Anda di halaman 1dari 3

Kerajaan Islam Sebelum penjajahan belanda

A. Munculnya Kerajaan islam di Sumatera, jawa, Sulawesi, kalimantan, dan Maluku


1. Kerajaan Islam di Sumatera
Kerajaan Islam pertama di Sumatera didirikan pada abad ke13 di daerah Pasai, Aceh.
Kerajaan tersebut dinamakan Kerajaan Samudra Pasai, yang menjadi pusat perdagangan
di Asia Tenggara dan berhasil menarik perhatian pedagang dari Arab, India, dan
Tiongkok Menurut buku "Sejarah Kerajaan Aceh: Abad ke- XIII sampai dengan Abad
ke- XX" oleh Abdul Haris Nasution, Kerajaan Aceh memiliki kekuatan militer yang kuat
dan mampu menguasai sebagian besar wilayah Sumatera. Selain itu, kerajaan Aceh juga
dikenal sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan seni Islam di Asia Tenggara 1
Menurut sumber-sumber Cina, pada awal tahun 1282 M kerajaan kecil Samudera Pasai
mengirim kepada raja Cina duta-duta yang disebut dengan nama-nama muslim yakni
Husein dan Sulaiman. Ibnu Batutah menyatakan bahwa Islam sudah hampir seabad
lamanya disiarkan di sana
2. Kerajaan Islam di Jawa
Kerajaan Islam pertama di Jawa didirikan pada abad ke-16 di daerah Demak Selain
Demak, kerajaan-kerajaan Islam lainnya yang muncul di Jawa antara lain Kerajaan
Pajang, Kerajaan Mataram, dan Kesultanan Yogyakarta. Kesultanan ini berhasil
mempertahankan kekuasaannya di tengah gempuran kolonialisme Belanda dan menjadi
pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan seni Islam di Jawa.
Berdirinya kerajaan Islam Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang
menyiaran agama Islam semakin luas serta pendidikan dan pengajaran Islam pun
bertambah maju. Sistem pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agama Islam2
3. Kerajaan Islam di Sulawesi
Kerajaan Islam pertama di Sulawesi didirikan pada abad ke 16 di daerah Bone.
Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan di Sulawesi dan berhasil menguasai sebagian
besar wilayah Sulawesi Selatan. Selain Bone, kerajaan-kerajaan Islam lainnya yang
muncul di Sulawesi antara lain Kerajaan Gowa, Kerajaan Tallo, dan Kesultanan Buton. 3
4. Kerajaan Islam di Kalimantan
Kerajaan Islam pertama di Kalimantan didirikan pada abad ke-15 di daerah
Banjarmasin. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan di Kalimantan dan berhasil

1
Abdul Haris Nasution, Sejarah Kerajaan Aceh: Abad ke-XIII sampai dengan Abad ke-XX,
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (2003).
2
Andi Faisal Bakti, Islamisasi dan Kekuasaan Kesultanan Yogyakarta, Jakarta: Balai Pustaka
(2004).
3
Andi Zainal Arifin, Sejarah Sulawesi Selatan, Makassar: Pustaka Refleksi (2012)
menguasai sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan. Selain Banjarmasin, kerajaan-
kerajaan Islam lainnya yang muncul di Kalimantan antara lain Kerajaan Kutai, Kerajaan
Bulungan, dan Kesultanan Pontianak.4
5. Kerajaan Islam di Maluku
Kerajaan Islam pertama di Maluku didirikan pada abad ke-15 di daerah Ternate. Kerajaan
ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dan berhasil menguasai sebagian besar
wilayah Maluku Selain Ternate, kerajaan-kerajaan Islam lainnya yang muncul di Maluku
antara lain Kesultanan Bacan, Kesultanan Jailolo, dan Kesultanan Tidore.5
B. Munculnya Sistem Birokrassi Kerajaan Islam
Sistem birokrasi kerajaan Islam muncul sebagai bentuk organisasi administrasi
pemerintahan yang diterapkan oleh penguasa-penguasa Islam pada masa lalu. Menurut buku
"Sejarah Pemerintahan Islam" oleh Prof. Dr. Hamka, sistem birokrasi kerajaan Islam terdiri
dari tiga bagian utama, yaitu kepala pemerintahan (sultan atau raja), menteri-menteri atau
pejabat-pejabat tinggi, dan jabatanjabatan administratif. Setiap bagian memiliki tugas dan
fungsi yang berbeda-beda dan saling terkait satu sama lain.6
C. Kondisi Sosial Masyarakat Sebagai Warisan Peradaban Kolonial
Kondisi sosial masyarakat yang ada di gampong (penduduk asli Banda Aceh), dimana
masyarakatnya masih kental dengan sikap solidaritas antar sesama, dan setiap kegiatan-
kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada di gampong sangat berjalan dan dipelihara dengan
baik . Kegiatan-kegiatan tersebut seperti wirid ibu-ibu, gotong royong, takziah pada orang
meninggal, menjenguk orang sakit, pengajian di masjid, serta kegiatan musyawarah antar
masyarakat dan lain sebagainya Menurut buku "Sejarah Budaya Indonesia" karya Prof. Dr.
Koentjaraningrat, kolonialisme membawa perubahan budaya yang signifikan di Indonesia,
termasuk dalam hal nilai-nilai, kebiasaan, dan norma-norma sosial. Beberapa bentuk budaya
lokal dianggap sebagai "primitif" dan "terbelakang" oleh kolonialisme dan harus
ditinggalkan, sementara beberapa budaya Barat diperkenalkan sebagai norma-norma sosial
yang lebih maju7

Daftar Pustaka

Abdul Haris Nasution, Sejarah Kerajaan Aceh: Abad ke-XIII sampai dengan Abad ke-XX, Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional (2003).
Andi Faisal Bakti, Islamisasi dan Kekuasaan Kesultanan Yogyakarta, Jakarta: Balai Pustaka (2004).
Andi Zainal Arifin, Sejarah Sulawesi Selatan, Makassar: Pustaka Refleksi (2012)

4
Bambang Setyawan, Sejarah Kerajaan Banjar, Jakarta: Pustaka Larasan (2011).
5
Ahmad Ridwan, Kerajaan Islam di Maluku: Sebuah Studi Historis, Jurnal Sejarah Vol. 18 (2),
pp. 199-215 (2017).
6
Hamka, Sejarah Pemerintahan Islam, Jakarta: Gema Insani Press (1994)
7
Aisarah Rahmadhana, “Peninggalan Warisan Kolonial Belanda di Banda Aceh Sebagai Wisata
Budaya”, (2020).
Bambang Setyawan, Sejarah Kerajaan Banjar, Jakarta: Pustaka Larasan (2011).
Ahmad Ridwan, Kerajaan Islam di Maluku: Sebuah Studi Historis, Jurnal Sejarah Vol. 18 (2), pp. 199-
215 (2017).
Hamka, Sejarah Pemerintahan Islam, Jakarta: Gema Insani Press (1994)
Aisarah Rahmadhana, “Peninggalan Warisan Kolonial Belanda di Banda Aceh Sebagai Wisata Budaya”,
(2020).

Anda mungkin juga menyukai