PENDAHULUAN
Periode neonatal merupakan waktu yang sangat peka bagi bayi karena akan melengkapi
penyesuaian fisiologis agar dapat bidup secara ekstrauterin. Angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi memperlihatkan adanya ketidakmampuan untuk hidup selama
periode ini. Kematian yang terjadi pada tahun pertama dua pertiganya merupakan kematian
bayi baru lahir.1
Peralihan bayi intrauterin menjadi ekstrauterin menimbulkan banyak perubahan
biokimia dan fisiologis. Karena tidak ada hubungan lagi dengan sirkulasi maternal melalui
plasenta fungsi paru bayi baru lahir diaktifkan untuk keperluan pertukaran oksigen dan
karbondioksida yang cukup. Organ-organ bayi akan berfungsi, traktus gastrointestinal
untuk penyerapan makanan, fungsi ginjal untuk ekskresi hasil metabolisme dan menjaga
keseimbangan asam basa, fungsi hepar untuk mengekskresi zat-zat toksik dan fungsi dari
sistem imunologi untuk melindungi tubuh melawan infeksi. Karena tidak melalui sistem
plasenta lagi, sistem kardiovaskuler dan endokrin neonatal juga menyesuaikan fungsinya
sendiri.1
Pada lingkungan intrauterin, janin tidak perlu memproduksi panas untuk menjaga
temperatur tubuhnya. Janin dikelilingi oleh cairan amnion yang dengan temperatur hanya
0,2C dari temperatur tubuh. Karena itu, tidak ada kebilangan panas akibat radiasi atau
evaporasi dan kehilangan panas secara konduksi dan konveksi dari kulit janin tidak terlalu
banyak. Temperatur tubuh janin tidak meningkat karena panas yang diproduksi akan hilang
karena konveksi melalui aliran darah pada plasenta. Penurunan aliran darah plasenta akan
menimbulkan peningkatan temperatur janin. Hal ini terjadi pada bayi dengan KMK yang
memiliki aliran darah plasenta yang kecil, yang biasanya lahir dengan temperatur rektal
sebesar 38-38,5C. Pada bayi baru lahir terjadi penurunan temperatur tubuh secara cepat
dan signifikan karena kehilangan panas terjadi dengan mudah sekali dan bayi memiliki
keterbatasan untuk memproduksi panas pada lingkungan yang dingin. Kecepatan
kehilangan panas dikaitkan dengan perbandingan luas permukaan tubuh dengan volume
tubuh. Bayi yang lahir dengan berat badan 3 kg memiliki perbandingan permukaan tubuh
terhadap volume tubuh tiga kali lipat lebih besar daripada orang dewasa dan bayi prematur
dengan berat lahir 1500 memiliki rasio empat kali lebih besar. Kulit bayi memiliki
konduktasi lebih besar daripada orang dewasa sehingga konsekuensinya akan lebih banyak
kehilangan panas per unit permukaan tubuhnya. Dari sekian hal di atas, banyak masalah
bayi baru lahir yang dihubungkan dengan ketidakmampuan penyesuaian diri untuk hidup
seperti asfiksia, kelahiran prematur dan anomali kongenital yang mengancam hidup.1
Salah satu tujuan nasional Healthy People 2010 di bidang kesehatan ibu dan anak
adalah untuk menurunkan angka kematian bayi usia 1 sampai 4,5 tahun per 1000 kelahiran
hidup di semua kelompok ras/etnik. Determinan penting dari perbedaan angka kematian
anak pada masing-masing ras/etnik adalah jumlah bayi dengan berat lahir rendah (Low
Birth Weight), berat lahir <2500 gram dan bayi dengan berat lahir sangat rendah (Very Low
Birth Weight) berat lahir <1500 gram. Angka kematian yang tinggi terdapat pada kelompok
bayi dengan berat lahir rendah (baik LBW maupun ELBW). Tujuan Healthy People 2010
termasuk menurunkan angka kelahiran BBLR menjadi 5% dan VLBW menjadi 0,9% dari
kelahiran hidup.2
Setiap tahunnya, sekitar 30 juta bayi dengan berat lahir rendah dilahirkan (sekitar
23,8% dari seluruh kelahiran) dengan segala konsekuensi kesehatan jangka pendek dan
jangka panjangnya. Bayi berat lahir rendah adalah determinan mayor kesakitan, kematian
dan kecacatan pada bayi dan anak-anak, yang juga mempunyai pengaruh jangka panjang
terhadap kehidupan masa dewasa. Salah satu hal yang berpengaruh terhadap kejadian
BBLR ini adalah status nutrisi ibu yang rendah dan intake nutrisi yang inadekuat selama
masa kehamilan. Hal ini tidak hanya akan mempengaruhi kesehatan ibu, tetapi juga
berpengaruh negatif terhadap berat lahir dan perkembangan awal bayi. BBLR juga akan
meningkatkan penggunaan biaya di sektor kesehatan khususnya di negara-negara
berkembang.3
Jumlah bayi berat lahir sangat rendah meningkat sampai hampir 500 kelahiran selama
kurun waktu 2001 hingga 2002. Peningkatan ini terjadi umumnya pada wanita yang hamil
pada usia 20 34 tahun dan terjadi pada semua ras/etnik. Kelahiran multipel juga dapat
menyebabkan peningkatan kejadian low birth weight.2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Istilah prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR), sejak tahun 1961 telah dibedakan
oleh World Health Organization. Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat
kurang dari 2500 gram pada waktu lahirnya adalah bayi prematur.4
2.1.1
Prematuritas
Prematuritas adalah kategori neonatus yang lahir pada usia gestasi di bawah 37 minggu.
Walaupun usia kehamilan normal diperkirakan adalah 40 minggu, WHO melebarkan
rentangan usia kehamilan normal (full term) menjadi 37 42 minggu. Bayi prematur
memiliki banyak tantangan fisiologis ketika menyesuaikan diri dengan lingkungan
ekstrauterin. Neonatus dengan usia kehamilan 34 36 minggu telah dinyatakan sebagai
bayi prematur dengan segenap permasalahannya seperti imaturitas alat-alat pencernaan,
instabilitas suhu tubuh, dan prolonged jaundice.5
Bayi prematur dapat lahir dari wanita ras manapun. Wanita dengan resiko tinggi
melahirkan prematur dapat dinilai dengan menggunakan scoring system yang
menunjukkan keadaan sosial ekonomi mereka, riwayat hidup, kebiasaan sehari-hari dan
riwayat kehamilannya. Sekitar 30% wanita dengan skor resiko tinggi melahirkan bayi
prematur dibandingkan dengan 2,5% pada wanita dengan skor resiko rendah.5
Berdasarkan atas timbulnya bermacam-macam problematik pada derajat prematuritas
maka Usher mengelompokkan bayi tersebut menjadi 3 yaitu :4
a.
27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di negara yang belum atau sedang
berkembang. Bayi dengan masa gestasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup
dengan perawatan sangat intensif agar dicapai hasil yang optimal.
b.
c.
Borderline premature
prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi
matur, akan tetapi sering timbul masalah seperti sindroma gangguan pernapasan,
hiperbilirubinemia, daya isap yang lemah dan sebagainya sehingga bayi ini harus
diawasi dengan seksama.
Kelahiran prematur dapat disebabkan oleh kehamilan preterm dan PPROM (Preterm
Premature Rupture of Membranes) atau bisa terjadi karena indikasi maternal misalnya
hipertensi dalam masa kehamilan (eklampsia). Hal-hal yang dapat mengakibatkan
kelahiran prematur yaitu :5
a.
Korioamnionitis
Dikaitkan dengan fetal infection yang dapat didiagnosis secara pasti dengan
pemeriksaan bakteri, sel darah putih, dan kadar gula darah yang rendah. Angka
kematian perinatal, infeksi neonatal dan respiratory distress syndrome (RDS)
meningkat dengan adanya demam pada ibu hamil dan korioamnionitis.
b.
c.
d.
e.
Kehamilan multipel
Wanita dengan kehamilan multipel beresiko tinggi melahirkan bayi prematur dan
preterm serta bayi berat lahir rendah. Angka kelahiran bayi kembar telah meningkat
dari 40,9% pada tahun 1981 menjadi 55% pada tahun 1997. Kelahiran preterm (usia
kehamilan <35 minggu) terjadi pada 26% pada kehamilan kembar dibandingkan
dengan 3% pada kehamilan tunggal. Demikian juga kehamilan kembar tiga, memiliki
resiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur, preterm dengan berat lahir rendah.
f.
Usia ibu
Pada wanita berusia 13-15 tahun, angka kejadian bayi preterm adalah 5,9%. Angka ini
menurun menjadi 1,7% pada wanita usia 18-19 tahun dan 1,1% pada wanita usia 20-24
tahun. Kejadian kelahiran preterm meningkat pada ibu usia 40 tahun ke atas.
g.
Kebiasaan merokok
Merokok adalah faktor resiko untuk abrupsi plasenta dan mengakibatkan 15%
kelahiran preterm serta 20-30% kejadian bayi berat lahir rendah.
2.1.2
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau Low Birth Weight menurut WHO didefinisikan
sebagai berat bayi baru lahir kurang dari 2500 gram, sebab dibawah nilai ini angka
kematian bayi mulai meningkat secara signifikan. Ini dapat disebabkan oleh masa gestasi
yang singkat atau pertumbuhan intrauterin yang terganggu (atau kombinasi keduanya).
BBLR adalah penyebab utama kematian bayi khususnya di negara-negara berkembang
bahkan UK (United Kingdom) dan dapat mempengaruhi status kesehatan pada saat bayi
tersebut beranjak dewasa.6
Berat lahir rendah dapat disebabkan oleh :4
1.
2.
bayi small for gestational age (bayi yang beratnya kurang dari berat
seharusnya menurut masa kehamilannya atau kecil masa kehamilan/KMK).
3.
keduanya.
Untuk menentukan apakah bayi baru lahir itu prematur (sesuai masa kehamilan/SMK),
matur normal, KMK atau besar untuk masa kehamilan (BMK) dapat dipakai tabel growth
charts of weight against gestation. Pada tabel ini berat bayi matur normal dan bayi
prematur (SMK) terletak di antara 10th percentile dan 90th percentile. Pada bayi KMK
beratnya dibawah 10th percentile. Bila berat bayi di atas 90th percentile disebut BMK atau
heavy for dates.4
2.2
Low Birth Weight yaitu BBLR dengan berat badan antara 1500 2500 gram.
2.
Very Low Birth Weight yaitu BBLR dengan berat badan 500 1499 gram.
3.
Extremely Low Birth Weight yaitu BBLR dengan berat badan < 500 gram.
2.3
Telah diketahui secara umum, bahwa etiologi dari BBLR adalah multifaktorial karena
banyak faktor yang berperan di sini (baik terhadap lamanya gestasi maupun pertumbuhan
janin dalam rahim). Terdapat kontroversi yang membingungkan tentang faktor-faktor yang
mempunyai pengaruh paling besar terhadap kejadian BBLR.4
Hal-hal yang berhubungan dengan kejadian BBLR yaitu :4
Suatu hal yang sulit untuk memisahkan faktor-faktor yang berhubungan dengan
prematuritas dalam hubunagnnya dengan IUGR. Korelasi yang kuat ditemukan pada
prematuritas dan IUGR adalah status sosial ekonomi yang rendah. Pada keluarga dengan
status sosial ekonomi yang rendah terdapat insiden yang tinggi dalam kekurangan nutrisi
maternal, anemia, asuhan prenatal yang kurang, kecanduan obat, komplikasi obstetri, dan
riwayat ibu dengan inefisiensi reproduktif seperti infertilitas, abortus, prematur atau bayi
dengan berat badan lahir rendah. Hal lain yang ada hubungannya dengan masalah di atas
adalah kehamilan pada ibu yang yang masih berusia remaja, jarak kehamilan yang terlalu
dekat atau ibu telah memiliki lebih dari empat anak dari kehamilan sebelumnya. Perbedaan
sistematik dari pertumbuhan janin berhubungan dengan ibu, jumlah kelahiran, berat
saudara kandung, status sosial, kebiasaan merokok ibu dan faktor-faktor yang lain. Tingkat
keragaman berat badan lahir dalam populasi dalam kaitan dengan lingkungan ekstauterin
dibandingkan dengan perbedaan genetik dalam pertumbuban sulit untuk ditentukan.4
Pada kelahiran prematur dengan berat badan lahir rendah sesuai dengan usia gestasi
preterm secara umum dihubungkan dengan kondisi ketidakmampuan uterus untuk
mempertahankan janin, interperensi selama kehamilan, pelepasan prematur plasenta atau
karena pengaruh kontraksi uterus. IUGR dihubungkan dengan sirkulasi dan efisiensi
plasenta, perkembangan dan pertumbuban janin atau dengan kondisi kesehatan dan nutrisi
ibu.4
2.5
Pemeriksaan fisik bayi prematur umumnya sama dengan bayi cukup bulan, hanya pada
bayi prematur pemeriksaan fisik harus dilakukan di bawah radiant heater dan harus lebih
halus dan hati-hati karena bayi lemah.
Secara umum penampakan luar bayi prematur sangat tergantung pada maturitas dan
lamanya masa gestasi. Bayi prematur murni, biasanya mempunyai berat badan kurang dari
2500 gram dan panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkar dada kurang dari
30 cm dan lingkaran kepala kurang dari 33 cm. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
Pada waktu lahir bayi prematur mungkin belum menangis, baru menangis pada hari ke
2 3 dengan nada tinggi (high pitch). Suhu masih labil, umumnya yang diperiksa adalah
suhu aksila.
Napas normal pada bayi prematur tidak teratur, mungkin tipe Cheyne Stokes, dengan
laju napas 40 80 kali/menit. Laju napas yang rendah menunjukkan adanya depresi
susunan saraf pusat, sedangkan laju nafas yang cepat menunjukkan adanya infeksi seperti
omfalitis, meningitis, septikemia atau pneumonia.
Tulang rongga dada masih lunak, pada pernapasan sternum sering tertarik ke dalam.
Penarikan sternum ke dalam menghilang pada hari ke 4-5. Jika penarikan sternum menetap
menandakan adanya atelektasis. Kadang-kadang beberapa menit atau jam setelah lahir
napas baik, kemudian terjadi tanda distres napas berupa kolaps dinding dada, pernapasan
cepat dan sianosis. Jika hal ini terjadi harus dicurigai adanya sindroma membran hialin,
aspirasi benda asing dengan atelektasis sekunder, pneumotoraks atau pneumomediastinum.
Refleks batuk pada bayi prematur belum ada.
Kulit prematur tipis dan halus, mudah lecet, perdarahan dan infeksi. Kelainan kulit
yang sering terjadi adalah sklerema.
Beberapa tanda yang khas untuk prematuritas adalah kepala bulat lebih besar daripada
dada, mata agak menonjol, alis dan bulu mata tidak ada, tidak ada keringat, kutis
marmorata, lanugo seluruh tubuh, kuku lunak. Leher dan ekstremitas pendek. Labio
minora besar/menonjol. Kadang-kadang terlihat gerakan peristaltik, pembuluh darah kulit
banyak terlihat. Muntah darah dapat terjadi jika bayi menelan darah ibu. Ikterus terjadi
lebih lambat. Sering terdapat hernia umbilikalis dan inguinalis. Kelainan bawaan juga lebih
sering terjadi pada bayi prematur.
Yang paling penting pada bayi prematur harus ditentukan masa gestasinya berdasarkan
data-data yang ditemukan pada pemeriksaan fisik bayi.
2.5.1
Penilaian masa gestasi menurut Dubowitz adalah dengan menggabungkan hasil penilaian
pemeriksaan fisik eksternal dan penilaian pemeriksaan neurologis. Kriteria pemeriksaan
fisik eksternal diberi skor, demikian juga kriteria pemeriksaan neurologis. Jumlah skor
pemeriksaan fisik eksternal dan pemeriksaan neurologis dipadukan, kemudian dengan
menggunakan grafik regresi linear dicari masa gestasinya. Penilaian Dubowitz ini harus
dilakukan paling lambat 12 jam setelah bayi lahir dan perbedaan umur kehamilan menurut
Dubowitz dengan perkiraan dari bagian kebidanan tidak lebih dari 2 minggu.
Interpretasi
Setelah didapat jumlah skor dari pemeriksaan eksternal dan pemeriksaan neurologis, kedua
skor tersebut dijumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut dengan menggunakan grafik linier
didapat usia kehamilan dalam minggu.
Contoh : jumlah skor 20 + 20 = 40 ~ umur kehamilan 36-37 minggu.
Kemudian dengan menggunakan grafik dari Battaglia F dan Lubscenso L dicari titik
perpotongan antara umur kehamilan yang kita dapatkan dengan berat badan lahir bayi,
sehingga didapat interpretasi apakah bayi tersebut : Besar Masa Kehamilan (BMK), Sesuai
Masa Kehamilan (SMK) atau Kecil Masa Kehamilan (KMK).
Contoh : kita mendapatkan usia kehamilan 38 minggu dan berat lahir bayi adalah 2000
gram. Interpretasinya : BBLR (2000 gram), kehamilan aterm, KMK.
2.5.2
Penilaian menurut Ballard merupakan versi pendek sistem Dubowitz. Pada prosedur ini
penggunaan kriteria neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan
beristirahat, sehingga dapat lebih diandalkan selama beberapa jam pertama kehidupan.
Penilaian menurut Ballard adalah dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas
neuromuskuler dan maturitas fisik. Kriteria pemeriksaan maturitas diberi skor, begitu pula
dengan skor maturitas fisik. Hasil pemeriksaan fisik eksternal dan neurologis dipadukan
dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.
Interpretasi
Setelah didapatkan jumlah skor dari pemeriksaan neuromuskuler dan maturasi fisik, maka
kedua skor itu dijumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut dengan menggunakan tabel nilai
kematangan didapat usia kehamilan dalam minggu.
Contoh : jumlah skor 20 + 15 = 35 ~ 38 minggu
Kemudian dengan menggunakan grafik dari Battaglia F dan Lubscenso L dicari titik
perpotongan antara umur kehamilan yang kita dapatkan dengan berat badan lahir bayi,
sehingga didapat interpretasi apakah bayi tersebut : Besar Masa Kehamilan (BMK), Sesuai
Masa Kehamilan (SMK) atau Kecil Masa Kehamilan (KMK).
Contoh : kita mendapatkan usia kehamilan 38 minggu dan berat lahir bayi 2000 gram.
Interpretasinya : BBLR (2000 gram), kehamilan aterm dan KMK.
2.6
Organ tubuh bayi prematur belum berfungsi dengan baik. Oleh sebab itu bayi akan
mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup di luar uterus ibunya. Makin pendek masa
kehamilannya makin kurang sempurna pertumbuhan alat-alat tubuhnya, dengan akibat
makin mudahnya terjadi komplikasi dan makin tinggi angka kematiannya. Masalah yang
timbul pada bayi prematur sebagai berikut :
1.
Suhu tubuh yang tidak stabil karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang
disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat kurangnya jaringan lemak di bawah
kulit. Permukaan tubuh yang relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan, otot
yang tidak aktif dan pusat pengaturan suhu tubuh yang belum berfungsi sebagaimana
mestinya.
2.
Gangguan pernapasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal
ini disebabkan karena kurangnya surfaktan, pertumbuhan dan pengembangan paru
yang belum sempurna, otot pernapasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah
melengkung. Penyakit pernapasan yang sering diderita bayi prematur adalah penyakit
membran hialin dan aspirasi pneumonia.
3.
Gangguan alat pencernaan dan masalah nutrisi, yaitu distensi abdomen karena
motilitas usus kurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan
lambung bertambah, daya untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak, laktosa berkurang,
sfingter kardioesofagus belum sempurna sehingga mudah terjadi regurgitasi isi
lambung ke esofagus.
4.
5.
Fungsi ginjal yang belum sempurna sehingga produksi urin sedikit dan urea
clerance rendah.
6.
7.
8.
9.
2.7
Semua bayi, mengalami penurunan konsentrasi hemoglobin pada saat lahir karena transisi
dari keadaan hipoksik di dalam uterus ke keadaan hiperoksik di ruangan terbuka.
Peningkatan oksigenasi jaringan menyebabkan penurunan konsentrasi eritropoietin (EPO),
dimana untuk bayi akan terjadi anemia fisiologis yang tanpa gejala terjadi pada usia 8
sampai 12 minggu. Anemia prematuritas (AOP) adalah respon berlebihan dan patologis
yang timbul pada bayi-bayi dengan rentang usia tersebut. Gambaran darah tepi adalah
anemia normositik normokromik, hiporegeneratif yang ditandai dengan penurunan serum
EPO pada darah anak tersebut.
Patofisiologi anemia pada bayi prematur dijelaskan dengan 3 mekanisme, yaitu :
produksi sel darah merah yang tidak adekuat, hemolisis sel darah merah, dan kehilangan
darah. Anemia pada bayi-bayi prematur bertanggung jawab atas beberapa gejala klinik
yang tampak pada bayi-bayi tersebut yaitu apneu,sedikit makan, sehingga tidak akan
tercapai berat idealnya. Race has no influence on the incidence of AOP.
Semakin prematur bayi tersebut, semakin besar kemungkinan menderita anemia. Pada
bayi dengan berat 1200-1400 gram akan didapatkan level hemoglobinnya 8-10 g/dL
sedangkan pada bayi dengan berat kurang dari 1200 gram mempunyai kadar Hb 6-9 g/dL.
Anemia ini akan sembuh dengan sendirinya pada saat bayi berusia 3 6 bulan.
2.8
2.8.1
2.8.2
Pengalaman yang mengesankan selama hidup bagi seorang ibu adalah kelahiran seorang
bayi tetapi kadang-kadang yang lahir tidak sesuai dengan yang diharapkan seperti bayi
yang sehat, cukup bulan dan lain-lainnya. Apalagi yang lahir adalah bayi yang kecil yang
memerlukan perawatan yang intensif, terutama mengenai makanan atau minuman yang
berkualitas tinggi untuk pertumbuhannya.
Sekarang di banyak tempat telah dianjurkan pemberian air susu ibu pada semua bayi
prematur tanpa memandang besar atau kecilnya bayi atau siap/tidaknya siibu untuk
menyusui. Hal ini dianut karena air susu ibu dianggap makanan yang superior.
Keuntungan Air Susu Ibu Pada Bayi Prematur
Bila dibandingkan dengan susu formula air susu sapi, masi sangat mudah diterima oleh
bayi, seperti diketahui kolostrum mengandung protein yang lebih tinngi dari air susu yang
berikutnya, maka kolostrum ini dianggap penting untuk pertumbuhan badan pada tahap
permulaan dari bayi prematur. Disamping itu kolostrom dapat menimbulkan ikterus
terutama pada bayi prematur.
ASI mudah dicerna karena kadar lemak dan karbohidratnya rendah. Lemak ini mudah
dipecah dilambung dan sebagian basar dapat dipergunakan unuk energi. Protein yang
terdapat dalam Asi betul-betul bermanfaat untuk pertumbuhan otak si bayi. Demikian juga
protein ini tidak dipengaruhi fungsi ginjal yang masih belum matur. Dalam suatu
penyidikan didaptkan bahwa ASI yang melahirkan bayi prematur mengandung kadar
protein yang lebih tinngi dari ASI yang melahirkan bayi matur. Demikian juga kadar
kalsium, sodium dan klorida.
ASI banyak mengandung sistin; sedangkan air susu sapi mengandung banyak
methionin dimana hepar bayi tidak sanngup merubah methionin menjadi sistin secara
efektif, apalagi pada bayi prematur. ASI mengandung banyak taurin dan bayi prematur dan
bayi prematur tidak dapat mensitesinya secara efektif. Dilaporkan bahwa taurin penting
untuk pertumbuhan sistim saraf.
Protein asing tidak terdapat pada ASI sehingga dapat dipergunakan pada bayi prematur.
Sampai sekarang belum diketahui berapa kebutuhan nutrisi yang tepat
untuk
bayi
prematur, tetapi pada suatu penyelidikan dikatakan ASI cukup untuk kebutuahan bayi yang
prematur. Karenanya, kalau memungkinkan maka bayi prematur diberikan susu dari ibunya
sendiri.
Faktor imun yang terdapat dalam ASI melindungi bayi dari infeksi diare dan
necrotizing enetrocolitis, suatu penyakit serius yang sering menyerang bayi prematur.
Dalam suatu penelitaian didapatkan bahwa bayi prematur yang mendapat air susu ibunya
sendiri akan tumbuh sempurna, lebih sehat dan cepat dapat dipulangkan dari rumah sakit.
Kualitas Air Sus Ibu Yang Mempunyai Bayi Prematur
Air susu ibu yang mempunyai bayi prematur mengandung kalori yang lebih tinggi, ini dise
babkan karena kadar lemak yng lebih tinggi dan kadar protein yang lebih tinggi (kira-kira
25%) dibandingkan air susu ibu yang mempunyai bayi matur. Seperti pada bintang
kangguru yang mampu mensitesis bermacam-macam tipe susu dalam waktu yng sama
untuk diberikan kepada bayinya yang berbeda-beda masa gestasinya, maka manusia
dikatakan mempunyai kempuan yang sama. Pada beberapa keadaan dimana bayi prematur
harus dipasang sonde lambung, maka air susu yang diberikan sebaiknya yang diperoleh
dari ibunya yang masih baru dan jangan dari bank ASI.
Pemberian Air Susu Ibu Pada Bayi Prematur
Bila tidak terdapat komplikasi sepetri kesulitan pernapasan, sepsis dan malformasi, maka
sebagian besar bayi prematur dengan masa gestasi di atas 36 minggu biasanya mampu
menyusui dengan segera. Sedangkan bayi dengan masa gestasi 34-36 minggu yang sehat,
ada yang mampu menyusu tetapi da juga yang tidak mampu. Pada bayi dengan masa
gestasi kurang dari 34 minngu biasanya belum mamapu menyusu dengan segara. Pada
bayi ini kontrol terhadap suhu masih jelek sehingga memerlukan perawatan didalam
inkubator. Dalam keadaan seperti ini si lbu dianjurkan untuk melakukan pemijitan pada
buah dada atau mempergunakan pompa selam 5-10 menit setiap 2-3 jam pada siang hari
dan sekali pada waktu malam hari. Pemijatan atau pemompaan buah dada ibu dalam
beberapa minggu akan menyebabkan penuruna produksi akan meningkatan kembali bila si
bayi mulai menyusu.
Pemakaian Air Susu Ibu Lain
Bila semua memungkinkan sebaiknya diberikan air susu ibunya sendiri. Hal ini disebabkan
oleh beberapa alasan, yang terpenting adalah kulitas air susu ibu dari satu ibu dengan ibu
yang lain sangat bervariasi dan air susu ibunya mempunyai imunitas yang terbaik untuk
biayanya sendiri. Disamping itu akan terhindar dari terjadinya infeksi silang bila diberikan
susu ibuny sendiri. Banyak ruamh sakit mensterilkan air susu ibu donor sebelum diberikan
pada bayi penerima. Sebaiknya air susu ibu jangan dioproses karena panas akan merusak
protein, vitamin, bakteri komensal dan komponen yang lainnya yang penting pada ASI.
Panas juga merubah komposisi protein. Bila si bayi membutuhkan air susu yang lebih
banyak, maka si bayi dapat diberikan ASI donor untuk sementara.
Pertumbuhan Bayi Prematur
Yang menjadi pertanyaan apakah bayi prematur tumbuh dengan subur atau tidak dengan
minum ASI masih belum terpecahkan. Pada suatu penelitian diman dibandingkan
kecepatan pertumbuhan antara bayi yang mendapat susu formula dengan bayi yang
mendapat ASI akan mendapat hasil sebagai berikut:
Bahwa bayi yang medapat ASI npeningkatan berat badannya lebih lambat, demikian
juga pertumbubhan panjang lingkaran kepala lebih lambat pada bulan pertama (bayi
dibandingakan memiliki masa gestasi antara 28-32 minggu). Tetapi pada penelitian dimana
dibandingakan anatara bayi yang bayi yang mendapatkan ASI, didapatkan hasil bahwa
tidak terdapat perbedaan dalam hal kecepatan pertumbuhanan dapat terjadinya kelainan
metabolik pada bayi yang mendapat susu formula seperti asidosis metabolik dan
peningkatan kadar asam amino dalam serum.
Problem yang nyata ialah bahwa kita belum mengetahui standar pertumbuhan dan
metabolisme yang optimal sesuai untuk bayi prematur.
Bank Air Susu Ibu
Sekarang dengan adanya bank air susu ibu dibanyak negara maka kebutuhan ASI untuk
bayi prematur dapat terpenuhi dengan teratur. Banyak problem yamg timbul dalam hal
bank ini seperti:
1. Apakah tidak mungkin sel keganasan misalnya yang didapat dari ibu donor berbahaya
untuk si bayi.
2. Apakah tidak ada kemungkinan adanya transmisi dari virus seperti hepatitis B, HIV atau
hipersensitivitas.
3. Apakah tidak mungkin adanya kontaminasi dengan obat atau bahan karsinogen selama
ASI disimpan.
4. Tidak terdapat persamaan komposisi dari ASI sehingga dapat menimbulkan kesukaran
dalam mengevaluasi apakah ASI yang tersimpan tersebut cukup untuk kebutuhan nutrisi
bayi prematur.
5. Bagaimana cara pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan cara pemberian minum
yang bebas dari kuman-kuman dan apakah masih bisa bermanfaat untuk kebutuhan nutrisi
dan kekebalan bagi si bayi penerima.
Dalam suatu penelitian didapatkan hal-hal sebagai berikut
1. Leukosit yang berada dalam ASI, hidup dalam suasana temperatur tubuh yang normal.
Bila kita menginginkan fagositosis dari lekosit masih baik, maka pemanasan dan
pembekuan ASI sebaiknya jangan dikerjakan. Sel leukosit ini bertendensi melekat pada
penampung dari gelas dan tidak dapat menampung dari plastik.
2. Pasteurisasi (62,50c selama 30 menit) akan mengurangi kadar IgA sampai 20-30%.
Panas yang lebih tinggi akan merusak lebih IgA, IgG dan IgM. Pada pembekuan ASI tidak
terjadi perubahan yang berarti tetapi pada penelitaian yang lain didapatkan kadar IgA akan
hilang sampai 20%. Sehingga diambil kesimpulan bahwa kadar immunoglobulin berkurang
pada pemanasan tetapi tidak pada pembekuan.
3. Komplemen dan laktoferin dirusak pada pasteurisasi, sedangakan lisosim akan dirusak
pada temperatur yang tinggi (100 oc)
4. Harus dilakukan pencegahan terhadap kontamisasi kuman.Kontamisasi kuman ini dapat
dihindari dengan megadakan seleksi yang ketat dan melatih ibu donor. Dalam suatu
penelitan didapatkan bahwa bola karet yang terdapat pada pompa ASI adalah sebagai
sumber kontaminasi kuman-kuman.
2.8.3
hambatan
perkembangan
tetap
berpotensi
untuk
mengalami
perkembangan
gerak, komunikasi,
kognitif,
emosi-sosial dan
motor, talamus, batang otak dan vermis serebelum. Selain itu juga di daerah
korteks singuli, amigdala, hipokampus dan kadang-kadang ganglia basal juga
relatif tinggi dibanding tempat lain. Sebagian besar korteks serebri pada masa
neonatal kurang aktif sehingga perilaku bayi bari lahir masih terbatas, refleksrefleks batang otak dan integrasi visuomotor yang masih terbatas.
Aktivitas metabolik di amigdala dan korteks singuli cukup tinggi, menunjukkan
bahwa struktur sistem limbik tersebut sudah aktif, sehingga bayi baru lahir mampu
melakukan interaksi emosi dengan ibunya yang sangat penting dalam pembentukan
ikatan hubungan ibu dan bayi (mother infant bonding/attachment).
Umur 0-4 Tahun
Pada umur 2-3 bulan terlihat peningkatan penggunaan glukosa di korteks parietal,
temporal dan korteks visual primer, basal gangila serta hemisfer rebelum.
Perubahan ini bersamaan dengan peningkatan kemampuan integrasi visuoaspasial
dan visuosensorimotor.
Mulai umur 6-8 bulan korteks frontal bagian lateral dan inferior secara
fungsional lebih aktif, dan akhirnya antara 8-12 bulan bagian dorsal dan medial
korteks frontal juga menunjukkan peningkatan penggunaan glukosa. Perubahanperubahan metabolisme pada korteks frontal munucl bersamaan dengan munculnya
perilaku kognitif bayi, misalnya mengenali orang asing, peningkatan kemampuan
membedakan gambar dll. Peningkatan metabolisme glukosa di korteks frontal juga
bersama dengan perluasan daerah dendrit dan peningkatan percabangan kapilre di
korteks frontal.
Sampai umur 3-4 tahun di korteks serebri menunjukkan peningkatan
metabolisme yang mencapai 2 kali tingkat dewasa. Di basal ganglia dan talamus
peningkatan tidak setinggi korteks serebri, sedangkan di batang otak tidak terlihat
perubahan.
Umur 4-10 tahun
Antara umur 4 sampai 9-10 tahun tingkat metabolisme glukosa di korteks tidak
meningkat lagi, tetapi tetap tinggi (2 kali dewasa) tetapi tidak meningkat lagi. Hal
ini sesuai dengan penelitian aliran darah serebral anak umur 3-11 tahun sekitar 1.8
kali dewasa muda, sedangkan penggunaan oksigen otak sekitar 1.3 kali dewasa
muda.
Umur 10-18 tahun
Mulai umur 9-10 tahun tingkat metabolisme glukosa korteks serebri menurun
dan mencapai tingkat metabolisme dewasa pada umum 16-18 tahun. Semua daerah
di korteks serebri menunjukkan tahapan perkembangan yang hampir sama. Yang
berbeda hanya di basal
Waktu
Intervensi yang dilakukan sejak dini dan berlangsung lebih lama akan
memberikan manfaat lebih besar dibanding dengan intervensi yang terlambat
atau dalam waktu yang lebih singkat. Intervensi yang dilakukan sejak masa
neonatal menunjukkan manfaat terbesar pada kemampuan kognitif dan pra
akademik intervensi yang dilakukan setiap hari dan dimonitor setiap bulan
selama 3 tahun menunjukkan hasil yang nyata untuk perkembangan intelektual
dan perilaku pada umur 36 bulan.
Intervensi menunjukkan pengaruh signifikan pada penyesuaian maternal
dan persepsi tentang bayi setelah 6 bulan. Tidak ada pengaruh bermakna pada
perkembangan kognitif bayi pada umur 36 bulan (yaitu 31 bulan setelah
program dihentikan).
Pengaruh intervensi lebih signifikan pada umur 48 bulan. Tampaknya kedua
kelompok mulai berbeda setelah umur 12 buln, kelompok intervensi meningkat
sampai mendekati kemampuan kognitif bayi berat lahir normal, sedangkan
kelompok kontrol menunjukan perburukan.
Pada umur 8 tahun anak yang telah mendapatkan intervensi berkelanjutan
sejak bayi (selama 8 tahun) menunjukkan kemampuan terbaik dibanding
kelompok lain dalam hal membaca dan matematik, melebihi kemampuan anak
yang mendapat latihan sejak TK (selama 5 tahun) dan kelompok yang dilatih
hanya di sekolah dasar saja.
2.
Jenis Stimulasi
Tidak semua jenis stimulasi mempunyai efektifitas yang sama, bahkan bayibayi yang mendapat stimulasi yang sama menunjukkan hasil yang berbeda.
Berbagai parameter stimulasi perlu dipertimbangkan, termasuk jumlah, tipe,
saat, pola, kualitas stimulasi, disamping berbagai faktor risiko yang ada pada
bayi.
Umumnya untuk bayi dianjurkan pendekatan rangsangan multimodal yang
meliputi rangsang :
1. Taktil (pijat, fleksi ekstensi, posisi)
2. Vestibular kinestetik (menggoyang, mengayun)
3. Pendengaran (menyanyi, musik, rekaman suara ibu, irama jantung ibu).
4. Visual (gerakan, warna, bentuk)
Tetapi konon stimulasi multimodal lebih banyak menimbulkan stress pada
bayi daripada stimulasi cara tunggal.
Sebelum umur 3 tahun stimulasi diarahkan untuk mencapai semua aspek
perkembangan (Penglihatan, pendengaran, kognitif, sosial kemandirian,
gerak halus, kasar). Sesudah umur 3 tahun stimulasi diarahkan lebih spesifik
untuk kesiapan akademik : menggambar, mengenal bentuk, huruf, angka,
menulis, membaca, berhitung, disamping emosi-sosial dan kemandirian.
3.
Intensitas
Program yang lebih intensif akan memberikan hasil yang lebih besar. Anak
dan orang tua yang lebih aktif dan teratur mengikuti program menunjukan
kemajuan yang lebih besar. Secara individual isyarat perilaku bayi dapat
digunakan sebagai penentu intensitas yang cocok untuk bayi tanda ketegangan
atau perilaku yang menghindar menunjukkan stimulasi harus dihentikan.
Stimulasi yang berlebihan akan memperburuk ketidakstabilan sistem saraf
otonom yang dapat menimbulkan hipoksia, apne dan bradikardia pada bayi
prematur.
Intervensi yang dilakukan setiap hari dan dimonitor setiap bulan selama 3
tahun menunjukkan hasil yang nyata untuk perkembangan intelektual dan
perilaku pada umur 36 bulan. Bayi berat lahir rendah yang berperan aktif dalam
intervensi kemungkinannya lebih kecil 9 kali untuk menjadi retardasi mental.
Bayi yang partisipasinya lebih rendah 4,9 kali, sedangkan yang tidak aktif
lebih rendah 1,3 kali untuk menjadi retardasi mental. Variasi partisipasi tidka
dipengaruhi oleh etnis, tingkat pendidikan orang tua, penghasilan keluarga atau
berat lahir.
Perbedaan Individual
Hasil stimulasi pada beberapa individu dengan metoda yang sama dapat
menghasilkan kemajuan yang berbeda, tergantung pada faktor risiko sebelum
intervensi dan derajat kecocokan antara program dengan cara belajar anak.
Bayi dengan risiko biologis lebih besar akan mengalami kemajuan lebih sedikit
walaupun kemajuannya bermakna. Anak yang kemampuannya relatif lebih
tinggi mendapatkan manfaat lebih banyak melalui instruksi langsung,
sedangkan anak yang kemampuannya relatif lebih rendah mendapatkan
kemajuan melalui instruksi tidak langsung.
Anak yang menunjukkan kemajuan terbesar adalah anak yang ibunya
mempunyai IQ dibawah 75-70. Mereka mencapai IQ rata-rata 32 butir
(minimal 20 butir) lebih tinggi dari ibu mereka.
5.
Keterpaduan
Masih terdapat perbedaan pendapat apakah lebih baik intervensi hanya pada
bayi atau melalui orang tua atau kombinasi keduanya. Penelitian Barera dkk,
Resnick dkk dan pendapat Gallagher menyimpulkan bahwa hasil stimulasi
lebih baik jika melalui orang tua.
Oleh karena itu stimulasi psikososial bayi risiko tinggi sebaiknya ditujukan
untuk pengembangan individu dengan memanfaatkan orang tua, anggota
keluarga, faktor-faktor lingkungan sosial-ekonomi, termasuk membantu orang
tua untuk berhadapan dengan perasaan mereka sendiri. Rencana intervensi
skala Bayley
Mental dan Motor pada umur 12 dan 24 bulan. Penelitian ini kemudian
menyimpulkan lebih baik bekerja melalui orang tua, dengan memberi contoh
intervensi untuk diterapkan pada bayi-bayi mereka.
Kunjungan rumah seminggu 3 kali akan menghasilkan kemajuan yang
bermakna. Orang tua dan anggota keluarga lain di rumah adalah penting untuk
memberikan pembelajaran sejak dini.
kepuasan pada
kelompok lain
dalam hal membaca dan matematik, melebihi kemampuan anak yang mendapat
latihan selama 5 tahun dan kelompok yang dilatih hanya di sekolah dasar saja.
Pada kelompok intervensi mulai TK sampai umur 8 tahun tidak
menunjukkan peningkatan IQ. Pada umur 12 tahun anak yang mendapat
intervensi dini tetap menunjukkan manfaat pada kemampuan akademik dan
nilai IQ dan yang tidak naik kelas turun 50%. Kelompok anak yang
menunjukkan hasil terbaik adalah yang mendapat intervensi sejak prasekolah
sampai usia sekolah.
Stimulasi Di Ruang Rawat Bayi
Perasaan dan Sikap Orang Tua Bayi Risiko Tinggi
Orang tua umumnya tidak siap menghadapi kenyataan bahwa bayinya berbeda dari
bayi-bayi lain karena adanya faktor risiko tinggi. Bayi risiko tinggi kadang-kadang
dirawat di ruang khusus, dalam inkubator tertutup, dengan kabel dan selang,
sehingga orang tua sulit untuk melihat, menyentuh, tidak dapat mengambil,
menggendong atau menimang bayinya. Perasaan dan sikap orang tua juga
dipengaruhi oleh penampilan fisik bayi dan sikap/prilaku dokter atau perawat yang
segera melakukan intervensi pada bayinya dengan serius.
Keperdulian ibu terfokus kepada keselamatan si bayi semata. Ketidaktentuan
tentang keselamatan dan kemampuan dimasa depan menyebabkan kecemasan,
kecewa, sedih, marah dan merasa bersalah, disamping merasa adanya beban karena
bayinya membutuhkan lebih banyak perawatan, padahal keselamatannya belum
dapat dipastikan.
Ibu-ibu lain asyik bermain dengan bayi masing-masing yang normal dan lucu,
sehingga ia merasa kehilangan, terasing dan tidak merasa sebagai ibu, karena
bayinya tidak dimiliki secara penuh, bahkan lebih dikuasai oleh teknologi dan para
petugas. Perasaan dan sikap tersebut menghambat tumbuhnya ikatan kasih sayang
ibu-bayi yang merupakan landasan interaksi ibu dan bayi dan sangat penting untuk
merangsang perkembangannya.
Bila orang tua tidak ada, tidak peka, tidak terlibat, bayi akan merasa ikatn
emosialnya kurang kuat, merasa tidak aman. Bayi yang ikatan emosinya merasa
tidak aman cenderung tak menentu (ambivalen), menghindar, tidak beraturan
dalam usaha membentuk hubungan dengan orang lain. Bayi yang selalu merasa
yang aman perkembangan emosi sosialnya lebih baik.
Ketidaktahuan orang tua tenatng keadaan bayinya dapat
menimbulkan
kecemasan yang berlebihan, sehingga sikap dan perilaku orang tua justru tidak
mendukung perkembangan bayinya. Oleh karena itu orang tua harus segera diberi
penjelasan tentang prognois, kemungkinan perjalanan penyakitnya, kemungkinan
penyulit, gejala sisa, agar mereka dapat mengetahui keadaan bayinya secara
proporsional, agar tidak menimbulkan kecemasan yang berlebihan, bahkan
diharapkan dapat menerima kenyataan tersebut secara bertahap.
Pentingnya Pelatihan untuk orang tua bayi risiko tinggi
Setelah mendapat penjelasan tersebut di atas maka orang tua secara bertahap
dilatih mengasuh bayinya sejak di NICU, di ruang rawat bayi atau rawat gabung
dengan tujuan :
1. Agar
ibu
dapat
mengerti
keadaan
khusus
bayinya
dan
potensi
Cara Berinteraksi
Menarik perhatian bayi, dekatkan wajah ibu
Pertahankan kontak mata yang lama
Rubah ekspresi wajah untuk mempertahankan
interaksi visual, menggunakan senyuman, ekspresi
gerakan kepala
Gerakan, anggukan dan gelengkan kepala untuk
mempertahankan interaksi
Tirukan ekspresi wajah bayi
Gerakan benda berwarna terang untuk membantu
Pendengaran -
tua
Gunakan
suara
anda
untuk
berbagai
cara
Perabaan
untuk
menimbulkan
suara
Mengganti pakaian
Memberi minum
Memandikan
korden perlahan
Bersuara lembut
Buka selimut bertahap
Hindari stimulasi yang berlebihan, walaupun bayi
sukar dibangunkan.
Sesuaikan suhu ruangan
Hindari perubahan posisi yang mendadak
Tahan dan ikutkan tungkai dan lengan ketika
merubah posisi
Lakukan rangsang sentuhan yang ringan
Sering menghibur mungkin perlu, tetapi beri
bangun spontan
Hindari berisik yang tidak penting
Cegah gerakan bayi yang berlebihan dengan
mungkin dibutuhkan
Sediakan dot atau mainan yang bisa dipegang,
digigit, diisap
Beri kesempatan sering berhenti (istirahat)
Beri kesempatan bayi untuk mengatur dirinya,
depan
geraan yang kaku (jerky), perubahan ketegangan otot yang tiba-tiba (abrupt) dan
yang
gradual.
Menunjukkan
terganggunya
hemosostasis
akibat
pengaruh
lingkungan : kedinginan, suara yang keras, cahaya yang menyilaukan atau gerakan
yang tiba-tiba, sehingga tidak memberikan stimulasi berlebihan pada bayi
prematur.
Ibu
dilatih
menanggapi
isyarat-isyarat
bayinya
untuk
menghilangkan
posisi
bayi,
menggendong
vertikal,
menggoyang,
mengayun,
ibu
yang
menunjukkan
rasa
kasih
sayang
dan
kepekaan
Stimulasi Di Rumah
Stimulasi di rumah pada prinsipnya melanjutkan latihan yang telah didapat
selama di Rumah Sakit. Karena di rumah keadaan bayi dan ibu lebih baik, dan ibu
setiap saat dapat berinteraksi dengan bayinya, seharusnya stimulasi dirumah lebih
berkembang dan bervariasi dibanding di rumah sakit.
Tetapi peralihan perawatan di rumah sakit ke rumah tinggal walaupun
menggembirakan, sering disertai ketakutan dan keragu-raguan. Sering keluarga
tidak siap mengantisipasi masalah akibat adanya bayi itu, sehingga ibu merasa
letih, tidak mampu menyelesaikan
menjadi orang tua yang sempurna. Orang tua harus belajar untuk mengatur
prioritas, dan harus saling membantu.
Beberapa Pedoman Umum Stimulasi
Orang tua menyediakan stimulasi melalui 2 cara : melalui pengaturan
lingkungan yang merangsang kegiatan sensorimotor, atau dengan langsung
berinteraksi dengan bayinya.
Stimulasi Penglihatan
Rangsang visual sebaiknya terdiri dari warna yang mencolok, kontras gelap
dan terang (garis-garis, lingkaran-lingkaran sepusat, bentuk geometrik), obyek
yang bergerak dan permukaan di sekitarnya. Wajah manusia adalah obyek yang
paling disukai untuk menarik perhatian, bentuknya, gerakannya dan suaranya.
Tatapan wajah yang sangat dekat dan bersuara memungkinkan stimulasi visual,
auditori dan taktil secara bermakna. Perubahan posisi yang sering (dari telentang
ke tengkurap, dari tempat tidur ke gendongan, dari kursi ayunan) memungkinkan
bayi mendapatkan berbagai stimulasi penglihatan dan pemandangan yang berbeda.
Stimulasi Pendengaran
Untuk merangsang pendengaran : bersuara (menirukan suara, bayi, berbicara,
bernyanyi) adalah sangat penting. Banyaknya dan tipe bahasa yang digunakan di
rumah selama periode bayi merupakan faktor penting dalam perkembangan
kecerdasan anak. Pemaparan terhadap berbagai musik, suara harian keluar masuk
rumah, membacakan untuk abyi akan membantu rangsang pendengaran bayi.
Tetapi jangan terlalu berisik dan mengganggu. Bayi yang dihujani dengan suara
yang berisik (suara TV, radio, teriakan, kegaduhan yang konstan) terlatih
menghilangkan gangguan tersebut sehingga kelak sulit untuk membedakan dengan
menggunakan pendengaran dan perhatian.
Stimulasi taktil (Perabaan, sentuhan)
Dari semua rangsang sensori, rangsang raba (taktil) adalah yang paling penting
untuk perkembangan yang sehat. Sensasi sentuhan adalah yang paling berkembang
pada saat lahir, dan telah berfungsi sejak sebelum lahir, jauh sebelum fungsi
sensasi lainnya berkembang. Memegang, menimbang, mengurut, menepuk,
menggoncang dan gerakan adalah sangat penting, termasuk memijat dan
memandikan. Pengasuh dapat melakukan ini selama memberi makan, mengganti
baju dan kegiatan rutin lainnya. Ibu yang memberi botol dengan disangga, atau
yang meletakkan bayi di tempat tidur dengan botol berarti merampasnya dari
sensasi kehangatan dan kedekatan, juga merampas dari rangsang pandangan,
pendengaran dan rabaan. Mainan yang mempunyai permukaan yang bervariasi
(lembut, licin, fleksibel dan kaku) juga memungkinkan pengalaman perabaan yang
beragam.
Stimulasi Pengecapan dan Pembauan
Variasi rasa dan tekstur makanan memungkinkan rangsang pengecapan dan
pembauan.
menyediakan
obyek
yang
dapat
dipukulkan,
ditumpahkan
dan
Jika orang tua mengembangkan lingkungan yang menarik dan merangsang maka
bayi dapat belajar sendiri lingkungannya. Menurut Gordon (1976) orang tua adalah
guru utama anak dimulai pada masa bayi. Disamping menyediakan lingkungan
belajar, contoh perilaku orang tua dan keterlibatan dalam bermain adalah penting
untuk perkembangan anak.
Lima peran orang tua menurut Gordon (5P) adalah penyediaan lingkungan
pembelajaran, sikap orang tua dapat diramalkan ( predictability), bermain dengan
proses ping-pong, membiarkan dan mendorong bayi secara persisten untuk tetap
tertarik dan didalam aktivitas, jangan menjadi professor (selalu berbicara, tidak
memberi kesempatan pada bayi).
Selain itu orang tua harus merangsang 4R : responsiveness, reasoning,
rasionality dan reading. Sedangkan warm (kehangatan, mencintai, perduli) sangat
diperlukan agar 5P dan 4R berfungsi baik.
Pengasuh yang peka akan terlibat bersama bayi dengan mengamati perasaan
bayi, mengetahui apa yang menarik untuk bayi dan mempelajari keterampilannya,
memberikan kesempatan untuk memperaktekan yang sudah dikenalnya, dan
kemudian merangsang untuk memperluas ketrampilannya dengan cara lain, dengan
bahan dan perilaku yang lebih baru. Penting untuk menyeimbangkan kapan bayi
memaulai sendiri kegiatan bebas dan kapan orang tua menentukan permainan
interaktif. Bayi-bayi yang ibunya mendukung kebebasannya, lebih menunjukkan
persistensi dan kompetensi dalam orientasi tugas selama bermain, dibanding bayi
yang terlalu banyak dikendalikan ibu.
menggendong,
menyelimuti,
memberikan
ASI,
menghibur,
menyusun
kubus-kubus,
balok-balok,
memasukkan
dan
mundur, memanjat
kursi, tangga,
menendang
bola. Rangsanglah
kemandirian dan sosial dengan memakai baju sendiri, menyikat gigi, bermain
kartu, menyebutkan nama teman, menggambar garis dan lingkaran, menggambar
manusia. Rangsanglah gerak kasar dan keseimbangan dengan berdiri satu kaki.
Bilamana terjadi keterlambatan perkembangan, maka dilakukan intervensi yang
spesifik sesuai dengan jenis keterlambatannya.
Setelah umur 3 tahun umumnya intervensi diarahkan untuk perkembangan
kesiapan sekolah, antara lain kesiapan untuk menulis, mengenal bentuk huruf dan
angka, berhitung sederhana, mengerti perintah-perintah sederhana, kemandirian
sosial.
2.9
Female sex is associated with increased rates of survival of newborns born at 22-25 weeks'
GA
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1
Identitas
3.2
Heteroanamnesa
3.2.1
Riwayat Prenatal
3.2.2
3.2.3
Riwayat Intranatal
3.2.4
Diagnosa Ibu
3.2.5
Data Bayi
3.2.6
Riwayat Pengobatan
3.2.7
Riwayat Nutrisi
3.2.8
Riwayat Imunisasi
3.2.9
Lembar Follow Up
3.3
Diagnosis Klinis
3.4
Faktor Resiko
3.5
Problem List
3.6
3.6.1
Asah
3.6.2
Asih
3.6.3
Asuh
3.7
KIE
BAB 4
KESIMPULAN
1. g
2. g
3. g
4. g
5. g
6. g
7. g
DAFTAR PUSTAKA
1. A
2. A
3. A
4. AA
5. A
6. A
7. A
8. A
9. A
10. A
11. A
12. A
13. A
14. A
15. A
16. A
17. A
18.