Anda di halaman 1dari 4

SOAL KASUS BAB 11

KASUS

Saudara adalah seorang auditor internal perusahaan manufaktur farmasi yang memproduksi obat-
obatan dan alat-alat kesehatan. Saudara ikut berpartisipasi dalam audit SIA yang dilaksanakan
oleh perusahaan. Saudara telah memeriksa pengendalian internal atas sistem komputer yang
memproses sebagian besar aplikasi akuntansinya. Saudara juga telah mempelajari dokumentasi
sistem yang luas milik perusahaan, serta mewawancarai manajer sistem informasi, pengawas
operasi dan pegawai lainnya untuk melengkapi kuesioner pengendalian internal komputer
terstandarisasi milik saudara. Selanjutnya saudara melaporkan ke pengawas/supervisor saudara
bahwa perusahaan telah mendesain sebuah set/program pengendalian internal menyeluruh yang
sukses kedalam sistem komputernya. Supervisor berterima kasih atas upaya saudara dan
meminta saudara sebuah laporan ringkasan atas temuan-temuan yang saudara dapatkan sebagai
input dalam laporan keseluruhan akhir atas pengendalian internal akuntansi.
Diminta :
Apakah Saudara melupakan sebuah langkah audit yang penting ? Jelaskan ! Tuliskan lima
contoh dari prosedur audit spesifik yang dapat saudara rekomendasikan sebelum mencapai
sebuah kesimpulan.

Point-point kasus pada auditing pada perusahaan manufaktur farmasi menurut saya :

1. Saya sebagai auditor yang mengaudit perusahaan manufaktur farmasi telah memeriksa
pengendalian atas system computer yang memproses sebagian besar aplikasi akuntansi.
(Tahap Pengumpulan Atas Hasil Audit)
2. Saya sebagai auditor yang mengaudit perusahaan manufaktur farmasi telah mempelajari
dokumentasi system yang luas milik perusahaan. (Tahap Pengumpulan Bukti Audit)
3. Saya sebagai auditor yang mengaudit perusahaan manufaktur farmasi telah
mewawancarai manajer system informasi, pengawas operasi dan pegawai lainnya untuk
melengkapi kuisioner pengendalian internal computer terstandarisasi milik saya sendiri.
(Tahap Pengumpulan Bukti Audit)
4. Saya sebagai auditor yang mengaudit perusahaan manufaktur farmasi telah melaporkan
hasilnya kepada pengawas/supervisor saya bahwa perusahaan yang diaudit telah
mendesain sebuah set/program pengendalian internal menyeluruh yang sukses kedalam
sistem komputernya. (Tahap Pengkomunikasian Hasil Audit)
5. Supervisor meminta saya untuk membuatkan sebuah laporan ringkasan atas temuan-
temuan yang saudara dapatkan sebagai input dalam laporan keseluruhan akhir atas
pengendalian internal akuntansi. (Tahapan Menyiapkan Laporan Audit dan
Pengambilan Kesimpulan atas Hasil Audit).

Jadi dalam kasus pengauditan pada perusahaan manufaktur farmasi, ada beberapa tahapan-
tahapan atau langkah pengauditan yang terlewat ataupun terlupakan, yaitu sebagai berikut.

 Tidak adanya tahapan pertama kali yang dilakukan yaitu Tahapan Perencanaan Audit,
berupa memeriksa hasil audit perusahaan manufaktur farmasi pada periode
sebelumnya. Ini sangat penting dilakukan sebab dari tim Audit jika dapat
membandingkan hasil audit yang terdahulu dan yang sekarang akan mempermudah
mengambil penilaian dan pengambilan kesimpulan atas laporan audit.
 Ada terlewatnya tahap pada perencanaan audit, dalam tahap ini auditor yang bertugas
akan memeriksa informasi yang terkandung dalam dokumen dan merencanakan
bagaimana Proses Audit akan dilakukan. Auditor mengidentifikasi kemungkinan
masalah yang akan muncul selama Proses Audit dilaksanakan dan kemudian, Auditor
akan menyusun rencana audit sesuai dengan rencana yang disudah disusun oleh tim
Audit.
 Tidak adanya perencanaan audit pada identifikasi factor-faktor risiko, untuk
menyiapkan tahap perencanaan audit harus disiapkan untuk dapat meminimalisir
terjadinya risiko pada proses audit
 Tahap yang terlewat juga ada pada Tahap Evaluasi atas Bukti Audit berupa penilaian
kerja pengoperasian, penilaian keandalan dan kualitas pada pengendalian internal
perusahaan.

1. Prosedur Analitis (analytical procedures)

Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan di antara data.
Prosedur ini meliputi:
 perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana;
 analisis vertikal atau laporan persentase;
 perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran; serta
 penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi..

Prosedur analitis ini diperlukan pada tahap perencanaan audit, seringkali meliputi juga
pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari operasi serta membandingkan ukuran-ukuran
kunci ekonomi yang menggerakkan bisnis dengan hasil keuangan terkait.

2. Pemeriksaan Bukti Pendukung (vouching)

Prosedur yang cocok diletakkan pada tahap Pengumpulan Bukti Audit berupa
pemeriksaan bukti (vouching) pendukung meliputi pemilihan ayat jurnal dalam catatan
akuntansi, dan mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar
ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi.
Dalam melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan
dalam tracing. Prosedur vouching digunakan secara luas untuk mendeteksi adanya salah
saji berupa penyajian yang lebih tinggi dari yang seharusnya (overstatement) dalam
catatan akuntansi. Dan kemudian ada prosedur pengamatan (observing) berkaitan dengan
memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses. Kegiatan
dapat berupa pemrosesan rutin jenis transaksi tertentu seperti penerimaan kas, untuk
melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur perusahaan. Pengamatan terutama penting untunk memperoleh
pemahaman atas pengendalian internal. Auditor juga dapat mengamati kecermatan
seorang karyawan klien dalam melaksanakan pemeriksaan tahunan atas fisik persediaan.
Pengamatan yang terakhir ini memberikan peluang untuk membedakan antara mengamati
dan menginspeksi.

3. Tahap Permintaan Ulang Bukti


Permintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh
auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen atau
karyawan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah dilaksanakannya
prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan dengan keusangan
persediaan atau piutang yang dapat ditagih. Auditor juga dapat langsung meminta
keterangan pada pihak eksteren, seperti permintaan keterangan langsung kepada
penasehat hokum klien tentang kemungkinan hasil litigasi. Hasil permintaan keterangan
dapat berupa bukti lisan atau bukti dalam bentuk representasi tertulis.
4. Tahap Pengevaluasian atas Bukti Audit
Pada tahap ini, auditor mengukur system terhadap salah satu system yang mengikuti
prinsip-prinsip manajemen paling terbaik. Satu pertimbangan terpenting adalah bahwa
hasil dari kebijakan dan praktik manajemen lebih signifikan dibandingkan kebijakan dan
praktik itu sendiri. Auditor harus mempertimbangkan dengan cermat apakah peningkatan
yang direkomendasikan secara substansi akan meningkatkan hasil.
5. Tahap Pelaporan

Pada tahap ini, auditor telah mendapatkan hasil  dan tanggung jawab sebagai auditor
telah dilakukan. Pada tahap ini  mungkin saja auditor menemukan kesalahan dari
laporan keuangan yang diaudit atau malah sebaliknya. Pada umumnya, semakin besar
suatu perusahaan, maka resiko penyimpangan keuangan ataupun pengendalian internal
juga akan semakin besar. Auditor biasanya akan melakukan klarifikasi ulang dan
mencocokkan hasil auditor dengan auditor lainnya untuk memastikan kesalahan
keuangan tersebut apakah benar terjadi atau tidak. Setelah itu, barulah auditor akan
menyusun hasil evaluasinya berupa laporan yang akan diserahkan kepada pihak
perusahaan. Di dalam laporan hasil evaluasi tersebut, auditor menulis rekomendasi
perkembangan yang dicapai dan memberikan opininya.

Anda mungkin juga menyukai