Anda di halaman 1dari 36

1.Ir. H.

Djuanda
Ir. Raden Haji Djoeanda Kartawidjaja adalah Perdana menteri ke-10 dan
terakhir Indonesia serta pernah menjabat menjadi beberapa menteri
seperti menteri keuangan, perhubungan dan lainnya. Ir. H. Djoeanda lahir
di Tasikmalaya , Jawa Barat. Ir. H. Djoenda merupakan anak pertama dari
pasangan Raden Kartawidjaja dan Nyi Monat. Sumbangan terbesar yang
pernah diberikan saat beliau menjabat sebagai perdana menteri adalah
Deklarasi Djuanda.
Nama : Djoeanda Kartawidjaja
Lahir : Tasikmalaya, Jawa Barat, 14 Januari 1911
Wafat :Jakarta, 7 November 1963 (52 Tahun)

 Ayah: Raden Kartawidjaja


 Ibu: Nyi Monat

Riwayat Pendidikan:

 Hollandsch Inlansdsch School (HIS)


 Eropa Europesche Lagere School (ELS)
 Hoogere Burgerschool te Bandoeng (HBS Bandung)
 Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS)

Jabatan Politik:

 Menteri Pekerjaan Umum Indonesia (29 Januari 1948 – 4 Agustus


1949)
 Menteri Perhubungan Indonesia (2 Oktober 1946 – 4 Agustus 1949)
 Menteri Perhubungan Indonesia( 6 September 1950 – 30 Juli 1953)
 Perdana Menteri Indonesia (9 April 1957 – 9 Juli 1959)
 Menteri Pertahanan Indonesia (9 April 1957 – 9 Juli 1959)
 Menteri Keuangan Indonesia (10 Juli 1959 – 6 Maret 1962)

Riwayat Pendidikan
Ir. H. Djuanda menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di HIS dan
kemudian Ia pindah ke Europesche Lagere School (ELS) yaitu sekolah
untuk anak orang Eropa dan Ia lulus pada tahun 1924. Setelah itu ia
dimasukkan ayahnya ke sekolah menengah khusus orang eropa bernama
Hoogere Burgerschool te Bandoeng (sekarang ditempati SMA N 3 dan
SMA N 5 Bandung) dan Ia lulus pada tahun 1929. Setelah lulus ia
melanjutkan studinya di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang

1
Institut Teknologi Bandung) jurusan Teknik Sipil dan lulus pada tahun
1933.
Karier Dan Jabatan Dalam Pemerintahan
Djuanda muda hanya aktif dalam organisasi non politik seperti Paguyuban
Pasundan dan anggota Muhammadiyah, beliau pernah menjadi
pemimpin sekolah Muhammadiyah dan beliau juga pernah bekerja
sebagai pegawai Departemen Pekerjaan Umum povinsi Jawa Barat,
Hindia Belanda sejak tahun 1939.
Sejak lulus dari TH Bandung, beliau pernah ditawari menjadi asisten
dosen di TH Bandung namun beliau lebih memilih mengajar di SMA
Muhammadiyah di Jakarta dengan gaji seadanya. Setelah mengajar
selama 4 tahun, pada tahun 1937 beliau mengabdi di dinas pemerintah
Jawaatan Irigasi Jawa Barat, selain itu juga beliau aktif sebagai anggota
Dewan Daerah Jakarta.
Pada 28 September 1945, Djuanda memimpin pemuda untuk mengambil
alih Jawaatan Kereta api dari Jepang, disusul dengan pengambil alihan
jawatan Pertambangan , Keresidenan, Kotapraja, serta obyek militer yang
ada di gudang utara Bandung.
Pemerintah Indonesia kemudian mengangkat Djuanda sebagai kepala
jawaatan kereta api wilayah Jawa dan Madura. Setelah itu, beliau
diangkat menjadi Menteri Perhubungan. Beliaupun pernah menjabat
sebagai Menteri pengairan, Kemakmuran, Keuangan dan juga
Pertahanan. Karena hal tersebut Ir. Djuanda oleh kalangan pers dijuluki
dengan nama Menteri Marathon karena sejak awal kemerdekaan, beliau
telah menjabat sebagai menteri muda perhubungan hingga menjadi
Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan hingga menjadi Menteri
Pertama pada masa Demokrasi Terpimpin.
Deklarasi Djuanda dan Perundingan Lainnya
Ir.H. Djuanda pernah beberapa kali memimpin perundingan dengan
Belanda diantaranya dalam KMB, beliau bertindak sebagai Ketua Panitia
Ekonomi dan Keuangan Delegasi Indonesia.
Pada saat Agresi Militer Belanda II paska proklamasi, pada tanggal 19
Desember 1948 Ir.H. Djuanda sempat ditangkap oleh tentara Belanda.
Ir.H. Djuanda dibujuk agar beliau mau bergabung dengan pemerintahan
Negara Pasundan tapi beliau menolak.
Pada 13 Desember 1957 saat beliau menjabat menjadi perdana menteri,
beliau mencetuskan Deklarasi Djuanda yang menyatakan kepada dunia

2
bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar diantara dan didalam
kepulauan Indonesia menjadi kesatuan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia(NKRI) atau dikenal dengan negara kepulauan dalam
Konvensi hukum laut UNCLOS (United Nations Convention on Law of the
Sea).
Isi dari Deklarasi Juanda ini menyatakan :

 Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang


mempunyai corak tersendiri
 Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah
merupakan satu kesatuan
 Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah
belah keutuhan wilayah Indonesia dari deklarasi tersebut
mengandung suatu tujuan :
o Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik
Indonesia yang utuh dan bulat
o Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai
dengan asas negara Kepulauan
o Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih
menjamin keamanan dan keselamatan NKRI

Wafatnya Ir.H. Djuanda


Ir.H. Djuanda wafat pada 7 November 1963 di Jakarta kerena serangan
Jantung dan dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata,Jakarta.
Penghargaan Dan Gelar Pahlawan
Untuk mengenang jasa beliau, nama beliau diabadikan sebagai nama
lapangan terbang di Surabaya, Jawa Timur (Bandara Djuanda). Selain itu
juga nama beliau diabadikan untuk nama hutan Raya di Bandung (Taman
Hutan Raya Ir. H. Djuanda) dan dalam tanam hutan tersebut terdapat
museum dan monumen Ir. H. Djuanda. Berdasarkan Surat Keputusan
Presiden RI No.244/1963 Ir. H. Djuanda Kartawidjaja diangkat sebagai
Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

3
2.H.Agus Salim
Haji Agus Salim merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia
yang lahir pada 8 Oktober 1884 di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat,
Hindia Belanda dan beliau wafat pada 4 November 1954 di Jakarta pada
usia 70 tahun. Haji Agus Salim pernah menjabat sebagai Menteri Muda
Luar Negeri Indonesia ke-1 yang menjabat dari 12 Maret 1946 hingga 3
Juli 1947 dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia ke-3 yang menjabat
dari 3 Juli 1947 hingga 20 Desember 1949 pada masa pemerintahan
Presiden Soekarno.
Profil Singkat Haji Agus Salim
Nama: Haji Agus Salim
Lahir: Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober
1884
Wafat : Jakarta, 4 November 1954
Ayah :Soetan Mohamad Salim
Ibu: Siti Zainab
Pasangan: Zaenatun Nahar
Jabatan :
Menteri Muda Luar Negeri Indonesia ke-1 (12 Maret 1949-3 Juli 1947)
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia ke-3 (3 Juli 1947- 20 Desember
1949)
Latar Belakang Dan Pendidikan Haji Agus Salim
Haji Agus Salim merupakan anak keempat dari pasangan Soetan
Mohamad Salim dan Siti Zainab yang lahir dengan nama Mashudul Haq.
Soetan Mohamad Salim adalah seorang jaksa kepala di pengadilan tinggi.
Karena kedudukan ayah dan kecerdasan Beliau, Agus Salim dapat
dengan lancar belajar di sekolah-sekolah belanda. Beliau bersekolah di
Europeesche Lagere School (ELS) yaitu sekolah khusus anak-anak
Eropa. Selanjutnya ia melanjutkan pendidikan menengahnya ke Hoogere
Burgerschool (HBS) di Batavia dan setelah menjalani pendidikan selama
5 tahun, pada tahun 1903 saat Ia berumur 19 tahun Ia lulus sebagai
lulusan terbaik se-Hindia Belanda.
Setelah lulus Ia berharap dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah
kedokteran di Belanda. Namun, saat Ia memohon beasiswa pada

4
pemerintah untuk melanjutkan pendidikannya tersebut, pemerintah
menolaknya tapi dia tidak patah semangat. Kecerdasan yang dimiliki
Agus Salim membuat R.A. Kartini tertarik, lalu Kartini mengusulkan agar
Agus Salim menggantikannya berangkat ke Belanda dengan cara
mengalihkan beasiswa sebesar 4.800 gulden yang berasal dari
pemerintah kepada Agus Salim. Pemerintah pun setuju dengan
pengusulan R.A Kartini namun Agus Salim menolaknya, Ia beranggapan
bahwa pemberian beasiswa tersebut bukan karena kecerdasan atau jerih
payahnya melainkan dari usulan orang lain dan menganggap pemerintah
berperilaku diskriminatif.
Karier Politik Haji Agus Salim
Karena gagal melanjutkan pendidikannya, pada tahun 1906 Agus Salim
berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja sebagai penerjemah di
Konsultan Belanda karena diketahui ia sedikitnya telah menguasai 7
bahasa asing yaitu Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, dan
Jerman. Di Jeddah, Ia memperdalam ilmu agama pada pamannya yaitu
Syech Ahmad Khatib yang juga imam Masjidil Haram dan disana juga Ia
mempelajari tentang diplomasi. Setelah kembali dari Jeddah, Agus salim
mendirikan sekolah Hollansche Inlandsche School (HIS) dan kemudian Ia
juga masuk dalam pergerakan nasional.
Sejak tahun 1915, Agus Salim terjun di dunia jurnalistik, Ia bekerja
sebagai Redaktur II di Harian Neratja lalu diangkat menjadi Ketua
Redaksi. Selanjutnya Ia menikah dengan Zaenatun Nahar, dari
pernikahan tersebut mereka dikaruniai 8 orang anak. Setelah menikah,
karier jurnalistik Agus Salim tetap berjalan, Ia menjadi Pemimpin Harian
Hindia Baroe di Jakarta, lalu Ia mendirikan Surat kabar Fadjar Asia dan
juga Ia menjadi Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka
kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO).
Bersamaan dengan itu, Agus Salim mengawali kariernya di bidang politik
di SI (Sarekat Islam) bersama dengan H.O.S Tjokroaminoto dan juga
Abdul Muis. Namun H.O.S Tjokroaminoto dan Abdul Muis yang pada saat
itu sebagai wakil SI keluar dari Volksraad, Kemudian Agus Salim
menggantikan mereka di lembaga tersebut selama 4 tahun yaitu dari
tahun 1921 hingga 1924.Tetapi seperti pendahulunya, Ia merasa bahea
perjuangan dari dalam tidak membawa manfaat dan akhirnya ia
memutuskan keluar dari Volksraad dan fokus pada Sarekat Islam.
Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara lain:

 anggota Volksraad (1921-1924)


 anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945
5
 Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III
1947
 pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara
Arab, terutama Mesir pada tahun 1947
 Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947
 Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949

Pada tahun 1923, mulai muncul perpecahan di SI. Semaun
mengharapkan bahwa SI menjadi organisasi yang condong ke kiri, namun
Agus Salim dan Tjokroamnoto menolak, Akhirnya Sarekat Islam terbelah
menjadi 2. Semaun membentuk Sarekat Rakyat dan berubah menjadi
PKI, sedangkan Agus Salim dan Tjokroamnoto tetap dengan Sarekat
Islam.
Selain menjadi salah satu pendiri Sarekat Islam, Agus Salim juga menjadi
salah satu pendiri Jong Islamieten Bond yang membuat suatu dongkrakan
guna meluluhkan doktrin keagamaan yang kaku. Agus Salim juga pernah
menjadi anggota PPKi pada masa kekuasaan Jepang.
Ketika Indonesia merdeka, Agus Salim diangkat menjadi anggota Dewan
Pertimbangan Agung. Karena kepandaiannya dalam berdiplomasi,
kemudian Agus Salim diangkat menjadi Menteri Muda Luar Negeri
dikabinet Syahrir I dan II dari 12 Maret 1946 hingga 3 Juli 1947. Lalu Ia
menjadi Menteri Luar Negeri di kabinet Hatta dari 3 Juli 1947 hingga 20
Desember 1949. Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, Agus Salim
diangkat menjadi Penasehat Menteri Luar Negeri. Atas prestasinya dalam
bidang diplomasi, dengan badan yang kecil Agus Salim dikalangan
diplomatik dikenal sebagai The Grand Old Man.
Wafatnya Haji Agus Salim
Agus Salim mengundurkan diri dari dunia poltik lalu pada tahun 1953
Agus Salim mengarang buku-bukunya seperti: Bagaimana Takdir,
Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan? .
Pada 4 November 1954 di RSU Jakarta, pada usia 70 tahun Haji Agus
Salim meninggal dunia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Kalibata, Jakarta. Untuk mengenang jasanya nama beliau diabadikan
menjadi nama stadion sepak bola di Padang bernama Stadion Haji Agus
Salim.

6
3.Kiai Haji Noer Ali
Kiai Haji Noer Alie adalah seorang ulama yang berasal dari Jawa Barat
yang merupakan pahlawan nasional Indonesia. Tahun 1950, Noer Ali
diangkat sebagai Ketua Masyumi Cabang Jatinegara. Beliau lahir di
Bekasi, Jawa Barat pada tahun 1914 dan meninggal di Bekasi, Jawa
Barat pada tahun 1992. Beliau dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional
pada 3 November 2006 melalui Keppres No. 85/TK/2006.
KH Noer Alie lahir pada 1914 di Desa Ujung harapan Bahagia,
Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ujung harapan
Bahagia merupakan nama baru yang diusulkan Menteri Luar Negeri
Adam malik ketika berkunjung ke pesantren Attaqwa pada 1970-an. Saat
Noer Ali lahir, Ujung harapan Bahagia masih bernama Desa Ujung
malang, Onder distrik Babelan, Distrik Bekasi, Regentschap (Kabupaten)
Meester Cornelis, Residensi Batavia.
Masa kecil
Kiai Haji Noer Alie adalah putera dari Anwar bin Layu dan Maimunah binti
Tarbin. Noer Alie anak yang keempat dari sepuluh saudara. Kakaknya
bernama H Thoyib, Hh Arfah, dan Hh Ma’anih. Adiknya Hh Marhamah, H
Marzuki, KH Muhyidin, Mujtaba, dan Hh Hasanah.
Ketika berusia 7 tahun Noer Alie mengaji pada Guru Maksum di Kampug
Ujungmalang Bulak, sedangkan kakak dan adik perempuannya mengaji
pada Ustazah Saonah, juga di Kampung Bulak. Noer Alie yang sudah
terbiasa diajarkan mengaji oleh orang tua dan kakaknya, tidak merasa
kesulitan dalam mencerna pelajaran yang diberikan gurunya.
Pada usia 9 tahun Noer Alie mengaji pada Guru Mughni di Ujung malang.
Disini Noer Alie mendapat pelajaran lanjutan dari ilmu dasar yang
diberikan Guru Maksum, serta pelajaran alfiah atau tata bahasa Arab, Al-
Qur-an, tajwid, nahwu, tauhid, dan fiqih.
Noer Alie termasuk murid yang pandai, cerdas, dan tekun. Semua mata
pelajaran dikuasai dengan baik. Noer Alie kecil juga dinilai keluarganya
sebagai anak rajin dan berbakti kepada kedua orangtua.
Perjuangan
Pada tahun 1934, ia menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmu
agama di Mekkah dan selama 6 tahun bermukim disana (1934-1940) ia
aktif berorganisasi. Setibanya di Tanah Air, Noer Alie membuat gebrakan
dengan mendirikan madrasah dan mendirikan pesantren di Ujung
malang.

7
Saat Rapat Ikada digelar pada pada 19 September 1945 di Monas, Noer
Alie datang dengan mengendarai delman. Pada bulan November 1945,
KH Noer Alie membentuk Laskar Rakyat. Mereka dilatih mental oleh KH
Noer Alie dan secara fisik dilatih dasar-dasar kemiliteran oleh Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) Bekasi dan Jatinegara, latihan kemiliteran
tersebut dilakukan di Teluk Pucung-Bekasi.
Pada tanggal 29 November 1945, terjadi pertempuran antara pasukan KH
Noer Alie dengan Sekutu – Inggris di Pondok Ungu. Pasukan rakyat KH
Noer Alie mendesak pasukan Sekutu dengan serangan mendadak.
Melihat kondisi pasukannya yang kocar-kacir, KH Noer Alie
memerintahkan untuk mundur. Pembantaian yang terkenal dalam laporan
De Exceseen Nota Belanda itu, di satu sisi mengakibatkan terbunuhnya
rakyat, namun disisi lain para para petinggi Belanda dan Indonesia
tersadar bahwa di sekitar Karawang, Cikampek, Bekasi danJakarta masih
ada kekuatan Indonesia.
KH Noer Alie diminta untuk melakukan perlawanan secara bergerilya di
Jawa Barat dengan tidak menggunakan nama TNI. Belanda mengira hal
itu dilakukan pasukan TNI di bawah Komandan Lukas Kustaryo yang
memang bergerilya disana. Di situlah K.H. Noer Ali digelari “Singa
Karawang-Bekasi”.
Ketika perlawanan bersenjata mulai mereda, pada 1949 KH Noer Alie
memilih berjuang di lapangan sipil. Ia diminta membantu Muhammad
Natsir sebagai anggota delegasi Republik Indonesia Serikat di Indonesia
dalam konfrensi Indonesia– Belanda.
Namun jabatan pemerintahan yang seharusnya dimulai pada 15 Januari
1948 tidak berlangsung lama, karena pada 17 Januari 1948 terjadi
Perjanjian Renville yang mengharuskan tentara Indonesia di Jawa Barat
hijrah ke Jawa Tengah dan Banten. KH Noer Alie memilih hijrah ke Banten
dengan membawa 100 orang pasukan dari Kompi Syukur.
Pada 17 Januari 1950, Panitia Amanat Rakyat menghimpun sekitar
25.000 rakyat Bekasi dan Cikarang di Alun – Alun Bekasi. Dan KH Noer
Alie bersama Lukas Kustaryo menuntut agar nama kabupaten Jatinegara
diubah menjadi Kabupaten Bekasi.
Kiai Haji Noer Alie meninggal di Bekasi, Jawa Barat pada tahun 1992.
Beliau dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional pada 3 November 2006
melalui Keppres No. 85/TK/2006.

8
4.Kwik Kian Gie
Kwik Kian Gie (74 tahun) atau 郭建義(mandarin: Guo
Jianyi) merupakan pria keturunan Tionghoa yang lahir di Pati –
Jawa Tengah, 11 Januari 1935. Ia seorang ahli ekonomi sekaligus
politikus yang sangat disegani oleh kawan maupun lawan. Keteguhan
pada nilai-nilai kebenaran dan nasionalisme serta selalu mengkritik hal
yang salah, membuat Kwik Kian Gie tidak disukai mereka-mereka yang
‘salah langkah’.
Setelah menamatkan pendidikan SMA-nya, Kwik melanjutkan studinya
di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia selama setahun untuk tingkat
persiapan. Kemudian tahun 1956, Kwik melanjutkan studi Nederlandsche
Economiche Hogeschool, Rotterdam Belanda(1956-1963). Jiwa
pengabdiannya pada negeri ini telah diwujudkan sesaat setelah Kwik lulus
dari kuliahnya. Tahun 1963-1964 Kwik bekerja sebagai asisten atase
kebudayaan dan penerangan pada Kedutaan Besar RI di Den Haag.
Setahun kemudian menjadi Direktur Nederlands Indonesische Geoderen
Associatie (1964-1965). Lima tahun selanjutnya menjadi Direktur NV
handelsonderneming “Ipilo Amsterdam”.
Tahun 1970, di usianya ke-35, Kwik kembali ke tanah air. Selama setahun
ia sempat menganggur. Dan di tahun 1971, Kwik terjun ke dunia bisnis
dan mendirikan PT Indonesian Financing & Investment Company.
Kepiawaianya dalam ekonomi bisnis, mendapat kepercayaan berbagai
perusahaan memintanya menjadi pimpinan perusahaan. Pada tahun
1978, tercatat ada minimal 3 perusahaan yang dipimpin Kwik yakni
sebagai Direktur sekaligus Pemegang saham PT Altron Panorama
Electronic, Dirut PT Jasa Dharma Utama, dan Komisaris PT Cengkih
Zanzibar.
Mulai tahun 1985 (24 tahun silam), Kwik telah menulis ide kreatif
mengenai ekonomidi Harian Kompas demi mengedukasi persfektif
masyarakat. Setelah cukup mapan (sudah kaya), pada usia 42 tahun Kwik
resmi terjun ke dunia pendidikan dan pengamat ekonomi. Secara
bertahap Kwik mulia meninggalkan dunia bisnis. Di bidang pendidikan,
tahun 1987 bersama Djoenaedi Joesoef dari Konimex dan Kaharudin
Ongko dari Bank Umum Nasional, Kwik mendirikan Institut Bisnis
Indonesia (IBiI). Kwik pun dipercayai menjabat sebagai Ketua Dewan
Direktur sejak pendiriannya.
Petualangan sebagai pengamat ekonomi Indonesia yang melihat dan
mengamati langsung sistem pemerintah yang begitu korup dan sarat KKN
serta otoriter di era Soeharto ‘memaksa’ Kwik harus terjun ke dunia
politik. Berbekal pengalaman dan tulisan-tulisan beliau yang sangat

9
populer di Kompas, Kwik terjun ke dunia politik bukan karena uang,
melainkan ingin merubah Indonesia yang lebih baik. Ia rela melepas
dunia bisnisnya : “Saya sudah punya cukup uang untuk membiayai
semua yang saya inginkan,” katanya suatu kali kepada Matra. Kondisi ini
sangatlah ironis dengan maraknya para politisi baru saat ini yang menjadi
caleg/pilkada hanya lebih untuk meraup uang negara dan meningkatkan
prestise. Kwik terjun ke dunia politik setelah dirinya mapan, dan ia
konsisten memperjuangkan ilmunya (ekonomi dan pendidikan) untuk
bangsa Indonesia…. Kembali sangat ironis…saat ini banyak yang menjadi
caleg dengan hanya berlatar belakang ‘popularitas tampang/wajah’.
Pergulatan Politik
Meskipun Kwik Kian Gie sudah ‘nyaman’ dalam posisi eksekuitf tinggi di
negeri ini sebagai Menko Ekuin, Men. PPN serta Kepala Bappenas, Kwik
tidak berhenti mengambil keputusan saja sebagai menteri. Ia masih
bersikap sebagai pengamat yakni sering melontar pendapat yang
berbeda dari kebijaksanaan yang diputuskan kabinet atau pemerintah.
Ketika suaranya tidak didengar di Kabinet atau tidak diundang pada
sidang Kabinet yang penting, Kwik tidak segan-segan menegur dan
mengkritisi menteri seposisinya bahkan seorang atasannya, Presiden
Megawati. Tidaklah heran jika sekelompok menteri, segrup pengusaha,
segerombolan negara kapitalis benci sama pendirian Kwik.
Akibatnya, tim ekonomi Kabinet Gotong-Royong yang pada mulanya
disebut The Dream Team itu menjadi terkesan amburadul. Tidak ada
kordinasi. Ada yang berpendapat bahwa Menko Ekuin Dorodjatun
Kuntjoro Jakti tidak mampu memimpin timnya. Tapi sebagian lagi
menyatakan bahwa Kwik lebih baik mengundurkan diri dan kembali
kehabitatnya sebagai pengamat. Kegaduhan tim ekonomi ini
dimanfaatkan pula oleh kalangan politisi dan aktivis politik sebagai pintu
masuk menyoroti lemahnya kepemimpinan Presiden Megawati. Ada juga
yang memanfatkannya dengan menyarankan dilakukannya reshuffle
kabinet sesegera mungkin.
Tapi Megawati tampaknya telah belajar dari ringan tangannya Gus Dur
mengganti menterinya. Sehingga selamatlah Kwik dan tim ekonomi
Kabinet Gotong-Royong lainnya dari pemberhentian. Kwik sendiri sudah
mengalami pergantian dengan ‘dipaksa’ mundurnya dia dari jabatan
Menko Ekuin oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Ia ‘dipaksa’ mundur
setelah ia dibuat frustrasi seperti ditulis Suara Pembaruan edisi Jumat
(11/8 ) mengutip sumbernya, “Pak Kwik sering tidak tahan menghadapi
ulah para menteri, utamanya yang dekat dengan Presiden, karena
mereka tidak pernah mau datang ke rapat-rapat koordinasi.” Mereka juga
menilai bahwa Kwik lebih pas sebagai pengamat ketimbang jadi eksekutif,

10
pengambil keputusan. Hal yang sama hampir saja terjadi jika Kwik bukan
kader PDIP dan jika Presiden Megawati menuruti keinginan para politisi
dan pengamat. Hari ini mungkin Kwik tidak lagi sebagai eksekutif tapi
sudah berkonsentrasi sebagai pengamat, dunia yang sangat dijiwainya.
Kekecewaan Kwik Kian Gie?
Mungkin [berdasarkan pengamatan saya/penulis] ada banyak hal yang
masih Kwik kecewa ketika menjadi menteri. Selain Kwik sangat
menentang penjualan BUMN strategsi yang dilancarkan oleh eks Men.
BUMN Laksamana Sukardi bersama Kabinet Megawati (kecuali Kwik
dan hanya beberapa menteri lain). Mungkin sampai saat ini Kwik masih
kecewa dengan alasan Laksamana Sukardi yang mengobral BUMN
dengan alasan tidak masuk akal. Terutama penjualan BCA ke Farallon.

Satu hari sebelum penandatanganan penjualan BCA kepada Farallon


terjadi sidang kabinet terbatas tidak resmi selama tiga jam. Perdebatan
sangat sengit. Sebelum tuntas, pada jam 18.00 Menko Dorodjatun
menghentikan rapat, mengajak Meneg BUMN Laksamana Sukardi
melapor kepada Presiden Megawati bahwa penandatanganan penjualan
keesokan harinya dapat dilakukan.
Dalam rapat tersebut hanya Kwik Kian Gie yang menentang sangat
keras. Yang lainnya menyetujui.
Pemerintah yang masih lembek ditambah oknum-oknum menteri yang
tidak bertanggung jawab menjual Bank-bank milik pemerintah Indonesia
yang di dalamnya ada surat tagihan kepada pemerintah (atau dirinya
sendiri) dijual dengan harga murah kepada swasta, antaranya banyak
swasta asing.

Contoh yang paling fenomenal tentang ketidak warasannya kebijakan


pemerintah dalam bidang ini adalah penjualan BCA 97% dari BCA
sudah milik pemerintah. Di dalamnya ada OR atau surat utang
pemerintah sebesar Rp 60 trilyun. IMF memaksa menjualnya kepada
swasta dengan harga yang ekuivalen dengan Rp 10 trilyun. Jadi BCA
harus dijual dengan harga Rp 10 trilyun, dan yang memiliki BCA dengan
harga itu serta merta mempunyai tagihan kepada pemerintah sebesar
Rp 60 trilyun dalam bentuk OR yang dapat dijual kepada siapa saja,
kapan saja dan di mana saja. (Sumber : Kwik Kian Gie : Proses
Terjajahnya Kembali Indonesia Sejak Bulan November 1967 – artikel 4))
Jadi transaksi BCA oleh Laksamana Sukardi CS dibawah bisikan IMF
telah merugikan negara hingga Rp 50 triliun.

11
5.Prof.Dr.Soemitro Djojohadikoesoemo

Sumitro Djojohadikusumo lahir di Kebumen, Jawa Tengah pada tanggal


29 Mei 1917. Ia adalah anak pertama dari lima bersaudara [Sumitro,
Sukartini, Miniati, Subianto, Sujono]. Dua nama adik Sumitro yaitu
Subianto dan Sujono tewas dalam peristiwa Lengkong yaitu peristiwa
pelucutan terhadap tentara Jepang yang berakhir dengan tragedi
pertempuran pada tahun 1946 di Tangerang, masing-masing berumur
21 dan 16 ketika kejadian tersebut.
Ayah Sumitro, yaitu Margono Djojohadikusumo adalah pegawai tingkat
menengah-atas pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Margono
adalah pendiri BNI 1946 (Kini BNI 46) dan Ketua Dewan Pertimbangan
Agung yang pertama. Ibu Sumitro, Siti Katoemi Wirodihardjo merupakan
seorang ibu rumah tangga yang apik mengelola uang dan pandai
berhitung.

Dalam diri Sumitro mengalir darah ningrat (Raden) Jawa. Dari pihak
Ayah, Sumitro adalah generasi ke-empat dari Raden Tumenggung
Kartanegara, Salah seorang komandan Perang Diponegoro (1825-1830)
yang juga susuhunan Solo sebelum mataram dibagi menjadi Surakarta
dan Yogyakarta.
Dari pihak ibunya, Sumitro juga keturunan ningrat, yaitu Raden
Tumenggung Wiroreno yang dikenal sangat anti-kompeni.Meskipun
leluhur Sumitro termasuk keluarga Ningrat. Kakeh, Nenek, Ayah dan ibu
Sumitro dilukiskan kurang beruntung dari segi kehidupan ekonomi.

Ayah Sumitro mampu mencapai jabatan tinggi pada jaman Belanda dan
jaman kemerdekaan bukan karena keturunan ningrat melainkan karena
perjuangan hidupnya yang gigih. Margono bekerja mulai dari pegawai
rendahan dengan upah bulanan 10 gulden, sampai menjadi pejabat
penting di bidang perbankan.

Jauh sejak masa kanak-kanak, Sumitro hidup berpindah-pindah tempat


bersama orang tuanya. Sebagai pejabat Sistem Kredit Rakyat yang
kemudian dilanjutkan ke Koperasi. Margono Djojohadikusomo pernah
bertugas diberbagai kota di Jawa, diantaranya di Purworejo, Madiun dan
Malang.

12
Dalam diri sumitro, figur Ayah begitu menonjol yang secara kuat
membentuk pemikiran-pemikiran ekonomi sumitro di kemudian hari.
Keluarga Sumitro hidup berkecukupan dari gaji Ayahnya, sehingga
Sumitro dan adiknya (Sukartini) dapat di sekolahkan di Negeri Belanda.
Pengalaman Pendidikan Sumitro Djojohadikusumo.
Sumitro berasal dari keluarga yang memiliki perhatian besar terhadap
pendidikan. Meskipun ayahnya berpendidikan setarap SMA, kerabat
Sumitro dari pihak ayah dan ibunya memiliki latar pendidikan yang
cukup baik. Diantara mereka ada yang jadi dokter lulusan Sekolah
Tinggi Kedokteran Jakarta (STOVIA), ekonom lulusan Rotterdam, dan
ahli hukum lulusan Universitas Leiden. Tradisi demikian diwarisi oleh
orang tua Sumitro.

Setelah menyelesaikan HBS di Jakarta pada tahun 1935, Sumitro


melanjutkan pendidikan pada Sekolah Tinggi Ekonomi Rotterdam, yang
sangat terkenal di Eropa. Ketika itu belum ada beasiswa untuk anak
indonesia yang ingin menempuh pendidikan tinggi, kecuali kalau mau
menjadi tentara Belanda atau Indolog (Ahli Tentang Indonesia) di
Leiden. Sumitro tidak pernah berminat ke Leiden, karena menurut
sumitro menimba ilmu disana sama saja dia harus bekerja untuk
belanda. Maka dengan pengorbanan besar, orang tuanya mengirim
sumitro ke Rotterdam.

Di Rotterdam ini dia mengambil jurusan Ilmu Ekonomi.


Namun sebenarnya Sumitro lebih tertarik pada filsafat dan sastra
daripada ekonomi. Tapi karena rasa ingin tahunya terhadap apa yang
terjadi di negerinya dan dunia mendorong Sumitro untuk mengambil
bidang Ilmu Ekonomi. Selama belajar di Rotterdam, Sumitro
menyempatkan diri untuk mengikuti beberapa mata kuliah di Universitas
Sorbone, Paris dan perguruan tinggi Ekonomi dan Ilmu Politik, London.
Sementara itu, untuk memenuhi rasa ingin tahunya yang sangat besar
terhadap filsafat dan sastra, Sumitro membaca sendiri karya-Karya
Malraux, Nehru, Bergson, Nietzsche, Machiavelli, Ortega Y Gasset,
Freud dan Jung.

Sumitro menempuh pendidikan tinggi pada masa Perang Dunia II.


Ketika itu Belanda berada pada penguasaan Jerman. Tetapi peristiwa itu
tidak banyak mengganggu konsentrasi belajarnya. Berkat
kecemerlangan dan ketekunannya yang luar biasa telah mengantarkan

13
Sumitro meraih gelar doktor ilmu ekonomi pada usia 25 tahun
(menjelang 26) pada tahun 1942. Desertasi Sumitro Djojohadikusumo
berjudul Het Volkcredietwezen in de Depressie ( Kredit Rakyat di
Masa Depresi).

Keterlibatannya dalam Sistem Kredit Rakyat di daerah pedesaan


membuat keluarga Margono Djojohadikusumo, termasuk Sumitro, begitu
akrab dengan kondisi kemelaratan dan nasib rakyat kecil, khususnya
pedagang kecil. Dari kisah perjalanan hidupnya dekat dengan rakyat
kecil ini, kemudian menjadi ilham bagi topik desertasinya tersebut.
Perjalanan hidup dan karir Sumitro Djojohadikusumo.
Riwayat Pendidikan :

 HIS (Holland Inlandsche School)


 MULO (Meer Uitgrebreid Lager Onderwijs)
 Universitas Sorbonne di Paris, Perancis (1934-1938)
 Economische Hogeschool di Rotterdam, Belanda (Sarjana 1940,
Doktor 1942)

Riwayat Karir Prof.Dr. Sumitro Djojohadikusumo.

 Pembantu Staf Perdana Menteri Sutan Syahrir (1946)


 Presiden Direktur Indonesian Banking Corporation (1947)
 Wakil Ketua Utusan Indonesia pada Dewan Keamanan PBB (1948-
1949)
 Anggota Delegasi Indonesia di Konferensi Meja Bundar, Den Haag,
Belanda (1949)
 Kuasa Usaha Kedutaan Besar Indonesia di Washington DC, AS
(1950)
 Menteri Perdagangan dan Perindustrian Kabinet Natsir (1950-1951)
 Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia (1952-2000)
 Menteri Keuangan Kabinet Wilopo (1952-1953)
 Menteri Keuangan Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-1956)
 Bergabung dengan PRRI/Permesta (1958-1961)
 Konsultan Ekonomi di Malaysia, Hong Kong, Thailand, Perancis,
dan Swiss (1958-1967)
 Menteri Perdagangan Kabinet Pembangunan I (1968-1973)
 Menteri Riset Kabinet Pembangunan II (1973-1978)

Kegiatan-Kegiatan Lain Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo :

 Guru Besar Universitas Indonesia (1951-2001)


14
 Ketua Umum Induk Koperasi Pegawai Negeri (1982)
 Konsultan Ekonomi pada Indoconsult dan PT. Redecon (1978)
 Komisaris Utama PT. Bank Pembangunan Asia (1986)
 Aktif di LP3ES
 Ketua Dewan Penyantun Universitas Mercu Buana (1985-1990)

Karya-Karya Tulis :

 Soal Bank di Indonesia (1946)


 Keuangan Negara dan Pembangunan (1954)
 Ekonomi Pembangunan (1955)
 Kebijaksanaan di Bidang Ekonomi Perdagangan (1972)
 Indonesia dalam Perkembangan Dunia Kini dan Masa Datang
(1976)
 Trilogi Pembangunan dan Ekonomi Pancasila (1985)
 Perdagangan dan Industri dalam Pembangunan (1986)

Penghargaan-Penghargaan :

 Bintang Mahaputra Adipradana II


 Panglima Mangku Negara Kerajaan Malaysia
 Grand Cross of Most Exalted Order of the White Elephant First
Class dari Kerajaan Thailand
 Grand Cross of the Crown dari Kerajaan Belgia serta yang lainnya
dari Republik Tunisia dan Perancis

Perjalanan hidup dan karir Sumitro diwarnai oleh tantangan yang


menuntutnya untuk mengambil pilihan yang sering kali tidak mudah.
Dalam percaturan politik dalam negeri yang berada pada kondisi yang
tidak pasti dan dilematis kala itu, Sumitro memberanikan diri mengambil
keputusan untuk mengkritisi pemerintahan soekarno dengan bergabung
dengan PRRI/Permesta. Ketika pemberontakan itu gagal, ia secara
konsekuen memikul akibatnya dengan mengasingkan diri ke luar negeri.

Pengasingan Sumitro sekeluarga di luar negeri pada tahun 1957-1967.


Selama di pengasingan luar negeri ia pernah menjadi konsultan
ekonomi di Malaysia. Dinegara ini Sumitro menyebutnya sebagai tanah
air yang kedua baginya. Selain berada di Malaysia, sumitro juga secara
berpindah mengasingkan diri di negara lain yaitu Hongkong dan Swiss.
Pada tahun 1967, atas panggilan Presiden Soeharto, ia kembali ke
Indonesia untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya.

15
Kehidupan Rumah Tangga Sumitro Djojohadikusumo.
Sumitro menikah dengan Dora Sigar pada tahun 1947 yang berasal dari
Sulawesi Utara. Dari pernikahannya tersebut, Sumitro dikarunia empat
anak yaitu Bianti Djiwandono (istri Dr. J. Soedradjat Djiwandono
(Gubernur BI tahun 80-an), Mariani (bersuami dengan orang perancis),
Prabowo (Danjen Kopasus Era Soeharto) dan Hasyim (Seorang
Pengusaha Besar).

Dalam Keluarga, Sumitro sangat menekankan kebebasan untuk memilih


pada anak-anaknya. Bukan hanya dalam memilih pasangan hidup,
melainkan dalam menentukan karir. Sumitro juga tidak mengarahkan
anaknya untuk mengikuti jejak dirinya sebagai ekonom.

Sumitro Djojojhadikusumo meninggal dunia pada tanggal 9 Maret 2001


pukul 24.00 di Rumah Sakit Dharma Nugraha, Rawamangun, Jakarta
Timur. Sumitro meninggal pada usia menjelang 84 tahun, karena
penyakit jantung. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Umum Karet
Bivak, Jakarta Pusat.

16
6. Prof. Dr. Widjojo Nitisastro
Prof. Dr. Widjojo Nitisastro (lahir di Malang, 23
September 1927 – meninggal di Jakarta, 9 Maret 2012 pada umur 84
tahun) adalah Menteri Indonesia yang dikenal sebagai arsitek utama
perekonomian orde baru. Ia sempat diangkat sebagai Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional periode 1971-1973 dan Menko
Ekuin sekaligus merangkap sebagai Ketua Bappenas pada periode
1973-1978 dan 1978-1983.
Widjojo sering dianggap sebagai pemimpin Mafia Berkeley— julukan
yang diberikan kepada sekolompok menteri bidang ekonomi dan
keuangan yang menentukan kebijakan ekonomi Indonesia pada masa
awal pemerintahan Presiden Suharto.
Masa muda dan pendidikan
Widjojo berasal dari keluarga pensiunan penilik sekolah dasar. Ayahnya
adalah seorang aktivis Partai Indonesia Raya (Parindra), yang
menggerakkan Rukun Tani.[1] Ketika pecah Revolusi Kemerdekaan
di Surabaya, ia baru duduk di kelas I SMT (setingkat SMA) di St.
Albertus, Malang. Pada tahun 1945, Widjojo bergabung dengan pasukan
pelajar yang kemudian dikenal sebagai TRIP. Ia bertempur dengan
gagah berani dan nyaris gugur di daerah Ngaglik dan Gunung Sari
Surabaya.[1]
Seusai perang, Widjojo sempat mengajar di SMP selama 3 tahun. Ia
kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tingginya
di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) dan mengkhususkan
diri pada bidang demografi.[2] Ketika masih menjadi mahasiswa di FEUI,
bersama seorang ahli dari Canada Prof. Dr. Nathan Keyfiz, Widjojo
menulis sebuah buku berjudul "Soal Penduduk dan Pembangunan
Indonesia". Kata pengantarnya ditulis oleh Mohammad Hatta. Hatta
menulis, "Seorang putra Indonesia dengan pengetahuannya mengenai
masalah tanah airnya, telah dapat bekerja sama dengan ahli statistik
bangsa Canada. Mengolah buah pemikirannya yang cukup padat dan
menuangkannya dalam buku yang berbobot." Buku ini sangat populer di
kalangan mahasiswa ekonomi.[1] Widjojo lulus dengan predikat Cum
Laude.[1]
Sebagai salah satu mahasiswa paling cemerlang di kampusnya, Widjojo
kemudian mendapat kesempatan untuk berkuliah di University of
California at Berkeley atas beasiswa dari Ford Foundation. Ia lulus pada
tahun 1961 dan kembali ke Indonesia untuk mengajar di Sekolah Staf
dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD).

17
Awal karier
Saat Widjojo lulus dari UCB, Indonesia yang berada di bawah
pemerintahan Presiden Soekarno menjalankan politik demokrasi
terpimpin. Di bawah politik ini, perekonomian Indonesia cenderung
mengarah pada sosialisme/komunisme yang mempercayai bahwa
pemerintah mengetahui segalanya tentang perekonomian dan
karenanya pemerintah harus memiliki kontrol penuh atas
perekonomian—karena itu, mekanisme pasar diabaikan. Pemerintah
Soekarno juga tidak mempercayai analisis-analisis ekonomi ala Barat,
terutama AS. Soekarno bahkan dengan bangga bahwa ia benar-benar
tidak paham (illiterate ) tentang analisis ekonomi.[3]
Perekonomian Indonesia saat itu menjadi kacau, dengan tingkat inflasi
yang sangat tinggi. Harga barang rata-rata pada tahun 1965 adalah
tujuh kali harga rata-rata pada tahun 1964.[3] Widjojo menyampaikan
pendapatnya kepada pemerintah untuk mengubah paradigma ekonomi
Indonesia. Saat inaugurasinya sebagai profesor ekonomi Universitas
Indonesia pada 10 Agustus 1963, Widjojo membacakan pidato berjudul
"Analisis Ekonomi dan Perencanaan Pembangunan."[3] Ia
menyampaikan saran agar memasukkan analisis ekonomi dalam
pembuatan kebijakan pemerintah. Ia juga menyarankan adanya
kombinasi mekanisme pasar dan intervensi pemerintah alih-alih
membiarkan pasar terlalu bebas atau sebaliknya membuat pemerintah
terlalu berkuasa.[3]
Namun secara politis, posisi Widjojo dan kawan-kawannya sebagai
seorang lulusan asal Amerika Serikat—yang memiliki ideologi
bertentangan dengan ideologi sosialis/komunis—sangat sulit. Keadaan
diperparah dengan meningkatnya tensi antara Indonesia
dengan AS, Inggris, Malaysia, dan Singapura. Soekarno
melancarkan konfrontasi terhadap Federasi Malaysia karena
menganggap negara itu sebagai negara boneka
bentukan Inggris.[3] Pendapat Widjojo akhirnya tidak didengar oleh
Pemerintahan Soekarno.[3]
Pada tahun 1966, Jenderal Soeharto mengambil alih kekuasaan di
Indonesia dari Presiden Soekarno melalui Supersemar. Meskipun belum
menjadi presiden hingga dua tahun berikutnya, Soeharto mulai
membangun dasar-dasar pemerintahan yang nantinya akan disebut
sebagai rezim Orde Baru. Pada akhir
Agustus 1966, Soeharto mengadakan seminar di SESKOAD untuk
mendiskusikan masalah ekonomi dan politik serta bagaimana Orde Baru
akan mengatasi permasalahan itu. Ekonom-ekonom FEUI, yang diketuai
oleh Widjojo Nitisastro, mengikuti seminar itu.

18
Karier politik[sunting | sunting sumber]
Pada usianya yang relatif muda, 39 tahun, ia dipercaya sebagai ketua
tim penasihat ekonomi presiden (1966). Ia juga beberapa kali duduk
sebagai menteri kabinet pada posisi yang sesuai dengan bidang
tugasnya, yaitu ekonomi. Pada 1968 ia menjadi Ketua Badan Perancang
Pembangunan Nasional (Bappenas). Sejak tahun 1971 hinga 1973, ia
diangkat menjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional.
Kemudian secara berturut-turut, dari tahun 1973 hingga 1983, ia
menjabat sebagai menteri Ekuin merangkap Ketua Bappenas.[1]
Tahun 1984, Widjojo menerima penghargaan dari Universitas Berkeley,
California, AS, yakni Elise Walter Haas Award. Perhargaan tradisi
tahunan universitas tersebut diberikan kepada bekas mahasiswa asing
yang jasa-jasanya dianggap menonjol. Dan Widjojo merupakan orang
Indonesia pertama yang menerima penghargaan ini.[1]
Pada awal tahun 1980-an namanya sempat mencuat sebagai bakal
calon wakil presiden periode 1983-1988. Ia dicalonkan oleh Forum Studi
dan Komunikasi (Fosko), suatu organisasi beranggotakan bekas aktivis
angkatan 66. Namun ia menolak.[1]
Pengaruhnya melemah pada era kepemimpinan Habibie, yang
pemikiran ekonominya bertentangan dengan perekonomian Widjojo. Ia
kembali ke pemerintahan sebagai Penasehat Ekonomi Presiden setelah
pertanggungjawaban Habibie ditolak oleh MPR.
Ketika Abdurrahman Wahid/Gus Dur menjabat Presiden, Widjojo diminta
untuk memimpin Tim Ekonomi Indonesia pada pertemuan Paris Club
pertengahan April 2000. Misi tim ini adalah membicarakan penjadwalan
kembali pembayaran utang RI, untuk priode April 2000 hingga
Maret 2002 senilai 5,9 miliar AS. Permintaan tim ini disetujui kelompok
donor yang beranggotakan 19 negara itu. Ekonom Mohammad Sadli
Profesor memuji peranan Widjojo Nitisastro dalam keberhasilan tim itu.
Menurut Sadlli, 95 persen kerja delegasi Indonesia adalah arahan
Widjojo.[1][6]
Pada ulang tahunnya yang ke-84, 23 September 2011, ia meluncurkan
sebuah buku yang berisi kumpulan tulisan dan pidato yang diterbitkan
dalam bahasa Inggris berjudul The Indonesian Development
Experience: Collection of Writing and Speeches By Widjojo Nitisastro.
Sebelumnya buku tersebut diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan
diharapkan menambah pengetahuan bagi generasi muda untuk lebih
mengetahui perekonomian Indonesia. Pada saat peluncuran, Widjojo
tidak bisa menghadirinya karena sedang terbaring sakit dan tengah
dirawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Cipto
Mangunkusumo, Jakarta.
19
7.Dr.Gamal Albinsaid,M.Biomed
Gamal Albinsaid, M. Biomed (lahir di Malang, 8 September 1989;
umur 29 tahun) adalah seorang dokter, wirausahawan sosial,
dan CEO Indonesia Medika.[1] Ia menggagas berdirinya Klinik Asuransi
Sampah dan Bank Sampah.[2] Setelah kasus hoax Ratna Sarumpaet, ia
kemudian ditunjuk menjadi juru bicara Calon Presiden dan Wakil
Presiden Prabowo-Sandi pada Pemilihan umum Presiden Indonesia
2019 menggantikan Ratna Sarumpaet.[3][4][5]

Kehidupan Awal
Gamal Albinsaid adalah seorang inovator kesehatan, sekaligus social
entrepreneur yang pertama kali mencetuskan Klinik Asuransi Sampah
atau Garbage Clinical Insurance bagi masyarakat kurang mampu.
Caranya, masyarakat yang mau berobat cukup membawa sampah
sebagai pengganti biaya berobat.[6] Pria kelahiran Malang ini menempuh
pendidikan di tanah kelahirannya. Setelah lulus dari SMP Negeri 3
Malang, ia mengikuti kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Malang dan lulus
pada tahun 2007. Gamal kemudian kuliah d Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya dan berhasil lulus Cum Laude dengan IPK
3,69.[7] Sempat magang di Rumah Sakit Umum Daerah Syaiful Anwar
Malang, Gamal lalu melanjutkan studinya ke tingkat master di
universitas yang sama. Saat usianya 25 tahun, ia mengikui Sustainability
Leadership Cambridge Program.

Prestasi
Berprestasi sejak kecil, Gamal Albinsaid tak hanya untuk dirinya.
Dengan konsep sampahnya orang miskin bisa tertolong hidupnya,
dokter muda ini pun terus berinovasi dan dikenal sebagai entrepreneur
sosial kebangggaan Indonesia. Gamal bukanlah orang sembarangan,
semasa kuliah ia telah meraih 12 penghargaan ilmiah dari berbagai
universitas di Tanah Air.[9] Tak hanya itu, dia meraih penghargaan HRH
The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur Prize 2014 yang
diselenggarai oleh Cambridge University, Inggris, dan Unilever. Hal ini
karena gebrakan Gamal dalam mendirikan Klinik Asuransi Sampah yang
menggarap asuransi kesehatan dengan premi sampah bagi masyarakat
kurang mampu. Pencetusan ini dllatar belakangi karena kisah seorang
anak pemulung bernama Khaerunnisa yang meninggal karena diare di
grobak sampah ayahnya. Khaerunnisa tidak bisa berobat lantaran
biaya.[10]

20
Inovasi Gamal inipun bahkan mendapat apresisasi dari Presiden Vladmir
Putin saat ia diundang ke Rusia untuk memberikan inspirasi di hadapan
25.000 peserta dari 150 negara di dunia dalam acara World Festival of
Youth and Students ke-19 yang diselenggarakan pada 15 Oktober
2017.[11] Sebagai sosok muda yang terus berinovasi, ia melakukan
terobosan sebagai entrepreneur sosial di dunia digital. Gamal
mendirikan Indonesia Medika, platform digital yang menghubungkan
tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dengan masyarakat untuk
memberikan layanan kesehatan. Selain itu, ia juga juga mendirikan
"Siapa Peduli", platform crowdfunding pembiayaan kesehatan untuk
membantu masyarakat yang kurang mampu mendapatkan dana
kesehatan dengan pendekatan digital, media sosial, dan gerakan
kerelawanan.

Juru Bicara
Pada tahun 2018, Gamal terpilih sebagai Juru Bicara Badan
Pemenangan Nasional Capres dan Cawapres Prabowo-Sandi
menggantikan aktivis Ratna Sarumpaet pada Pilpres 2019. Sebelum
kasus Ratna Sarumpaet menyeruak, Sandi mengatakan bahwa ia telah
melirik Gamal sejak lama untuk masuk timnya. Dikonfirmasi terpisah,
Gamal mengklaim telah mempelajari rekam jejak pasangan calon
presiden dan wakil presiden nomor urut 02 itu.[13] Keduanya, ujar Gamal,
mumpuni soal isu-isu ekonomi. Ia pun yakin Prabowo dan Sandiaga
memiliki kemampuan untuk merancang solusi terkait dengan kemiskinan
dan kesenjangan sosial yang dalam 4 tahun ini menjadi fokusnya.[14]
Apalagi, dalam formasi tim pemenangan Prabowo - Sandiaga, terdapat
lebih dari 40 slot yang diisi oleh pakar-pakar ekonomi. Prabowo -
Sandiaga juga tampak serius mengusung isu ini dalam kampanyenya
dengan menggandeng ekonom senior Kwik Kian Gie sebagai penasihat
mereka. Sedangkan Gamal yang seorang dokter telah bergelut di bidang
wirausaha sosial melalui usaha kesehatan untuk masyarakat kurang
mampu bernama Indonesia Medika

21
8. Prof.Dr.(HC)Ir.R.M.Sedyatmo
Prof. Dr.(HC) Ir. R. M. Sedyatmo atau Sedijatmo[1] atau
Sediyatmo[2] (lahir di Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia, 24
Oktober 1909 – meninggal di Jakarta Pusat, Indonesia, 15
Juli 1984 pada umur 74 tahun) adalah salah satu tokoh insinyur sipil
Indonesia, cendekiawan, praktisi, ilmuwan dan guru besar Institut
Teknologi Bandung.

Riwayat hidup
Pendidikan dasar dilaluinya di HIS Solo (1916-1923), dilanjutkan
ke MULO Solo (1923-1927), dan AMS B di Yogyakarta (1927-1930).
Sedyatmo yang sering dijuluki "Si Kancil" karena terkenal karena banyak
akalnya menempuh pendidikan di Technische Hoogeschool te
Bandoeng (THS) (sekarang ITB) Bandung (1930-1934).
Setelah lulus ujian tahap persiapan (propaedeutisch-examen - ujian
kenaikan tingkat 1) pada bulan Juli 1931, ujian kenaikan tingkat 2 pada
bulan Juli 1932, ujian tahap kandidat (candidaats-examen - ujian
kenaikan tingkat 3) pada bulan Mei 1933, dan ujian akhir keinsinyuran
(ingenieurs-examen - ujian akhir tingkat 4) pada bulan Mei 1934[3], maka
secara resmi Sedyatmo menjadi seorang insinyur sipil lulusan Bandung
(Bandoengsche civiel ingenieur).[4]
Selesai dari THS pada 1934 dengan masa studi tepat empat tahun,
Sedyatmo bekerja sebagai insinyur perencanaan di berbagai instansi
pemerintah. Sedyatmo dikenal karena menemukan "Konstruksi Cakar
Ayam" pada tahun 1962. Temuan Sedyatmo awalnya digunakan dalam
pembuatan apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya,
landasan bandara Polonia, Medan, dan landasan bandara Soekarno-
Hatta, Jakarta. Hasil temuannya tersebut telah dipatenkan dan dipakai di
luar negeri.
Karier di dunia akademik dimulai sejak 1 Oktober 1950 dengan
pengangkatannya sebagai lektor luar biasa untuk vak
Waterkracht (bidang pembangkit tenaga air) pada bagian Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (kemudian
menjadi ITB). Pada tanggal 1 Agustus 1951 ia resmi diangkat menjadi
guru besar luar biasa bidang pembangkit tenaga air. Ia merupakan
profesor pribumi kedua di jurusan teknik sipil ITB setelah Prof.
Ir. Roosseno.

22
Prof. Dr.(HC) Ir. Sedijatmo menerima gelar Doctor Honoris Causa dalam
Ilmu Pengetahuan Teknik Pada Hari Lustrum Institut Teknologi
Bandung pada tanggal 2 Maret 1974 di Bandung. Dari kiri ke kanan:
Rektor ITB Prof Dr. Doddy Achdiat Tisna Amidjaja, Ibu Supeni
Sedijatmo, SH, Prof. Ir. Soetedjo selaku promotor, Prof. Dr.(HC)
Ir. Sedijatmo, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr. Syarief
Thayeb.
Pada Lustrum ketiga (Dies Natalis ke-15) Institut Teknologi
Bandung tanggal 2 Maret 1974 Sedijatmo menerima penghormatan
berupa Doctor Honoris Causa dalam Ilmu pengetahuan Teknik dari
Senat ITB, atas dasar penilaian terhadap jasa-jasanya sebagai Insinyur,
dengan promotor Prof. Ir. Soetedjo.[1][2]
Nama Sedyatmo kemudian diabadikan sebagai nama jalan bebas
hambatan dari Jakarta menuju bandara Soekarno-Hatta. Profesor
Sedyatmo meninggal dunia di usia 74 tahun pada 1984 dan
dimakamkan di Karanganyar. Pemerintah Indonesia
menganugerahkan Bintang Mahaputra Kelas I kepada Sedyatmo atas
jasa-jasanya.
Temuan Sedyatmo awalnya digunakan dalam pembuatan apron
Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya, landasan bandara
Polonia, Medan, dan landasan bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Hasil
temuannya tersebut telah dipatenkan dan dipakai di luar negeri.
Pondasi cakar ayam terdiri dan plat beton bertulang dengan ketebalan
10-15 cm, tergantung dari jenis konstruksi dan keadaan tanah di
bawahnya. Di bawah plat beton dibuat sumuran pipa-pipa dengan jarak
sumbu antara 2-3 m. Diameter pipa 1,20 m, tebal 8 cm, dan panjangnya
tergantung dari beban di atas plat serta kondisi tanahnya. Untuk pipa
dipakai tulangan tunggal, sedangkan untuk plat dipakai tulangan ganda
Sistem pondàsi cakar ayam sangat sederhana, hingga cocok sekali
diterapkan di daerah dimana peralatan modern dan tenaga ahli sukar
didapat. Sampai batas-batas tertentu, sistern ini dapat menggantikan
pondasi tiang pancang. Untuk gedung berlantai 3-4 misalnya, sistem
cakar ayam biayanya akan sama dengan pondasi tiang pancang 12
meter.

Namun, Sedyatmo bukanlah ilmuwan yang haus akan penghargaan.


Sikap rendah hati dan dedikasinya yang tinggi terhadap bangsa menjadi
spirit bagi ciptaannya.

23
9. Ir. Tjokorda Raka Sukawati
Ir. Tjokorda Raka Sukawati (lahir di Ubud, Bali, 3
Mei 1931 – meninggal di Ubud, Bali, 11 November 2014 pada umur 83
tahun[1]) adalah seorang insinyur Indonesia yang menemukan
konstruksi Sosrobahu, yang memudahkan pembangunan jalan
layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya.
Tjokorda meraih gelar Insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi
Bandung 1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah
Mada Yogyakarta pada tahun 1996.
Ia meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa
konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika
menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung
Priok di Jakarta itulah teknologi Sosrobahu ditemukan.
Kisah penemuan ini bermula di garasi mobil. Suatu hari Tjokorda hendak
membetulkan mobil Mercedes buatan tahun 1974-nya yang rusak. Ia
memompa dongkrak hidrolik untuk mengangkat roda depan. Tetapi
karena keadaan garasinya yang agak miring dan pembantunya hanya
mengganjal satu ban belakang mobil tanpa menarik rem tangan,
ditambah ceceran tumpahan oli. Begitu mobil itu tersentuh, badan mobil
berputar dengan sumbu batang dongkrak. Kejadian itu memantik bohlam
ide di dalam kepalanya. Hari itu ia urung memperbaiki mobilnya.

Satu hal yang ia catat, dalam ilmu fisika dengan meniadakan gaya
geseknya, benda seberat apa pun akan mudah digeser. Ia juga ingat
bahwa pompa hidrolik bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan
bila bertumpu pada permukaan yang licin, benda tersebut mudah digeser.
Bayangan Tjokorda adalah menggeser lengan beton seberat 480 ton itu.

Kemudian, Tjokorda membuat percobaan dengan membuat silinder


bergaris tengah 20 cm yang dibuat sebagai dongkrak hidrolik dan ditindih
beban beton seberat 80 ton. Hasilnya bisa diangkat dan dapat berputar
sedikit tetapi tidak bisa turun ketika dilepas. Ternyata dongkrak tersebut
miring posisinya. Tjokorda kemudian menyempurnakannya. Posisinya
ditentukan persis di titik berat lengan beton di atasnya.

Untuk membuat rancangan yang pas, dasar utama Hukum Pascal yang
menyatakan: "Bila zat cair pada ruang tertutup diberikan tekanan, maka
tekanan akan diteruskan segala arah". Zat cair yang digunakan adalah
minyak oli (minyak pelumas). Bila tekanan P dimasukkan dalam ruang
seluas A, maka akan menimbulkan gaya (F) sebesar P dikalikan A.
24
Rumus itu digabungkan dengan beberapa parameter dan memberikan
nama Rumus Sukawati, sesuai namanya. Rumus ini orisinil idenya,
karena sampai saat itu belum ada buku yang membahasnya sebab
memang tidak ada kebutuhannya.

Dari situ, selanjutnya ia memadukan hukum gesekan untuk memutar


beban dengan hukum pascal untuk mengangkat beban. Lantas ia minta
dibikinkan modelnya oleh seseorang dan… berhasil! Dilakukanlah
pengujian dengan beban berbobot 85 ton hingga 180 ton. Berhasil lagi!
Dia pun berhasil membuat alat putar silinder yang mengguncang dunia
teknologi konstruksi.

Penemuannya ini langsung diterapkan pada proyek jalan layang yang


sedang ditanganinya. Jadinya tiang penyangga jalan yang sudah kering
dan dibangun sejajar ruas jalan lantas diputar 90 derajat melintang jalan.
Caranya sepasang piringan baja berdiameter 80 sentimeter, dipasang di
bawah tiang penyangga, usai tiang tersebut kering, di dalamnya
dipompakan automatic transmission fluid (ATF) atau oli pelumas
sebanyak 78,05 kg/cm2. Dengan teknik ini tiang penyangga yang bobot
kepalanya mencapai 480 ton dengan mudah bisa diputar.

Dan jalan layang tol Cawang-Tanjung Priok itu sebagai fly over pertama
di dunia yang memakai teknik “pemutaran kepala tiang penyangga jalan
terbang”. Meski presiden (Soeharto) dan petinggi pemerintahan negeri ini
waktu itu sudah menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, pada
pemasangan ke-85 awal November 1989. Tetapi, Direktur Jenderal Hak
Cipta Paten dan Merek baru mengeluarkan patennya pada 1995. Tiga
tahun lebih lama dibanding Jepang yang memberinya pada 1992. Dua
negara lain yang juga memberi paten adalah Malaysia dan Filipina.

Sekarang teknologi Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia,


Thailand dan Singapura. Salah satu jalan layang terpanjang di Metro
Manila, yakni ruas Vilamore-Bicutan, memakai teknik yang merupakan
buah karya teknik ciptaan Tjokorda. Di Filipina teknologi Sosrobahu
diterapkan untuk 298 tiang jalan. Sedangkan di Kuala Lumpur sebanyak
135. Ketika teknologi Sosrobahu diterapkan di Filipina, Presiden Filipina
Fidel Ramos berujar, "Inilah temuan Indonesia, sekaligus buah ciptaan
putra ASEAN".
00 tahun (1 abad).

25
10. ir. Wiyoto Wiyono, M.Sc.
Ir. Wiyoto Wiyono, M.Sc. adalah insinyur Indonesia yang menyusun bagian dari
tol jembatan Street Cawang - Tanjung Priok.Presiden Indonesia dalam periode
Bpk Soeharto dengan Keputusan Presiden nomor 9 tahun 1990 pada tanggal 3
Maret 1990 menentukan bagian dari Jalan Tol Cawang - Tanjung Priok diberi
nama "Jalan Ir. Wiyoto"
Link Selatan Jakarta Utara yang juga dikenal sebagai Cawang - Tanjung Priok
jalan tol adalah jalan tol 16 km panjang yang 12 km merupakan Flyover
ditinggikan. Ini adalah jalan ekonomis penting. Di selatan, akan menjadi titik
pertemuan untuk tiga jalan tol di Cawang Interchange. Ketiga jalan raya
Jagorawi Highway, yang merupakan pintu gerbang utama dari Jakarta ke
selatan Jawa Barat, Jakarta - Cikampek jalan raya yang pergi ke Timur, Barat
dan Selatan Arc pergi ke utara Jakarta terkait dengan Soekarno - Hatta
International Airport.
Dalam rangka untuk meminimalkan gangguan lalu lintas selama pembangunan
jembatan ini, 450 ton kepala dermaga diaktifkan 90 derajat. Teknik ini
dianggap sangat membantu dalam membuat fly over di kota-kota besar yang
memiliki masalah dalam kekurangan ruang kota, terutama ketika pelaksanaan
konstruksi serta kegiatan pembangunan infrastruktur itu mungkin tidak
mengganggu aktivitas masyarakat kota terutama arus lalu lintas dan kendaraan
yang tidak mungkin dihentikan hanya karena alasan pembangunan jalan.
Perangkat diusulkan dan digunakan untuk proyek ini oleh outhor yang
Mr.Soeharto, Presiden Republik Indonesia bernama Sosrobahu, bernama
berasal dari sebuah legenda klasik Jawa yang berarti seribu (Sosro) dari bahu
(bahu). Perangkat Sosrobahu merupakan Hydraulic Non Friction Rotating
Device, itu adalah jack datar dengan diameter 80 cm. Teknik kode LPBH
(Landasan Putar Bebas Hambatan) 80. Perangkat adalah tempat di tengah
dermaga. Sebuah celah 20 mm dibuat antara kepala dermaga dan dermaga.
Proyek ini adalah jembatan tol pertama di Indonesia yang membangun sekitar
1987.To membangun jembatan tol ini PT CMNP membentuk konsorsium yang
terdiri dari delapan perusahaan nasional, delapan anggota konsorsium itu, PT
Jasa Marga (Berbagi), PT Citra Lamtorogung Perkasa, PT Usaha Gedung BDN,
PT Indocement Tunggal Perkasa, PT Krakatau Steel (Berbagi), PT Hutama Karya
(Berbagi), PT Pembangunan Jaya (PT.JAYA Konstruksi) dan PT Yala Perkasa
Internasional.

26
11. Ir. Sutami
Ir. Sutami atau Soetami (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 19
Oktober 1928 – meninggal di Jakarta, 13 November 1980 pada umur 52
tahun) adalah seorang insinyur sipil yang pernah menjabat Menteri
Pekerjaan Umum Indonesia. Ia sudah menjadi Menteri sejak
tahun 1964 pada Kabinet Dwikora I masa
pemerintahan Presiden Soekarno sebagai Menteri Negara
diperbantukan pada Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga
untuk urusan penilaian konstruksi hingga tahun 1978 pada Kabinet
Pembangunan IImasa pemerintahan Presiden Soeharto selama 13,5
tahun. Ir. Sutami adalah Menteri Pekerjaan Umum "terlama" dengan
masa jabatan selama 12 tahun pada 6 kabinet dihitung sejak menjabat
Menteri Koordinator Kompartimen Pekerjaan Umum dan Tenaga
pada Kabinet Dwikora II (22 Februari 1966).
Ir. Sutami yang membantu menghitung konstruksi bangunan Gedung
MPR/DPR adalah lulusan Teknik Sipil ITB tahun 1956, sudah terkenal
cerdas sejak menempuh pendidikan dasar dan menengah di Solo, salah
satunya di SMA Negeri 1 Surakarta. Ketika menjadi Direktur Hutama
Karya (1961-1966), ia menjadi pimpinan pusat proyek
pembangunan Jembatan Ampera di Sungai Musi, Palembang. Dia juga
memelopori penggunaan konstruksi beton pratekan saat
membangun Jembatan Semanggi. Menteri PU dan Tenaga Listrik pada
1973-1978 ini lahir pada 1928 dan tutup usia pada 13 November 1980.
Namanya diabadikan menjadi sebuah waduk di Kabupaten
Malang yakni Waduk Ir. Sutami.ka Kariernya sebagai Berikut.

 Menteri Negara diperbantukan pada Menteri Koordinator Pekerjaan


Umum dan Tenaga untuk urusan penilaian konstruksi pada Kabinet
Dwikora I (27 Agustus 1964 - 22 Februari 1966)
 Menteri Koordinator Kompartimen Pekerjaan Umum dan Tenaga
pada Kabinet Dwikora II (22 Februari 1966 - 28 Maret 1966)
 Menteri Pekerjaan Umum dan Energi pada Kabinet Dwikora III (28
Maret 1966 - 25 Juli 1966)
 Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Ampera I (25 Juli 1966 - 17
Oktober 1967)
 Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Ampera II (17
Oktober 1967 - 6 Juni 1968)
 Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik pada Kabinet
Pembangunan I (6 Juni 1968 - 28 Maret 1973)
 Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Pembangunan II (28
Maret 1973 - 29 Maret 1978)
27
12.Hoegeng
Nama lengkapnya adalah Hoegeng Imam Santoso merupakan putra
sulung dari pasangan Soekario Kario Hatmodjo dan Oemi Kalsoem.
Beliau lahir pada 14 Oktober 1921 di Kota Pekalongan. Meskipun
berasal dari keluarga Priyayi (ayahnya merupakan pegawai atau
amtenaar Pemerintah Hindia Belanda).

Namun perilaku Hoegeng kecil sama sekali tidak menunjukkan


kesombongan, bahkan ia banyak bergaul dengan anak-anak dari
lingkungan biasa. Hoegeng sama sekali tidak pernah
mempermasalahkan ningrat atau tidaknya seseorang dalam bergaul.

Masa Kecil
Masa kecil Hoegeng diwarnai dengan kehidupan yang sederhana
karena ayah Hoegeng tidak memiliki rumah dan tanah pribadi, karena itu
ia seringkali berpindah-pindah rumah kontrakan.

Hoegeng kecil juga dididik dalam keluarga yang menekankan


kedisiplinan dalam segala hal. Hoegeng mengenyam pendidikan
dasarnya pada usia enam tahun pada tahun 1927 di Hollandsch
Inlandsche School (HIS).

Tamat dari HIS pada tahun 1934, ia memasuki Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs (MULO), yaitu pendidikan menengah setingkat SMP di
Pekalongan.

Pada tahun 1937 setelah lulus MULO, ia melanjutkan pendidikan ke


Algemeene Middlebare School (AMS) pendidikan setingkat SMA di
Yogyakarta. Pada saat bersekolah di AMS, bakatnya dalam bidang
bahasa sangatlah menonjol.

Ia juga dikenal sebagai pribadi yang suka bicara dan bergaul dengan
siapa saja tanpa sungkan-sungkan dengan tidak mempedulikan ras atau
bangsa apa.

Kemudian pada tahun 1940, saat usianya menginjak 19 tahun, ia


memilih melanjutkan kuliahnya di Recht Hoge School (RHS) di Batavia.

28
Menjadi Seorang Polisi
Tahun 1950, Hoegeng mengikuti Kursus Orientasi di Provost Marshal
General School pada Military Police School Port Gordon, George,
Amerika Serikat. Dari situ, dia menjabat Kepala DPKN Kantor Polisi
Jawa Timur di Surabaya (1952).

Lalu menjadi Kepala Bagian Reserse Kriminil Kantor Polisi Sumatera


Utara (1956) di Medan. Tahun 1959, mengikuti pendidikan Pendidikan
Brimob dan menjadi seorang Staf Direktorat II Mabes Kepolisian Negara
(1960), Kepala Jawatan Imigrasi (1960), Menteri luran Negara (1965),
dan menjadi Menteri Sekretaris Kabinet Inti tahun 1966.

Setelah Hoegeng pindah ke markas Kepolisian Negara kariernya terus


menanjak. Di situ, dia menjabat Deputi Operasi Pangak (1966), dan
Deputi Men/Pangak Urusan Operasi juga masih dalam 1966.

Menjadi Kapolri
Terakhir, pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala
Kepolisian Negara (tahun 1969, namanya kemudian berubah menjadi
Kapolri), menggantikan Soetjipto Joedodihardjo.

Banyak hal terjadi selama kepemimpinan Kapolri Hoegeng Iman


Santoso. Pertama, Hoegeng melakukan pembenahan beberapa bidang
yang menyangkut Struktur Organisasi di tingkat Mabes Polri. Hasilnya,
struktur yang baru lebih terkesan lebih dinamis dan komunikatif.

Kedua, adalah soal perubahan nama pimpinan polisi dan markas


besarnya. Berdasarkan Keppres No.52 Tahun 1969, sebutan Panglima
Angkatan Kepolisian RI (Pangak) diubah menjadi Kepala Kepolisian RI
(Kapolri). Dengan begitu, nama Markas Besar Angkatan Kepolisian pun
berubah menjadi Markas Besar Kepolisian (Mabak).

Perubahan itu membawa sejumlah konsekuensi untuk beberapa instansi


yang berada di Kapolri. Misalnya, sebutan Panglima Daerah Kepolisian
(Pangdak) menjadi Kepala Daerah Kepolisian RI atau Kadapol.

29
Demikian pula sebutan Seskoak menjadi Seskopol. Di bawah
kepemimpinan Hoegeng peran serta Polri dalam peta organisasi Polisi
Internasional, International Criminal Police Organization (ICPO),
semakin aktif. Hal itu ditandai dengan dibukanya Sekretariat National
Central Bureau (NCB) Interpol di Jakarta.

Berani Membongkar Kasus Besar


Selama ia menjabat sebagai kapolri ada dua kasus menggemparkan
masyarakat. Pertama kasus Sum Kuning, yaitu pemerkosaan terhadap
penjual telur, Sumarijem, yg diduga pelakunya anak-anak petinggi teras
di Yogyakarta.

Ironisnya, korban perkosaan malah dipenjara oleh polisi dengan tuduhan


memberi keterangan palsu. Lalu merembet dianggap terlibat kegiatan
ilegal PKI.

Nuansa rekayasa semakin terang ketika persidangan digelar tertutup.


Wartawan yg menulis kasus Sum harus berurusan dengan Dandim 096.
Hoegeng kemudian bertindak.

Kasus lainnya yg menghebohkan adalah penyelundupan mobil-mobil


mewah bernilai miliaran rupiah oleh Robby Tjah Jadi. Berkat jaminan,
pengusaha ini hanya beberapa jam mendekam di tahanan Komdak.

Sungguh berkuasanya si penjamin sampai Kejaksaan di Jakarta pun


menghentikan kasus ini. Siapakah si penjamin itu? Tapi, Hoegeng tak
gentar. Di kasus penyelundupan mobil mewah berikutnya, Robby tak
berkutik. Pejabat yg terbukti menerima sogokan ditahan.

Rumor yg santer, gara-gara membongkar kasus ini pula yg


menyebabkan Hoegeng di pensiunkan, 2 Oktober 1971 dari jabatan
kapolri. Kasus ini ternyata melibatkan sejumlah pejabat dan perwira
tinggi ABRI (hlm 118).

Pensiun Diri Dari Kepolisian


Bayangan banyak orang, memasuki masa pensiun orang pertama di
kepolisian pasti menyenangkan. Tinggal menikmati rumah mewah

30
berikut isinya, kendaraan siap pakai. Semua itu diperoleh dari sogokan
para pengusaha.

Kasus inilah yang kemudian santer diduga sebagai penyebab


pencopotan Hoegeng oleh Presiden Soeharto. Hoegeng dipensiunkan
oleh Presiden Soeharto pada usia 49 tahun, di saat ia sedang
melakukan pembersihan di jajaran kepolisian.

Kabar pencopotan itu diterima Hoegeng secara mendadak. Kemudian


Hoegeng ditawarkan Soeharto untuk menjadi duta besar di sebuah
Negara di Eropa, namun ia menolak. Alasannya karena ia seorang polisi
dan bukan politisi.

Hoegeng diberhentikan dari jabatannya sebagai Kapolri pada 2 Oktober


1971, dan ia kemudian digantikan oleh Komisaris Jenderal Polisi Drs.
Moh. Hasan.

Penyebab Diberhentikan Dari Kapolri


Pemberhentian Hoegeng dari jabatannya ini menyisakan sejumlah tanda
tanya di antaranya karena masa jabatannya sebagai Kapolri saat itu
belum habis.

Berbagai spekulasi muncul berkaitan dengan pemberhentiannya


tersebut, antara lain dikarenakan figurnya terlalu populer dikalangan
pers dan masyarakat.

Selain itu ada pula yang menyebutkan bahwa ia diganti karena


kebijaksanaannya tentang penggunaan helm yang dinilai sangat
kontroversi.

Ternyata masa menyenangkan itu tidak berlaku bagi Hoegeng yg anti


disogok. Pria yg pernah dinobatkan sebagai The Man of the Year
1970 ini pensiun tanpa memiliki rumah, kendaraan, maupun barang
mewah.

31
Rumah dinas menjadi milik Hoegeng atas pemberian dari Kepolisian.
Beberapa kapolda patungan membeli mobil Kingswood, yg kemudian
menjadi satu-satunya mobil yg ia miliki.

Pengabdian yg penuh dari Pak Hoegeng tentu membawa konsekuensi


bagi hidupnya sehari-hari. Pernah dituturkannya sekali waktu, setelah
berhenti dari Kepala Polri dan pensiunnya masih diproses, suatu waktu
dia tidak tahu apa yg masih dapat dimakan oleh keluarga karena di
rumah sudah kehabisan beras.

Kesederhanaan Hidup Hoegeng Imam Santoso


Hoegeng memang seorang yang sederhana, ia mengajarkan pada istri
dan anak-anaknya arti disiplin dan kejujuran. Semua keluarga dilarang
untuk menggunakan berbagai fasilitas sebagai anak seorang Kapolri.

Aditya, salah seorang putra Hoegeng bercerita, ketika sebuah


perusahaan motor merek Lambretta mengirimkan dua buah motor, sang
ayah segera meminta ajudannya untuk mengembalikan barang
pemberian itu. “Padahal saya yang waktu itu masih muda sangat
menginginkannya,” kenang Didit.

Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa


pensiun. Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan
Menteng Jakarta pusat pun menjadi milik keluarga Hoegeng. Tentu saja,
mereka mengisi rumah itu, setelah seluruh perabot inventaris kantor ia
kembalikan semuanya.

Hoegeng Wafat
Pada 14 Juli 2004, Hoegeng meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Jakarta dalam usia yang ke 83 tahun. Ia meninggal
karena penyakit stroke dan jantung yang dideritanya. Hoegeng mengisi
waktu luang dengan hobi melukisnya.

32
13.Jack Ma
Biodata Jack Ma
Nama : Jack Ma
Lahir : Hangzhou, 10 September 1964
Orang Tua : Ma Laifa (ayah), Cui Wencai (ibu)
Istri : Cathy Zhang
Anak : Ma Yuankun, Ma Yuanbao
Dikenal : Pendiri Alibaba.com
Kekayaan : 39 Miliar Dollar AS / 563.3 Triliun Rupiah (Forbes, 2018)
Biografi Jack Ma
Jack Ma dilahirkan di wilayah Hangzhou pada tanggal 10 September
1964. Orang tua Jack Ma bernama Ma Laifa dan Cui Wencai.
Masa Kecil
Keluarga Jack Ma merupakan keluarga yang hidup pas-pasan atau
ekonomi lemah. Ayahnya hanya bekerja sebagai seorang pemusik dan
pendongeng tradisional.
Keluarga Jack Ma hanya hidup dari tunjangan pensiun ayahnya yang
sekitar 500 ribu rupiah perbulan. Tidak sama seperti anak lainnya, Jack
Ma kecil harus bekerja keras membantu orang tuanya karena
penghasilan yang pas-pasan.
Semasa hidupnya, Jack Ma harus berhadapan dengan berbagai
masalah. Ma ditolak di setiap sekolah, tempat dia ingin belajar. Bahkan
sejak sekolah dasar, dia sudah menerima penolakan karena ujian
matematikanya yang tak begitu baik.
Menjadi Pemandu Wisata
Sejak usia 12 tahun, Jack Ma sudah tertarik belajar bahasa Inggris.
Selama 8 tahun ia bekerja sebagai pemandu wisata di hotel dekat danau
Hangzhou. Ia bahkan mengendarai sepedanya selama 40 menit ke hotel
di mana dia dapat belajar bahasa Inggris.
Delapan tahun bergaul bersama banyak turis asing benar-benar
mengubah cara pandangan Jack ma mengenai hidup. Ma merasa
dirinya berpikir lebih global dibandingkan kebanyakan penduduk China
lain. Apa yang diceritakan para turis sangat berbeda dengan semua
yang dipelajari Ma dari para guru dan buku di sekolah.

33
Di Tolak Bekerja Puluhan Kali
Fasih dalam berbahasa Inggris, Jack Ma kemudian menjadi guru bahasa
inggris di Hangzhou. Sebelum itu ia pernah puluhan kali mendaftar
pekerjaan namun selalu ditolak.
Dalam Biografi Jack Ma diketahui bahwa ia bahkan pernah mendaftar
menjadi karyawan di KFC, namun dari 24 orang yang mandaftar hanya
23 yang diterima, dimana hanya ia satu-satunya yang tidak diterima.
…Ketika KFC masuk di China, dari 24 orang yang melamar kerja
disana hanya 23 yang diterima dan saya satu-satunya orang yang
ditolak bekerja disana – Jack Ma
Bahkan 30 perusahaan ia lamar namun semua perusahaan tersebut
menolak lamarannya hal itulah yang membuat ia berubah haluan
menjadi guru bahasa inggris dikarenakan ia fasih dalam berbahasa
inggris selain bahasa mandarin.
Mendirikan Alibaba.com
Jack Ma pertama kali menggunakan internet pada 1995 saat dia
mencari kata `beer` dan `China`. Tapi saat itu, Ma tidak menemukan
hasil pencarian yang diharapkan melalui internet. Berbekal rasa
penasaran, dia lantas menciptakan laman website untuk jasa
terjemahan bahasa China dengan seorang teman.
Hanya dalam beberapa jam saja, dia menerima banyak surat elektronik
(email) yang cukup membantunya membangun situs tersebut.
Kejadian itulah yang kemudian menjadi faktor pemicu berdirinya Alibaba
Group empat tahun kemudian. Kini, alibaba merupakan retailer online
terbesar di China dan berada di posisi kedua dunia setelah Wal-Mart.
Situs pertamanya, Alibaba.com, merupakan tempat pertama yang
menghubungkan para eksportir China dengan para pembeli di luar
negeri. Perusahaannya juga mampu dengan cepat menarik para
investor.
E-Commerce Terbesar di China
Saat ini, Alibaba tengah berniat mengalahkan eBay, situs jual beli online
yang bermarkas di Amerika Serikat (AS). Berkat kegigihannya, dua situs
Alibaba, Taobao Marketplace dan Tmall.com, kini mendominasi sistem
portal pengiriman China.

34
Perusahaan Jack Ma juga menjadi E-Commerce Terbesar di negara
yang penduduknya terbesar di dunia. Tanpa berbekal pengetahuan
sedikitpun di bidang teknologi dan komputerisasi, Jack Ma ternyata
mampu menjadi pendiri retailer online terbesar di China, Alibaba Group.
Berkat bisnisnya itulah, mantan guru bahasa Inggris ini sukses menjadi
salah satu miliarder terkaya di dunia.
Banyak pengusaha yang menjulukinya sebagai `Crazy Jack` karena ide-
ide bisnis super gila dan fantastis yang dilontarkannya. Tak ada satupun
yang yakin, Jack dapat mewujudkan seluruh ide bisnisnya tersebut.
Dibandingkan berbicara soal kehebatan perusahaan, dia lebih senang
membahas bagaimana Alibaba dapat membantu banyak konsumen,
menciptakan lapangan kerja dan melayani masyarakat.
Di AS, Ma menemukan mimpinya. Dia berkunjung ke Sillicon Valley
melihat banyak mobil lalu lalang dan bangunan super megah. Di situlah
dia menemukan semangat juangnya untuk menjadi pria sukses.
Ia dulu hanya seorang guru bahasa inggris di negeri tirai bambu ini
kemudian berubah menjadi seorang milyarder nomor satu di negara
tersebut dan masuk ke dalam jajaran orang terkaya di dunia urutan 26
berkat usahanya yaitu Alibaba.com yang sukses dalam penawaran
saham perdana atau IPO (Initial Public Offering) pertama yang
kemudian membawanya menjadi orang kaya baru.
Menjadi Orang Terkaya di China
Pada Agustus 2014, Jack Ma sebenarnya telah menyandang gelar
sebagai miliarder terkaya di China.Kala itu, harta Ma diprediksi akan
meroket saat Alibaba melepas saham perdananya di AS. Benar saja,
IPO yang digelar Alibaba di bursa saham New York akhir pekan lalu
mencetak angka fantastis dan mencetak rekor dunia.
Berkat nilai saham yang melonjak hingga 38 persen, harta kekayaan Ma
kini bertambah hingga menjadi US$ 26,5 miliar. Dia menjadi orang
terkaya di China dan menempati posisi ke-23 di jajaran miliarder dunia.
Beberapa miliarder lain mengatakan, itu baru permulaan, harga saham
Alibaba masih akan terus melesat dan mengucurkan pundi-pundi uang
lebih banyak ke kantong Ma. Semangat di diri Ma, telah mengubah pria
muda yang ditolak sekolah dan puluhan perusahaan menjadi salah satu
miliarder terkaya di dunia.

35
36

Anda mungkin juga menyukai