Perasa digunakan untuk menutupi rasa yang tidak sedap. Contoh perasa atau
pemanis adalah sukrosa, sorbitol, manitol, natrium sakarin, xylitol, dan aspartam.
Terkadang, perasa sudah memiliki warna tertentu sehingga memiliki fungsi ganda
sebagai perasa dan pewarna.
6) Pengaroma
Perasa digunakan untuk menutupi bau yang tidak sedap. Contoh pengaroma
adalah cocoa, menthol, orange oil, peppermint oil, vanilin, anise oil, cinnamon
oil. Banyak pengaroma yang memiliki fungsi ganda sebagai pemanis atau perasa.
7) Peningkat pH
Pengaturan pH akan mempengaruhi kelarutan, aktivitas, absorpsi, stabilitas obat,
serta kenyamanan pasien. Pengaturan pH dapat menggunakan buffer, acidifying
agent, maupun alkalinizing agent. Contoh peningkat pH adalah Asam (asam sitrat,
buffer) atau basa (natrium hidroksida, buffer).
Peningkat pH dibagi menjadi dua jenis. Pertama, Buffer yang diberikan untuk
mengatur (kontrol) pH sediaan dan mengoptimalkan kinerja fisikokimia sediaan.
Biasanya, buffer diperlukan untuk mempertahankan kelarutan agen terapeutik
dalam sediaan dan juga meningkatkan stabilitas produk. Contoh buffer adalah
asetat (asam asetat dan natrium asetat) kons.1-2%, sitrat (asam sitrat dan natrium
sitrat) kons. 1–5%, fosfat (natrium fosfat dan dinatrium fosfat) kons. 0,8-2%.
Harus diingat bahwa sistem buffer seharusnya tidak mempengaruhi kelarutan agen
terapeutik, mis. kelarutan obat dipengaruhi oleh garam fosfat. Kedua, pH
adjuster yang diberikan untuk meningkatkan laju disolusi obat asam dan basa
lemah dengan cara mengubah pH lapisan difusi stagnan. Contoh pH adjuster
adalah asam sitrat, asam tartarat, dan asam karbonat. Berdasarkan penelitian,
natrium bikarbonat (NaHCO3) dan kalsium karbonat (CaCO3) juga dapat
digunakan sebagai pH adjuster.
22
2.5. Contoh Formulasi
2.5.1. Bromhexine Hydrochloride Elixir
2.5.1.1. Formulasi dan Fungsi Bahan
23
7. Masukkan 60 g gliserin ke dalam kontainer sambil dilakukan pengadukan dengan
kecepatan rendah
8. Masukkan dan larutkan Bromhexine HCl pada kontainer sambil dilakukan
pengadukan dengan kecepatan rendah. Hindari percikan larutan. Pastikan
Bromhexine HCl sudah terlarut sempurna
9. Masukkan perasa pada container, campur dengan baik
10. Pindahkan larutan ke manufacturing vessel sambil dilakukan pengadukan pada
kecepatan tinggi
11. Bilas kontainer menggunakan 20 gram gliserin dan pindahkan gliserin dari hasil
pembilasan pada manufacturing vessel.
12. Masukkan 15 gram air pada container stainless steel terpisah dan larutkan asam
tartrat
13. Larutkan asam tartrat menggunakan stirrer lalu pindahkan ke dalam
manufacturing vessel sambil dilakukan pengadukan. Larutan harus jernih tanpa
ada partikel obat yang tidak terlarut.
14. Tambahkan larutan sorbitol pada manufacturing vessel sambil dilakukan
pengadukan dengan kecepatan tinggi
15. Pindahkan mucilago Na CMC yang sudah dingin ke dalam manufacturing vessel
sambil dilakukan pengadukan dengan kecepatan rendah
16. Periksa pH larutan (batas : 3.3-3.6)
17. Larutkan pelet NaOH dalam 5 gram air murni ( 30oC) pada container stainless
steel yang terpisah.
18. Atur pH larutan dalam manufacturing vessel menggunakan larutan NaOH
19. Tambahkan larutan NaOH sedikit demi sedikit. Campur dengan baik dan periksa
pH setelah setiap penambahan, atur pH sampai 3.5 (batasan: 3.3-3.6)
20. Tambahkan volumenya hingga 1 L dengan air, aduk dengan kecepatan tinggi
selama 15-20 menit
24
Dextromethorphan 20.00 Zat aktif
hydrobromide
25
9. Dinginkan larutan hingga 25oC.
10. Dalam wadah stainless steel yang sesuai, tambahkan air deionisasi dan sambil
diaduk larutkan trisodium sitrat di bawah tekanan vakum 0,6 bar dan pada
kecepatan tinggi.
11. Pindahkan larutan zat aktif ke pembawa sirup
12. Bilas vessel dua kali dengan air deionisasi.
13. Dalam vessel yang lebih besar, tambahkan perasa sambil diaduk dengan kecepatan
rendah selama 10 menit
14. Kemudian, sambil diaduk, tambahkan larutan dari langkah di atas ke pembawa
sirup; aduk terus selama 15 menit dengan kecepatan sedang.
15. Hentikan pengadukan dan periksa pH (5,9–6,2); sesuaikan dengan larutan
trisodium sitrat 10%; setelah setiap penambahan, jika perlu, aduk selama 5 menit
sebelum mencatat pH lagi.
16. Terakhir, sesuaikan volume dengan air deionisasi dan aduk sekali lagi selama 15
menit di bawah tekanan vakum (0,6 bar) dengan kecepatan sedang. Hentikan
pengadukan dan tekanan vakum; periksa volume akhir.
17. Saring sirup bening di bawah tekanan udara terkompresi, pertama melalui filter
330-mikron kemudian melalui filter 20-mikron
26