan
bisnisnya. Bagi perusahaan dagang yang kegiatan usahanya adalah membeli produk kemudian
menjualnya kembali tanpa melakukan perubahan atau pengolahan apapun, maka pada
umumnya persediaan yang dimiliki adalah:
1. Persediaan Barang Dagangan

Persediaan barang dagangan yang berada di gudang nantinya akan dibeli atau didistribusikan
kepada pengecer untuk pada akhirnya dijual kembali. Barang yang diperoleh dari pabrik secara
fisik tidak akan diubah kembali. Produk yang dibeli akan kembali dijual dalam bentuk yang sama
seperti yang diproduksi oleh pabrik.

2. Persediaan Lain-Lain

Persediaan lain-lain yang ada pada bentuk perusahaan ini umumnya berupa bentuk persediaan
kantor plastik, kardus, alat-alat kantor dan lain sebagainya. Biasanya barang persediaan ini akan
dipakai dalam jangka waktu relatif pendek. Persediaan ini akan dibebankan sebagai biaya
administratif & umum atau biaya pemasaran.

Sementara itu, persediaan dari perusahaan manufaktur yang memiliki kegiatan usaha membuat
sebuah produk dari bahan dasar produk lain tentunya akan berbeda. Persediaan untuk
perusahaan yang mengubah bentuk serta menambah nilai kegunaan barang pada umumnya
diklasifikasikan ke dalam berbagai kelompok seperti berikut ini:

3. Persediaan Bahan Baku

Persediaan bahan baku adalah barang-barang yang dibeli atau diperoleh dari sumber lain
sebagai bahan mentah untuk selanjutnya diolah menjadi produk jadi. Dalam beberapa kasus,
persediaan bahan baku yang digunakan di dalam proses produksi dapat berupa suku cadang
yang diperoleh dari pihak lain. Dalam hal ini, persediaan bahan baku seringkali disebut sebagai
persediaan suku cadang

4. Persediaan Produk Dalam Proses

Persediaan produk dalam proses biasanya meliputi barang-barang yang masih dalam proses
"setengah jadi". Barang-barang dalam persediaan ini masih berada dalam proses pengerjaan
yang memerlukan pengerjaan lebih lanjut sebelum barang itu dijual. Produk dalam proses,
umumnya dinilai berdasarkan jumlah harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan atau terjadi sampai dengan tanggal tertentu.

5. Persediaan Produk Jadi

Persediaan produk jadi meliputi semua barang yang telah selesai dari proses produksi dan siap
untuk dijual. Seperti halnya persediaan produk dalam proses, produk jadi pada umumnya dinilai
sebesar jumlah harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut.

6. Persediaan Bahan Penolong


Persediaan bahan penolong meliputi semua bahan yang dimiliki untuk keperluan produksi,
namun tidak merupakan bahan baku yang membentuk produk jadi. Bahan-bahan yang
dikategorikan sebagai kelompok persediaan bahan penolong antara lain minyak pelumas untuk
mesin-mesin pabrik, lem, benang untuk menjilid dan buku-buku pada perusahaan percetakan.

7. Persediaan Lain-Lain

Sama seperti pada perusahaan dagang, persediaan lain-lain dalam perusahaan manufaktur
terdiri dari persediaan kantor plastik, kardus, alat-alat kantor dan lain sebagainya. Biasanya
barang persediaan ini akan dipakai dalam jangka waktu relatif pendek. Persediaan ini akan
dibebankan sebagai biaya administratif & umum atau biaya pemasaran.

TUGAS PERTEMUAN 16

Menurut saudara, Prosedur apakah yang paling tepat dalam melakukan pemeriksaan terhadap
biaya dan pajak di bayar di muka?

Jawab : Prosedur Pemeriksaan Untuk Compliance Test karena Pelajari dan evaluasi internal
control atas pajak yang dibayar di muka. Dalam hal ini internal control questionnaires yang
dipergunakan tercakup dalam internal control questionnaires atas pengeluaran kas dan bank,
Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas biaya dan pajak dibayar di muka. Yang digunakan
sebagai sample biasanya adalah bukti pengeluaran kas dan bank dan sample cukup dipilih
secara random. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar di
muka.

Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu kesalahan, maka auditor bisa
menyimpulkan bahwa internal control atas pajak dibayar di muka berjalan efektif. Karena itu
subtantive test atas perkiraan pajak dibayar di muka bisa di persempit.

Tugas Pertemuan 17
Terkait dengan telah di berlakukannya IFRS dalam pelaporan keuangan, terdapat beberapa
penyesuaiand alam pelaporan keuangan yang pada akhirnya mempengaruhi sistematika
pemeriksaan kertas kerja pemeriksaan aktivatetap berwujud dan tidakberwujud. Jelaskan
secara terinci pengaruh IFRS tersebut, daria kun yang timbul hingga keterkaitannya dengan
kertas kerja pemeriksaan lainnya?
Jawab : Pengaruha dopsi IFRS pada laporan keuangan perusahaan yaitu dengan mengadopsi
IFRS, laporan keuangan yang dihasilkan memilikitingkat kredibilitas yang tinggi. Dampak IFRS
terhadap laporankeuangan yaitu terdapatperbedaan pengukuran item-item dalam
laporankeuangan dan rasio keuanganperusahaan. Misalnya, total akitiva dan nilai buku
ekuitasakan menghasilkan nilai yang lebih tinggi jika mengadopsi IFRS dan yang terakhir,
dengan mengadopsi IFRS, manajemen laba akan semakin rendah, pengakuan kerugaian akan
semakin sering atau perusahaan lebih konservatis, dan memiliki nilai relevansi (value relevance)
yang semakin tinggi, Dalam penelitian tersebut disajikan tabel laporan keuangan yang memakai
standar sebelum adopsi IFRS dan setelah adopsi IFRS. Terdapat perbedaan angka pada item
yang sama. Hal ini terjadi karena berbagai alasan salah satunya adalah karena adopsi IFRS
membuat perusahaan lebih sering mengakui kerugian. Pengadopsian terhadap IFRS berdampak
pada aspek-aspek pengukuran item pelaporan keuangan seperti net income dan equity dan
pengadopsian IFRS meningkatkan kualitas financial statment.

Tugas Pertemuan 18
Terkait dengan IFRS terdapat beberapa penyesuaian dalam pelaporan keuangan yang pada
akhirnya mempengaruhi sistematika pemeriksaan kertas kerja pemeriksaan dan jelaskan
metode pelaksanaan audit komputer. Sejauh mana pengaruhantara IFRS dengan pengauditan
berbantuan komputer?

Jawab:
1. Beberapa transaksi dapat diuji lebih efektif untuk tingkat biaya yang sama dengan
menggunakan komputer untuk memeriksa semua atau lebih banyak transaksi
dibandingkan dengan jika dilaksanakan secara manual;
2. Dalam penerapan prosedur analitik, transaksi atau saldo akun dapat direview dan
dicetak laporannya untuk pos-pos yang tidak biasa dengan cara yang lebih efisien
dengan menggunakan komputer bila dibandingkan dengan cara manual;
3. Penggunaan TABK dapat membuat prosedur pengujian substantif tambahan lebih
efisien daripada jika auditor meletakkan kepercayaan atas pengendalian dan pengujian
pengendalian yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai