Anda di halaman 1dari 118

1

MODUL PRAKTIKUM
BIOKIMIA
2

Pembuatan Pereaksi
A. Pereaksi untuk Identifikasi Karbohidrat
1. Larutan Amonia (NH4OH) 4N

Cara Kerja :

 Diukur mL NH4OH pekat, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL yang


telah beris1 mL aquadest, larutan dicampur sampai homogen
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

2. Larutan Asam klorida (HCl) 1N

Cara Kerja :

 Diukur ± 17 mL HC1 pekat, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL yang


telah berisi ± 183 mL aquadest, larutan dicampur sampai homogen
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

3. Larutan Asam klorida (HCl) 2 N

Cara Kerja :

 Diukur ± 33 mL HC1 pekat, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL yang


telah berisi ± 167 mL aquadest, larutan dicampur sampai homogen
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

4. Larutan Iodin 0,01 N

Cara Kerja :

 Ditimbang 0,3 g I2 dan 0,5 g K1% dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL,
dilarutkan dengan 200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

5. Larutan Iodin (I2) 1%

Cara Kerja :

 Ditimbang 2 g I2 dan 2 g K1% dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL,


dilarutkan dengan 200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label
3

6. Larutan Karbohidrat 1%

Jenis-jenis karbohidrat yang digunakan dalam praktikum, adalah: arabinosa,


fruktosa, galaktosa, glukosa, manosa, laktosa, maltosa, sakarosa, amilum,
dekstrin, dan gom arab

Cara Kerja :
 Ditimbang 2 g arabinosa, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL, dilarutkan
dengan 200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label
 Dibuat larutan karbohidrat yang lain dengan cara di atas
 Larutan disimpan dalam lemari es

7. Larutan Natrium karbonat (Na2CO3) 2%

Cara Kerja :

 Ditimbang 4 g Na2CO3, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL, dilarutkan


dengan 200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

8. Larutan Perak nitrat (AgNO3) 0,1 N

Cara Kerja :

 Ditimbang 3,4 g AgNO3, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL, dilarutkan
dengan 200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

9. Larutan Pereaksi Anthrone

Cara Kerja :
4

 Ditimbang 0,4 g Anthrone (9,10-dihidro-9-oksoantrasena), dimasukkan ke


dalam gelas kimia 400mL kering, dilarutkan dengan 200 mL H2SO4 pekat
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih, telah dibilas dengan
aquadest dan kering, kemudian diberi label

10.Larutan Pereaksi Barfoed

Cara Kerja :

 Ditimbang 13,3 g Tembaga (II) Asetat {(CH3COO)2Cu}, dimasukkan ke dalam


gelas kimia 40o mL, ditambahkan 1,9 mL CH3COOH glasial, kemudian
dilarutkan dengan 200 mL aquadest menggunakan magnetic stirrer, sampai
semua Tembaga (II) Asetat larut.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

11. Larutan Pereaksi Bennedict

Cara Kerja :

 Ditimbang 8,5 g CuSO4. 5H20, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL,
dilarutkan dengan l00 mL aquadest (larutan A).
 Ditimbang 50 g Na2CO3 anhidrat, dimasukkan ke dalam gelas
 kimia 1 L, dilarutkan dengan 100 mL aquadest (larutan B).
 Ditimbang 85 g Natrium sitrat, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL,
dilarutkan dengan l00 mL aquadest (larufan C).
 Ke dalam gelas kimia yang berisi larutan B, ditambahkan sedildt demi sedikit
larutan C sambil diaduk, kemudian dimasukkan larutan A. Larutan diencerkan
dengan aquadest sampai volume 500 mL
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

12. Larutan Pereaksi Benzidin-Tauber

Cara Kerja :

 Ditimbang 4 g Benzidin, dimasukkan ke dalam gelas kimia


 400 mL, dilarutkan dengan 200 mL CH3COOH glasial
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

13. Larutan Pereaksi Fehling

a. Larutan Fehling A

Cara Kerja :
5

 Ditimbang 6,93 g CuSO4. 5H2O , dimasukkan ke dalam


 gelas kimia 250 mL, dilarutkan dengan 100 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

b. Larutan Fehling B

Cara Kerja :

 Ditimbang 36,4 g Kalium Natrium Tartrat dan 10 g NaOH, dimasukkan ke


dalam gelas kimia 250 mL, dilarutkan dengan l00 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

14.Larutan Pereaksi Molisch (larutan a-Naftol 5% dalam etanol 96%)

Cara Kerja :

Ditimbang io g a-Naftol (1-Naftol), dimasukkan ke dalam

 gelas kimia 400mL, dilarutkan dengan 200 mL etanol 96%


 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

15. Larutan Pereaksi Osazon

Cara Kerja :

 Ditimbang 40 g Fenilhidrazin dan 60 g Natrium asetat, dimasukkan ke dalam


gelas kimia 400 mL, dilarutkan dengan 300 mL aquadest menggunakan
magnetic stirrer, sampai semua bahan larut.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

16. Larutan Pereaksi Seliwanoff

Cara Kerja :

 Ditimbang i g atau 2 g Resorsinol, dimasukkan ke dalam gelas kimia 40o mL,


dilarutkan dengan 200 mL HC1 1:1
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

B. Pereaksi Untuk Percobaan Lipida .

1. Larutan Asam klorida (HCl) 2N

Lihat bagian A. 3
6

2. Larutan Fenolftalin 0,1% dalam alkohol

Cara Kerja :

 Ditimbang 0,1 g fenolftalin, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL,


dilarutkan dengan l00 mL alkohol 96%
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

3.Larutan Gliserol 20%

Cara Kerja :

 Diukur ± 20 mL Gliserol, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL,


ditambahkan 100mL aquadest, kemudian dicampur sampai homogen
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

4. Larutan Natrium karbonat (Na2CO3) 0,5%

Cara Kerja :

 Ditimbang 1 g Na2CO3, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL, dilarutkan


dengan 200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

5. Larutan Natrium karbonat (Na2CO3) 1%

Cara Kerja :

 Ditimbang 2 g Na2CO3, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL, dilarutkan


dengan 200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

6. Larutan Natrium tetra borat (Boraks = Na2B4O7 l0 H2O) 0,5%

Cara Kerja :

 Ditimbang 1g Na2B4O7 10 H20, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL,


dilarutkan dengan 200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

7. Larutan Pereaksi Bennedict

Lihat bagian A.
7

C. Pereaksi Untuk Identifikasi Asam amino dan Protein

1.Larutan Asam Amino dan Protein 1%

jenis karbohidrat yang digunakan dalam praktikum, adalah: tirosin, fenilalanin,


triptofan, metionin, sistein, sistin, serin, glisin, prolin, asparagin, lisin, arginin,
leusin, alanin, albumin, gelatin, kasein, pepton, dan putih telur

Cara Kerja :

 Ditimbang 2 g tirosin, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL, dilarutkan


dengan 200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label
 Dibuat larutan asam amino dan protein yang lain dengan cara di atas
 Larutan disimpan dalam lemari es

2. Larutan Asam Asetat 2% (v/v)

Cara Kerja :

 Ditimbang 2 mL CH3COOH glasial, dimasukkan ke dalam gelas Idmia 250


mL, ditambahkan l00 mL aquadest, kemudian dicampur sampai homogen
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

3. Larutan Asam Fosfomolibdat 10%

Cara Kerja :

 Ditimbang 10g Asam Fosfomolibdat, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250


mL, dilarutkan dengan mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

4. Larutan Asam Fosfowolframat 10%

Cara Kerja :

 Ditimbang 10 g Asam Fosfowolframat, dimasukkan ke dalam gelas kimia


250mL, dilarutkan dengan l00 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

5. Larutan Asam Pikrat jenuh

Cara Kerja :
8

 Ke dalam gelas kimia 250 mL yang telah diisi l00 mL aquadest dimasukkan
sedikit demi sedikit serbuk asam pikrat (tri-Nitro Fenol), larutan diaduk.
Penambahan serbuk asam pikrat dihentikan bila setelah pengadukan terdapat
bagian serbuk yang tidak larut
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

6. Larutan Asam Sulfosalisilat 30%

Cara Kerja :

 Ditimbang 30g Asam Sulfosalisilat, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250mL,


dilarutkan dengan l00 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

7. Larutan Asam Tannat 10%

Cara Kerja :

 Ditimbang 10 g Asam Tannat, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL,


dilarutkan dengan 100 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

8. Larutan Asam Tri kloro asetat (TCA) 10%

Cara Kerja :

 Ditimbang 8g Tri kloro .asetat, dimasukkan ke dalam gelas


 kimia 250 mL, dilarutkan dengan l00 mL aquadest.
 Larutan. dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

9. Larutan Besi (III) klorida (FeC13) 2%

Cara Kerja :

 Ditimbang 2 g besi (III) klorida, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL,
dilarutkan dengan l00 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

10. Larutan Natrium hidok.sida (NaOH) 2N

Cara Kerja :
9

 Ditimbang 8 g NaOH, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL, dilarutkan


dengan l00 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

11. Larutan Natrium hidoksida (NaOH) 40%

Cara Kerja :

 Ditimbang 40 g NaOH, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL, dilarutkan


dengan l00 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

12. Larutan Natrium karbonat (Na2CO3) 5%

Cara Kerja :

 Ditimbang 5 g Na2CO3, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250mL, dilarutkan


dengan l00 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

13. Larutan Pereaksi Millon

Cara Kerja :

 Ke dalam gelas kimia 250 mLyang telah berisi l00 mL HNO3 pekat,
dimasukkan raksa, diaduk hati-hati (pekerjaan dilakukan di lemari asarn serta
menggunakan alat pelindung diri yang memadai)
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

14. Larutan Pereaksi Molisch

Lihat bagian A.14

15. Larutan Pereaksi Ninhidrin 0,1%

Cara Kerja :

 Ditimbang 0,2 g Ninhidrin, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL,


dilarutkan dengan 200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

16. Larutan Raksa (II) klorida (HgC12) jenuh


10

Cara Kerja :

 Ke dalam gelas kimia 250 mL yang telah diisi l00 mL aquadest dimasukkan
sedikit demi sedikit serbuk raksa (II) klorida (HgC12), larutan diaduk.
Penambahan serbuk raksa (II) klorida dihentikan bila setelah pengadukan
terdapat bagian serbuk yang tidak larut
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label
17. Larutan Tembaga (II) sulfat (CuSO4 5 H20) 0,1 N ,

Cara Kerja :

 Ditimbang 5 g tembaga (II) sulfat (CuSO45 H20), dimasukkan ke dalam gelas


kimia 400 mL, dilarutkan dengan 200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label
18. Larutan Tembaga (II) sulfat (CuSO4 5 H20) 5%

Cara Kerja :

 Ditimbang 5 g tembaga (II) sulfat (CuSO4 5 H20) , dimasukkan ke dalam gelas


kimia 250 mL, dilarutkan dengan l00 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label
19. Larutan Timbal (II) asetat {(CH3COO)2Pb} 1%

Cara Kerja :

 Ditimbang 2 g timbal (II) asetat {(CH3COO)2Pb}, dimasukkan ke dalam gelas


kimia 400 mL, dilarutkan dengan 200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label
20. Larutan Timbal (II) asetat {(CH3COO)2Pb} 0,1 N

Cara Kerja :

 Ditimbang 3,25 g timbal (II) asetat, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL,
dilarutkan dengan 100 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

D. Pereaksi untuk Percobaan Enzim

1. Filtrat Suspensi Kedelai 5%

Cara Kerja :
11

 Ditimbang 10 g kedela1% dimasukkan ke dalam gelas kimia l00 mL,


direndam dengan 200 mL aquadest selama ± 1 malam, kemudian digerus dalam
mortar sampai halus atau diblender. Suspensi kedelai disaring sebelum
digunakan
 Filtrat dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label
 Larutan disimpan dalam lemari es

2. Larutan Amilum 1% Lihat bagian A. 6

3. Larutan Asam klorida (HCI) 1N


Lihat bagian A. 2 10

4. Larutan Fenolftalin 0,1% dalam alcohol

Lihat bagian B. 2

5. Larutan Dapar Fosfat pH 6,8

Cara Kerja :

 Ditimbang g, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL, dilarutkan dengan mL


aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label
6. Larutan Iodin encer (I2) 0,01N

Lihat bagian A. 5

7. Larutan Maltosa

Lihat bagian A. 6

8. Larutan NatriUm klorida (NaC1) 0,9%

Cara Kerja :

 Ditimbang 1,8 g, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL, dilarutkan dengan
200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label
12

9. Larutan Natrium klorida (NaCl) 1.%


Cara Kerja :
 Ditimbang 1 g NaC1, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL, dilarutkan
dengan 100 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label

10. Larutan Ragi 1%

Cara Kerja :

 Ditimbang 1 g ragi roti (fermipan), dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL,
dilarutkan dengan 100 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label
 Larutan disimpan dalam lemari es

11. Lamtan Raksa (II) klorida (HgC12) 1%

Cara Kerja :

 Ditimbang 1 g raksa (II) klorida (HgC12), dimasukkan ke dalam gelas kimia


250 mL, dilarutkan dengan l00 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label
12. Larutan Sakarosa 1%

Lihat bagian A. 6

13. Larutan Ureum 1%

Cara Kerja :

 Ditimbang 2 g urea, dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL, dilarutkan


dengan 200 mL aquadest.
 Larutan dipindahkan ke dalam botol pereaksi yang bersih dan telah dibilas
dengan aquadest, kemudian diberi label
 Larutan disimpan dalam lemari es
13

Identifikasi Karbohidrat

Pendahuluan

Karbohidrat tersebar luas di alam, baik dalam jaringan tumbuh-tumbuhan


maupun jaringan binatang. Pada tumbun-tumbuhan, karbohidrat dihasilkan
oleh reaksi fotosintesis dalam tanaman hijau daun dengan bantuan sinar
matahari. Karbohidrat tumbuh-tumbuhan meliputi selulosa yang berperan
sebagai rangka tumbuh-tumbuhan, serta pati dari sel tumbuh-tumbuhan. Pada
sel-sel binatang, karbohidrat berada sebagai glukosa dan glikogen, berperan
sebagai sumber energi yang penting bagi aktivitas vital. Beberapa karbohidrat
mempunyai fungsi sangat spesifik, misalnya : ribosa dalam nukleoprotein sel,
galaktosa dalam lipida tertentu dan laktosa susu. Bahan Makanan nabati yang
merupakan stunber karbohidrat adalah beras, jagung, gandum, singkong, dan
lain sebagainya.

Karbohidrat didefinisikan sebagai senyawa polihidroksi aldehid atau


polihidroksi keton, atau sebagai senyawa yang menghasilkan derivat¬derivat
polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton pada hidrolisis.

Secara umum, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) golongan,


yakni:

1. Monosakarida (sering disebut gula sederhana), adalah sakarida yang tidak


dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Yang termasuk ke
dalam golongan in1% adalah triosa (seperti ; gliserosa, dihidroksi aseton),
tetrosa (seperti;
14

2. eritrosa dan eritrulosa), pentosa (seperti; arabinosa, ribosa, dan ribulosa),


heksosa (seperti ; glukosa, manosa, galaktosa yang meiliki gugus fungsi
aldehida, dan fruktosa yang memiliki gugs fungsi keton), dan heptosa (seperti ;
heptulosa yang memiliki gugus fungsi keton)
3. Disakarida, adalah karbohidrat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan dua
molekul monosakarida yang sama atau berbeda. Senyawa-senyawa yang
termasuk ke dalam golongan in1% adalah sukrosa/sakarosa, maltosa, selobiosa
dan laktosa.
4. Polisakarida, adalah karbohidrat yang menghasilkan lebih dari enam molekul
monosakarida pada hidrolisis. Senyawa yang termasuk ke dalam golongan
in1% antara lain : amilum, dekstrin, gom arab, glikogen, dan lain sebagainya.

Karbohidrat secara umum, merupakan zat padat yang berwarna putih,


mempunyai sifat mudah larut dalam air (pelarut polar) kecuali beberapa
senyawa polisakarida dan sukar larut dalam pelarut non polar (seperti
kloroform, eter, dan lain-lain).

Secara umum, untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu bahan


makanan atau dalam suatu contoh (zat uji), dapat dilakukan dengan uji
Molisch, dan uji Anthrone; untuk mengetahui adanya pentosa, dapat ditentukan
dengan uji Benzidin-Tauber dan uji Orsinol Bial-HCI; untuk mengetahui
adanya gugus keton, dapat ditentukan dengan uji Seliwanoff; untuk mengetahui
adanya gula pereduks1% dapat ditentukan dengan uji Fehling, Bennedict, atau
uji Tollens; sedangkan untuk membedakan jenis-jenis polisakarida, dapat
ditentukan dengan uji Iodin.

Modul in1% terdiri dari 5 (lima) kegiatan praktikum, yaitu :

1. Kegiatan Praktikum 1, yaitu : Identifikasi Monosakarida, yang meliputi uji


Anthrone, uji Molisch, uji Benzidin-Tauber, uji Seliwanoff, uji Iodin, uji
Barfoed, uji Tollens, uji Fehling, uji Bennedict, uji Osazon
2. Kegiatan Praktikum 2, yaitu : Identifikasi Disakarida, yang meliputi uji
Anthrone, uji Molisch, uji Benzidin-Tauber, uji Seliwanoff, uji Iodin, uji
Barfoed, uji Tollens, uji Fehling, uji Bennedict, uji Osazon, uji Hidrolisis
3. Kegiatan Praktikum 3, yaitu : Identifikasi Polisakarida, yang meliputi uji
Anthrone, uji Molisch, uji Benzidin-Tauber, uji Seliwanoff, uji Iodin, uji
Barfoed, uji Tollens, uji Fehling, uji Bennedict, uji Osazon, dan uji Hidrolisis
4. Kegiatan Praktikum 4, yaitu Tes Identifikasi Karbohidrat
5. Kegiatan Praktikum 5, yaitu :'Tes Identifikasi Karbohidrat

Setelah mempelajari modul in1% secara khusus mahasiswa diharapkan trampil :


15

1. Memamerkan dengan trampil tindakan keselamatan kerja pada penggunaan alat


laboratorium dan bahan-bahan kimia berbahaya, pada saat melakukan
identifikasi karbohidrat
2. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama
menggunakan peralatan laboratorium dan bahan-bahan kimia berbahaya pada
saat melakukan identifikasi karbohidrat
3. Memamerkan dengan tepat cara memilih prosedur standar untuk identifikasi
karbohidrat
4. Memamerkan dengan tepat cara pemilihan peralatan laboratorium, sebehun,
melakukan identifikasi karbohidrat
5. Memamerkan dengan trampil cara pengaturan dan penyimpanan peralatan
laboratorium, sebelum, selama, dan setelah melakukan identifikasi karbohidrat
6. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pemilihan peralatan laboratorium untuk identifikasi karbohidrat
7. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pengaturan dan penyimpanan peralatan laboratorium untuk identifikasi
karbohidrat
8. Memamerkan dengan tepat pemilihan pereaksi untuk identifikasi karbohidrat
9. Memarnerkan dengan trampil pengaturan, dan penyimpanan pereaksi untuk
identifikasi karbohidrat
10. . Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
penillihan pereaksi untuk identifikasi karbohidrat
11. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pengaturan, dan penyimpanan pereaksi untuk identifikasi karbohidrat
12. Memamerkan dengan trampil, cara melakukan ; Uji Anthrone, Uji Molisch, Uji
Iodin, Uji Barfoed, Uji Benzidine-Tauber, Uji Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji
Fehling, Uji Tollens, Uji Osazon, dan Uji Hidrolisis, terhadap masing-masing
jenis karbohidrat
13. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan ;
Uji Anthrone, Uji Molisch, Uji Iodin, Uji Barfoed, Uji Benzidine-Tauber, Uji
Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji Fehling, Uji Tollens, Uji Osazon, dan Uji
Hidrolisis, terhadap masing-masing jenis karbohidrat
14. Memamerkan dengan tepat cara memilih prosedur standar dalam melakukan
preparasi sampel untuk identifikasi karbohidrat
15. Memamerkan dengan trampil cara melakukan preparasi sampel untuk
identifikasi karbohidrat
16. i6. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama
melakukan preparasi sampel untuk identifikasi karbohidrat
17. Memamerkan dengan trampil cara menggunakan pereaksi untuk ; Uji
Anthrone, Uji Molisch, Uji Iodin, Uji Barfoed, Uji Benzidine-Tauber, Uji
Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji Fehling, Uji Tollens, Uji Osazon, dan Uji
Hidrolisis
16

18. i8. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama


menggunakan pereaksi untuk ; Uji Anthrone, Uji Molisch, Uji Iodin, Uji
Barfoed, Uji Benzidine-Tauber, Uji Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji Fehling, Uji
Tollens, Uji Osazon, dan Uji Hidrolisis
19. 19. Memamerkan dengan trampil cara melakukan pengamatan hasil reaksi ;
Uji Anthrone, Uji Molisch, Uji Iodin, Uji Barfoed, Uji Benzidine-Tauber, Uji
Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji Fehling, Uji Tollens, Uji Osazon, dan Uji
Hidrolisis, dari masing-masing jenis karbohidrat
20. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pengamatan hasil reaksi ; Uji Anthrone, Uji Molisch, Uji Iodin, Uji Barfoed,
Uji Benzidine-Tauber, Uji Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji Fehling, Uji Tollens,
Uji Osazon, dan Uji Hidrolisis, dari masing-masing jenis karbohidrat
21. Memamerkan dengan trampil cara membedakan hasil reaksi ; Uji Anthrone,
Uji Molisch, Uji Iodin, Uji Barfoed, Uji Benzidine-Tauber, Uji Seliwanoff, Uji
Bennedict, Uji Fehling, Uji Tollens, Uji Osazon, dan Uji Hidrolisis, dari
masing-masing jenis karbohidrat
22. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama
membedakan hasil-hasil reaksi ; Uji Anthrone, Uji Molisch, Uji Iodin, Uji
Barfoed, Uji Benzidine-Tauber, Uji Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji Fehling, Uji
Tollens, Uji Osazon, dan Uji Hidrolisis, dari masing¬masing jenis karbohidrat
23. Memamerkan dengan trampil cara pelaporan pengujian yang tidak
biasa/normal kepada pihak yang berwenang, sesuai dengan prosedur kerja
standar pada saat melakukan identifikasi karbohidrat
24. Melaksanakansecara habitual, cara pelaporan pengujian yang tidak
biasa/normal kepada pihak yang berwenang, sesuai dengan prosedur kerja
standar pada saat melakukan identifikasi karbohidrat
25. Memamerkan dengan trampil cara pencucian dan perawatan peralatan untuk
identifikasi monosakarida, disakarida, polisakarida, dan tes identifikasi
karbohidrat, dengan benar
26. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pencucian dan perawatan peralatan untuk : identifikasi monosakarida,
disakarida, polisakarida, dan tes identifikasi k. rbohidrat
27. Memamerkan dengan trampil cara pembuangan limbah pada saat melakukan
identifikasi monosakarida, disakarida, polisakarida, dan tes identifikasi
karbohidrat, sesuai dengan peraturan yang berlaku
28. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pembuangan limbah pada ; Identifikasi monosakarida, Identifikasi disakarida,
Identifikasi polisakarida, dan Tes identifikasi karbohidrat
29. Memamerkan dengan trampil, cara pencatatan data sampel, jenis
pemeriksaan/pengujian, hasil "pengamatan, interpretasi hasil pengamatan, dan
kesimpulan, sesuai dengan formulir/jurnal yang disediakan, pada saat
melakukan :Identifikasi monosakarida,
17

Identifikasi disakarida, Identifikasi polisakarida, dan Tes identifikasi karbohidrat


30. Melaksanakan secara habitual, cara pencatatan data sampel, jenis
pemeriksaan/pengujian, hasil pengamatan, interpretasi hasil pengamatan, dan
kesimpulan, sesuai dengan formulir/jurnal yang disediakan, pada saat
melakukan : Identifikasi monosakarida, Identifikasi disakarida, Identifikasi
polisakarida, dan Tes identifikasi karbohidrat

Kegiatan Praktikum 2-4

1. Uji Anthrone

Uji Anthrone atau tes Anthrone, merupakan uji yang sangat sensitif untuk
menentukan adanya karbohidrat secara umum. Uji ini akan memberikan hasil
reaksi positif terhadap kertas saring (yang mengandung selulosa).

a. Prinsip :

Karbohidrat akan didehidrasi oleh asam sulfat pekat, membentuk senyawa


furfural, atau turunannya. Dehidrasi pentosa akan menghasilkan furfural,
ramnosa menghasilkan metil fiufural, dan heksosa menghasilkan hidroksi metil
furfural. Furfural dan turunannya akan berkondensasi dengan pereaksi
Anthrone menghasilkan senyawa yang berwarna hijau atau biru-kehijauan.

b. Reaksi :

c. Alat yang digunakan :


 Bola karet isap (Filler)
 Botol semprot 25o mL
 Pipet ukur 1 mL, 5 mL, io mL
 Rak tabung reaksi
18

 Tabung reaksi

d.Bahan yang digunakan :


 Aqua DM/aquadest
 Kertas saring/Tissue
 Larutan Monosakarida (arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%,
manosa 1%)
 Larutan Disakarida (laktosa 1%, maltosa 1%, sakarosa 1%)
 Larutan Polisakarida (amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%)
 Pereaksi Anthrone

e. Cara Kerja :
1. Identifikasi Monosakarida
 Disiapkan 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah dibilas dengan aquadet.
Tabung diberi nomor i-6. Ke dalam masing-masing tabung reaksi di atas,
dimasukkan 2 mL pereaksi Anthrone
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 0,2 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-6, masing-masing dimasukkan 0,2 mL larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, dan larutan manosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-6 segera dicampur, dengan cara
menggoyang-goyangkan tabung reaksi
 Ke atas permukaan kertas saring, diteteskan 0,2 mL pereaksi Anthrone
 Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung dan
kertas sariiig

2. Identifikasi Disakarida
 Disiapkan 4 buah tabung reaksi yang bersih dan telah dibilas dengan aquadet.
Tabung diberi nomor 1-4. Ke dalam masing-masing tabung reaksi di atas,
dimasukkan 2 mL pereaksi Anthrone
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 0,2 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-4, masing-masing dimasukkan 0,2 mL larutan
laktosa 1%, maltosa 1%, dan larutan sakarosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-4 segera dicampur, dengan cara
menggoyang-goyangkan tabung reaksi
 Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung dan
kertas saring

3. Identifikasi Polisakarida
19

 Disiapkan 4 buah tabung reaksi yang bersih dan telah dibilas dengan aquadet.
Tabung diberi nomor 1-4. Ke dalam masing-masing tabung reaksi di atas,
dimasukkan 2 mL pereaksi Anthrone
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 0,2 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-4, masing-masing dimasukkan 0,2 mL larutan
amilum 1%, dekstrin 1%, dan larutan gom arab 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-4 segera dicampur, dengan cara
menggoyang-goyangkan tabung reaksi
 Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung dan
kertas saring

f. Pertanyaan :
1. Tuliskan reaksi antara arabinosa, fruktosa, dan galaktosa dengan pereaksi
Anthrone !
2. Apakah terdapat perbedaan warna (setelah dilakukan pengujian) dari masing-
masing jenis disakarida dan polisakarida setelah dilakukan pengujian ?
3. Tuliskan reaksi antara sakarosa dengan pereaksi Anthrone !

02. Uji Molisch

Uji Molisch juga merupakan uji umum untuk karbohidrat, akan tetapi uji ini
bukan uji yang spesifik/sensitif.

Karbohidrat akan didehidrasi oleh. asam sulfat pekat, membentuk senyawa


furfural, atau turunannya. Dehidrasi pentosa akan menghasilkan furfural,
ramnosa menghasilkan metil fuzfural, dan heksosa menghasilkan hidroksi metil
furfural. Furfural dan turunannya akan berkondensasi dengan a-Naftol (i-
Naftol) menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna merah-ungu pada
bidang batas antara larutan karbohidrat dan larutan asam sulfat pekat (cincin
merah-ungu).

a. Prinsip :

Karbohidrat akan didehidrasi oleh asam sulfat pekat, membentuk senyawa


furfural, atau turunannya. Ftufural dan turunannya akan berkondensasi dengan
a-Naftol menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna merah-ungu pada
bidang batas antara larutan karbohidrat dan larutan asam sulfat pekat (cincin
merah-ungu).

b. Reaksi :
20

c. Alat yang digunakan :


 Bola karet isap (Filler)
 semprot 25o mL
 Pipet ukur 1 mL, 5 mL, 10 mL
 Rak tabung reaksi
 Tabung reaksi

d.Bahan yang digunakan :


 Aqua DM/aquadest
 H2SO4 pekat
 Kertas saring/Tissue
 Larutan Monosakarida (arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%,
manosa 1%)
 Larutan Disakarida (laktosa 1%, maltosa 1%, sakarosa 1%)
 Larutan Polisakarida (amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%)

e. Cara Kerja :
1. Identifikasi Monosakarida
 Disiapkan 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah dibilas dengan aquadet.
Tabung diberi nomor 1-6
 Ke dalam tabung nomor 1% dimasukkan 5 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-6, masing-masing dimasukkan 5 mL larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, dan larutan manosa 1%.
Ditambahkan 2 tetes larutan pereaksi Molisch segar, larutan dicampur dengan
cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi.
 Ke dalam masing-masing tabung 1-6, dimasukkan 2,5 mL H2SO4 pekat secara
perlahan-lahan, melalui dinding tabung (hindari tabung tergoyang).
 Segera (sampai dengan 5 menit, setelah penambahan H2SO4 pekat) diamati
terbentuknya cincin merah-ungu pada bidang batas dua larutan dari masing-
masing tabung.
21

 Identifikasi Disakarida
 Disiapkan 4 buah tabung reaksi yang bersih dan telah dibilas dengan aquadet.
Tabung diberi nomor 1-4
 Ke dalam tabung nomor 1% dimasukkan 5 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-4, masing-masing dimasukkan 5 mL larutan laktosa
1%, maltosa 1%, dan larutan sakarosa 1%. Ditambahkan 2 tetes larutan.
pereaksi Molisch segar, larutan dicampur dengan cara menggoyang-goyangkan
tabung reaksi.
 Ke dalam masing-masing tabung 1-4, dimasukkan 2,5 mL H2SO4 pekat secara
perlahan-lahan, melalui dinding tabung (hindari tabung tergoyang).
 Segera (sampai dengan 5 menit, setelah penambahan H2SO4 pekat) diamati
terbentuknya cincin merah-ungu pada bidang batas dua larutan dari masing-
masing tabung.

2. Identifikasi Polisakarida
 Disiapkan 4 buah tabung reaksi yang bersih dan telah dibilas dengan aquadet.
Tabung diberi nomor 1-4
 Ke dalam tabung nomor 1% dimasukkan 5 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-4, masing-masing dimasukkan 0,2 mL larutan
amilum 1%, dekstrin 1%, .dan larutan gom arab 1%. Ditambahkan 2 tetes
larutan pereaksi Molisch segar, larutan dicampur dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi.
 Ke dalam masing-masing tabung 1-4, dimasukkan 2,5 mL H2SO4 pekat secara
perlahan-lahan, melalui dinding tabung (hindari tabung tergoyang).
 Segera (sampai dengan 5 menit, setelah penambahan H2SO4 pekat) diamati
terbentuknya cincin coklat pada bidang batas dua larutan dari masing-masing
tabung.

f. Pertanyaan :
1. Tuliskan reaksi antara fruktosa dengan pereaksi Molisch !.
2. Apakah terdapat perbedaan warna dari masing-masing jenis karbohidrat setelah
dilakukan pengujian ?
3. Tuliskan reLksi antara maltosa dengan pereaksi Molisch !
4. Mengapa laktosa dapat bereaksi dengan pereaksi Molisch ?, terangkan dengan
reaksi!
5. Mengapa dekstrin dapat bereaksi dengan pereaksi Molisch ?, terangkan dengan
reaksi!

03. Uji Iodin


22

Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan


Iodin dan memberikan warna spesifik, bergantung pada jenis polisakaridanya.
Oleh karena itu, uji ini digunakan untuk membedakan masing-masing jenis
golongan polisakarida. Selain itu, uji ini juga dapat digunakan untuk
membedakan polisakarida terhadap monosakarida dan disakarida. Warna biru
(setelah diasamkan dengan HCl encer) menunjukkan adanya pati (amilum),
sedangkan warna merah coklat (setelah diasamkan dengan HCl encer)
menunjukkan adanya glikogen dan eritrodekstrin

a. Prinsip :
Amilum dengan Iodin (setelah diasamkan dengan HCl encer) akan
memberikan warna biru, amilopektin memberikan warna merah ungu, dekstrin
dan glikogen memberikan warna merah coklat, sedangkan gom arab,
monosakarida dan polisakarida tidak memberikan warna

b. Reaksi :

c. Alat yang digunakan :


 Bola karet isap (Filler)
 Botol semprot 250 mL
 Plat tetes 12 lubang
 Pipet tetes
 Pipet ukur mL, 5 mL, io mL
 Rak tabung reaksi
 Tabung reaksi

d. Bahan yang digunakan :


 Aqua DM/aquadest
 Kertas saring/Tissue
 Larutan Monosakarida (arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%,
manosa 1%)
 Larutan Disakarida (laktosa 1%, maltosa 1/0, sakarosa 1%)
 Larutan Polisakarida (amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%)
 Larutan Iodin 1% (larutan Iodin encer)
 Larutan HCl 1N

e. Cara Kerja :
1. Identifikasi Monosakarida
 Disiapkan i buah plat tetes 12 lubang yang bersih, dan telah dibilas dengan
aquadest. Setiap lubang diberi tanda A-H
 Ke dalam lubang A, dimasukkan satu tetes aquadest (untuk blanko pereaksi)
23

 Ke dalam lubang B-C, masing-masing dimasukkan satu tetes larutan amilum


1% dan dekstrin 1% (untuk kontrol positif)
 Ke dalam lubang D-H, masing-masing dimasukkan satu tetes larutan arabinosa
1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, dan larutan manosa 1%
 Ke dalam lubang A-H, masing-masing dimasukkan Y tetes HC1 iN. Masing-
masing larutan dicampur dengan menggunakan tusuk gigi (i ujung tusuk gigi
dipergunakan untuk satu lubang plat tetes) atau dengan cara menggoyang-
goyangkan plat tetes
 Ke dalam masing-masing lubang di atas, ditambahkan tetes larutan Iodium
0,o1N. Plat tetes digoyangkan kembali untuk mencampurkan larutan atau
menggunakan tusuk gigi yang lain.
 Segera diamati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing lubang plat
tetes.

2. Identifikasi Disakarida
 Disiapkan i buah plat tetes 12 lubang yang bersih, dan telah dibilas dengan
aquadest. Setiap lubang diberi tanda A-F
 Ke dalam lubang A, dimasukkan satu tetes aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam lubang B-C, masing-masing dimasukkan satu tetes larutan amilum
1% dan dekstrin 1% (untuk kontrol positif)
 Ke dalam lubang D-F, masing-masing dimasukkan satu tetes larutan laktosa
1%, maltosa 19/0, dan larutan sakarosa 1%
 Ke dalam lubang A-F, masing-masing dimasukkan 1 tetes HCl iN. Masing-
masing larutan dicampur dengan menggunakan tusuk gigi (i ujung tusuk gigi
dipergunakan untuk satu lubang plat tetes) atau dengan cara menggoyang-
goyangkan plat tetes
 Ke dalam masing-masing lubang di atas, ditambahkan tetes larutan Iodium
0,oiN. Plat tetes digoyangkan kembali untuk mencampurkan larutan atau
menggunakah tusuk gigi yang lain.
 Segera diamati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing lubang plat
tetes.

3. Identifikasi Polisakarida
 Disiapkan 1 buah plat tetes 12 lubang yang bersih, dan telah dibilas dengan
aquadest. Setiap lubang diberi tanda A-D
 Ke dalam lubang A, dimasukkan satu tetes aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam lubang nomor B-D, masing-masing dimasukkan 0,2 mL larutan
amilun dekstrin 1%, dan larutan gom arab 1.%
 Ke dalam lubang A-D, masing-masing dimasukkan tetes HC1 iN. Masing-
masing larutan dicampur dengan menggunakan tusuk gigi (i ujung tusuk gigi
dipergunakan untuk satu lubang plat tetes) atau dengan cara menggoyang-
goyangkan plat tetes
24

 Ke dalam masing-masing lubang di atas, ditambahkan tetes larutan Iodium


0,oiN. Plat tetes digoyangkan kembali untuk mencampurkan larutan atau
menggunakan tusuk gigi yang lain.
 Segera diamati perubahan warna yang terjadi pada masing¬masing lubang plat
tetes.

f. Pertanyaan :

1. Mengapa monosakarida dengan pereaksi Iodin tidak memberikan hasil reaksi


positif ?, Terangkan dengan singkat.
2. Mengapa maltosa tidak dapat bereaksi dengan larutan Iodin ?, terangkan!.
3. Mengapa gom arab tidak dapat bereaksi dengan larutan Iodin?, terangkan!.

04. Uji Barfoed

Uji ini digunakan untuk membedakan monosakarida terhadap disakarida dan


polisakarida. Reaksi yang terjadi adalah reaksi oksidasi-reduksi. Gugus
karbonil dari monosakarida akan dioksidasi menjadi karboksilat, sedangkan ion
kupri (Cu2+) direduksi menjadi ion kupro (Cu+). Dalam suasana asam lemah
(CH3COOH), gula pereduksi yang termasuk kelompok disakarida bereaksi
sangat lambat dengan pereaksi Barfoed, sehingga tidak memberikan endapan
merah kupro oksida, kecuali pada waktu percobaan yang diperlama.

a. Prinsip :
Monosakarida akan mereduksi Cu2+ dalam suasana asam lemah (CH3COOH),
menghasilkan endapan yang berwarna merah bata (dari Cu2O).

b. Reaksi :

c. Alat yang digunakan :

 Bola karet isap (Filler)


 Botol semprot 250 mL
25

 Pipet tetes
 Pipet ukur 1 mL, 5 mL, 10 mL
 Rak tabung reaksi
 nabung reaksi

d. Bahan yang digunakan :

 Aqua DM/aquadest
 Kertas saring
 Larutan Monosakarida (arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%,
manosa 1%)
 Larutan Disakarida (laktosa 1%, maltosa 1%, sakarosa 1%)
 Larutan Polisakarida (amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%)
 Pereaksi Barfoed
 Tissue

e. Cara Kerja :

1. Identifikasi Monosakarida
 Ke dalam 8 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-8, masing-
masing dimasukkan 3 mL larutan pereaksi Barfoed
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 3 tetes aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-3, masing-masing dimasukkan 3 tetes larutan laktosa
1%, dan amilum 1% (untuk pembanding)
 Ke dalam tabung nomor 4-8, masing-masing dimasukkan 3 tetes larutan
arabinosa1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, dan larutan manosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-8, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hat1% selama 1 menit. Bila
terlihat adanya reduks1% pemanasan dilanjutkan dalam penangas air mendidih
selama 15 menit.
 Diamati terbentuknya endapan merah pada masing-masing tabung.

2. Identifikasi Disakarida

 Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor i-6, masing-
masing dimasukkan 3 mL larutan pereaksi Barfoed
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 3 tetes aquadest (untuk blanko
pereaksi)
26

 Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 3 tetes larutan glukosa 1% (untuk


kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 3, dimasukkan 3 tetes larutan amihun 1% (untuk
pembanding)
 Ke dalam tabung nomor 4-6, masing-masing dimasukkan 3 tetes larutan laktosa
1%, maltosa 1%, dan larutan sakarosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-6, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi.
 Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan dipanaskan di atas pembakar
Bunsen secara hati-hat1% selama 1 menit. Bila terlihat adanya reduks1%
pemanasan dilanjutkan dalam penangas air mendidih selama 15 menit.
 Diamati terbentuknya endapan merah pada masing-masing tabung.

3. Identifikasi Polisakarida

 Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor i-6, masing-
masing dimasukkan 3 mL larutan pereaksi Barfoed
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 3 tetes aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 3 tetes larutan glukosa 1% (untuk
kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 3, dimasukkan 3 tetes larutan laktosa 1% (untuk
pembanding)
 Ke dalam tabung nomor 4-6, masing-masing dimasukkan 3 tetes larutan
amilum 1%, dekstrin 1%, dan larutan gom arab 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung i-6, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hat1% selama menit. Bila
terlihat adanya reduks1% pemanasan dilanjutkan dalam penangas air mendidih
selama 15 menit.
 Diamati terbentuknya endapan merah pada masing-masing tabung.

f. Pertanyaan :
1. Apakah Uji Barfoed merupakan satu-satunya uji yang digunakan untuk
membedakan monosakarida terhadap disakarida dan polisakarida ?.
Terangkan!.
2. Jika pemanasan dalam penangas air lebih dari 15 menit, apakah disakarida
maupun polisakarida akan memberikan hasil reaksi positif terhadap uji
Barfoed?.

05. Uji Benzidine-Tauber


27

Uji ini merupakan uji untuk membedakan adanya pentosa terhadap triosa, tetrosa
dan heksosa. Warna merah-ungu menunjukkan adanya pentosa dalam suatu
larutan.

a. Prinsip
Dalam suasana asam (CH3COOH) dan panas, pentosa bereaksi dengan benzidin
menghasilkan senyawa yang berwarna merah ungu

b. Reaksi

c. Alat yang digunakan :


 Bola karet isap (Filler)
 Botol semprot 250 mL
 Pipet tetes
 Pipet ukur 1mL,5mL, 10 mL
 Rak tabung reaksi
 Tabung reaksi

d.Bahan yang digunakan :


 Aqua DM/aquadest
 Kertas saring/Tissue
 Larutan Monosakarida (arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%,
manosa 1%)
 Larutan Disakarida (laktosa 1%, maltosa 1%, sakarosa 1%)
 Larutan Polisakarida (amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%)
 Pereaksi Benzidine-Tauber segar

e. Cara Kerja :
1. Identifikasi Monosakarida
 Ke dalam 8 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-8, masing-
masing dimasukkan 2 mL larutan pereaksi Benzidine-Tauber segar
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan tetes aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan i tetes Larutan arabinosa 1% (juga
dipakai sebagai kontrol positif)
28

 Ke dalam tabung nomor 3-4, masing-masing dimasukkan 3 tetes larutan laktosa


1%, dan amilum1% (untuk pembanding)
 Ke dalam tabung nomor 5-8, masing-masing dimasukkan 3 tetes larutan
fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, dan larutan manosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-8, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hat1% sampai volume larutan
tinggal setengahnya.
 Masing-masing larutan didinginkan, kemudian diencerkan dengan aqua
DM/aqadest sampai volume awal
 Diamati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung.

2. Identifikasi Disakarida
 Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-6,
masing-masing dimasukkan 2 mL larutan pereaksi Benzidine-Tauber segar
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan Z tetes aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 1 tetes larutan arabinosa 1% (untuk
kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 3, dimasukkan 1tetes larutan amilum 1% (untuk
pembanding)
 Ke dalam tabung nomor 4-6, masing-masing dimasukkan
 tetes larutan laktosa 1%, maltosa 1%, dan sakarosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-6, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hat1% sampai volume larutan
tinggal setengahnya.
 Masing-masing larutan didinginkan, kemudian diencerkan dengan aqua
DM/aqadest sampai volume awal
 Diamati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung.

3. Identifikasi Polisakarida
 Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-6 masing-
masing dimasukkan 2 mL larutan pereaksi Benzidine-Tauber segar
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 1 tetes aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 1 tetes larutan arabinosa 1% (untuk
kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 3, dimasukkan tetes larutan laktosa 1% (untuk
pembanding)
 Ke dalam tabung nomor 4-6, masing-masing dimasukkan tetes larutan amilum
1%, dekstrin 1%, dan gom arab 1% Masing-masing larutan dalam tabung 1-6
29

dicampur, dengan cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi. Dengan


menggunakan penjepit tabung, larutan dipanaskan di atas pembakar Bunsen
secara hati-hat1% sampai volume larutan tinggal setengahnya.
 Masing-masing larutan didinginkan, kemudian diencerkan dengan aqua
DM/aqadest sampai volume awal
 Diamati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung.

f. Pertanyaan :
1. Mengapa fruktosa, glukosa dan galaktosa tidak memberikan hasil reaksi yang
positif dengan pereaksi Benzidine-Tauber ?
2. Jika pemanasan dilakukan lebih lama (sisa volume ± seperempat bagian),
apakah jenis-jenis monosakarida lain (selain arabinosa), disakarida, dan
polisakarida dapat memberikan hasil reaksi positif terhadap uji Benzidine-
Tauber?.

06. Uji Seliwanoff

Uji ini digunakan untuk membedakan adanya gugus ketosa terhadap aldosa.
Ketosa akan didehidratasi oleh asam klorida, membentuk senyawa furfural atau
turunannya, yang dengan resorsinol akan menghasilkan senyawa yang
berwarna. Warna merah cerri menunjukkan adanya ketosa dalam larutan
contoh (larutan zat uji).

Dehidrasi ketoheksosa menjadi furfural lebih cepat dibandingkan dengan


aldoheksosa, karena sebelum aldoheksosa didehidrasi terlebih dahulu
mengalami transformasi menjadi ketoheksosa. Dengan demilcian aldosa
memberikan hasil reaksi negatif terhadap uji Seliwanoff.

a. Prinsip :
Ketosa akan didehidratasi oleh asam klorida, membentuk senyawa furfural atau
turunannya. Furfural atau turunannya berkondensasi dengan resorsinol,
menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna merah ceri.

b. Reaksi :

c. Alat yang digunakan :


 Bola karet isap (Filler)
 Botol semprot 250 mL
 Penangas air atau Pembakar Bunsen/Tecklu/Fischer
 Penjepit tabung reaksi
 Pipet tetes
30

 Pipetukur lmL,5mL, 10 mL
 Rak tabung reaksi
 Tabung reaksi

d.Bahan yang digunakan


 Aqua DM/aquadest
 H2SO4 pekat
 Kertas saring/Tissue
 Larutan Monosakarida (arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%,
manosa 1%)
 Larutan Disakarida (laktosa 1%, maltosa 1%, sakarosa 1%)
 Larutan Polisakarida (amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%)
 Pereaksi Seliwanoff

e. Cara Kerja :
1. Identifikasi Monosakarida
 Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-6, masing-
masing dimasukkan 2,5 mL larutan pereaksi Seliwanoff
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 5 tetes aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 fr Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 5 tetes arutan fruktosa 1% (juga
sebagai kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 3-6, masing-masing dimasukkan 5 tetes larutan
arabinosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, dan larutan manosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-6, dicampur dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hati selama 20 detik atau
dalam penangas air mendidih selama 1 menit
 Diamati terbentuknya N arna merah ceri pada masing-masing tabung

2. Identifikasi Disakarida
 Ke dalam 5 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-5, masing-
masing dimasukkan 2,5 mL larutan pereaksi Seliwanoff
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 5 tetes aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 5 tetes larutan fruktosa 1% (untuk
kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 3-5, masing-masing dimasukkan 5 tetes larutan laktosa
1%, maltosa 1%, dan larutan sakarosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-5, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
31

dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hati selama 20 detik atau


dalam penangas air mendidih selama menit
 Diamati terbentuknya warna merah ceri pada. masing-masing tabung

3. Identifikasi Polisakarida
 Ke dalam 5 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-5, masing-
masing dimasukkan 2,5 mL larutan pereaksi Seliwanoff
 Ke dalam tabung nomor 1% dimasukkan 5 tetes aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 5 tetes larutan fruktosa (untuk kontrol
positif)
 Ke dalam tabung nomor 3-5, masing-masing dimasukkan 5 tetes larutan
amilum 1%, dekstrin 1%, dan larutan gom arab 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-5, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi.Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hati selama 20 detik atau
dalam penangas air mendidih selama 1 menit
 Diamati terbentuknya warna merah ceri pada masing-masing tabung

f. Pertanyaan :
1. Bila pemanasan dilakukan lebih lama (> dari 1 menit), apakah aldoheksosa
akan memberikan hasil positif terhadap uji Seliwanoff ?. Jelaskan !
2. Jika larutan sukrosa 1% (setelah ditambahkan pereaksi Seliwanoff), dipanaskan
lebih dari 1 menit, apa yang terjadi ?. Terangkan !

07. Uji Bennedict

Uji ini digunakan untuk menentukan adanya gula peredukisi dalam larutan
contoh/zat uji. Beberapa jenis karbohidrat yang memiliki gugus aldehid dan
keton bebas, mempunyai sifat dapat mereduksi Cu2+ dari pereaksi Bennedict
dalam suasana basa, menghasilkan endapan merah bata (dari Cu20). Reaksi
yang terjadi adalah reaksi redoks, dimana gugus karbonil dari aldehida
dioksidasi menjadi karboksilat, sedangkan zat pengoksid direduksi.

a. Prinsip :

Karbohidrat yang memiliki gugus aldehid dan keton bebas, mereduksi Cu2+
dalam suasana basa (Na2CO3), menghasilkan endapan merah bata (dari Cu20).

b. Reaksi :
32

c. Alat yang digunakan :

 Bola karet isap (Filler)


 Botol semprot 25o mL
 Penangas air
 Pembakar Bunsen/Tecklu/Fischer
 Penjepit tabung reaksi
 Pipet ukur 1 mL, 5mL, 10 mL
 Rak tabung reaksi
 Tabung reaksi

d.Bahan yang digunakan


 Aqua DM/aquadest
 Kertas saring/Tissue
 Larutan Monosakarida (arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%,
manosa 1%)
 Larutan Disakarida (laktosa 1%, maltosa 1%, sakarosa 1%)
 Larutan Polisakarida (amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%)
 Pereaksi Bennedict

e. Cara Kerja :
1. Identifikasi Monosakarida
 Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-6,
masing-masing dimasukkan 3 mL larutan pereaksi Bennedict
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 5 tetes aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-6, masing-masing dimasukkan 5 tetes Larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, manosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-6, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hati sampai mendidih, atau
dalam penangas air mendidih selama 5 menit
 Diamati terbentuknya endapan merah pada masing-masing tabung

2. Identifikasi Disakarida
 Ke dalam 5 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-5, masing-
masing dimasukkan 3 mL larutan pereaksi Bennedict
33

 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 5 tetes aquadest (untuk blanko


pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 5 tetes larutan glukosa 1% (untuk
kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 3-5, masing-masing dimasukkan 5
 tetes larutan laktosa 1%, maltosa 1%, sakarosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-5, dicampur, dengan cara
menggoyang-goyangkan tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung,
larutan dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hati sampai mendidih,
atau dalam penangas air mendidih selama 5 menit
 Diamati terbentuknya endapan merah pada masing-masing tabung

3. Identifikasi Polisakarida
 Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-6, masing-
masing dimasukkan 3 mL larutan pereaksi Bennedict
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 5 tetes aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-3, masing-masing dimasukkan 5 tetes larutan
glukosa 1%, dan larutan laktosa 1% (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 4-6, masing-masing dimasukkan 5 tetes larutan
amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-5, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reLksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hati sampai mendidih, atau
dalam penangas air mendidih selama 5 menit
 Diamati terbentuknya endapan merah pada masing-masing tabung

f. Pertanyaan :

1. Apa yang akan terjad1% bila larutan glukosa 0,o1% direaksikan dengan larutan
Bennedict?, kesimpulan apa yang akan saudara ambil?, jelaskan !.
34

2. Jenis disakarida apa saja yang tidak dapat mereduksi pereaksi Bennedict ?,
terangkan alasannya !

08. Uji Fehling

Uji ini digunakan untuk menentukan adanya gula peredukisi dalam larutan
contoh/zat uji. Beberapa jenis karbohidrat yang memiliki gugus aldehid dan
keton bebas, mempunyai sifat dapat mereduksi Cu2+ dari pereaksi Fehling
dalam suasana basa, menghasilkan endapan yang berwarna hijau, kuning-
jingga atau merah (dari Cu20). Pembentukan warna endapan tergantung dari
macam gula reduksinya serta konsentrasi gula reduksi dalam larutan a. Prinsip :

a. Prinsip :
Karbohidrat yang memiliki gugus aldehid dan keton bebas mereduksi Cu2+ dalam
suasana basa (NaOH), menghasilkan endapan dari Cu2O.

b. Reaksi :

c. Alat yang digunakan :


 Bola karet isap (Filler)
 Botol semprot 25o mL
 Penangas air
 Pembakar Bunsen/Tecklu/Fischer
 Penjepit tabung reaksi
 Pipet ukur 1 mL, 5 mL, 10 mL
 Rak tabung reaksi
 Tabung reaksi

d.Bahan yang digunakan :


 Aqua DM/aquadest
 Kertas saring/Tissue
 Larutan Monosakarida (arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%,
manosa 1%)
 Larutan Disakarida (laktosa 1%, maltosa 1%, sakarosa 1%)
 Larutan Polisakarida (amilum 1/0, dekstrin 1%, gom arab 1%)
 Larutan Pereaksi Fehling A

e. Cara Kerja :

1. Identifikasi Monosakarida
35

 Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-6, masing-
masing dimasukkan 1 mL larutan Fehling A dan x mL larutan Fehling B,
larutan dicampur sampai homogen
 Xe dalam tabung nomor 1, dimasukkan 1 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-6, masing-masing dimasukkan mL larutan arabinosa
1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, dan larutan manosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-6, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hati sampai mendidih, atau
dalam penangas air mendidih selama 5 menit
 Diamati terbentuknya endapan merah pada masing-masing tabung

2. Identifikasi Disakarida
 Ke dalam 5 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-5, masing-
masing dimasukkan 1 mL larutan Fehling A dan mL larutan Fehling B, larutan
dicampur sampai homogen
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 1 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 1 mL larutan glukosa 1% (untuk
kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 3-5, masing-masing dimasukkan mL laktosa 1%,
maltosa 1%, sakarosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-5, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hati sampai mendidih, atau
dalam penangas air mendidih selama 5 menit
 Diamati terbentuknya endapan merah pada masing-masing tabung

3. Identifikasi Polisakarida
 Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-6, masing-
masing dimasukkan 1 mL larutan Fehling A dan 1 mL larutan Fehling B,
larutan dicampur sampai homogen
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 1 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-3, masing-masing dimasukkan mL larutan glukosa
1%, dan larutan laktosa 1% (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 3-6, masing-masing dimasukkan mL larutan amilum
1%, dekstrin 1%, gom arab 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-6, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hati sampai mendidih, atau
dalam penangas air mendidih selama 5 menit
36

 Diamati terbentuknya endapan merah pada masing-masing tabung

f. Pertanyaan :
1. Tuliskan reaksi antara galaktosa dengan pereaksi fehling ?
2. Tuliskan reaksi antara laktosa dengan pereaksi fehling ?
3. Jenis polisakarida apa saja yang tidak dapat mereduksi pereaks1% Fehling ?,
terangkan alasannya !

09. Uji Tollens

Uji ini digunakan untuk menentukan adanya gula pereduksi dalam larutan
contoh/zat uji. Beberapa jenis karbohidrat yang memiliki gugus aldehid dan
keton bebas, mempunyai sifat dapat mereduksi zat pengoksid lembut seperti
pereaksi Tollens dalam suasana basa, menghasilkan logam perak berupa cermin

a. Prinsip :

Karbohidrat yang memiliki gugus aldehid dan keton bebas mereduksi Ag+ dalam
suasana basa (NH4OH), menghasilkan cermin perak

b. Reaksi :

c. Alat yang digunakan :


 Bola karet isap (Filler)
 Botol semprot 25o mL
 Penangas air
 Pembakar Bunsen/Tecklu/Fischer
 Penjepit tabung reaksi
 Pipet ukur 1 mL, 5 mL, 10 mL
 Rak tabung reaksi
 Tabung reaksi

d. Bahan yang digunakan :


 Aqua DM/aquadest
37

 Kertas saring/Tissue
 Larutan Monosakarida (arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%,
manosa 1%)
 Larutan Disakarida (laktosa 1%, maltosa 1%, sakarosa 1%)
 Larutan Polisakarida (amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%)
 Larutan AgNO3 0,iN
 Larutan NH4OH 4N

e. Cara Kerja :
1. Identifikasi Monosakarida
 Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-6, masing-
masing dimasukkan 3 mL larutan AgNO3 0,1N dan beberapa tetes larutan
NH4OH 4N, sampai endapan melarut kembali
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 3 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-6, masing-masing dimasukkan 3 mL larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, manosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-6, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hati
 Diamati terbentuknya lapisan cermin pada masing-masing dinding tabung

2. Identifikasi Disakarida
 Ke dalam 5 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi
 nomor 1-5, masing-masing dimasukkan 3 mL larutan AgNO3 0,1N dan
beberapa tetes larutan NH4OH 4N, sampai endapan melarut kembali
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 3 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 3 mL larutan fruktosa 1% kontrol
positif)
 Ke dalam tabung nomor 3-5, masing-masing dimasukkan 3 mL larutan laktosa
1%, maltosa 1%, sakarosa 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-5, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hati
 Diamati terbentuknya lapisan cermin pada masing-masing dinding tabung

3. Identifikasi Polisakarida

 Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-6 masing-
masing dimasukkan 3 mL larutan AgNO3 0,1 N dan beberapa tetes larutan
NH4OH 4N
 sampai endapan melarut kembali
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 3 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
38

 Ke dalam tabung nomor 2-3, masing-masing dimasukkan 3 mL larutan fruktosa


1% (untuk kontrol positif)
 Ke dalam masing-masing tabung nomor 4-6, dimasukkan 3 mL larutan amilum
1%, dekstrin 1%, gom arab 1%
 Masing-masing larutan dalam tabung 1-6, dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, larutan
dipanaskan di atas pembakar Bunsen secara hati-hati
 Diamati terbentuknya lapisan cermin pada masing-masing dinding tabung

f. Pertanyaan :
1. Jenis-jenis monosakarida, dan disakarida apa saja yang tidak dapat mereduksi
pereaksi Tollens ?, terangkan alasannya !
2. Apakah polisakarida dapat mereduksi pereaksi Tollens?, terangkan alasannya !

10. Uji Osazon

Dalam suasana panas fenilhidrazin akan menyerang karbon karbonil suatu


aldosa, menghasikan fenilhidrazon atau osazon. Walaupun dibutuhkan 3 (tiga)
mol fenilhidrazin, tetapi hanya dua gugus fenilhidrazin yang terikat pada dua
atom k irbon, yaitu karbon karbonil dan karbon yang berdekatan.

Struktur osazon mengakibatkan kehilangan sifat kiral pada atom karbon nomor
dua, tetapi tidak mempengaruhi pusat kiral yang lain. D-glukosa dan D-
mannosa menghasilkan fenilosazon yang sama. Sedangkan D-fruktosa dan D-
glukosa menunjukkan bentuk kristal osazon yang identik.

Uji ini dilakukan untuk melihat gambaran kristal osazon dari masing-masing
jenis karbohidrat yang diamati secara mikroskopis dengan pembesaran 8o/125x
(objektif iox dan okuler 8/12,5x) atau bila perlu dengan pembesaran 32ox/
5oox (objektif 4ox dan okuler 8x/12,5x).

a. Prinsip
Gugus karbonil dan atom karbon yang berdekatan pada aldosa bereaksi dengan
fenilhidrazin dalam suasana panas, membentuk fenilhidrazon atau osazon.
Kristal yang terbentuk diamati secara mikroskopis

b. Reaksi :
39

c. Alat yang digunakan :


 Bola karet isap (Filler)
 botol semprot 205 mL
 Kaca objek
 Mikroskop
 Penangas air
 Penjepit tabung reaksi
 Pipet tetes
 Pipet ukur 1 mL, 5 mL, 10 mL
 Rak tabung reaksi
 Tabung reaksi

d.Bahan yang digunakan :


 Aqua DM/aquadest
 Kertas aluminium (aluminiumfoil)
 Kertas saring/Tissue
 Larutan Monosakarida (arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%,
manosa 1%)
 Larutan Disakarida (laktosa 1%, maltosa 1%, sakarosa 1%)
 Larutan Polisakarida (amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%)
 Pereaksi Osazon/Fenil hidrazin

e. Cara Kerja :
1. Identifikasi Monosakarida
 Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-6, masing-
masing dimasukkan 2 mL larutan pereaksi Osazon
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-6, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, manosa 1%
 Masing-masing tabung ditutup dengan aluminium foil dan diberi selotip,
kemudian dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 3o menit.
40

 Setelah tabung diangkat dari penangas air, tabung segera didinginkan di bawah
air kran, dengan bagian bawah tabung teraliri air kran (sambil sesekali tabung
digoyang¬goyangkan).
 Dengan menggunakan pipet tetes bersih, sedikit endapan/kristal dipindahkan ke
kaca objek, lalu diamati dengan mikroskop.
 Diamati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung, dan
gambarlah kristal yang terbentuk dari masing-masing jenis monosakarida,
setelah diamati secara mikroskopis

2. Identifikasi Disakarida

 Ke dalam g buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-9, masing-
masing dimasukkan 2 mL larutan pereaksi Osazon
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-6, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, dan larutan manosa 1%
(untuk kontrol positif dan pembanding)
 Ke dalam tabung nomor 7-9, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan laktosa
1%, maltosa 1%, dan larutan sakarosa
 Masing-masing tabung ditutup dengan aluminium foil dan diberi selotip,
kemudian dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 3o menit.
 Setelah tabung diangkat dari penangas air, tabung segera didinginkan di bawah
air kran, dengan bagian bawah tabung teraliri air kran (sambil sesekali tabung
digoyang¬goyangkan)..
 Dengan menggunakan pipet tetes bersih, sedikit endapan/kristal dipindahkan ke
kaca objek, lalu diamati dengan mikroskop.
 Diamati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung, dan
gambarlah kristal yang terbentuk dari masing-masing jenis monosakarida

3. Identifikasi Polisakarida

 Ke dalam 11 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-11,
masing-masing dimasukkan 2 mL larutan pereaksi Osazon
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-8, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, manosa 1%, laktosa
1%, dan larutan maltosa
 (untuk kontrol positif dan pembanding)
 Ke dalam tabung nomor 9-11, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan
amilum 1%, dekstrin 1%, dan larutan gom arab 1%
 Masing-masing tabung ditutup dengan aluminium foil dan diberi selotip,
kemudian dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 3o menit.
41

 Setelah tabung diangkat dari penangas air, tabung segera didinginkan di bawah
air kran, dengan bagian bawah tabung teraliri air kran (sambil sesekali tabung
digoyang¬goyangkan).
 Dengan menggunakan pipet tetes bersih, sedikit endapan/kristal dipindahkan ke
kaca objek, lalu diamati dengan mikroskop.
 Diamati perubahan warna yang terjadi pada masing¬masing tabung, dan
gambarlah kristal yang terbentuk dari masing-masing jenis monosakarida

f. Pertanyaan :

1. Apakah semua jenis monosakarida, disakarida, dan polisakarida yang diperiksa


memberikan hasil reaksi positif terhadap uji osazon?, terangkan alasannya !

11. Uji Hidrolisis

Hidrolisis disakarida dan polisakarida, dapat dilakukan dengan asam atau


enzim. Disakarida, bila dihidrolisis dengan HC1 encer pada suhu tertentu, akan
menghasilkan 2 mol monosakarida yang sama atau berbeda.Pada hidrolisis
polisakarida secara bertahap, akan dihasilkan berbagai jenis senyawa (yang
merupakan hasil hidrolisis parsial), sedangkan hidrolisis sempurna
polisakarida, akan menghasilkan D-glukosa
Untuk menentukan tahapan hidrolisis pada beberapa
jenis polisakarida, maka perlu dilakukan pengujian terhadap hidrolisat pada
kurun waktu tertentu, sampai tercapai hidrolisis sempurna.

a. Prinsip :

Disakarida dihidrolisis dalam suasana asam dan panas (± 70.C), menghasilkan 2


mol monosakarida yang sama atau berbeda. Hidrolisis sempurna polisakarida
menghasilkan D-glukosa.

b. Reaksi :

Laktosa H galaktosa + glukosa

Maltosa glukosa + glukosa

Sukrosa fruktosa + glukosa

Amilum maltosa glukosa

Dekstrin maltosa + iso maltosa glukosa

c. Alat yang digunakan :


42

 Bola karet isap (Filler)


 Botol semprot 25o mL
 Penangas air
 Penjepit tabung reaksi
 Plat tetes porselen 12 lubang
 Pipet tetes
 Pipet ukur 1 mL, 5 mL, io mL
 Rak tabung reaksi
 Tabung reaksi

d. Bahan yang digunakan :

 Aqua DM/aquadest
 Kertas lakmus merah
 Kertas saring
 Larutan Disakarida (laktosa 1%, .maltosa 1%, sakarosa 1%)
 Larutan Polisakarida (amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%)
 Larutan HC1 2 N
 Larutan Na2CO3 2%
 Larutan Iodin 0,01 N
 Larutan pereaksi Bennedict
 Larutan pereaksi Barfoed
 Larutan pereaksi Seliwanoff

e. Cara Kerja

1. Hidrolisis Disakarida

 Disiapkan 15 buah tabung reaksi yang bersih dan telah dibilas dengan aquadest,
lalu diberi nomor/label.
 Ke dalam dua tabung reaksi nomor 1% dimasukkan io mL larutan sukrosa 1%
dan 4,5 mL HCL 2N, dicampur sampai homogen. Tabung ditutup dengan
kertas aluminium.
 Ke dalam dua tabung reaksi nomor 2, dimasukkan 10 mL larutan maltosa 1%
dan 4,5 mL HCL 2N, dicampur sampai homogen. Tabung ditutup dengan
kertas aluminium.
 Ke dalam dua tabung reaksi nomor 3, dimasukkan 10 mL larutan laktosa 1%
.dan 4,5 mL HCL 2N, dicampur sampai homogen. Tabung ditutup dengan
kertas aluminium.
 Ketiga tabung dipanaskan diatas penangas air pada suhu 7o 0C,
 5 menit setelah pemanasan clilakukan :
43

a. Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 1% dimasukkan ke dalam tabung


reaksi nomor 4. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3
2% (diperiksa terhadap kertas lakmus).
b. Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 2, dimasukkan ke dalam tabung reaksi
nomor 5. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3 2%
(diperiksa terhadap kertas lakmus)
c. Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 3, dimasukkan ke dalam tabung reaksi
nomor 6. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3 2%
(diperiksa terhadap kertas lakmus).
d. Dari masing-masing tabung 4, 5, dan 6, dilakukan uji Iodin, uji Barfoed, uji
Seliwanoff, dan uji Bennedict. Diamati perubahan yang terjadi
 10 menit setelah pemanasan dilakukan :
a. Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 1% dimasukkan ke dalam tabung
reaksi nomor 7. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3
2% (diperiksa terhadap kertas lakmus).
b. Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 2, dimasukkan ke dalam tabung reaksi
nomor 8. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3 2%
(diperiksa terhadap kertas lakmus).
c. Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 3, dimasukkan ke dalam tabung reaksi
nomor 9. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3 2%
(diperiksa terhadap kertas lakmus).
d. Dari masing-masing tabung 4, 5, dan 6, dilakukan uji Iodin, uji Barfoed, uji
Seliwanoff, dan uji Bennedict. Diamati perubahan yang terjadi
 Bila hasil pengamatan dari tabung nomor i menunjukkan : uji Iodin postif, uji
Barfoed positif, uji Bennedict positif dan uji Seliwanoff positif, sedangkan dari
tabung 2 dan 3 menunjukkan : uji Iodin postif, uji Barfoed positif, dan uji
Bennedict positif, maka pemanasan dilanjutkan. Pengamatan dilakukan setelah
5 menit berikutnya.
 Bila hasil pengamatan dari tabung nomor menunjukkan : uji Iodin negatif, uji
Barfoed positif, uji Bennedict positif dan uji Seliwanoff positif, sedangkan dari
tabung 2 dan 3 menunjukkan : uji Iodin negatif, uji Barfoed positif, dan uji
Bennedict positif, maka pemanasan dihentikan

2. Hidrolisis Polisakarida

 Disiapkan 15 buah tabung reaksi yang bersih dan telah dibilas dengan aquadest,
lalu diberi nomor/label.
 Ke dalam dua tabung nomor 1% dimasukkan io mL larutan amilum 1% dan 2
tetes HC1 pekat, dicampur sampai homogen. Tabung ditutup dengan kertas
aluminium.
 Ke dalam dua tabung nomor 2, dimasukkan io mL larutan dekstrin 1% dan 2
tetes HC1 pekat, dicampur sampai homogen. Tabung ditutup dengan kertas
aluminium.
44

 Ke dalam dua tabung reaksi nomor 3, dimasukkan io mL larutan gom arab 1%


dan 2 tetes HC1 pekat, dicampur sampai homogen. Tabung ditutup dengan
kertas aluminium.
 Ketiga tabung dipanaskan diatas penangas air pada suhu 70. C.
 5 menit setelah pemanasan dilakukan :
a. Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 1% dimasukkan ke dalam tabung
reaksi nomor 4. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3
2% (diperiksa terhadap kertas lakmus).
b. Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 2, dimasukkan ke dalam tabung reaksi
nomor 5. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3 2%
(diperiksa terhadap kertas lakmus).
c. Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 3, dimasukkan ke dalam tabung reaksi
nomor 6. Larutan .didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3 2%
(diperiksa terhadap kertas lakmus).
d. Dari masing-masing tabung 4, 5, dan 6, dilakukan uji Iodin, uji Barfoed, dan uji
Bennedict. Diamati perubahan yang terjadi
 10 menit setelah pemanasan dilakukan :
 Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 1% dimasukkan ke dalam tabung
reaksi nomor 7. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3
2% (diperiksa terhadap kertas lakmus).
 Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 2, dimasukkan ke dalam tabung reaksi
nomor 8. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3 2%
(diperiksa terhadap kertas lakmus).
 Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 3, dimasukkan ke dalam tabung reaksi
nomor 9. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3 2%
(diperiksa terhadap kertas lakmus).
 Dari•masing-masing tabung 4, 5, dan 6, dilakukan uji Iodin, uji Barfoed, dan
uji Bennedict. Diamati perubahan yang terjadi
 Bila hasil pengamatan dari tabung nomor 1 menunjukkan : uji Iodin postif, uji
Barfoed positif, dan uji Bennedict positif, sedangkan dari tabung 2 dan 3
menunjukkan : uji Iodin postif, uji Barfoed positif, dan uji Bennedict positif,
maka pemanasan dilanjutkan. Pengamatan dilakukan setelah 5 menit
berikutnya.
 Bila hasil pengamatan dari tabung nomor 1 menunjukkan : uji Iodin negatif, uji
Barfoed positif, dan uji Bennedict positif, sedangkan dari tabung 2 dan 3
menunjukkan : uji Iodin negatif, uji Barfoed positif, dan uji Bennedict positif,
maka pemanasan dihentikan

f. Pertanyaan

1. Pada menit keberapakah sukrosa, maltosa dan laktosa terhidrolisis sempurna ?.


45

2. Bila pemanasan dilakukan pada suhu mo0C, pada menit keberapakah sukrosa,
maltosa dan laktosa terhidrolisis sempurna ?.
3. Pada menit keberapakah amilum, terhidrolisis sempurna ?.
4. Bila pemanasan dilakukan pada suhu loo0C, pada menit keberapakah amilum
terhidrolisis sempurna ?.

Kegiatan Praktikum 5-6

Tes Identifikasi Karbohidrat

A. Tujuan Akhir Kegiatan Praktikum

Setelah mengikuti kegiatan praktikum 4, mahasiswa diharapkan trampil:

1. Memamerkan dengan trampil tindakan keselamatan kerja pada penggunaan alat


laboratorium dan bahan-bahan kimia berbahaya, pada saat melakukan tes
identifikasi karbohidrat
2. Melaksanakan .secara habitual, • tindakan keselamatan kerja selama
menggunakan peralatan laboratorium dan bahan-bahan kimia berbahaya pada
saat melakukan tes identifikasi karbohidrat
3. Memamerkan dengan tepat cara memilih prosedur standar untuk tes identifikasi
karbohidrat
4. Memamerkan dengan tepat cara pemilihan peralatan laboratorium, sebelum,
melakukan tes identifikasi karbohidrat
5. o5. Memamerkan dengan trampil cara pengaturan dan penyimpanan peralatan
laboratorium, sebelum, selama, dan setelah melakukan tes identifikasi
karbohidrat
6. Melaksanalcan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pemilihan peralatan laboratorium untuk tes identifikasi karbohidrat
7. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pengaturan dan penyimpanan peralatan laboratorium untuk tes identifikasi
karbohidrat
8. Memamerkan dengan tepat pemilihan pereaksi untuk tes identifikasi
karbohidrat
9. Memamerkan dengan trampil pengaturan, dan penyimpanan pereaksi untuk tes
identifikasi karbohidrat.
10. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pemilihan pereaksi untuk tes identifikasi karbohidrat
11. Melaksanakan secara 'habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pengaturan, dan penyimpanan pereaksi untuk tes identifikasi karbohidrat
46

12. Memamerkan dengan trampil, cara melakukan ; Uji Anthrone, Uji Molisch, Uji
Iodin, Uji Barfoed, Uji Benzidine-Tauber, Uji Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji
Fehling, Uji Tollens, Uji Osazon, dan Uji Hidrolisis, terhadap sampel
karbohidrat
13. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan ;
Uji Anthrone, Uji Molisch, Uji Iodin, Uji Barfoed, Uji Benzidine-Tauber, Uji
Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji Fehling, Uji Tollens, Uji Osazon, dan Uji
Hidrolisis, terhadap sampel karbohidrat
14. Memamerkan dengan tepat cara memilih prosedur standar dalam melakukan
preparasi sampel untuk tes identifikasi karbohidrat
15. Memamerkan dengan trampil cara melakukan preparasi sampel untuk tes
identifikasi karbohidrat
16. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
preparasi sampel untuk tes identifikasi karbohidrat
17. Memamerkan dengan trampil cara menggunakan pereaksi untuk ; Uji
Anthrone, Uji Molisch, Uji Iodin, Uji Barfoed, Uji Benzidine-Tauber, Uji
Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji Fehling, Uji Tollens, Uji Osazon, dan Uji
Hidrolisis, terhadap masing-masing sampel karbohidrat yang diberikan
18. Melaksanakan secara habitual, .tindakan keselamatan kerja selama
menggunakan pereaksi untuk ; Uji Anthrone, Uji Molisch, Uji Iodin, Uji
Barfed, Uji Benzidine-Tauber, Uji Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji Fehling, Uji
Tollens, Uji Osazon, dan Uji Hidrolisis, terhadap masing-masing sampel
karbohidrat yang diberikan
19. Memamerkan dengan trampil cara melakukan pengarnatan hasil reaksi ; Uji
Anthrone, Uji Molisch, Uji Iodin, Uji Barfoed, Uji Benzidine-Tauber, Uji
Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji Fehling, Uji Tollens, Uji Osazon, dan Uji
Hidrolisis, dari masing-masing sampel karbohidrat
20. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pengamatan hasil reaksi ; Uji Anthrone, Uji Molisch, Uji Iodin, Uji Barfoed,
Uji Benzidine-Tauber, Uji Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji Fehling, Uji Tollens,
Uji Osazon, dan Uji Hidrolisis, dari masing-masing sampel karbohidrat
21. Memamerkan dengan trampil cara membedakan hasil reaksi Uji Anthrone, Uji
Molisch, Uji Iodin, Uji Barfoed, Uji Benzidine-Tauber, Uji Seliwanoff, Uji
Bennedict, Uji Fehling, Uji Tollens, Uji Osazon, dan Uji Hidrolisis, dari
masing-masing sampel karbohidrat
22. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama
membedakan hasil-hasil reaks.i....; Uji Anthrone, Uji Molisch, Uji Iodin, Uji
Barfoed, Uji Benzidine-Tauber, Uji Seliwanoff, Uji Bennedict, Uji Fehling, Uji
Tollens, Uji Osazon, dan Uji Hidrolisis, dari masing-masing sampel
karbohidrat
47

23. Memamerkan dengan trampil cara pelaporan pengujian yang tidak


biasa/normal kepada pihak yang berwenang, sesuai dengan prosedur kerja
standar pada saat melakukan tes identifikasi karbohidrat
24. Melaksanakan secara habitual, cara pelaporan pengujian yang tidak
biasa/normal kepada pihak yang berwenang, sesuai dengan prosedur kerja
standar pada saat melakukan tes identifikasi karbohidrat
25. Memamerkan dengan trampil cara pencucian dan perawatan peralatan untuk tes
identifikasi karbohidrat, dengan benar
26. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pencucian dan perawatan peralatan untuk tes identifikasi karbohidrat
27. Memamerkan dengan trampil cara pembuangan limbah pada saat melakukan
tes identifikasi karbohidrat, sesuai dengan peraturan yang berlaku
28. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pembuangan limbah pada tes identifikasi karbohidrat
29. Memamerkan dengan trampil, cara pencatatan data sampel, jenis
pemeriksaan/pengujian, hasil pengamatan, interpretasi hasil pengamatan, dan
kesimpulan, sesuai dengan formulir/jurnal yang disediakan, pada saat
melakukan tes identifikasi karbohidrat
30. Melaksanakan secara habitual, cara pencatatan data sampel, jenis
pemeriksaan/pengujian, hasil pengamatan, interpretasi hasil pengamatan, dan
kesimpulan, sesuai dengan formulir/jurnal yang disediakan, pada saat
melakukan tes identifikasi karbohidrat

B. Alat-alat yang digunakan :

o Bola karet isap (Filler)


o Botol semprot 25o mL
o Kaca objek
o Mikroskop
o Pembakar Bunsen/Tecklu/Fischer
o Penangas air
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet tetes
o Pipet ukur 1 mL, 5 mL, 10 mL
o Rak tabung reaksi
o Tabung reaksi

C. Bahan-bahan yang digunakan :

o Aqua DM/aquadest
o HCl pekat
o H2SO4 pekat
48

o Kertas lalmms merah


o Kertas saring
o Larutan Karbohidrat 1%
o Larutan HC1 2 N
o Larutan Na2CO3 2%
o Larutan Iodin 0,01 N
o Larutan Iodin (Larutan Iodin encer)
o Larutan sampel
o Pereaksi Anthrone
o Pereaksi Molisch
o Pereaksi Barfoed
o Pereaksi Benzidine-Taube
o Pereaksi Seliwanoff
o Pereaksi Bennedict
o Pere,aksi Fehling
o Pereaksi Tollens
o Pereaksi Osazon
o Tissue

D. Cara Kerja :

0 1. U j i A n th r on e

 Disiapkan 14 buah tabung reaksi yang bersih dan telah dibilas (engan aquadet.
Tabung diberi nomor 1-14. Ke dalam masingmasing tabung reaks1%
dimasukkan 2 mL pereaksi Anthrone
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 0,2 mL aquadest, larutan segera
dicampur, dengan cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-12, masing-masing dimasukkan 0,2mL larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, manosa 1%, laktosa 1%,
maltosa 1%, sakarosa 1%, amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1% (untuk kontrol
positif); larutan segera dicampur, dengan cara menggoyang-goyangkan tabung
reaksi
 Ke dalam masing-masing tabung nomor 13 dan 14, dimasukkan 0,2
mL larutan sampel A dan B, larutan segera dicampur, dengan cara
menggoyang-goyangkan tabung reaksi
 Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung.

02. Uji Molisch


49

 Disiapkan 14 buah tabung reaksi yang bersih dan telah dibilas dengan aquadet.
Tabung diberi nomor 1-14
 Ke dalam tabung reaksi nomor 1, dimasukkan 5 mL aquadest dan 2 tetes larutan
pereaksi Molisch segar, larutan dicampur dengan cara menggoyang-goyangkan
tabung reaksi (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-12, masing-masing dimasukkan 5 mL larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, manosa 1%, laktosa 1%,
maltosa 1%, sakarosa 1%, amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1% dan 2 tetes
larutan pereaksi Molisch segar. Larutan segera dicampur, dengan cara
menggoyang-goyangkan tabung reaksi (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung reaksi nomor 13-14, masing-masing dimasukkan 5 mL
larutan sampel A dan B, serta 2 tetes larutan pereaksi Molisch segar, larutan
dicampur dengan cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi
 Ke dalam masing-masing tabung 1-14, dimasukkan 2,5 mL H2SO4 pekat
secara perlahan-lahan, melalui dinding tabung (hindari tabung tergoyang).
 Segera (sampai dengan 5 menit, setelah penambahan H2SO4 pekat) diamati
terbentuknya cincin coklat pada bidang batas dua larutan dari masing-masing
tabung.

03. Uji Iodin

 Disiapkan 2 buah plat tetes 12 lubang yang bersih, dan telah dibilas dengan
aquadest. Setiap lubang diberi nomor 1-
 Ke dalam lubang 1% dimasukkan satu tetes aquadest dan tetes HC1 iN (untuk
blanko pereaksi)
 Ke dalam lubang 2-10, 'masing-masing dimasukkan satu tetes larutan arabinosa
1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, manosa 1%, laktosa 1%, maltosa
1%, sakarosa 1%, gom arab11% (untuk kontrol negatif)
 Ke dalam lubang 11-12, masing-masing dimasukkan satu tetes larutan amilum
1%, dekstrin 1% (untuk kontrol positif) dan tetes HCl
 Ke dalam lubang 13 dan 14, masing-masing dimasukkan satu tetes larutan
sampel A dan B, serta i tetes HC1 iN
 Keempatbelas larutan dicampur dengan menggunakan tusuk gigi (i ujung
.tusuk gigi dipergunakan untuk satu lubang plat tetes) atau dengan cara
menggoyang-goyangkan plat tetes.
 Ke .dalam masing-masing lubang di atas, ditambahkan tetes lanitan Iodium
0,oiN. Plat tetes digoyangkan kembali untuk mencampurkan larutan atau
menggunakan tusuk gigi yang lain.
 Segera diamati perubahan warna yang terjadi pada masing¬masing lubang plat
tetes.

04. Uji Barfoed


50

 Ke dalam 14 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-14,
masing-masing dimasukkan 3 mL larutan pereaksi Barfoed
 Ke dalam tabung reaksi nomor dimasukkan 3 tetes aquadest (untuk blanko
pereaksi). Kedua larutan dicampur, dengan cara menggoyang-goyangkan
tabung reaksi.
 Ke dalam tabung reaksi nomor 2-6, masing-masing dimasukkan 3 tetes larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, manosa 1%. Kedua
larutan dicampur, dengan cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi (untuk
kontrol positif).
 Ke dalam tabung reaksi nomor 7-12, masing-masing dimasukkan 3 tetes
larutan laktosa 1%, maltosa 1%, sakarosa 1%, amilum 1%, dekstrin 1%, gom
arab 1%. Kedua larutandicampur, dengan cara menggoyang-goyangkan tabung
reaksi (untuk kontrol negatif).
 Ke dalam tabung reaksi nomor 13-14, masing-masing dimasukkan 3 tetes
larutan sampel A dan B. Kedua larutandicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi.
 Dengan menggunakan penjepit tabung, masing-masing tabungdipanaskan di
atas pembakar Bunsen secara hati-hati selama menit. Bila terlihat adanya
reduks1% pemanasan dilanjutkan di dala_m penangas air mendidih selama 15
menit.
 Diamati terbentuknya endapan merah pada masing-masing tabung.

05. Uji Benzidine-Tauber

 Ke dalam 14 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-14,
masing-masing dimasukkan 2 mL larutan pereaksi Benzidine-Tauber segar
 Ke dalam tabung reaksi nomor 1, dimasukkan 1 tetes aquadest (untuk blanko
pereaksi). Kedua larutan dicampur, dengan c,ara menggoyang-goyangkan
tabung reaksi.
 Ke dalam tabung reaksi nomor 2, dimasukkan 1 tetes Larutan arabinosa 1%.
Kedua larutan dicampur, dengan cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi
(untuk kontrol positif).
 Ke dalam tabung reaksi nomor 3-12, masing-masing dimasukkan 1 tetes
larutan fruktosa 1%, galaktosa 1%, giukosa 1%, manosa 1%, laktosa 1%,
maltosa 1%, sakarosa 1%, amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%. Kedua
larutan dicampur, dengan cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi (untuk
kontrol positif).
 Ke dalam tabung reaksi nomor 13-14, masing-masing dimasukkan 1 tetes
larutan sampel A dan B. Kedua larutan dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi.
 Dengan menggunakan penjepit tabung, masing-masing tabung dipanaskan di
atas pembakar Bunsen secara hati-hat1% sampai volume larutan tinggal
51

setengahnya. Larutan didinginkan, kemudian diencerkan dengan aqua


DM/aqadest sampai volume awal
 Diamati perubahan warna yang teijadi pada masing-masing tabung.

06. Uji Seliwanoff

 Ke dalam 14 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-14,
masing-masing dimasukkan 2,5 mL larutan pereaksi Seliwanoff
 Ke dalam tabung reaksi nomor 1, dimasukkan 5 tetes aquadest. Larutan
dicampur, dengan cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung reaksi nomor 2-3, masing-masing dimasukkan 5 tetes larutan
fruktosa 1% dan sakarosa Larutan dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung reaksi nomor 4-12, masing-masing dimasukkan 5 tetes
larutan arabinosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, manosa 1%, laktosa 1%,
maltosa 1%, amilum dekstrin 1%, gom arab 1%. Larutan dicampur, dengan
caramenggoyang-goyangkan tabung reaksi (untuk kontrol negatif)
 Ke dalam tabung reaksi nomor 13-14, masing-masingdimasukkan 5 tetes
larutan sampel A dan B. Larutan dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi
 Dengan menggunakan penjepit tabung, masing-masing tabung dipanaskan di
atas pembakar Bunsen secara hati-hati selama 20 detik atau dalam penangas air
mendidih selama 1 menit
 Diamati terbentuknya warna merah ceri pada masing-masing tabung

07.Uji Bennedict

 Ke dalam 1.4 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-14,
masing-masing dimasukkan 3 mL larutan pereaksi Bennedict
 Ke dalam tabung reaksi nomor 1% dimasukkan 5 tetes aquadest. Larutan
dicampur, dengan cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung reaksi nomor 2-8, masing-masing dimasukkan 5 tetes larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, manosa 1%, laktosa
maltosa 1%.
 Larutan dicampur, dengan cara menggoyang-goyangkan tabung.reaksi (untuk
kontrol positif)
 Ke dalam tabung reaksi nomor 9-12, masing-masing dimasukkan 5 tetes
larutan sakarosa 1%, amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%. Larutan
dicampur, dengan cara menggOyang-goyangkan tabung reaksi (untuk kontrol
negatif)
52

 Ke dalam tabung reaksi nomor 13-14, masing-masing dimasukkan 5 tetes


larutan sampel A dan B. Larutan dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi
 Dengan menggunakan penjepit tabung, masing-masing tabung dipanaskan di
atas pembakar Bunsen secara hati-hati sampai mendidih, atau dalam penangas
air mendidih selama 5 menit
 Diamati terbentuknya endapan merah pada masing-masing tabung

08.Uji Fehling

 Ke dalam 14 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-14,
masing-masing dimasukkan mL larutan Fehling A dan 1 mL larutan Fehling B,
larutan dicampur sampai homogen
 Ke dalam tabung reaksi nomor 1, dimasukkan mL aquadest. Larutan dicampur,
dengan cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung reaksi nomor 2-8, masing-masing dimasukkan 1 mL larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, manosa 1%, laktosa
1%, maltosa 1%. Larutan dicampqr, dengan cara menggoyang-goyangkan
tabung reaksi (untuk icontrol positif)
 Ke dalam tabung reaksi nomor 9-12, masing-masing dimasukkan 1 mL larutan
sakarosa 1%, amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%. Larutan dicampur,
dengan cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi (untuk kontrol negatif)
 Ke dalam tabung reaksi nomor masing-masing
 dimasukkan 1 mL larutan sampel A dan B. Larutan dicampur, dengan cara
menggoyang-goyangkan tabung reaksi .
 Dengan mengg-unalcan penjepit tabung, masing-masing tabung dipanaskan di
atas pembakar Bunsen secara hati-hati sampai mendidih, atau dalam penangas
air mendidih selama 5 menit
 Diamati terbentuknya endapan merah pada masing-masing tabung

09. Uji Tollens

 Ke dalam buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-14, masing-
masing dimasukkan 3 mL larutan AgNO3 0,1 N dan beberapa tetes larutan
NH4OH 4N, sampai endapan melarut kembali
 Ke dalam tabung reaksi nomor 1, dimasukkan 3 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi). Larutan dicampur, dengan cara menggoyang-goyangkan tabung
reaksi
 Ke dalam tabung reaksi nomor 2-8, masing-masing dimasukkan 3 mL larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, glukosa 1%, manosa 1%, laktosa
1%, maltosa 1%. Larutan dicampur, dengan cara menggoyang-goyangkan
tabung reaksi (untuk kontrol positif)
53

 Ke dalam tabung reaksi nomor 9-12, masing-masing dimasukkan 3 mL larutan


sakarosa 1%, amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%. Larutan dicampur,
dengan cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi (untuk kontrol negatif)
 Ke dalam tabung reaksi nomor 13-14, masing-masing dimasukkan 3 mL
larutan sampel A dan B. Larutan dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi
 Dengan menggunakan penjepit tabung, masing-masing tabung dipanaskan di
atas pembakar Bunsen secara hati-hati
 Diamati terbentuknya lapisan cermin pada masing-masing dinding tabung

10. Uji Osazon

 Ke dalam 14 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi nomor 1-14,
masing-masing dimasukkan 2 mL larutan pereaksi Osazon
 Ke dalam tabung reaksi nomor 1% dimasukkan 2 mL. Larutan dicampur,
dengan cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung reaksi nomor 2-8, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan
arabinosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa
 glukosa 1%, manosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%. Larutan dicampur, dengan
cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung reaksi nomor 9-12, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan
sakarosa 1%, amilum 1%, dekstrin 1%, gom arab 1%. Larutan dicampur,
dengan : cara menggoyang-goyangkan tabung reaksi (untuk kontrol negatif)
 Ke dalam tabung reaksi nomor 13-14, masing-masing dimasukkan 2 mL
larutan sampel A dan B. Larutan dicampur, dengan cara menggoyang-
goyangkan tabung reaksi
 Masing-masing tabung ditutup dengan aluminium foil dan diberi selotip.
 Seluruh tabung dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 3o menit.
 Setelah tabung diangkat dari penangas air, tabung segera didinginkan di bawah
air kran, dengan bagian bawah tabung teraliri air kran (sambil sesekali tabung-
digoyang-goyangkan)
 Dengan Juengg-unakan pipet tetes bersih sedikit endapan/kristal dipindahkan
ke kaca objek, lalu diamati dengan mikroskop.
 Diamati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung, dan
gambarlah kristal yang terbentuk dari masing¬masing jenis monosakarida,
setelah diamati secara mikroskopis

11. Uji Hidrolisis

 Disiapkan buah tabung reaksi yang bersih dan telah dibilas dengan aquadest,
lalu diberi nomor/label.
 Ke dalam dua tabung reaksi nomor 1% dimasukkan io mL larutan sampel A
dan 2 tetes HCl pekat, dicampur sampai homogen. Tabung ditutup dengan
54

kertas aluminium, kemudian tabung dipanaskan diatas penangas air pada suhu
7o .C.
 Ke dalam dua tabung reaksi nomor 2, dimasukkan io mL larutan sampel B dan
2 tetes HCl pekat, dicampur sampai homogen. Tabung ditutup dengan kertas
aluminium, kemudian tabung dipanaskan diatas penangas air pada suhu 7o .C.
 5 menit setelah pemanasan dilakukan :
 Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 1, dimasukkan ke dalam tabung
reaksi nomor 3. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3
2% (diperiksa terhadap kertas lakmus).
 Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 2, dimasukkan ke dalam tabung
reaksi nomor 4. Larutan didinginkan, dan dinetralkan larutan Na2CO3 2%
(diperiksa terhadap kertas lakmus).
 Dari masing-masing tabung 3, dan 4, dilakukan uji Iodin, uji Barfoed, uji
Bennedict dan uji Seliwanoff. Diamati terbentuknya endapan merah bata dan
larutan berwarna merh ceri dari masing-masing tabung
 10 menit setelah pemanasan clilakukan :
 Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 1% dimasuld(an ke dalam tabung
reaksi nomor 5. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3
2% (diperiksa terhadap kertas lakmus).
 Diambil 2 mL larutan dari tabung nomor 2, dimasukkan ke dalam tabung
reaksi nomor 6. Larutan didinginkan, dan dinetralkan dengan larutan Na2CO3
2% (diperiksa terhadap kertas lakmus).
 Dari masing-masing tabung 5, dan 6, dilakukan uji Iodin, uji Barfoed, uji
Bennedict dan uji Seliwanoff. Diamati terbentukra endapan merah bata dan
larutan berwarna merh ceri dari masing-msing tabung
 Bila hasil peiigamatan dari tabung nomor 1dan 2 menunjukkan ; uji Iodin
postif, uji Barfoed positif, uji Bennedict poSitif dan atau uji Seliwanoff positif,
pemanasan dilanjutkan. Pengamatan dilakukan setelah 5 menit berikutnya.
 Bila hasil pengamatan dari tabung nomor 1 dan 2 menunjukkan : uji Iodin
negatif, uji Barfoed positif, uji Bennedict positif dan atau uji Seliwanoff
positif, maka pemanasan dihentikan

c. reaksi :
55

c. Alat yang digunakan :

o Bola karet isap (filler)


o Botol semprot 25o mL
o Mortar porselin
o Pembakar Bunsen
o Penjepit Tabung Reaksi
o Pipet tetes
o Pipet Ukur 5 mL, io mL
o Rak Tabung Reaksi
o Tabung Reaksi

d. Bahan yang digunakan :

o Aquadest
o Asam palmitat
o Gliserol
o Kertas saring
o Minyak Kelapa
o Minyak tengik
o Minyak olivarum (oil olivarum)

e. Cara Kerja :

1. Cara A :

 Ke dalam 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering, serta diberi nomor 1-5
 Ke dalam masing-masing tabung 1-5, dimasukkan 2 mL gliserol, minyak
kelapa, minyak tengik, minyak olivartun, dan asam palmitat
 Masing-masing tabung dipanaskan secara hati-hat1% selama ± 5 menit (setelah
mendidih), segera diiamati terbentuknya bau/aroma yang khas dari masing-
masing tabung

2. Cara B :

 Ke dalam 5 buah mortar porselin yang bersih dan kering, serta diberi nomor 1-
5, masing-masing dimasukkan loo¬200 mg NaHSO4 anhidrat.
 Ke dalam mortar porselin 1-5, masing-masing ditambahkan 3 tetes gliserol,
tetes minyak kelapa, tetes minyak tengik, minyak olivarum, dan sedikit asarn
palmitat.
 Masing-masing zat dalam mortar segera digerus, kemudian diiamati
terbentuknya bau/aroma yang khas dari Masing-masing mortar porselin
56

f. Pertanyaan :

1. Bila minyak kelapa setelah dipanaskan atau digerus dengan Na trium bisulfat
anhidrat, tercium bau akrolein, kesimpulan apa yang dapat saudara ambil?
2. Bila minyak olivarum setelah dipanaskan atau digerus dengan Natrium bisulfat
anhidrat, terchun bau akrolein, kesimpulan apa yang dapat saudara ambil?
3. Selain pemanasan dan penggeru.san dengan Natrium bisulfat anhidrat, bahan
lain apa saja yang dapat mengakibatkan reaksi dehidrasi gliserol?.

5. Tes Bennedict kualitatif

Hidrolisis triasilgliserol/trigliserida, akan menghasilkan asam lemak dan gliserol.


Gliserol dengan oksigen dari udara, akan bereaks1% membentuk gliseraldehida
dan dihidroksi aseton, yamg mempunyai sifat dapat mereduksi Cu2+ dalam
suasana basa (dari pereaksi Bennedict) menjadi Cu+ atau endapan merah bata
dari Cu20

a. Prinsip :

Trigliserida dalam minyak tengik akan terhidrolisis menghasilkan asam lemak


bebas dan g)iserol. Gliserol dioksidasi oleh oksigen dari udara membentuk
gliseraldehida dan dihidroksi aseton. Gliserida dan dihidroksi aseton akan
mereduksi Cu2+ dalam suasana asam menghasilkan endapan merah bata dari
CuO

b . Reaksi:

c. alat yang digunakan:

o bola karet isap


o botol semprot 250ml
o pembakar bunsen
o penjepit tabung
o pipet tetes
o pipet ukur 5ml, 10ml
o rak tabung reaksi
o tabung teaksi
57

d. Bahan yang digunakan :

o Aquadest
o Gliserol
o Kertas saring
o Larutan pereaksi Bennedict
o Minyak kelapa
o Minyak tengik

e. Cara Kerja

 Ke dalam 3 buah tabung reaksi yang bersih dan telah dibilas dengan aquadest,
serta diberi nomor 1-3, masing-masing diisi 3 mL pereaksi Bennedict.
 Ke dalam tabung 1-3, masing-masing ditambahkan 5 tetes gliserol, minyak
kelapa, minyak tengik.
 Masing-masing larutan dalam tabung dikocok dengan kuat, dan dipanaskan
sampai mendidih, kemudian diamati terbentuknya endapan merah bata
 Ke dalam tabung 1-3, masing-masing ditambahkan lagi 15 tetes gliserol,
minyak kelapa, minyak tengik, dikoeok kuat. Diamati perubahan yang terjadi
 Masing-masing larutan dalam tabung dipanaskan kembali sampai mendidih,
kemudian diamati terbentuknya endapan merah bata

f. Pertanyaan :

1. Apakah terdapat perbedaan pengamatan pada tabung 1, setelah penambahan 5


tetes dan 15 tetes gliserol ?, terangkan alasannya!
2. Bila setelah penambahan 15 tetes. minyak kelapa, dan dipanaskan, terbentuk
endapan merah bata, kesimpulan apa yang dapat saudara ambil?
3. Selain pereaksi Bennedict, pereaksi apa saja yang dapat digunakan untuk
menunjukkan adanya gliseraldehida dan dihidroksi aseton sebagai hasil reaksi
aritara gliserol dengan oksigen dari udara?.

Kegiatan Praktikum 8

Percobaan lipida

6. Tes Dunstan

Natrium tetra borat (borax) dalam air akan terurai menjadi Asam Borat dan
Natrium Hidroksida.
Gliserol bereaksi dengan Asam Borat, menghasilkan
58

senyawa yang bersifat lebih asam, dan bila dipanaskan reaksi akan bergeser ke
kir1% sehingga larutan bersifat basa.

a. Prinsip :

Boraks dalam air akan terurai menjadi asam borat dan natrium hidroksida.
Trigliserida dalam minyak terhidolisis menjadi asam lemak dan gliserol.
Gliserol bereaksi dengan Asam Borat, menghasilkan senyawa yang bersifat
lebih asam, dan bila dipanaskan reaksi akan bergeser ke kir1% sehingga larutan
bersifat basa

b. Reaksi :

c. Alat yang digunakan :

o Bola karet isap (filler)


o Botol semprot 25o mL
o Pembakar Bunsen
o Penjepit Tabung Reaksi
o Pipet tetes
o Pipet 'Ukur 5 mL, io mL
o Tabung Reaksi
o Rak Tabung Reaksi

d. Bahan yang digunakan:

o Aquadest
o Kertas saring
o Larutan Gliserol 20%
o Larutan borax 0,5%
o Larutan fenolftalin 0,1% dalam alkohol
o Minyak Kelapa
o Minyak tengik

e. Cara Kerja :
59

 Disiapkan 6 buah tabung reaksi yang bersih dan kering dan diberi nomor i-E
masing-masing tabung diisi 2-3 tetes fenolftalin 0,1%
 Ke dalam tabung 1-3, masing-masing dimasukkan 3 mL larutan gliserol 20%,
minyak tengik, minyak kelapa
 Ke dalam tabung 4-6, masing-masing dimasukkan 5 mL larutan borax 0,5%
 Larutan dalam masing-masing tabung di atas, dicampur, dan diamati perubahan
warna yang terjadi
 Ke dalam tabung 4-6, masing-masing ditambahkan larutan gliserol 20%,
minyak tengik, minyak kelapa tetes demi tetes sampai warna merah hilang
 Ke enam tabung di atas, dipanaskan dengan hati-hati selama + 5 menit,
kemudian diamati perubahan warna yang terjadi.

f. Pertanyaan :

1. Terangkan dengan singkat, mengapa pada saat larutan borax + fenolftalin +


gliserol larutan bersifat asam (yang ditunjukkan dengan perubahan warna
larutan dari merah menjadi tidak berwarna)?
2. Ke dalam tabung yang berisi 5 mL larutan borax 0,5 % dan 2-3 tetes fenolftalin
0,1%, ditambahkan tetes demi tetes minyak kelapa. Apakah warna merahnya
hilang?.
a. Bila warna merah hilang, kesimpulan apa yang dapat saudara ambil, terangkan!
b. Bila warna merah tidak hilang, kesimpulan apa yang dapat saudara ambil,
terangkan!

7. Tes Salkowsky

Kolesterol, adalah salah satu senyawa kelompok steroid yang termasuk ke dalam
lipida. Bila ke dalam kolesterol kering dalam pelarut kloroform ditambahkan
asam sulfat pekat, maka akan terjadi reaksi oksidasi dan dehidratasi (dehidrasi),
menghasilkan suatu zat yang berwana merah coklat sampai ungu pada lapisan
atas, dan pada lapisan bawah terbentuk warna merah yang segera berubah
menjadi biru (fluoresensi hijau).

a. Prinsip :

Kolesterol didehidrasi oleh asam sulfat pekat menghasilkan kolestenon

b. Reaksi:

c. Alat yang digunakan :

o Bola karet isap (filler)


o Botol semprot 25o mL
60

o Pipet Ukur 5 mL, io mL


o Tabung Reaksi
o Rak Tabung Reaksi

d. Bahan yang digunakan:

o Asam sulfat pekat


o Kristal kolesterol kering
o Kloroform
o Tetraklorkarbon

e. Cara Kerja :

 Ke dalam 2 (dua) buah tabung reaksi yang bersih dan kering, masing-masing
dimasukkan loo mg kristal kolesterol kering.
 Ke dalam tabung 1% ditambahkan 3 mL Idoroform, dikocok perlahan-lahan
sampai kristal kolesterol larut.
 Ke dalam tabung 2, ditambahkan 3 mL tetraklor karbon, dikocok perlahan-
lahan sampai kristal kolesterol larut.
 Ke dalam masing-masing tabung, ditambahkan 2 mL asam sulfat pekat, kocok
perlahan-lahan sampai larutan bercampur rata.
 Diamati perubahan warna pada lapisan air dan lapisan pelarut organik

f. Pertanyaan :

1. Bila pelarutnya menggunakan eter atau benzene, warna_ apa


2. yang akan terjadi pada lapisan air dan lapisan pelarut organik?
3. Tuliskan reaksi yang terjadi antara kolesterol dengan H2SO4
4. pekat?

8. Tes Liebermann-Buchard

Kolesterol kering dalam pelarut kloroform direaksikan dengan asam asetat


anhidrat dan asam sulfat pekat, menghasilkan suatu senyawa yang berwana
merah, dan segera berubah menjadi biru lalu biru hijau. Kecepatan
terbentuknya warna, berlainan untuk masing¬masing sterol.

a. Prinsip

Kolesterol dengan asam asetat anhidrid dalam suasana asam sulfat pekat,
menghasilkan senyawa yang berwarna biru hijau

b. Reaksi :
61

c. Alat yang digunakan :

o Bola karet isap (filler)


o Botol. semprot 250 mL
o Pipet Ukur 5 mL, 10 mL
o Rak Tabung Reaksi
o Tabung Reaksi

d. Bahan yang digunakan :

o Aquadest
o CH3COOH anhidrat
o H2SO4 pekat
o Kertas saring
o Kristal kolesterol kering
o Kloroform
o Tetraklor karbon

e. Cara Kerja :

 Ke dalam 2 (dua) buah tabung reaksi yang bersih dan kering,


 masing-masing dimasukkan 100 mg kristal kolesterol kering.
 Ke dalam tabung 1 dan 2, masing-masing ditambahkan 3 mL kloroform, dan
tetraklor karbon, isi tabung dikocok perlahan-lahan sampai kristal kolesterol
larut
 Ke dalam masing-masing tabung, dimasukkan 2 mL CH3COOH anhidrat,
dicampur sampai homogen
 Ke dalam masing-masing tabung, ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat, dikocok
perlahan-lahan sampai larutan bercampur rata.
 Larutan dalam masing-masing tabung, segera diamati perubahan warna yang
terjadi pada bidang batas larutan

f. Pertanyaan :

1. Bila pelarutnya rnenggunakan eter atau benzene, warna apa yang akan terjadi
pada lapisan air dan lapisan pelarut organik atau pada bidang batas dua larutan?
2. Tuliskan reaksi yang terjadi antara kolesterol dengan CH3COOH anhidrat
H2SO4 pekat?
62

9. Reaksi pembentukan kristal kolesterol

Rekristalisasi kolesterol antara lain dapat dilakukan dengan mengolah kristal


kolesterol dalam alkohol 96%.

Kristal kolesterol setelah diamati secara mikroskopis, merupakan kristal yang


jernih/tidak berwarna, berbentuk persegi panjang, pada ujungnya terlihat
bergigi karena patah-patah.

a. Prinsip :

Kolesterol direkristalisasi oleh alkohol 96% dalam suasana panas, kristal yang
terbentuk diamati secara mikroskopis

b. Alat yang digunakan :


o Bola karet isap (filler)
o Botol semprot 250 mL
o Pembakar Bunsen
o Penjepit Tabung Reaksi
o Pipet tetes
o Pipet I7kur 5 mL, io mL
o Rak Tabung Reaksi
o Tabung Reaksi

c. Bahan yang digunakan :


o Alkohol 96%
o Aquadest
o Kertas saring
o Kristal kolesterol kering

d. Cara Kerja :
 Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering, dimasukkan 50-1oo mg kristal
kolesterol kering, dan 2 mL alkohol 96%, kocok perlahan-lahan sampai kristal
kolesterol larut.
 Dengan perlahan-lahan (hati-hati) larutan dalam tabung dipanaskan, kemudian
didinginkan pada temperatur kamar (pada rak tabung reaksi).
 Setelah dingin, sedikit endapan atau setetes Iarutan dipindahkan pada kaca
objek yang bersih dan kering.
 Bentuk kristal diamati secara mikroskopis.

e. Pertanyaan :
63

1. Pelarut apa saja yang dapat digunakan untuk pengujian. pembentukan kristal
kolesterol ?.
64

Jurnal Kegiatan Praktikum 7


Modul/Pokok Bahasan
Judul Percobaan
Har1% Tanggal
Hasil Pengamatan :
a. Percobaan Daya Larut Lemak
N Percobaan/ Pengamatan Interpretasi Kesim-
o Reaksi Awal Reaksi Akhir Reaksi Hasil pulan
1 Minyak +
aquadest
2 Minyak +
HC12N
3 Minyak +
Na2CO3
4 Minyak +
.
Alkohol
5 Miny.k +
benzen
6 Minyak +
klorofor
7 Minyak + eter

8 Minyak +
heksan
9 Mmyak +
CC14
b. Percobaan keasaman minyak dan minyak tengik
No. Percobaan/Rea Pengamatan Interpretasi Kesith-
1 Kertas lakmus Awal Reaksi Akhir Reaksi Hasil puian
/pH +Minyak
kelapa
Kertas lakmus
2 /pH + Minyak
kelapa panas
Kertas lakmus
3 /pH + Minyak
tengik
4 Kertas lakmus
/pH + Minyak
tengik panas
65

c. Percobaan pembentukan emulsi


No Percobaan/ Pengamatan Interpretasi Kesim-
Reaksi Awal Reaksi Akhir Reaksi Hasil pulan
1 Aquadest +
M. kelapa
2 A
Aquadest +
M. kelapa
3 B
Aquadest +
Minyak
4 tengikM. kela
Aqua,
pa A+Na2CO3
5 Aqua, M. kela
pa
6 B+Na2CO
Aqua, M. te- 3
ngik+
d . T Na2CO
e s a3 k r o l e i n

No Percobaan/ Pengamatan Interpretasi Kesimpulan


Reaksi Awal Reaksi 1 Akhir Reaksi Hasil
➢ Cara A
1 Gliserol,
dipanaska
2 M. kelapa,
dipanaska
M. tengik,
3
dipanaska
M. olivarum,
4
dipanaskan
As. palmitat,
5
dipanaskan
➢ Cara B
1 NaHSO4 anh +
Gliserol
2 NaHSO4 anh +
M. kelapa
NaHSO4 anh +
3
M. tengik
4 NaHSO4 anh +
M. olivarum
NaHSO4 anh
+
5 As.palmitat
66

e. Tes Bennedict kualitatif


No Percobaan/ Pengamatan Interpretasi Kesim-
Reaksi Awal Reaksi I Akhir Reaksi Hasil pulan
> Pemanasan Pertama
Lar. Benne-
1
dict + 5 tts
gliserol
Lar. Bennedict
2
+ 5 tts
minyak
➢ Pemanasan Kedua
Lar. Benne-
1
dict + 1.5
tts gliserol
Lar. Benne-
2 dict + 1.5
tts M.
tengik

Jawaban Pertanyaan :

Diketik rap1% dengan huruf Arial (12) pada kertas A4, diserahkan kepada
pembimbing, paling lambat 1 (satu) minggu
Diskusi : setelah kegiatan praktikum ini

Catatan Pembimbing :
67

Mengetahui : Bandung, .................2009


Pembimbing Praktikum,
Praktikan,

NIP. NIM.
68

Jurnal Kegiatan Praktikum 8


Modul/Pokok Bahasan

Judul Percobaan
Har1% Tanggal
Hasil Pengamatan :
f. Tes Dunstan
No Percobaan/ Pengamatan Interpretasi Kesim-
Reaksi Awal Reaksi Akhir Reaksi Hasil pulan
1 Fenolftalin +
gliserol
2 Fenolftalin +
m. tengik
3 Fenolftalin +
m. kelapa
4 Borax + ind.
pp + .
giserol
Borax + ind.
5
PP + m.
6 Borax + ind.
tengik
pp+ m.
g. Tes Salkowsky
kelapa
No Percobaan/ Pengamatan Interpretasi Kesim-
Reaksi Awal Reaksi Akhir Reaksi Hasil pulan
i Kolesterol +
CHC13
2 Kolesterol +
CC14
h. Tes Liebermann — Buchard
No Percobaan/ Pengamatan Interpretasi Ke_sim-
Reaksi Awal Reaksi Akhir Reaksi Hasil pulan
Kolesterol +
1
CHCI3 +
As. cuka
Kolesterol +
2
CC14 + As.
cuka anh
i. Percobaan kristal Kolesterol
Percobaan/
NoPembentukan Pengamatan Interpretasi Kesim-
Reaksi Awal Reaksi Akhir Reaksi Hasil pulan
Kolesterol +
alkohol
69

Jawaban Pertanyaan :

Diketik rap1% dengan huruf Arial (12) pada kertas A4, diserahkan kepada
pembimbing, paling lambat 1 (satu) minggu setelah kegiatan praktikum ini
berkngsung.
Diskusi :

Catatan Pembimbing :

Mengetahui : Bandung, .................2009


Pembimbing Praktikum,
Praktikan,

NIP. NIM.
70

MODUL 3

Identifikasi Asam Amino dan Protein

Pendahuluan
Protein berasal dari kata Yunani "proteios" yang berarti "barisan pertama". Kata
ini diciptakan oleh Jons J. Barzelius pada tahun 1938, untuk menekankan
pentin„,iya golongan ini. Protein merupakan malcromolekul yang paling
berlimpah dalam sel hidup, dan merupakan 50 persen atau lebih berat kering
sel. Protein ditemukan dalam semua sel dan semua bagian sel.

Sel hidup menghasilkan berbagai macam makromolekul, terutama protein, asam


nukleat, dan polisakarida, yang berfungsi sebagai komponen strukturil,
biokatalisator, hormon, dan sebagai tempat penyimpanan informasi genetika
yang khas untuk setiap spesies. Makromolekul ini adalah biopolimer yang
dibentuk dari unit monomer atau bahan bangunan yang berlainan. Unit
monomer yang menyusun suatu protein, adalah asam amino.

Banyak protein mengandung zat-zat lain selain asam amin0, maka banyak sifat
biologis ditentukan oleh jenis asam amino yang menyusunnya, urutan asam
amino yang berikatan satu sama lain pada rantai polipeptida, dan hubungan
keruangan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Sifat biologi protein
yang unik terutama disebabkan oleh interaksi spesifik antara asam amino yang
menyusunnya.

Protein terdiri dari bermacam-macam golongan makromolekul heterogen yang


merupakan turunan dari polipeptida dengan berat molekul tinggi. Secara
lcimia, dapat dibedakan antara protein sederhana (yang hanya terdiri dari
polipeptida), dan protein kompleks, yang mengandung zat-zat tambahan
seperti; hem, karbohidrat, lipida, atau asam nukleat.

Berdasarkan fungsinya di dalam tubuh, protein dikelompokkan ke dalam tiga


kelas, yaitu : protein serat (= protein struktural) merupakan protein yang tidak
larut dalam air, seperti : kolagen elastin, dan keratin; protein globular, adalah
protein yang berbentuk agak bulat, karena rantai¬rantai melipat bertumpukan,
larut di dalam air, contoh protein globular antara lain : albumin (albumin telur
dan serum), globulin (globulin serum), histon dan protamin; serta protein
konjugasi seperti : nukleoprotein, glikoprotein, dan lipoprotein.

Protein bila clihidrolisis lengkap, yang dikatalisis oleh asam, basa, atau enzim,
menghasilkan 20 jenis asam amino

Asam amino sebagai unsur dasar pembangun protein, mempunyai struktur umum
71

Berdasarkan polaritas gugus R yang terikat pada atom karbon a, asam amino yang
terdapat dalam protein dikelompokkan ke dalam 2 golongan. Sedangkan untuk
tujuan lain, asam amino dikelompokkan ke dalam 7 kelas, yaitu :

 Asam Amino dengan R (rantai samping) alifatik, contoh : glisin, alanin, valin,
leusin, dan isoleusin.
 Asam Amino dengan R (rantai samping) yang mengandung gugus hidroksil,
contoh : serin dan treonin
 Asam Amino dengan R (rantai samping) yang mengandung atom belerang
(sulfur), contoh : sistein dan metionin.
 Asam Amino dengan R (rantai samping) yang mengandung gugus asam atau
amidanya, contoh : asam aspartat, asparagin, asam glutamat, dan glutamin.
 Asam Amino dengan R (rantai samping) yang mengandung gugus basa, contoh
: arginin, lisin, hidroksilisin, dan histidin.
 Asam Amino dengan R (rantai samping) yang mengandung cincin aromatik,
contoh : fenilalanin, tirosin, dan triptofan.
 Asam Imin0, contoh : prolin dan 4-hidroksiprolin.

Kelarutan dalam air, dan titik leleh yang tinggi dari sebagian besar protein,
melukiskan adanya gugus yang bermuatan. Asam amino dan protein mudah
dilarutkan dalam pelarut polar seperti air dan etanol, tetapi mereka tidak larut
dalam pelarut non polar seperti: benzen, heksan dan eter. Asam amino aromatik
menyerap sinar ultraviolet, sebagian besar absorspi sinar ultraviolet protein
disebabkan oleh kadar triptofan yang terdapat didalamnya.

Pemisahan asam-asam amino dari suatu campuran, atau dari hasil hidrolisis
lengkap suatu protein dapat dilakukan dengan metode kromatografi dan
elektroforesis. Kromatografi lapis tipis ,satu atau dua dimensi dapat digunakan
untuk pemisahan asam-asam amin0, sebagai Ongganti kromatografi kertas.

Gugus karboksil dan gugus amin yang dimilild oleh asam amino sebagai
penyusun suatu protein merupakan gugus fungsi yang dapat dlidentifikas1%
bila ke dalamnya ditambahkan suatu pereaksi. Reaksi¬reaksi yang dapat
dilakukan, adalah reaksi pembentukan garam, pengesteran, dan asilasi.

Reaksi warna yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi asam amino dan
protein, adalah reaksi Ninindrin, Biuret, Xanthoprotein, Millon, Hopkins-Cole,
dll.

Modul in1% terdiri dari 5 (lima) kegiatan praktikum, yaitu :


1. Kegiatan Praktikum 1% yaitu : Identifikasi Asam Amin0, yang meliputi uji
Biuret, Ninhidrin, Xanthoprotein, Millon, Cincin Heller, reaksi esterifikas1%
uji untuk menunjukkan adanya sulfur, uji untuk menentukan adanya
72

karbohidrat dalam protein, uji pengendapan protein dengan asam kompleks,


logam berat, dan dengan pelarut organik.
2. Kegiatan Praktikum 2, yaitu : Identifikasi Asam Amin0, yang meliputi uji
Biuret, Ninhidrin, Xanthoprotein, Millon, Cincin Heller, reaksi esterifikas1%
uji untuk menunjukkan adanya sulfur, uji untuk menentukan adanya
karbohidrat dalam protein, uji pengendapan protein dengan asam kompleks,
logam berat, dan dengan pelarut organik.
3. Kegiatan Praktikum 3, yaitu : Identifikasi Protein, yang meliputi uji Biuret,
Ninhidrin, Xanthoprotein, Millon, Cincin Heller, reaksi esterifikas1% uji untuk
menunjukkan adanya sulfur, uji untuk menentukan adanya karbohidrat dalam
protein, uji pengendapan protein dengan asam kompleks, logam berat, dan
dengan pelarut organik.
4. Kegiatan Praktikum 4, yaitu : Tes identifikasi asam amino dan protein.
5. Kegiatan Praktikum 5, yaitu : Tes identifikasi asam amino dan protein

Setelah mempelajari modul in1% secara khusus mahasiswa diharapkan trampil :

1. Memamerkan dengan trampil tindakan keselamatan kerja dalam penggunaan


alat laboratorium dan bahan-bahan kimia berbahaya, pada saat melakukan
identifikasi asam amino dan protein
2. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama
menggunakan peralatan laboratorium dan bahan-bahan kimia berbahaya pada
saat melakukan identifikasi asam amino dan protein
3. Memamerkan dengan tepat cara memilih prosedur standar untuk identifikasi
asam amino dan protein
4. Memamerkan dengan tepat cara pemilihan peralatan laboratorium, sebelum,
melakukan identifikasi asam amino dan protein
5. Memamerkan dengan trampil cara pengaturan dan penyimpanan peralatan
laboratorium, sebelum, selama, dan setelah melakukan identifikasi asam amino
dan protein
6. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pemilihan peralatan laboratorium untuk identifikasi asam amino dan protein
7. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pengaturan dan penyimpanan peralatan laboratorium untuk identifikasi asam
amino dan protein
8. Memamerkan dengan tepat pemilihan pereaksi untuk identifikasi sam amino
dan protein
9. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pemilihan pereaksi untuk identifikasi asam amino dan protein
73

10. Memamerkan dengan trampil pengaturan, dan penyimpanan pereaksi untuk


identifikasi asam amino dan protein
11. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pengaturan, dan penyimpanan pereaksi untuk identifikasi asam amino dan
protein
12. Memamerkan dengan tepat cara memilih prosedur standar dalam melakukan
preparasi sampel untuk identifikasi asam amino dan protein
13. Memamerkan dengan trampil cara melakukan preparasi sampel untuk
identifikasi asam amino dan protein
14. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
preparasi sampel untuk identifikasi asam amino dan protein
15. Memamerkan dengan trampil, cara melakukan ; Uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji
Xanthoprotein, Uji Millon, Uji Cincin Heller, Uji Esterifikas1% Uji untuk
menunjukkan adanya sulfur, Uji untuk menentukan karbohidrat dalam
protein, Uji pengendapan protein dengan asam kompleks, Uji pengendapan
protein dengan logam berat, dan Uji pengendapan protein dengan pelarut
organik, terhadap masing-masing jenis asam amino dan protein
16. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama
melakukan ; Uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xanthoprotein, Uji Millon, Uji
Cincin Heller, Uji Esterifikas1% Uji untuk menunjukkan adanya sulfur, Uji
untuk menentukan karbohidrat dalam protein, Uji pengendapan protein
dengan asam kompleks, Uji pengendapan protein dengan logam berat, dan
Uji pengendapan protein dengan pelarut organik, terhadap masing-masing
jenis asam amino dan protein
17. Memamerkan dengan trampil cara menggunakan pereaksi untuk ; Uji Biuret,
Uji Ninhidrin, Uji Xanthoprotein, Uji Millon, Uji CincinUji Esterifikas1%
Uji untuk menunjukkan adanya sulfur, Uji untuk menentukan karbohidrat
dalam protein, Uji pengendapan protein dengan asam kompleks, Uji
pengendapan protein dengan logam berat, dan Uji pengendapan protein
dengan pelarut organik
18. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama
menggunakan pereaksi untuk ; Uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xanthoprotein,
Uji Millon, Uji Cincin Heller, Uji Esterifikas1% Uji tuituk menunjukkan
adanya sulfur, Uji untuk menentukan karbohidrat dalam protein, Uji
pengendapan protein dengan asam kompleks, Uji pengendapan protein
dengan logam berat, dan Uji pengendapan protein dengan pelarut organik
19. Memamerkan dengan trampil cara melakukan pengamatan hasil reaksi ; Uji
Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xanthoprotein, Uji Millon, Uji Cincin Heller, Uji
Esterifikas1% Uji untuk menunjukkan adanya sulfur, Uji untuk menentukan
karbohidrat dalam protein, Uji pengendapan protein dengan asam kompleks,
Uji pengendapan protein dengan - logam berat, dan Uji pengendapan protein
dengan pelarut organik, dari masing-masing jenis asam amino dan protein
74

20. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan


pengamatan hasil reaksi ; Uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xanthoprotein, Uji
Millon, Uji Cincin Heller, Uji Esterifikas1% Uji untuk menunjukkan adanya
sulfur, Uji untuk menentukan karbohidrat dalam protein, Uji pengendapan
protein dengan asam kompleks, Uji pengendapan protein dengan logam berat,
dan Uji pengendapan protein dengan pelarut organik, dari masing-masing
jenis asam amino dan protein
21. Memamerkan dengan trampil cara membedakan hasil reaksi ; Uji Biuret, Uji
Ninhidrin, Uji Xanthoprotein, Uji Millon, Uji Cincin Heller, Uji
Esterifikas1% Uji untuk menunjukkan adanya sulfur, Uji untuk menentukan
karbohidrat dalam protein, Uji pengendapan protein dengan asam komplek
Uji ,pengendapan protein dengan logam berat, dan Uji pengendapan protein
dengan pelarut organik,dari masing-masing jenis asam amino dan protein
22. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama
membedakan hasil-hasil reaksi ; Uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xanthoprotein,
Uji Millon, Uji Cincin Heller, Uji Esterifikas1% Uji untuk menunjukkan
adanya sulfur, Uji untuk menentukan karbohidrat dalam protein, Uji
pengendapan protein dengan asam kompleks, Uji pengendapan protein
dengan logam berat, dan Uji pengendapan protein dengan pelarut organik,
dari masing-masing jenis asam amino dan protein
23. Memamerkan dengan trampil cara pelaporan pengujian yang tidak
biasa/normal kepada pihak yang berwenang, sesuai dengan prosedur kerja
standar pada saat melakukan identifikasi asam amino dan protein
24. Melaksanakan secara habitual, cara pelaporan pengujian yang tidak
biasa/normal kepada pihak yang berwenang, sesuai dengan prosedur kerja
standar pada saat melakukan identifikasi asam amino dan protein
25. Memamerkan dengan trampil cara pencucian dan perawatan peralatan untuk ;
identifikasi asam amin0, identifikasi protein, dan tes identifikasi asam amino
dan protein, dengan benar
26. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pencucian dan perawatan peralatan untuk : identifikasi asam amin0,
identifikasi protein, dan tes identifikasi asam amino dan protein
27. Memamerkan dengan trampil cara pembuangan limbah pada saat melakukan
identifikasi asam amin0, identifikasi protein, dan tes identifikasi asam amino
dan protein, sesuai dengan peraturan yang berlaku
75

28. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan


pembuangan limbah pada ; identifikasi asam amin0, identifikasi protein, dan
tes identifikasi asam amino dan protein

29. Memamerkan dengan trampil, cara pencatatan data sampel, jenis


pemeriksaan/pengujian, hasil pengamatan, interpretasi hasil pengamatan, dan
kesimpulan, sesuai dengan formulir/jurnal yang disediakan, pada saat
melakukan : identifikasi asam amin0, identifikasi protein, dan tes identifikasi
asam amino dan protein
30. Melaksanakan secara habitual, cara pencatatan data sampel, jenis
pemeriksaan/pengujian, hasil pengamatan, interpretasi hasil pengamatan, dan
kesimpulan, sesuai dengan formulir/jurnal yang disediakan, pada saat
melakukan : identifikasi asam amin0, identifikasi protein, dan tes identifikasi
asam amino dan protein

Kegiatan Praktikum 9-11

Identifikasi Asam Amino dan Protein


76

1. Uji Biuret
Uji ini digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu
polipeptida, dan untuk mengetahui selesai tidaknya hidrolisis suatu protein.
Secara umum, uji ini dapat digunakan untuk menentukan adanya protein dalam
sampel
Larutan protein dibuat a.Kalis dengan NaOH, kemudian ditanibahkan larutan
CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanyasenyawa-senyawa yang
mengandung gugus -CONH2; - CSNH2; -C(NH)NH2; -CH2NH2; -CHRNH2;
-CH2(CHO)NH2; -CH2(CHOH)NH2; -CH(NH2)CH2OH; -CH(NH2)CHOH.
Dengan demikian uji Biuret tidak hanya untuk protein, tetapi senyawa lain seperti
malonamida juga memberikan reaksi positif, yang ditandai dengan timbulnya
warna merah-violet atau biru violet.

a. Prinsip :
Protein dengan larutan tembaga sulfat dalam suasana basa kuat (NaOH) dan
panas, menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna biru/biru tua. Intensitas
warna biru sebanding dengan banyaknya protein dalam larutan

b. Reaksi :

c. Alat yangdigunakan:
o Bola kiret isap (filler)
o Botol semprot 25o mL
o Penjepit tabung reaksi
o Npet ukur 1 mL, 5 mL, io mL
o Rak Tabung Reaksi
o Tabung reaksi

d. Bahan yang digunakan :


o Aquadest
o Kertas saring/Tissue
o Larutan Asam Amino kelompok I (tirosin 1%, fenilalanin 1%,
o triptofan 1%, metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%)
77

o Larutan Asam Amino kelompok II (glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin
1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1%)
o Larutan Protein (albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur
1%)
o Larutan NaOH 2N
o Larutan CuSO4 0,1N

e. Cara Kerja :
1. Identifikasi Asam Amino Kelompok I
 Ke dalam 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas denganaquadest, serta
diberi nomor dari 1-9, masing¬masing tabung diisi 2 mL NaOH dan 2 tetes
larutan CuSO4, dicampur sampai homogen
 Ke dalam tabung nomor 1% dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 2 mL larutan albumin 1% (untuk
kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 3-9, masing-masing dimasukkan mL larutan tirosin
1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%, metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, dan
larutan serin 1%
 Masing-masing larutan segera dicampur sampai homogen, dan diamati
perubahan warna yang terjadi (jika perlu larutan dipanaskan)

2. Identifikasi Asam Amino Kelompok II


 Ke dalam 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1-9, masing¬mashig tabung diisi 2 mL NaOH dan 2 tetes
larutan CuSO4, dicampur sampai homogen
 Ke dalam tabung nomor 1% dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2, dimasuldcan 2 mL larutan albumin 1% (untuk
kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 3-9, masing-masing dimasulckan mL larutan glisin
1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%, dan larutan
alanin 1%
 Masing-masing larutan segera dicampur sampai homogen, dan diamati
perubahan warna yang terjadi (jika perlu larutan dipanaskan)

3. Identifikasi Protein
 Kedalam 6 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest,
serta diberi nomor dari masing-
78

masing tabung diisi 2mL NaOH dan 2 tetes larutan CuSO4, dicampur sampai
homogen
 Ke dalam masing-masing tabung nomor 1-2, dimasukkan 2mL aquadest,
dan larutan tirosin 1% (untuk blankopereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 3-7, masing-masingdimasukkan 2mL larutan
albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, dan larutan putih telur 1%
 Masing-masing larutan segera dicampur sampai homogen, dan diamati
perubahan warna yang terjadi (jika perlu larutan dipanaskan)

f. Pertanyaan :
1. Apakah asam amino memberikan hasil positif terhadap uji Biuret ?.
mengapa demikian!
2. Protein apa saja yang tidak memberikan hasil positif terhadap uji Biuret?,
terangkan dasannya

02. Uji Ninhidrin

Ninhidrin, adalah suatu zat pengoksidasi yang sangat kuat. Bila Ninhidrin
direaksikan dengan asam amin0, akan mengakibatkan dekarboksilasi oksidatif
asam amino-a, menghasilkan CO2, NH 3, suatu aldehida dengan satu atom
karbon kurang dari asam amino induknya. Ninhidrin tereduksi kemudian
bereaksi dengan asam amino bebas, membentuk senyawa kompleks yang
berwarna biru.
Pembentukan senyawa berwarna antara asam amino dengan Ninhidrin banYak
dipakai sebagai dasar analisis kuantitatif maupun kualitatif asam-asam amino dan
protein.
Uji ini digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino bebas dalam larutan
uji.

a. Prinsip :

Asam a-amino dioksidasi oleh Ninhidrin, menghasilkan Ninhidrin


tereduks1% aldehida, ammonia, dan karbondioksida. Kemudian terjadi
kondensasi antara ammonia, Ninhidrin tereduks1% dan Ninhidrin
membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru

b. reaksi
79

c. Alat yang digunakan :


o Bola karet isap (filler)
o Botol semprot 250 mL
o Pembakar Bunsen/Tecklu/Fischer
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet tetes
o Pipet ukur mL, 5 mL, 10 mL
o Rak Tabung Reaksi
o Tabung reaksi

d.Bahan yang digunakan :


o Aquadest
o Kertas saring/Tissue
o Larutan Asam Amino kelompok I (tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%,
metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%)
o Larutan Asam Amino kelompok II (glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin
1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1%)
o Larutan Protein (albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur
1%)
o Pereaksi Ninhidrin 0,1%

e. Cara Kerja :
1. Identifikasi Asarn Amino Kelompok I
 Disiapkan 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1-9
 Ke dalam tabung nomor 1-2, masing-masing dimasukkan 2 naL aquadest, dan
larutan albumin 1% (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 3-9, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan tirosin
1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%, metionin 1%, sistein 1%, sistin dan larutan
serin 1%
 Ke dalam masing-masing tabung 1-9, ditambahkan 7 tetes pereaksi Ninhidrin
0,1% da- segera dicampur sampai homogen.
 Diamati terbentuknya warna biru, kecuali prolin dan hidroksi prolin yang
berwarna kuning (larutan bila perlu dipanaskan dengan hati-hati)

2. Identifikasi Asam Amino Kelompok II


 Disiapkan 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1-9
80

 Ke dalam tabung nomor 1-2, masing-masing dimasukkan 2 mL aquadest, dan


larutan albumin 1% (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 3-9, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan glisin
1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%, dan larutan
alanin 1%
 Ke dalam masing-masing tabung 1-9, ditambahkan 7 tetes pereaksi Ninhidrin
0,1% dan segera dicampur sampai homogen.
 Diamati terbentuknya warna biru, kecuali prolin dan hidroksi prolin yang
berwarna kuning (larutan bila perlu dipanaskan dengan hati-hati)

3. Identifikasi Protein
 Disiapkan 7 b.uah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1-7
 Ke dalam tabung nomor 1% dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 2 mL larutan lisin 1% (untuk kontrol
positif)
 Ke dalam tabung nomor 3-7, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan albumin
1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, dan larutan putih telur 1%
 Ke dalam masing-masing tabung 1-7, ditambahkan 7 tetes pereaksi Ninhidrin
0,1% dan segera dicampur sampai homogen.
 Diamati terbentuknya warna biru, kecuali prolin dan hidroksi prolin yang
berwarna kuning (larutan bila perlu dipanaskan dengan hati-hati)

 Pertanyaan :
1. Apakah terdapat perbedaan warna dari masing-masing jenis asam-asam amino
setelah dilakukan pengujian ?, terangkan!
2. Adakah landan protein yang memberikan hasil reaksi positifterhadap uji ini ?

03. Uji Xanthoprotein

Uji ini digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino yang memiliki inti
benzen (inti aromatik) dalam struktur molekulnya. Asam amino yang memiliki
inti aromatik, adalah tirosin, triptofan, dan fenil alanin.

a. Prinsip

Inti benzen dari molekul tirosin dinitrasi oleh asam nitrat pekat dalam suasana
panas. Setelah penambahan NaOH, terbentuk senyawa yang berwarna jingga

b. Reaksi :
81

c. Alat yang digunakan :


o Bola karet isap (filler)
o Botol semprot 25o mL
o Pembakar Bunsen/Tecklu/Fischer
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet tetes
o Pipet ukur 1 mL, 5 mL, 10 mL
o Rak Tabung Reaksi
o Tabung reaksi

d.Bahan yang digunakan :


o Aquadest
o HNO3 pekat
o Kertas saring/Tissue
o Larutan Asam Amino kelompok I (tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%,
metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%)
o Larutan Asam Amino kelompok II (glisin 1 %, prolin 1%, asparagin 1%, lisin
1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1%)
o Larutan Protein (albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur
1%)
o Larutan NaOH 4o%

e. Cara Kerja :

1. Identifikasi Asam Amino Kelompok I

 Disiapkan 8 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1-8
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-4, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan tirosin
1%, fenilalanin 1%, dan triptofan 1% (juga dipakai sebagai kontrol positif)
82

 Ke dalam tabung nomor 5-8, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan


metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, dan larutan serin 1%
 Ke dalam masing-masing tabung 1-8, ditambahkan 1 mL HNO3 pekat,
dicampur sampai homogen. Larutan dipanaskan dengan hati-hati selama 1
menit, kemudian didinginkan
 Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan larutan NaOH 40% tetes demi
tetes (perlahan-lahan) melalui dinding tabung reaks1% sampai terbentuk dua
lapisan
 Diamati terbentuknya warna jingga pada bidang batas dua larutan

2. Identifikasi Asam Amino Kelompok II

 Disiapkan 11 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-4, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan tirosin
1%, fenilalanin 1%, dan triptofan 1% (juga dipakai sebagai kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 5-11, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan glisin
1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%, dan larutan
alanin 1%
 Ke dalam masing-masing tabung 1-11, ditambahkan 1 mL HNO3 pekat,
dicampur sampai homogen. Larutan dipanaskan dengan hati-hati selama 1
menit, kemudian didinginkan
 Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan larutan NaOH 4o% tetes demi
tetes (perlahan-lahan) melalui dinding tabung reaks1% sampai terbentuk dua
lapisan
 Diamati terbentuknya warna jingga pada bidang batas dua larutan

3. Identifikasi Protein

 Disiapkan 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1-9
 Ke dalam tabung nomor 1% dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-4, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan tirosin
1%, fenilalanin 1%, dan triptofan 1% (juga dipakai sebagai kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 5-9, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan albumin
1%, gelatin 1%,.kasein 1%, pepton 1%, dan larutan putih telur 1%
 Ke dalam masing-masing tabung 1-9, ditambahkan 1 mL HNO3 pekat,
dicampur sampai homogen. Larutan dipanaskan dengan hati-hati selama 1
menit, kemudian didinginkan
83

 Ke dalam masing-masing tabung 1-9, ditambahkan larutan NaOH 40% tetes


demi tetes (perlahan-lahan) melalui dinding tabung reaks1% sampai terbentuk
dua lapisan
 Diamati terbentuknya warna jingga pada bidang batas dua larutan

f. Pertanyaan :

1. Asam amino apa saja yang memberikan hasil reaksi positif terhadap uji
Xanthoprotein ?, terangkan dengan singkat, mengapa demildan ?.
2. Adakah asam amino yang mempunyai inti aromatik memberikan hasil reaksi
negatif terhadap uji ini ?, terangkan alasannya

04. Uji Millon

Uji ini digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino tirosin Asam amino
(yang memiliki inti benzen) akan mengalami nitrasi dengan penambahan asam
nitrat pekat, kemudian dengan ion merkuri menghasilkan endapan jingga.

a. Prinsip :
Asam amino (yang memiliki inti benzen) akan mengalami nitrasi dengan
penambahan asam nitrat pekat, kemudian dengan ion merkuri menghasilkan
endapan jingga

b. Reaksi :

c. Alat yang digunakan :

o Bola karet isap (filler)


84

o Botol semprot 25o mL


o Pembakar Bunsen/Teeklu/Fischer
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet tetes
o Pipet uktir 1 mL, 5 mL, to mL
o Rak Tabung Reaksi
o Tabung reaksi

d.Bahan yang dig-tmakan :


o Aquadest
o Kertas saring/Tissue
o Larutan Asam Amino kelompok I (tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%,
metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%)
o Larutan Asam Amino kelompok II (glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin
1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1%)
o Larutan Protein (albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur
1%)
o Larutan pereaksi Millon

e. Cara Kerja :

1. Identifikasi Asam Amino Kelompok I


 Disiapkan 8 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1-8
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasuldun 3 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)

 Ke dalam tabung nomor 2-4, masing-masing dimasukkan 3 mL larutan tirosin


1%, fenilalanin 1%, dan larutan triptofan 1% (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 5-8, masing-masing dimasukkan 3 mL larutan
metionin 1%, sisteinsistin 1%, dan larutan serin 1%
 Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 5 tetes pereaksi Millon,
dicampur sampai homogen
 Larutan dipanaskan dengan hati-hat1% dan segera diamati terbentuknya
endapan kuning sampai jingga.

2. Identifikasi Asam Amino Kelompok II


85

 Disiapkan ii buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1-11
 Ke dalam tabung nomor 1% dimasukkan. 3 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-4, masing-masing dimasukkan 3 mL larutan tirosin
1%, fenilalanin 1%, dan larutan triptofan 1% (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 5-11 masing-masing dimasukkan 3 mL larutann
glisin 1%, prolin 1%, asparginlisin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1% dan
larutan alanin 1%
 Ke dalam masing-masing tabung 1-11, ditambahkan 5 tetes pereaksi Millon,
dicampur sampai homogen
 Larutan dipanaskan dengan hati-hat1% dan segera diamaii terbentuknya
endapan kuning sampai jingga.

3. Identifikasi Protein

 Disiapkan 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari
 Ke dalam tabung nomcir 1% dimasukkan 3 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-4, masing-masing dimasuldcan 3 mL larutan tirosin
1%, fenilalanindan larutan triptofan 1% (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 5-9,.masing-masing dimasukkan 3 mL larutan
albumingelatin 1%, kasein pepton 1%, dan larutan putih telur 1%
 Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 5 tetes pereaksi Millon,
dicampur sampai homogen
 Larutan dipanaskan dengan hati-hat1% dan segera diamati terbentuknya
endapan kuning sampai jingga.

f. Pertanyaan :
1. Selain tirosin, asam amino apa saja yang memberikan hasil reaksi positif
terhadap uji Millon ?, terangkan dengan singkat, mengapa demildan ?
2. Adakah larutan protein yang memberikan hasil reaksi positif terhadap uji ini ?,
terangkan!

05. Uji Cincin Heller

Uji ini juga digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino yang memiliki inti
benzen (inti aromatik) dalam struktur molekulnya
86

a. Prinsip :
Inti aromatik dalam struktur molekul asam amino dinitrasi oleh asam nitrat pekat,
menghasilkan

b. Reaksi :

c. Alat yang dig-unakari :


o Bola karet isap (filler)
o Botol semprot 25o mL
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet tetes
o Pipet ukur 1 mL, 5 mL, 10 mL
o Rak Tabung Reaksi
o Tabung reaksi

d.Bahan yang digunakan :


o Aquadest
o HNO3 pekat
o Kertas saring
o Larutan Asam Amino kelompok I (tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%,
metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%)
o Larutan Asam Amino kelompok II (glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin
1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1%)
o Larutan Protein (albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur
1%)

e. Cara Kerja :
87

1. Identifikasi Asam Amino Kelompok I


 Disiapkan 8 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1-8
 Ke dalam tabung nomor 1% dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-4, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan tirosin
1%, fenilalanin 1%, dan larutan triptofan 1% (untuk kontrol positif) .
 Ke dalam tabung nomor masing-masing dimasukkan 2 mL larutan metionin
1%, sistein 1%, sistin 1%, dan larutan serin 1%
 Ke dalam masing-masing tabung i-8, ditambahkan 2 mL HNO3 pekat melalui
dinding tabung reaksi (hindari tabung tergoyang)
 Diamati perubahan warna pada bidang batas dua larutan

2. Identifikasi Asam Amino Kelompok II


 Disiapkan 11 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1-11
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-4, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan tirosin
1%, fenilalanin 1%, dan larutan triptofan 1% (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 5-11, masing-masing dimasukkan 2 niL larutan glisin
1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%, dan larutan
alanin 1%
 Ke dalam masing-masing tabung 1-11, ditambahkan 2 mL HNO3 pekat melalui
dinding tabung reaksi (hindari tabung tergoyang)
 Diamati perubahan warna pada bidang batas dua larutan

3. Identifikasi Protein
 Disiapkan 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1-9
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2-4, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan tirosin
1%, fenilalanin 1%, dan larutan triptofan 1% (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 5-9, masing-masing dimasukkan 2 mL Iarutan
albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, dan larutan putih telur 1%
 Ke dalam masing-masing tabung 1-9, ditambahkan 2 mL HNO3 pekat melalui
dinding tabung reaksi (hindari tabung tergoyang)
 Diamati perubahan warna pada bidang batas dua larutan

f. Pertanyaan :
1. Asam amino apa saja yang memberikan hasil reaksi positif terhadap uji Cincin
Heller ?, terangkan dengan singkat, mengapa demikian ?
88

2. Protein apa saja yang tidak memberikan hasil positif terhadap uji ini ?,
terangkan alasannya

06. Uji Esterifikasi

Uji ini digunakan untuk menunjukkan adanya gugus fungsi karboksilat yang
dimiliki oleh asam amino atau protein :

a. Prinsip :
Gugus karboksilat dari asam amino/protein bereaksi dengan metanol dalam
suasana asam dan panas, menghasilkan suatu ester

b. Reaksi :

c. Alat yang digunakan :


o Bola karet isap (filler)
o Botol semprot 250 Ml
o Pembakar Bunsen/Tecklu/Fischer
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet ukur1 mL, 5 mL, 10 mL
o Rak Tabung Reaksi
o Tabung reaksi

d.Bahan yang digunakan :


o Aquadest
o H2SO4 pekat
o Kertas saring
o Larutan Asam Amino kelompok I (tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%,
metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%)
o Larutan Asam Amino kelompok II (glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin
1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1%)
89

o Larutan Protein (albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur
1%)
o Larutan asam salisilat 1%
o Metanol

e. Cara Kerja :
1. Identifikasi Asam Amino Kelompok I
o Disiapkan 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, seda
diberi nomor dari 1-9
o Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
o Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 2 mL asam salisilat 1% (untuk kontrol
positif)
o Ke dalam tabung nomor 3-9, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan tirosin
1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%, metionin 1%, istein 1%, sistin 1%, dan
larutan serin 1%
o Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 2 mL metanol dan 1 mL H2SO4
pekat, dicampur sampai homogen. Larutan dipanaskan•- dengan hati-hati
sampai mendidih, segera ditambahkan 1 mL aquadest dan dicarapur sampai
homogen
o Diamati bau/aroma ester dari masing-masing tabung

2. Identifikasi Asam Amino Kelompok II


o Disiapkan 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1-9
o Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 mL aquadest (untuk blanko pereaksi)
o Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 2 mL asam salisilat 1% (untuk kontrol
positif)
o Ke dalam tabung nomor 3-9, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan glisin
1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%, dan larutan
alanin 1%
o Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 2 mL metanol dan 1 mL H2SO4
pekat, dicampur sampaihomogen. Larutan dipanaskan dengan hati-hati sampai
mendidih, segera ditambahkan 1 mL aquadest dan dicampur sampai homogen
o Diamati bau/aroma ester dari masing-masing tabung

3. Identifikasi Protein
 Disiapkan 7 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1-7
 Ke dalam tabung nomor i, dimasukkan 2 mL aquadest(untuk blanko pereaksi)
90

 Ke dalam tabung nomor 2, dimasukkan 2 mL asam salisilat 1% (untuk kontrol


positif)
 Ke dalam tabung nomor 3-7, masing-masing dimasukkan 2 mL larutan albumin
1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, dan larutan putih telur 1%
 Ke dalam masing-masing tabung 1-7, ditambahkan 2 mL metanol . dan 1 mL
H2SO4 pekat, dicampur sampai homogen. Larutan dipanaskan dengan hati-hati
sampai mendidih, segera ditambahkan 1 mL aquadest dan dicampur sampai
homogen
 Diamati bau/aroma ester dari masing-masing tabung

f. Pertanyaan :
1. Apakah semua asam amino memberikan hasil yang positif terhadap uji ini?
2. Protein apa saja yang tidak memberikan hasil positif terhadap uji ini ?,
terangkan alasannya

07. Uji untuk menunjukkan adanya sulfur


Asam amino dalam suasana basa, akan bersifat asam. Bila protein atau asam
amino diolah dengan NaOH pekat, dan direaksikan dengan larutan timbal
asetat, akan terbentuk warna atan endapan coklat sampai kehitam-hitaman,
tergantung dari banyaknya belerang dalam sampel

a. Prinsip
Asam amino atau protein didestruksi oleh NaOH, hingga belerang dibebaskan.
Belerang dalam suasana basa bereaksi dengan timbale (II) asetat menghasilkan
endapan berwana kuning hingga coklat atau hitam, tergantung dari banyaknya
belerang dalam molekul asam amino atau protein

b. Reaksi
91

c. Alat yang digunakan

o Bola karet isap (filler)


o Botol semprot 250 ml
o Pembakar bunsen/Tecklu/Fisher
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet tetes
o Pipet ukur 1 ml, 5 ml, 10 ml
o Rak tabung reaksi
o Tabung reaksi
o

d. Bahan yang digunakan :

o Aquadest
o Kertas saring
o Larutan asam amino kelompok I (tirosin 1%, fenilalalnin 1%, triptofan
1%, metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%)
o Larutan asam amino kelompok II (glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%,
lisin 1%, arginin 1 %, leusin 1%, alanin 1%)
o Larutan protein (albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih
telur 1%)
o Larutan ( CH3COO)2pb 1%
o Larutan NaOH 40%

e. Cara kerja :

1. Identifikasi asam amino kelompok I

 Disiapkan 8 buah tabung reaksi bersih dan telah di bilas dengan aquadest,
serta diberi nomor 1 – 8
 Kedalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Kedalam tabung nomor 2 – 4, masing – masing dimasukkan 2ml larutan
metionin 1%, sistein 1%, dan larutan sistin 1% (juga sebagai kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 5 – 8, masing – masing dimasukkan 2ml larutan
tiroksin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%, dan larutan serin 1%
 Ke dalam masing masing tabung 1 – 8 ditambahkan 2 ml NaOH 40%, di
campur dengan homogen. Larutan dipanaskan dengan hati - hati selama
kurang lebih 2 menit
 Ke dalam masing masing tabung 1 – 8 ditambahkan 2 tetes larutan
(CH3COO)2Pb 1% di campur dengan homogen
92

 Diamati terbentuknya endapan kuning – coklat sampai hitam (tergantung


dari banyaknya belerang dalam larutan) dari masing – masing tabung

2. Identifikasi asam amino kelompok 1

 Disiapkan 11 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest,
serta diberi nomor 1 – 11
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2 – 4, masing masing dimasukkan 2 ml larutan
metionin 1%, sistein 1% dan larutan sistin 1% (juga sebagai kontrol positif)
 Ke dalam tabung 5 – 11, masing masing dimasukkan 2 ml larutan glisin 1%,
prolin 1%, asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1% dan larutan
lalanin 1%
 Ke dalam masing - masing tabung 1 – 11, ditambahkan 2 ml NaOH 40%, di
campur sampai homogen. Larutan dipanaskan dengan hati – hati selama
kurang lebih 2 menit
 Ke dalam masing masing tabung 1 – 11, ditambahkan 2 tetes larutan
(CH3COO)2Pb 1% dicampur sampai homogen
 Diamati terbentuknya endapan kuning – coklat sampai hitam (tergantung
dari banyaknya belerang dalam larutan) dari masing-masing tabung

3. Identifikasi protein

 Disiapkan 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest,
serta diberi nomor dari 1 – 9
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko reaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2 – 4, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
metionin 1%, sistein 1%, dan larutan sistin 1% (juga sebagai kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 5 – 9, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, dan larutan putih telur 1%
 Ke dalam masing-masing tabung 1 – 9, ditambahkan 2 ml NaOH 40%,
dicampur sampai homogen. Larutan dipanaskan dengan hati-hati selama
kurang lebih 2 menit
 Ke dalam masing masing tabung 1 – 9, ditambahkan 2 tetes larutan
(CH3COO)2Pb 1% dicampur sampai homogen
 Diamati terbentuknya endapan kuning – coklat sampai hitam (tergantung
dari banyaknya belerang dalam larutan) dari masing-masing tabung

f. pertanyaan :

1. Asam amino apa saja yang memberikan hasil reaksi positif terhadap uji ini ?,
terangkan dengan singkat, mengapa demikian ?.
93

2. Protein apa saja yang memberikan hasil reaktif positif terhadap uji ini ?,
terangkan dengan singkat, mengapa demikian ?.

08. uji untuk menentukan karbohidrat dalam protein

Glikoprotein, merupakan salah satu jenis protein konjugasi (protein kompleks),


dimana protein berkonjugasi dengan karbohidrat

a. Prinsip :
Karbohidrat dalam molekul protein didehidratasi oleh H2SO4 pekat,
menghasilkan furfural atau turunannya. Furfural berkondensasi dengan α-
Naftol
b. Reaksi :
Lihat karbohidrat
c. Alat yang digunakan :
o Bola karpet isap (filler)
o Botol semprot 250 ml
o Penjepittabung reaksi
o Pipet tetes
o Pipet ukur 1 ml, 5 ml, 10 ml
o Rak tabung reaksi
o Tabung reaksi

d. Bahan yng digunakan :


o Aquadest
o H2SO4 pekat
o Kertas saring
o Larutan Asam Amino Kelompok I (tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan
1%, metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%)
o Larutan Asam Amino kelompok II (glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%,
lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1%)
o Larutan protein (albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih
telur 1%)
o Larutan glukosa 1%
o Pereaksi molish
94

e. Cara kerja :
1. Identifikasi Asam Amino Kelompok I
 Disiapkan 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest,
serta diberi nomor dari 1 – 9
 Kedalam tabung nomor 1 dan 2, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko
pereaksi) dan 2 ml larutan glukosa 1% (untuk kontrol positf)
 Kedalam tabung nomor 3 – 9, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%, metionin 1%, sitein 1%, sistin 1%,
dan larutan serin 1%
 Kedalam masing masing tabung 1 – 9, ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat
(perlahan-lahan) melalui dinding tabung reaksi, sampai terbentuk 2 lapisan
 Diamati terbentuknya cincin ungu pada bidang batas dua larutan

2. Identifikasi Asam Amino Kelompok II


 Disiapkan 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest,
serta diberi nomor dari 1 – 9
 Kedalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Kedalam tabung nomor 2 dimasukkan 2 ml larutan glukosa 1% (untuk
kontrol positif)
 Kedalam tabung nomor 3 – 9, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%, dan
larutan alanin 1%
 Kedalam masing masing tabung 1 – 9, ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat
(perlahan-lahan) melalui dinding tabung reaksi, sampai terbentuk 2 lapisan
 Diamati terbentuknya cincin ungu pada bidang batas dua larutan

3. Identifikasi Protein
 Disiapkan 7 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest,
serta diberi nomor dari 1 – 7
 Kedalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Kedalam tabung nomor 2 dimasukkan 2 ml larutan glukosa 1% (untuk
kontrol positif)
 Kedalam tabung nomor 3 – 7, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1% dan larutan putih telur 1%
 Kedalam masing masing tabung 1 – 7, ditambahkan 3 tetes pereaksi molish,
di campur sampai homogen kurang lebih 2 ml H2SO4 pekat (perlahan-
lahan) melalui dinding tabung reaksi, sampai terbentuk 2 lapisan
 Diamati terbentuknya cincin ungu pada bidang batas dua larutan

f. Pertanyaan :
95

1. Asam amino apa saja yang memberikan hasil reaksi positih terhadap uji ini ?,
terangkan dengan singkat, mengapa demikian?
2. Apakah larutan protein yang ada memberikan hasil reaksi positif?, terangkan
mengapa demikian

09. Uji pengendapan protein dengan asam kompleks

Dalam suasana asam dari titik isoelektriknya, asam amino akan bersifat basa,
dengan demikian dapak engikat asam kompleks membentuk barang garam
proteinat yang tak larut

a. Prinsip :
Dalam suasana asam, asam amino atau protein bereaksi dengan asam kompleks,
menghasilkan endapan yang tak larut

b. Reaksi

c. Alat yang digunakan :


o Bola karet isap (filler)
o Botol semprot 250 ml
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet tetes
o Pipet ukuran 1 ml, 5 ml, 10 ml
o Rak tabung reaksi
o Tabung reaksi

d. Bahan yang digunakan


o Aquadest
o Kertas saring
96

o Larutan asam amino kelompok I (tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%,
metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%)
o Larutan asam amino kelompok II (glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin
1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1%)
o Larutan protein (albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur
1%)
o Larutan asam kompleks (asam pikrat jenuh, TCA 10%, sulfosalisilat 30%,
fosfowolframat 10%, tannat 10%, fosfomolibdat 10%, asam asetat 2%)

e. Cara kerja :
1. Identifikasi Asam Amino Kelompok I
 Disiapkan 14 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1 – 14
 Kedalam tabung nomor 1 - 7, dimasukkan 3 ml aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Kedalam tabung nomor 8 – 14, dimasukkan 3 ml larutan tirosin 1%
 Kedalam tabung nomor 1 – 7 masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes larutan
asam pikrat jenuh, TCA 10%, sulfosalisilat 30%, fosfowolframat 10%, tannat
10%, fosfomolibdat 10%, asam asetat 2%
 Kedalam tabung nomor 8 – 14, masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes larutan
asam pikrat jenuh, TCA 10%, sulfosalisilat 30%, fosfowolframat 10%, tannat
10%, fosfomolibdat 10%, asam arsetat 2%
 Larutan masing-masing tabung, dicampur sampai homogen dan segera diamati
terbentuknya endapan
 Percobaan diulangi untuk larutan asam amino lainnya

2. Identifikasi Asam Amino Kelompok II


 Disiapkan 14 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1 – 14
 Kedalam tabung nomor 1 - 7, dimasukkan 3 ml aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Kedalam tabung nomor 8 – 14, dimasukkan 3 ml larutan glisin 1%
 Kedalam tabung nomor 1 – 7 masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes larutan
asam pikrat jenuh, TCA 10%, sulfosalisilat 30%, fosfowolframat 10%, tannat
10%, fosfomolibdat 10%, asam arsetat 2%
 Kedalam tabung nomor 8 – 1, masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes larutan
asam pikrat jenuh, TCA 10%, sulfosalisilat 30%, fosfowolframat 10%, tannat
10%, fosfomolibdat 10%, asam asetat 2%
 Larutan masing-masing tabung, dicampur sampai homogen dan segera diamati
terbentuknya endapan
 Percobaan diulangi untuk larutan asam amino lainnya
97

3. Identifikasi Protein
 Disiapkan 14 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1 – 14
 Kedalam tabung nomor 1 - 7, dimasukkan 3 ml aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Kedalam tabung nomor 8 – 14, dimasukkan 3 ml larutan albumin 1%
 Kedalam tabung nomor 1 – 7 masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes larutan
asam pikrat jenuh, TCA 10%, sulfosalisilat 30%, fosfowolframat 10%, tannat
10%, fosfomolibdat 10%, asam arsetat 2%
 Kedalam tabung nomor 8 – 1, masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes larutan
asam pikrat jenuh, TCA 10%, sulfosalisilat 30%, fosfowolframat 10%, tannat
10%, fosfomolibdat 10%, asam asetat 2%
 Larutan masing-masing tabung, dicampur sampai homogen dan segera diamati
terbentuknya endapan
 Percobaan diulangi untuk larutan protein lainnya

f. Pertanyaan
1. Apakah asam amino basa juga mengendap dengan penambahan asam
kompleks?, terangkan dengan singkat.
2. Apakah protein juga mengendap dengan penambahan asam kompleks?,
terangkan alasannya !.

10. Uji pengendapan protein dengan logam berat

Dalam suasana basa dari titik aso-elektriknya, maka asam amino/protein akan
bersifat asam, sehingga dapat mengikat logam berat, membentuk garam
proteinat yang tak larut.

a. Prinsip :
Asam amino dan protein bereaksi dengan logam berat dalam suasana basa,
menghasilkan endapan garam proteinat yang tak larut
98

b. Reaksi

c. Alat yang digunakan :


o Bola karet isap (filler)
o Botol semprot 250 ml
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet tetes
o Pipet ukuran 1 ml, 5 ml, 10 ml
o Rak tabung reaksi
o Tabung reaksi

d. Bahan yang digunakan :


o Aquadest
o Kertas saring
o Larutan asam amino kelompok I (tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%,
metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%)
o Larutan asam amino kelompok II (glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin
1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1%)
o Larutan protein (albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur
1%)
o Larutan Na2CO3 5%
o Larutan logam berat (feCl3 2%, CuSO4 5%, HgCl2 jenuh, ((CH3COO)2Pb)

e. Cara kerja :
1. Identifikasi Asam Amino Kelompok I
99

 Disiapkan 8 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1 – 8
 Kedalam tabung nomor 1 - 4, dimasukkan 5 ml aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Kedalam tabung nomor 5 – 8, dimasukkan 5 ml larutan tirosin 1%
 Kedalam tabung nomor 1 dan 5 masing-masing ditambahkan 1 tetes larutan
Na2CO3 5% dan larutan FeCl3 2%
 Kedalam tabung nomor 2 dan 6, masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes
larutan larutan Na2CO3 5% dan larutan CuSO4 5%
 Kedalam tabung nomor 3 dan 7, masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes
larutan larutan Na2CO3 5% dan larutan HgCl2 jenuh
 Kedalam tabung nomor 4 dan 8, masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes
larutan larutan Na2CO3 5% dan larutan timbal asetat 5%
 Larutan dalam masing-masing tabung dicampur, dan segera diamati
terbentuknya endapan
 Percobaan diulangi untuk larutan asam amino lainnya

2. Identifikasi Asam Amino Kelompok II


 Disiapkan 8 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1 – 8
 Kedalam tabung nomor 1 - 4, dimasukkan 5 ml aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Kedalam tabung nomor 5 – 8, dimasukkan 5 ml larutan glisin 1%
 Kedalam tabung nomor 1 dan 5 masing-masing ditambahkan 1 tetes larutan
Na2CO3 5% dan larutan FeCl3 2%
 Kedalam tabung nomor 2 dan 6, masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes
larutan larutan Na2CO3 5% dan larutan CuSO4 5%
 Kedalam tabung nomor 3 dan 7, masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes
larutan larutan Na2CO3 5% dan larutan HgCl2 jenuh
 Kedalam tabung nomor 4 dan 8, masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes
larutan larutan Na2CO3 5% dan larutan timbal asetat 5%
 Larutan dalam masing-masing tabung dicampur, dan segera diamati
terbentuknya endapan
 Percobaan diulangi untuk larutan asam amino lainnya

3. Identifikasi Protein
 Disiapkan 8 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1 – 8
 Kedalam tabung nomor 1 - 4, dimasukkan 5 ml aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Kedalam tabung nomor 5 – 8, dimasukkan 5 ml larutan albumin 1%
100

 Kedalam tabung nomor 1 dan 5 masing-masing ditambahkan 1 tetes larutan


Na2CO3 5% dan larutan FeCl3 2%
 Kedalam tabung nomor 2 dan 6, masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes
larutan larutan Na2CO3 5% dan larutan CuSO4 5%
 Kedalam tabung nomor 3 dan 7, masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes
larutan larutan Na2CO3 5% dan larutan HgCl2 jenuh
 Kedalam tabung nomor 4 dan 8, masing-masing ditambahkan 2 – 6 tetes
larutan larutan Na2CO3 5% dan larutan timbal asetat 5%
 Larutan dalam masing-masing tabung dicampur, dan segera diamati
terbentuknya endapan
 Percobaan diulangi untuk larutan protein lainnya

f. Pertanyaan :
1. Apakah semua asam amino memberikan reaksi positif terhadap penambahan
logam berat?, terangkan dengan singkat, mengapa demikian?
2. Apakah semua protein memberikan hasil reaksi positif terhadap penambahan
logam berat?, terangkan dengan singkat, mengapa demikian?

11. Uji pengendapan protein dengan pelarut organik

Alkohol, merupakan salah satu zat yang dapat mengakibatkan perubahan


intermolukuler pada asam amino/protein. Molekul protein dalam air dikelilingi
oleh mantel muatan dan mantel air, jika mantel muatan dan mantel airnya
terganggu maka protein akan mengendap.
Penambahan alkohol kedalam protein atau asam amino, dapat
menyebabkan gangguan terhadap mantel airnya.

a. Prinsip :
Molekul protein dalam air dikelilingin oleh mantel muatan dan mantel air.
Penambahan alkohol mantel airnya akan terganggu, sehingga protein akan
mengendap

b. Alat yang digunakan :


o Bola karet isap (filler)
o Botol semprot 250 ml
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet tetes
o Pipet ukuran 1 ml, 5 ml, 10 ml
101

o Rak tabung reaksi


o Tabung reaksi

c.Bahan yang digunakan :


o Alkohol 96%
o Aquadest
o Kertas saring
o Larutan asam amino kelompok I (tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%,
metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%)
o Larutan asam amino kelompok II (glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin
1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1%)
o Larutan protein (albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur
1%)

d. Cara kerja :
1. Identifikasi Asam Amino Kelompok I
 Disiapkan 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1 – 9
 Kedalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Kedalam tabung nomor 2, dimasukkan 2 ml larutan albumin 1% (untuk kontrol
positif)
 Kedalam tabung nomor 3 – 9 masing-masing ditambahkan 2 ml larutan tirosin
1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%, metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%
 Kedalam tabung nomor 1 – 9, ditambahkan 4 ml alkohol 96%, dikocok kuat,
dan diamati terbentuknya endapan/kekeruhan yang terjadi dari masing-masing
tabung

2. Identifikasi Asam Amino Kelompok II


 Disiapkan 9 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1 – 9
 Kedalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Kedalam tabung nomor 2, dimasukkan 2 ml larutan albumin 1% (untuk kontrol
positif)
 Kedalam tabung nomor 3 – 9 masing-masing ditambahkan 2 ml larutan glisin
1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1%
 Kedalam tabung nomor 1 – 9, ditambahkan 4 ml alkohol 96%, dikocok kuat,
dan diamati terbentuknya endapan/kekeruhan yang terjadi dari masing-masing
tabung
102

3. Identifikasi Protein
 Disiapkan 6 buah tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan aquadest, serta
diberi nomor dari 1 – 6
 Kedalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Kedalam tabung nomor 2 – 6 masing-masing ditambahkan 2 ml larutan
albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur 1%
 Kedalam tabung nomor 1 – 9, ditambahkan 4 ml alkohol 96%, dikocok kuat,
dan diamati terbentuknya endapan/kekeruhan yang terjadi dari masing-masing
tabung

e. Pertanyaan :
1. Asam amino apa saja yang memberikan hasil reaksi negatif terhadap uji ini?,
terangkan dengan singkat, mengapa demikian?.
2. Apakah semua protein memberikan hasil reaksi positif terhadap uji ini?,
terangkan dengan singkat, mengapa demikian?.

Kegiatan Praktikum 12-13

Tes identifikasi Asam Amino dan Protein

A. Tujuan Akhir Kegiatan Praktikum

Setelah mengikuti kegiatan praktikurn ini, mahasiswa diharapkan trampil :

1. Memamerkan dengan trampil tindakan keselamatan kerja dalam penggunaan


alat laboratorium dan bahan-bahan kimia berbahaya, pada saat melakukan tes
identifikasi asam amino dan protein
2. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama
menggunakan peralatan laboratorium dan bahan-bahan kimia berbahaya pada
saat melakukan tes identifikasi asam amino dan protein
103

3. Memamerkan dengan tepat cara memilih prosedur standar untuk tes


identifikasi asam amino dan protein
4. Memamerkan dengan tepat cara pemilihan peralatan laboratorium, sebelum
melakukan tes identifikasi asam amino dan protein
5. Memamerkan dengan trampil cara pengaturan dan penyimpanan peralatan
laboratorium, sebelum, selama, dan setelah melakukan tes identifikasi asam
amino dan protein
6. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pemilihan peralatan laboratorium untuk tes identifikasi asam amino dan
protein
7. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pengaturan dan penyimpanan peralatan laboratorium untuk tes identifikasi
asam amino dan protein
8. Memamerkan dengan tepat pemilihan pereaksi untuk tes identifikasi asam
amino dan protein
9. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pemilihan pereaksi untuk tes identifikasi asam amino dan protein
10. Memamerkan dengan trampil pengaturan, dan penyimpananpereaksi untuk
tes identifikasi asam amino dan protein
11. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan keija selama melakukan
pengaturan, dan penyimpanan pereaksi untuk tes identifikasi asam amino dan
protein
12. Memamerkan dengan tepat cara memilih prosedur standar dalam melakukan
preparasi sampel untuk tes identifikasi asam amino dan protein
13. Memamerkan dengan trampil cara melakukan preparasi sampel untuk tes
identifikasi asam amino dan protein
14. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselanmtan kerja selama melakukan
preparasi sampel untuk tes identifikasi asam amino dan protein
15. Memamerkan dengan trampil, cara melakukan ; Uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji
Xanthoprotein, Uji Millun, Uji Cincin Heller, Uji Esterifikasi, Uji untuk
menunjukkan adanya sulfur, Uji untuk menentukan karbohidrat dalam
protein, Uji pengendapan protein dengan asam kompleks, Uji pengendapan
protein dengan logam berat, dan Uji pengendapan protein dengan pelarut
organik, terhadap masing-masing jenis asam amino dan protein
16. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama
melakukan ; Uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xanthoprotein, Uji Millon, Uji
Cincin Heller, Uji Esterifikasi, Uji untuk menunjukkan adanya sulfur, Uji
untuk menentukan karbohidrat dalam protein, Uji pengendapan protein
dengan asam kompleks, Uji pengendapan protein dengan logam berat, dan
Uji pengendapan protein dengan pelarut organik, terhadap masing¬masing
jenis asam amino dan protein
104

17. Memamerkan dengan trampil cara menggunakan pereaksi untuk ; Uji Biuret,
Uji Ninhidrin, Uji Xanthoprotein, Uji Millon, Uji Cincin Heller, Uji
Esterifikasi, Uji untuk menunjukkan adanya sulfur, Uji untuk menentukan
karbohidrat dalam protein, Uji pengendapan protein dengan asam kompleks,
Uji pengendapan protein dengan logam berat, dan Uji pengendapan protein
dengan pelarut organik
18. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama
menggunakan pereaksi untuk ; Uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xanthoprotein,
Uji Millon, Uji Cincin Heller, Uji Esterifikasi, Uji untuk menunjukkan
adanya sulfur, Uji unt-uk menentukan karbohidrat dalam protein, Uji
pengendapan protein dengan asam kompleks, Uji pengendapan protein
dengan logam berat, dan Uji pengendapan protein dengan pelarut organik
19. Memamerkan dengan trarnpil cara melakukan pengamatan hasil reaksi ; Uji
Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xanthoprotein, Uji Millon, Uji Cincin Heller, Uji
Fsterifikasi, Uji untuk memmjukkan adanya sulfur, Uji untuk menentukan
karbohidrat dalam protein, Uji pengendapan protein dengan asam kompleks,
Uji pengendapan protein dengan logam berat, dan Uji pengendapan protein
dengan pelarut organik, dari masing-masing jenis asam amino dan protein
20. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pengamatan hasil reaksi ; Uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xanthoprotein, Uji
Millon, Uji Cincin Heller, Uji Esterifikasi, Uji untuk menunjukkan adanya
sulfur, Uji untuk menentukan karbohidrat dalam protein, Uji pengendapan
protein dengan asam kompleks, Uji pengendapan protein dengan logam berat,
dan Uji pengendapan protein dengan pelarut organik, dari rnasing-rnasing
jenis asam amino dan protein
21. Memamerkan dengan terampil cara membedakan hasil reaksi ; Uji Biuret, Uji
Ninhidrin, Uji Xanthoprotein, Uji Millon, Uji Cincin Heller, Uji Esterifikasi,
Uji untuk menunjukkan adanya sulfur, Uji untuk menentukan karbohidrat
dalam protein, Uji pengendapan protein dengan asam kompleks, Uji
pengendapan protein dengan logam berat, dan Uji pengendapan protein
dengan pelarut organik, dari rnasing-rnasing jenis asam amino dan protein
22. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama
membedakan hasil reaksi ; Uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xanthoprotein, Uji
Millon, Uji Cincin Heller, Uji Esterifikasi, Uji untuk menunjukkan adanya
sulfur, Uji untuk menentukan karbohidrat dalam protein, Uji pengendapan
protein dengan asam kompleks, Uji pengendapan protein dengan logam berat,
dan Uji pengendapan protein dengan pelarut organik, dari rnasing-rnasing
jenis asam amino dan protein
23. Memamerkan dengan trampil cara pelaporan pengujian yang tidak
biasa/normal kepada pihak yang berwenang, sesuai dengan prosedur kerja
standar pada saat melakukan tes identifikasi asam amino dan protein
105

24. Melaksanakan secara habitual, cara pelaporan pengujian yang tidak


biasa/normal kepada pihak yang berwenang, sesuiti denpn prosedur kerja
standar pada saat melakukan tes identifikasi asam amino dan protein
25. Memamerkan dengan trampil eara pencucian dan perawatan peralatan untuk
tes identifikasi asam amino dan protein, dengan benar
26. Melaksanakan seeara h4thitual, tindakan keselamatan kerja selama
melakukan pencucian dan perawatan peralatan untuk tes identifikasi asam
amino dan protein
27. Memamerkan dengan trampil cara pembuangan limbah pada saat melakukan
tes identifikasi asam amino dan protein, sesuai dengan peraturan yang berlaku
28. Melaksanakan secara habitual, tindakan keselamatan kerja selama melakukan
pembuangan limbah pada tes identifikasi asam amino dan protein
29. Memamerkan dengan trainpil, cara pencatatan data sampel, jenis
pemeriksaan/pengujian, hasil pengamatan, interpretasi hasil pengamatan, dan
kesimpulan, sesttai dengan formulir/jurnal yang disediakan, pada saat
melakukan tes idcntifikasi asam amino dan protein
30. Melaksanakan secara habitual, eara peneatatan data sampel, jenis
pemeriksaan/pengujian, hasil pengamatan, interpretasi hasil pengamatan, dan
kesimpulan, sesuai dengan formulir/jurnal yang disediakan, pada saat
melakukan tes asam amino dan protein

B. Alat yang digunakan :


o Bola karet isap (filler)
o Botol semprot 250 ml
o Pembakar bunsen/tecklu/fisher
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet ukur 1 ml, 5 ml, 10 ml
o Rak tabung reaksi
o Tabung reaksi
106

C. Bahan yang digunakan :


o Alkohol 96%
o Aquadest
o HNO3 pekat
o H2SO4 pekat
o Kertas saring/ tissue
o Larutan asam amino 1%
o Larutan protein 1%
o Larutan asam kompleks
o Larutan logam berat
o Larutan CuSO4 0,1 N
o Larutan CuSO4 5%
o Larutan (CH3COO)2Pb 0,1 N
o Larutan (CH3COO)2Pb 1%
o Larutan Na2CO3 5%
o Larutan NaOH 2 N
o Larutan NaOH 40%
o Pereaksi millon
o Pereaksi molish
o Pereaksi ninhidrin 0,1%

D. Cara Kerja :
1. Uji Biuret
 Ke dalam 22 buah tabung reaksi bersih dan telah di bilas dengan aquadest,
serta diberi nomor 1 – 22, masing-masing tabung diisi 2 ml NaOH dan 2 tetes
larutan CuSO4, di campur sampai homogen
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2 – 15, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%, metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%,
serin 1%, glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%,
alanin 1% (untuk kontrol negatif)
 Ke dalam tabung nomor 16 – 20, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur 1% (untuk kontrol
positif)
 Ke dalam tabung nomor 21 – 22, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
sampel A dan B
 Maing-masing larutan segera dicampur sampai homogen, dan diamati
perubahan warna yang terjadi (jika perlu larutan dipanaskan)

2. Uji Ninhidrin
107

 Disiapkan 22 buah tabung reaksi bersih dan telah di bilas dengan aquadest,
serta diberi nomor 1 – 22
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2 – 6, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur 1% (untuk kontrol
negatif)
 Ke dalam tabung nomor 7 – 20, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%, metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%,
serin 1%, glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%,
alanin 1% (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 21 – 22, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
sampel A dan B
 Ke dalam masing-masing tabung 1 – 22, ditambahkan 7 tetes pereaksi
ninhidrin 0,1% dan segera dicampur sampai homogen
 Diamati terbentuknya warna biru, kecuali prolin dan hidroksi prolin yang
berwarna kuning (larutan bila perlu dipanaskan secara hati-hati)

3. Uji Xantoprotein
 Disiapkan 22 buah tabung reaksi bersih dan telah di bilas dengan aquadest,
serta diberi nomor 1 – 22
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2 – 17, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%, glisin 1%, prolin 1%, asparagin
1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1% (untuk kontrol negatif)
 Ke dalam tabung nomor 18 – 20, masing-masing dimasukkan 2 ml
larutantirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%, (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 21 – 22, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
sampel A dan B
 Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 1 ml HNO3 pekat, dicampur
sampai homogen. Larutan di panaskan dengan hati-hati selama 1 menit,
kemudian didinginkan
 Ke dalam masing masing tabung, ditambahkan tetes demi tetes (perlahan-
lahan) larutan NaOH 40% melalui dinding tabung reaksi, sampai terbentuk 2
lapisan
 Diamati terbentuknya warna jingga pada bidang batas dua larutan

4. Uji Millon
 Disiapkan 22 buah tabung reaksi bersih dan telah di bilas dengan aquadest,
serta diberi nomor 1 – 22
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 3 ml aquadest (untuk blanko pereaksi)
108

 Ke dalam tabung nomor 2 – 17, masing-masing dimasukkan 3 ml larutan


metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%, glisin 1%, prolin 1%, asparagin
1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1% (untuk kontrol negatif)
 Ke dalam tabung nomor 18 – 20, masing-masing dimasukkan 3 ml
larutantirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%, (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 21 – 22, masing-masing dimasukkan 3 ml larutan
sampel A dan B
 Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 5 tetes pereaksi millon,
dicampur sampai homogen. Larutan dipanaskan dengan hati-hati, dan segera
diamati terbentuknya endapan kuning sampai jingga

5. Uji Cincin Heller


 Disiapkan 22 buah tabung reaksi bersih dan telah di bilas dengan aquadest,
serta diberi nomor 1 – 22
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2 – 17, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%, glisin 1%, prolin 1%, asparagin
1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1% (untuk kontrol negatif)
 Ke dalam tabung nomor 18 – 20, masing-masing dimasukkan 2 ml
larutantirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%, (untuk kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 21 – 22, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
sampel A dan B
 Ke dalam masing masing tabung ditambahkan 2 ml HNO3 pekat melalui
dinding tabung reaksi (hindari tabung tergoyang)
 Diamati perubahan warna pada bidang batas dua larutan

6. Uji Esterifikasi
 Disiapkan 23 buah tabung reaksi bersih dan telah di bilas dengan aquadest,
serta diberi nomor 1 – 23
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2 dimasukkan 2 ml asam salisilat 1% (untuk kontrol
positif)
 Ke dalam tabung nomor 3 – 21, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%,metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%,
serin 1%, glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%,
alanin 1%, albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur 1%
(untuk pembanding)
 Ke dalam tabung nomor 22 – 23, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
sampel A dan B
109

 Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 2 ml alkohol dan 1 ml H2SO4


pekat, dicampur sampai homogen. Larutan dipanaskan dengan hati-hati sampai
mendidih, segera ditambahkan 1 ml aquadest
 Diamati bau/aroma ester dari masing-masing tabung

7. Uji untuk menunjukkan adanya sulfur


 Disiapkan 22 buah tabung reaksi bersih dan telah di bilas dengan aquadest,
serta diberi nomor 1 – 22
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2 – 4, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%
 Ke dalam tabung nomor 5 – 20, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%,, serin 1%, glisin 1%, prolin 1%,
asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin 1%, albumin 1%, gelatin
1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur 1% (untuk pembanding)
 Ke dalam tabung nomor 21 – 22, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
sampel A dan B
 Ke dalam masing-masing tabung, ditambahkan 2 ml NaOH 40% dicampur
sampai homogen. Larutan dipanaskan dengan hati-hati selama kurang lebih 2
menit
 Ke dalam masing-masing tabung, ditambahkan 2 tetes larutan (CH3COO)2Pb
1% dicampur sampai homogen
 Diamati endapan kuning-coklat sampai hitam (tergantung dari banyaknya
belerang dalam sampel) dari masing-masing tabung

8. Uji untuk menentukan karbohidrat dalam protein


 Disiapkan 22 buah tabung reaksi bersih dan telah di bilas dengan aquadest,
serta diberi nomor 1 – 22
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 2 dimasukkan 2 ml alarutan glukosa 1% (untuk
kontrol positif)
 Ke dalam tabung nomor 3 – 21, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
tirosin 1%, fenilalanin 1%, triptofan 1%,metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%,
serin 1%, glisin 1%, prolin 1%, asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%,
alanin 1%, albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur 1%
(untuk pembanding)
 Ke dalam tabung nomor 22 – 23, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
sampel A dan B
 Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 3 tetes pereaksi molish,
dicampur sampai homogen.dan kurang lebih 2 ml H2SO4 pekat (perlahan-
lahan) melalui dinding tabung reaksi, sampai terbentuk dua lapisan
110

 Diamati terbentuknya cincin ungu pada bidang batas dua larutan

9. Uji pengendapan protein dengan asam kompleks


 Disiapkan 14 buah tabung reaksi bersih dan telah di bilas dengan aquadest,
serta diberi nomor 1 – 14
 Ke dalam tabung nomor 1 – 7, dimasukkan 3 ml aquadest (untuk blanko
pereaksi)
 Ke dalam tabung nomor 8 – 14, masing-masing dimasukkan 2 ml larutan
sampel A
 Ke dalam tabung nomor 1 – 7, masing-masing dimasukkan 2 – 6 tetes larutan
asam pikrat jenuh, TCA 10%, sulfosalisilat 30%, fosfowolframat 10%, tannat
10%, fosfomolibdat 10%, asam asetat 2%
 Ke dalam tabung nomor 1 – 7, masing-masing dimasukkan 2 – 6 tetes larutan
asam pikrat jenuh, TCA 10%, sulfosalisilat 30%, fosfowolframat %, tannat
10%, fosfomolibdat 10%, asam asetat 2%
 Larutan dalam masing masing tabung di campur sampai homogen dan segera
diamati terbentuknya endapan
 Percobaan diulangi untuk sampel B

10. Uji pengendapan protein dengan logam berat


 Disiapkan 8 buah tabung reaksi bersih dan telah di bilas dengan aquadest, serta
diberi nomor 1 – 8
 Ke dalam tabung nomor 1 – 4, dimasukkan 5 ml aquadest (untuk blanko
pereaksi) dan 2 – 6 tetes larutan Na2CO3 5% (kecuali tabung 1, 1 tetes larutan
Na2CO3 5%)
 Ke dalam tabung nomor 5 – 8, masing-masing dimasukkan 5 ml sampel A dan
2 – 6 tetes larutan Na2CO3 5% (kecuali tabung 5, 1 tetes larutan Na2CO3 5%)
 Ke dalam tabung nomor 1 – 4, masing-masing ditambahka larutan FeCI3 2%,
CuSO4 5%, HgCI2 jenuh, ((CH3COO)2PB)
 Ke dalam tabung nomor 5 – 8, masing-masing ditambahka larutan FeCI3 2%,
CuSO4 5%, HgCI2 jenuh, ((CH3COO)2PB)
 alam masing-masing tabung dicampur, dan segera diamati terbentuknya
endapan
 Percobaan diulangi untuk sampel B

11. Uji pengendapan protein dengan pelarut organik


 Disiapkan 23 buah tabung reaksi bersih dan telah di bilas dengan aquadest,
serta diberi nomor 1 – 23
 Ke dalam tabung nomor 1, dimasukkan 2 ml aquadest (untuk kontrol negatif)
 Ke dalam tabung nomor 2 – 20, masing-masing dimasukkan 2 ml tirosin 1%,
fenilalanin 1%, triptofan 1%, metionin 1%, sistein 1%, sistin 1%, serin 1%,
111

glisin 1%, prolin 1% asparagin 1%, lisin 1%, arginin 1%, leusin 1%, alanin
1%, albumin 1%, gelatin 1%, kasein 1%, pepton 1%, putih telur 1% (untuk
pembanding)
 Ke dalam tabung nomor 21 – 22, masing-masing dimasukkan 2 ml sampel A
dan B
 Ke dalam masing-masing tabung, ditambahkan 4 ml alkohol 96%, dikocok
kuat, dan diamati terbentuknya endapan/kekeruhan yang terjadi dari masing-
masing tabung

Kegiatan Praktikum 14

Percobaan Enzim

1. Percobaan aktivitas enzim invertase

Enzim invertase yang terdapat dalam ragi, dapat menghidrolisis sukrosa menjadi
fruktosa. Bila larutan lagi terlebih dahulu dipanaskan, maka enzim akan rusak
dan tidak dapat menghidrolisis sukrosa. Untuk menunjukkan bahwa hidrolisis
telah sempurna, maka terhadap hidrolisis dilakukan uji barfoed.

a. Prinsip :
Enzime invertase yang terdapat dalam ragi akan menghidrolisis sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa. Fruktosa dalam suasana basa berkesetimbangan dengan
glukosa melalui senyawa enediol. Gugus aldehid dari glukosa dioksidasi oleh
Cu2+ menghasilkan asam glukonat, sedangkan Cu2+ direduksi menjadi Cu+
yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah.

b. Reaksi
112

c. Alat yang digunakan :


o Tabung reaksi
o Rak tabung reaksi
o Pipet ukur 5 ml, 10 ml
o Pembakar bunsen
o Penjepit tabung reaksi
o Penangas air

d. Bahan yang digunakan :


o Aquadest
o Kertas saring
o Larutan sampel : ragi 1%, sukrosa 1%, maltosa 1%
o Larutan pereaksi benedict

e. Cara kerja :
 Disiapkan 6 buah tabung reaksi yang bersih dan diberi nomor 1 – 6. Kedalam
tabung nomor 1 – 2, dimasukkan 5 ml aquadest ; kedalam tabung nomor 3 – 4
dimasukkan 5 ml larutan sukrosa 1%; dan kedalam tabung nomor 5 – 6,
dimasukkan 5 ml larutan maltosa 1%
 Ke dalam tabung 1 dan 2, masing-masing ditambahkan 1 ml larutan ragi 1%
dan larutan larutan ragi yang telah dididihkan, masing-masing larutan dicampur
sampai homogen (untuk blanko pereaksi)
 Ke dalam tabung 3 dan 5, ditambahkan 1 ml larutan ragi 1%, masing-masing
larutan dicampur sampai homogen
 Ke dalam tabung 4 dan 6, ditambahkan 1 ml larutan ragi 1% yang telah
dididihkan, masing-masing larutan dicampur sampai homogen
 Keenam tabung di atas dipanaskan dalam penangas air pada suhu 40 derajat
celcius, selama 10 menit
 Terhadap hidrolisat dari 1 – 4, dilakukan uji barfoed (lihat karbohidrat),
diamati terbentuknya endapan merah bata dari masing masing tabung

f. Petanyaan :
1. Apakah enzime invertase juga dapat menghidrolisis maltosa dan laktosa?
2. Bila ke dalam larutan sukrosa ditambahkan filtrat larutan ragi yang telah diolah
dengan norit, apakah akan terjadi hidrolisis sukrosa? Terangkan dengan
singkat!
3. Faktor-faktor apasaja yang dapat menghambat enzime invertase?
113

2. Percobaan aktivitas enzime ptyalin dengan aktifator ion Klorida

Klorida.

Dalam air liur terdapat enzim ptyalin yang dapat menghidroisis amilum menjadi
amilodekstrin, eritrodekstrin, akhrodekstrin berwarna biru, eritrodekstrin
berwarna merah, sedangkan akhridekstrin dan maltosa tidak berwarna.

Dengan adana ion klorida (dari NaCl) pada pH netral, menyebabkan kondisi yang
optimum untuk aktifitas enzim ptyalin, sedangkan dalam suasana netral dan
tidak adanya ion klorida, aktifitas enzim lambat. Bila kedalam air liur
ditambahkanion klorida yang berasal dari asam klorida, maka aktivitas enzim
ptyalin hilang (rusak), karena kondisi (pH) larutan menjadi asam.

a. Prinsip :

Enzime ptyalin yang terdapat dalam air liur akan menghidrolisis amilum, menjadi
amilodekstrin, eritrodekstrin, akhrodekstrin, dan maltosa dalam interval waktu
tertentu. Reaksi diaktivasi oleh ion clorida (NaCl) dalam pHnetral. Hidrolisis
telah sempurna ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna biru menjadi
tidak berwarna

b.

c. Alat yang digunakan :


o Bola karet isap (filler)
o Penangas air
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet tetes
o Pipet ukur 5 ml, 10 ml
o Rak tabung reaksi
o Tabung reaksi

d. Bahan yang digunakan :


114

o Air liur
o Aquadest
o Kertas saring
o Larutan NaCl 1%
o Larutan amilum 1%
o Larutan HCl 1N
o Larutan iodin encer
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n. Cara kerja :
 Ke dalam 3 buah tabung reaksi yang bersih dan telah diberi label, masing-
masing dimasukkan 3 ml larutan amilum 1%, 1 ml air liur dan 1 tetes larutan
iodin 0,01N
 Kedalam tabung 1,2, dan 3, masing-masing ditambahkan 1 ml aquadest/aqua
DM, 1 ml larutan NaCl 1%, dan 1 ml larutan HCl 1N, masing-masing larutan
dicampursampai homogen
 Ke tiga tabung diatas di panaskan dalam penangas air pada suhu 40 derajat
celcius, selama beberapa menit.
 Diamati perubahan warna yang terjadi pada saat pemanasan.

o. Pertanyaan :
1. Adakah aktivator lain yang dapat mempercepat kerja enzim ptyalin?
2. Faktor-faktor apasaja yang dapat menghambat aktivitas enzim ptyalin?

3. percobaan aktivitas enzim urease

Kedelai merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung enzim urease,
yang dapat menghidrolisis ureum menjadi C)2 dan NH3, adanya NH3
menyebabkan larutan menjadi basa yang dapat ditunjukkan dengan indikator
fenolftialin
115

Aktivitas enzim urease akan rusak, bila larutan suspensi kedelai dipanaskan, atau
dengan adanya Hg2+ sebagai inibitor,atau dengan adanya norit yang dapat
mengadsorpsi enzim urease

a. Prinsip :
Enzim urease yang terdapat dalam suspensi kedelai akan menghidrolisis ureu
menjadi CO2dan NH3. NH3 akan mengakibatkan perubahan indikator
fenolftialin dari tidak berwarna menjadi merah

b. Reaksi

c. Alat yang digunakan


o Bola karet isap (filler)
o Pembakar bunsen
o Penangas air
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet tetes
o Pipet ukur 5 ml, 10 ml
o Rak tabung reaksi
o Tabung reaksi

d. Bahan yang digunakan :


o Aquadest
o Filtrat suspensi kedelai 5%
o Kertas saring
o Larutan ureum 1%
o Larutan HgCl2 1%
o Larutan fonolftialin 0,1% dalam alkohol
o Norit aktif

e. Cara kerja :
 Ke dalam 5 buat tabung reaksi yang bersih dan telah diberi label nomor 1 – 4,
masing-masing dimasukkan 3 ml larutan ureum 1%, dan 2 tetes larutan
fenolftialin.
116

 Kedalam tabung1, 2, 3, 4 dan 5, masing-masing ditambahkan 1 ml aquadest, 1


ml filtrat kedelai, 1 ml filtrak kedelai yang telah dididihkan, 1 ml filtrak kedelai
yang telah di campur dengan larutan HgCl2 1%, 1 ml filtrak kedelai (yang
dibuat dari 5 ml filtrak kedelai dengan 1 g norit aktif, didiamkan selama 1
menit, disaring). Masing-masing larutan dicampur sampai homogen.
 Kelima tabung diatas dipanaskan dalam penangas air, pada suhu 40 derajat
celcius, selama kurang lebih 5 menit
 Diamati terbentuknya warna merah muda pada masing-masing tabung

f. Pertanyaan
1. Inhibitor apasaja yang dapat menghambat aktivitas enzim urease ?

Kegiatan praktikum 15

Percobaan enzim

4. Penentuan kadar enzim diastase urin cara wohlgemuth.

Diatase adalah suatu enzim yang dapat mencegah amilum menjadi eritrodekstrin >
akhrodekstrin > maltosa. Dengan penambahan larutan iodin encer, akan terjadi
perubahan warna.

Penentuan kadarnya adalah dengan cara pengenceran, dimana hasilnya dinyatakan


dengan satuan U (unit). Satu unit diartikan sebagai banyaknya mg amilum yang
dipecah menjadi eritrodekstrin oleh 1 ml urin ada suhu 37 derajat celcius
selama 30 menit (1 ml amilum = 1U diastase). Kadar normal pada urin adalah
32 U, sedangkan pada serum = 16 U.

a. Prinsip :
117

Enzim diastase yang terdapat dalam urin akan menghidrolisis amilum menjadi
eritrodekstrin > akhrodekstrin > maltosa persatuan waktu tertentu. Penambahan
larutan iodin encer, akan mengakibatkan perubahan warna dari biru ke merah
dan tidak berwarna

b. Reaksi :

c. Alat yang digunakan :


o Bola karet isap (filler)
o Penangas air
o Penjepit tabung reaksi
o Pipet tetes
o Pipet ukur 5 ml, 10 ml
o Rak tabung reaksi
o Tabung reaksi
118

d. Bahan yang digunakan :


o Larutan NaCl 0,9%
o Larutan amilu 1%
o Larutan dapar fosfat pH 6,8
o Larutan iodin 0,01 N
o Urin

e. Cara kerja :
 Disiapkan 12 tabung reaksi yang bersih dan telah dibilas dengan aquadest,
dikeringkan, serta diberi nomor 1 – 12
 Ke dalam tabung 1 dan 2 dimasukkan 1 ml urin , dan ke dalam tabung nomor 2
sampai nomor 12, masing-masing dimasukkan 1 ml larutan NaCl 0,9%
 Larutan dalam tabung nomor 2 dicampur sampai homogen, kemudian 1 ml
larutan dipindahkan ke dalam tabung nomor 3, yang telah berisi 1 ml larutan
NaCl 0,9%, dicampur sampai homogen
 1 ml larutan dari tabung nomor 3 dipindahkan ke dalam tabung nomor 4, yang
telah berisi 1 ml larutan NaCl 0,9%, dicampur sampai homogen
 1 ml larutan dari tabung nomor 4 dipindahkan ke dalam tabung nomor 5, yang
telah berisi 1 ml larutan NaCl 0,9%, dicampur sampai homogen
 Pekerjaan ini dilakukan sampai tabung nomor 12, kemudian 1 ml larutan dari
tabung nomor 12 dibuang.
 Ke dalam masing-masing tabung, ditambahkan 2 ml larutan amilum 1% dan 2
ml larutan dapar fosfat pH 6,8, dicampur sampai homogen
 Semua tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air, pada suhu 37 derajat
celcius selama 30 menit
 Setelah larutan dingin, kedalam masing-masing tabung ditambahkan 3 tetes
larutan iodin 0,01 N, dicampur sampai homogen
 Diamati pada tabung nomor berapa terbentuknya warna merah (pada tabung
keberapa larutan mulai tidak berwarna)

f. Perhitungan :

Bila pada tabung ke empat berwarna merah, dan tabung kelima tidak berwarna,
maka kadar diastase urin adalah sebagai berikut :

 Amilum yang ditambahkan pada tiap tabung = 2 ml = 2 U diastase


 Jumlah urin pada tabung IV : ½ x ½ x ½ = 1/8 ml
 Jadi kadar diastase urin = 1 x 2Ux 8 = 16 U

Anda mungkin juga menyukai